• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS KERENTANAN BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM DI

4.1 Analisis Jangkauan Kerawanan Bencana Banjir dan Rob Akibat

Perubahan Iklim

Analisis ini merupakan upaya untuk mengindentifikasi dan menganalisis ruang yang diprediksi akan tergenang banjir dan rob akibat adanya kenaikan permukaan air laut di tahun 2029 (20 tahun mendatang). Wilayah genangan tersebut tentunya akan menenggelamkan berbagai aset yang ada di atas lahan. Hal ini tentunya akan membawa kerugian yang cukup besar bagi masyarakat di wilayah tersebut.

Berdasarkan peta kerawanan Diposaptono (2009), diketahui adanya prediksi bahwa wilayah pesisir Kota Semarang yang tergenang setelah kenaikan paras muka air laut dalam 20 tahun mendatang sebesar 16 cm yakni seluas 2672,2 Ha.

Dalam proses analisis ini, dilakukan konversi data peta .jpg menjadi peta dalam bentuk .shp (berbasis SIG) dan juga overlay data-data fisik, sosial dan ekonomi sehingga diketahui luasan secara detail beserta aset-aset yang ada di atas lahan tergenang/ruang tersebut. Berdasarkan interprestasi data SIG yang ada diketahui bahwa dari 6 Kecamatan Pesisir Kota Semarang hanya 5 kecamatan

yang diprediksikan sebagian wilayahnya akan tergenang banjir dan rob akibat kenaikan permukaan air laut. Kecamatan-kecamatan tersebut yakni Kecamatan Genuk, Kecamatan Gayamsari, Kecamatan Semarang Barat, Kecamatan Semarang Utara, dan Kecamatan Tugu. Sedangkan Kecamatan Semarang Timur yang juga termasuk pada Kecamatan Pesisir Kota Semarang diprediksi pada 20 tahun mendatang belum terjadi kerawanan tersebut. Dari kecamatan-kecamatan tersebut, tidak seluruh wilayahnya tergenang namun hanya di beberapa kelurahan saja terutamanya yang berada/berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Berikut ini identifikasi dan analisis dari luas kecamatan dan desa yang diprediksi akan tergenang oleh bencana tersebut.

TABEL IV.1

WILAYAH PESISIR KOTA SEMARANG YANG DIPREDIKSI TERGENANG BANJIR DAN ROB AKIBAT KENAIKAN AIR LAUT

TAHUN 2029 (20 TAHUN MENDATANG)

Kecamatan Kelurahan Luas Kelurahan (Ha) Luas Genangan (Ha) % Tergenang Tugu Mangkang Kulon 544,221 287,456 52,820 Mangunharjo 461,084 326,171 70,740 Mangkang Wetan 404,766 192,232 47,492 Randu Garut 477,111 291,243 61,043 Karang Anyar 412,388 230,103 55,798 Tugu Rejo 577,035 305,982 53,026 Jerakah 143,342 55,927 39,016 Semarang Utara Tanjung Mas 384,415 197,311 51,328 Bandarharjo 222,836 110,752 49,701 Panggung Lor 190,974 45,827 23,996 Semarang Barat Tawangsari 362,370 62,036 17,120

Tambakharjo 534,161 212,279 39,741 Genuk Terboyo Kulon 275,939 155,611 56,393 Terboyo Wetan 194,481 67,545 34,731 Trimulyo 331,528 127,983 38,604 Gayamsari Tambakrejo 103,276 3,754 3,635 Total 5619,928 2672,212 47,549

beberapa kecamatan yang hampir sebagian dari wilayahnya tergenang. Khusus pada Kecamatan Gayamsari karena kecamatan ini tidak berbatasan langsung dengan Laut Jawa maka luasan yang diprediksi tergenang tidak terlalu luas dibanding dengan kecamatan-kecamatan lainnya. Pada Kecamatan Gayamsari, genangan tersebut mengancam Desa Tambakrejo seluas 3,754 Ha. Sedangkan kecamatan yang mengalami kerawanan paling tinggi yakni Kecamatan Tugu dengan prediksi luasan genangan banjir dan rob seluas 1689,113 Ha. Kecamatan ini diprediksi memiliki tingkat kerawanan paling tinggi karena penggunaan lahan di bagian utara dari kecamatan ini didominasi oleh lahan pertambakan dan juga kondisi topografi yang lebih datar dan landai dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya. Pada Kecamatan Tugu tidak terdapat lahan yang memiliki kemiringan lebih dari 25%. Adanya kondisi tersebut yang menyebabkan kerawanan kecamatan ini paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya. Selain Kecamatan Tugu yang memiliki potensi kerawanan tinggi, pada Kecamatan Semarang Utara dan Kecamatan Genuk kerawanan bencana tersebut perlu diperhatikan secara seksama karena pada kecamatan-kecamatan ini banyak terdapat pemusatan aktivitas penduduk yang utamanya sebagai kawasan pemukiman. Gambaran persentase daerah tergenang dengan luas masing-masing kecamatan dapat dilihat pada Gambar 4.1

