• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Jenis-Jenis Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.2 Analisis Jenis-Jenis Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy

4.2.1 Plesetan fonologis

Plesetan fonologis (bunyi), yakni plesetan sebuah fonem atau lebih dalam leksikon. Plesetan semacam ini merupakan plesetan tahap pertama dalam budaya berbahasa di acara Democrazy berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan menggunakan jenis plesetan ini untuk memperolok-olok atau mengejek lawan bicaranya sekaligus sebagai bahan kritikan untuk para petinggi negara pada masa sekarang ini.

Contoh :

1. Penyedap rasa

Kata di atas diplesetkan menjadi penyadap rasa.

2. Pasar Wono yang artinya pak Sarwono dipanggil jadi pak ramai

Maksud dari kata di atas adalah bahwa sebelumnya pasar wono berasal dari kata pak sarwono yaitu nama seorang bintang tamu yang hadir dalam acara

democrazy tersebut.

3. Baru- baru ini seorang anak desember petir.

Kata desember yang terdapat di atas merupakan kata yang diplesetkan. Jadi yang sebenarnya adalah disambar.

4. Say no to drug : Seno Todrak

Kalimat yang terdapat di atas merupakan kalimat dalam bentuk bahasa Inggris yang artinya adalah katakan tidak untuk narkoba sehingga diplesetkan menjadi nama seseorang yaitu Seno Todrak

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. 5. Mohon doa restu : Mohon Dua Ratus Ribu

Kalimat yang terdapat di atas merupakan suatu permintaan kepada orang yang menyayangi kita, kemudian diplesetkan menjadi mohon dua ratus ribu. 6. Paskah Suzetta : Pasrah Sejuta

7. Kaban : Kapan

8. Inter-inter bodoh : Pintar-pintar bodoh

4.2.2 Plesetan grafis

Plesetan grafis (huruf), yakni plesetan gabungan huruf dengan menjadikannya sebagai tingkatan.

Misalnya,

1. GSM : Ganjen Suka Misscall 2. SMS : - Sarana Mengirim Santet

- Sarana Menuju Selingkuh 3. DPR : - Dewan Parodi Rakyat

- Dewan Penggemar Rupiah 4. BBM : - Bahan Bakar Mahal

- Bahan Bakar Mobil - Bicara Bisa Murah

- Belum Bersedia Menurunkan

5. SBY MJK : - Saya Berharap dan Yakin Mimpi Jadi Kenyataan - Sulit Bensin Ya Mungkin Jalan Kaki

6. SPBU : Supaya Pembeli Bensin Uantri 7. BLT : - Bantuan Langsung Tekor

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. - Bantuan langsung tewas

- Bantuan Langsung Takye (di Madura) - Bagaimana Langkah Terbaik

- Birokrasinya Langsung Transparan - Bubur Lumpur Terbesar

8. PLTD : Pusat Listrik Tenaga Dalam 9. WTC : Warung Tegal Club

10. HAKIM : Hubungi Aku Kalau Ingin Menang 11. KPK : Komisi Penggeledah Kantor 12. RSS : Rumah Sedikit Semen 13. DPD : Dewan Penggemar Duit 14. UGM : Universitas Gajah Mati 15. RUU : Rancangan Umbul-Umbul 16. UMAR : Untung Masih Ada Rambut 17. DRS : Di kepala Rambutnya Sedikit 18. FBI : Fans Berat In

19. PLTD : Pusat Listrik Tenaga Dalam 20. HAKIM : Hubungi Aku Kalau Ingin Menang

Hasil akhir plesetan ini hampir sama dengan singkatan (abbreviation) atau akronim. Perbedaannya terletak pada proses pembentukannya. Singkatan pada umumnya dibentuk setelah ada bentuk yang panjangnya sehingga dipendekkan menjadi singkatan atau akronim. Plesetan pada umumnya gabungan hurufnya telah lebih dahulu ada atau diciptakan, kemudian diberi kepanjangannya seperti:

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

“BBM” menjadi ‘Bahan Bakar Mahal’atau “BLT” menjadi ‘Bantuan Langsung

Tewas’. Memang sulit membuktikannya mana yang lebih dahulu ada, apakah kepanjangannya atau kependekannya, sehingga ruang ini menarik untuk diperdebatkan, tetapi yang paling penting dicatat di sini bahwa proses plesetan bahasa jenis ini benar-benar terjadi untuk mengungkapkan emosi penuturnya.