Sumber : Hasil analisis, 2009

GAMBAR 4.1

PERSENTASE LUASAN TERGENANG TERHADAP LUAS KECAMATAN

Sedangkan jika dilihat dari komposisi jumlah kelurahan yang terprediksi terkena bencana tersebut yakni sebanyak 16 kelurahan yang tersebar di 5 kecamatan pesisir. Jumlah kelurahan yang terkena genangan tersebut terbanyak juga pada Kecamatan Tugu sesuai dengan kenyataan bahwa prediksi genangan terluas pada kecamatan tersebut. Dari 7 Kelurahan yang ada, semuanya terkena dampak genangan banjir dan rob akibat kenaikan permukaan air laut. Sedangkan pada kecamatan-kecamatan pesisir lainnya, kelurahan yang terkena bencana tersebut yakni hanya pada kelurahan-kelurahan pesisirnya dan belum merambah ke kelurahan-kelurahan non pesisir. Selain itu penggunaan lahan di Wilayah Pesisir Kota Semarang yang diprediksi akan hilang karena adanya kenaikan permukaan air laut dapat dilihat pada Tabel IV.2.

TABEL IV.2

PENGGUNAAN LAHAN YANG AKAN HILANG AKIBAT KENAIKAN AIR LAUT PADA TAHUN 2029 (20 TAHUN MENDATANG)

PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha)

Bandar Udara 158,65

Campuran Perdagangan dan Jasa, Permukiman 1,89

Industri 893,24 Instalasi Pengolahan Limbah Cair (WWTP) 13,17

Konservasi 285,09

Lap. Penumpukan 59,19

Olah Raga dan Rekreasi 100,32

Pelabuhan Laut 18,25

Pergudangan 36,28 Perkantoran 11,92 Permukiman 203,52

Pertanian Lahan Basah 79,78

PLTU Tambak Lorok 0,25

Pusat Pendaratan Ikan (PPI) 16,21

Renc. Jln 0,03

Taman 18,06 Tambak 776,34

Total 2672,21

Sumber : Hasil analisis, 2009

Berdasarkan prediksi penggunaan lahan yang akan hilang pada Tahun 2029 tersebut, maka dipastikan Kota Semarang maupun masyarakat wilayah tersebut akan kehilangan aset-aset mereka jika tidak ada strategi dalam mengatasi permasalahan tersebut. Dalam perkiraan tersebut, lahan terluas yang akan hilang yakni kawasan industri seluas 893,24 Ha.

102

GAMBAR 4.2

PETA PENGGUNAAN LAHAN RAWAN GENANGAN BANJIR DAN ROB AKIBAT KENAIKAN AIR LAUT DI WILAYAH PESISIR KOTA SEMARANG TAHUN 2029

Aset lahan ini dinilai sangat penting dalam mendongkrak ekonomi Kota Semarang. Selain itu, aset lahan yang cukup luas dan akan tergenang yakni kawasan pertambakan seluas 776,34 Ha. Kondisi saat ini diketahui bahwa sudah terdapat beberapa areal pertambakan yang hilang akibat bencana ini. Lahan pertambakan yang hilang tersebut terutama di Kecamatan Tugu dan Kecamatan Genuk (Survei Primer, 2009).

Sedangkan untuk kawasan pemukiman serta kawasan campuran perdagangan jasa dan permukiman yang akan hilang diprediksi yakni seluas 205,41 Ha. Dengan tergenangnya kawasan pemukiman ini tentu saja sangat merugikan masyarakat lokal kawasan tersebut. Jika bencana ini benar-benar terjadi maka kerawanan tersebut akan mengancam aset bangunan rumah maupun lahan pekarangan yang dimiliki oleh masyarakat.

Dokumen terkait