4.2.3 Plesetan morfemis

Plesetan morfemis (leksikon), yakni plesetan sebuah kata dengan cara “menjadikan” atau “menganggapnya” sebagai singkatan berupa akronim. Misalnya, kata tikus diplesetkan menjadi ‘Tindakannya Rakus’. Dalam bahasa Indonesia, plesetan morfemis atau leksikon ini paling banyak dibicarakan dan difokuskan dalam tulisan ini.

Contoh yang dapat diambil peneliti dari kata-kata yang diucapkan pada acara democrazy di metrotv antara lain adalah

1. PERTAMINA : Pertahunnya Minyak Naik 2. PENDEKAR : Pendek Tapi Kekar 3. LAPINDO : - Lapisan Pasir Indonesia

- Lagaknya Jangan Pintar-pintar boDOh 4. MURI : Musibah Rakyat Indonesia

5. PILKADA : - Terpilih Karena Mengada-ada - Pilihan Langsung Kepada Daerah asli 6. BALIHO : Banyak Dilihat Orang

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

8. GOLPUT : Golongan Pucat (karena takut memilih pilihannya salah)

9. IBADAH : Ingin Bahagia Dalam Hidup

10. PEMUDI : Pemimpin Baru Mudah-Mudahan Dirindukan 11. BERMUTU : Bermuka Tua

12. HATI : Harta dan properti 13. TABUNG : Tarifnya Melambung 14. RUU : Rancangan Umbul-Umbul 15. SIMPUL : Simbolis dengan Politis

16. Silaturahmi : Silahkan Bersatu, Rahmat itu Bagi Kami 17. OHANG : Ompong Di atas Rahang

18. MUCLE : Muka Celamitan 19. RAMAH : Rajin Menjamah 20. KEJUTAN : Keju pake Ketan

21. BARAK : Bangsa Amerika Bersorak (Barack Obama) 22. Senior : Senang Istri Orang

4.2.4 Plesetan frasal

Plesetan frasal (kelompok kata), yakni plesetan kelompok kata, seperti plesetan tipe kedua, dengan cara menjadikannya sebagai singkatan berupa akronim. Misalnya, frase botol lampu diplesetkan menjadi ‘BOdoh TOLol LAMbat PUla’ begitu juga dengan contoh yang terdapat di bawah ini

1. TITI DJ : Hati-Hati Di Jalan 2. TITI KAMAL : Hati-Hati Kalau Malam 3. Dedy Dores : Dengan Diiring Doa Restu

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010. 4.2.5 Plesetan kalimat

Plesetan kalimat (ekspresi), yakni plesetan sebuah kalimat dengan cara mengikuti struktur dan intonasi kalimat, tetapi mengubah kata-katanya sehingga mengubah makna keseluruhan struktur itu. Misalnya, kalimat Ayo maju-maju; ayo

maju-maju diplesetkan menjadi ‘tidak maju-maju;tidak maju-maju’.

4.2.6 Plesetan ideologis

Plesetan ideologis (semantis), yakni plesetan sebuah ide menjadi ide lain dengan bentuk linguistik yang sama.

4.2.7 Plesetan wacana

Plesetan wacana, yakni plesetan sebuah cerita atau bentuk linguistik naratif yang sengaja digunakan untuk memutarbalikkan fakta atau kenyataan yang sebenarnya. Misalnya, cerita-cerita kesaksian yang sengaja dibuat menyimpang dari cerita faktualnya dan cerita baru yang berbeda dari cerita sebelumnya dengan tujuan tertentu termasuk dalam plesetan wacana.

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

Plesetan wacana ini akan mengakibatkan kerusakan dan kehilangan makna wacana yang sebenarnya. Kehilangan dan kerusakan makna ini terjadi pada tiga jenis, yaitu:

1. Kenyataan yang dibuat-buat, yakni fakta tidak ada, tetapi disiarkan atau dinyatakan berulang-ulang oleh banyak orang sehingga seolah-olah ada. 2. Pemusatan sebagian, yakni penonjolan dan pengambilan sebagian dari

narasi sehingga maknanya menjadi ”terpeleset” dari makna keseluruhan yang sebenarnya.

3. Penyimpangan dari kenyataan, yakni penyimpangan dari fakta-fakta yang sebenarnya sehingga mengakibatkan distorsi interpretasi.

Rikky Antonius : Bahasa Plesetan Dalam Acara Democrazy Di Metro TV, 2010.

4.3 Pengaruh yang dapat ditimbulkan bahasa plesetan terhadap pemakai

Dokumen terkait