• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Analisis Karakteristik Responden

Faktor-faktor personal (karakteristik responden) merupakan faktor penting yang mempengaruhi penerimaan dan pemanfaatan terhadap CU Arih Ersada di Desa Namomirah Pancur Batu. Berikut ini akan dianalisis tabel-tabel yang berisikan data mengenai identitas responden yang meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan akhir, suku, jumlah anggota keluarga, pekerjaan, dan penghasilan perbulan.

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi %

1. Laki-laki 21 70

2. Perempuan 9 30

Jumlah 30 100

 

Sumber: Kuesioner, Januari 2010

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner maka diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis kelamin yaitu 21 orang (70%) laki-laki dan 9 orang (30%) perempuan. Dari gambaran ini menunjukkan responden laki-laki lebih banyak sebagaimana yang terlihat pada tabel 5.1.

Dalam pengambilan jumlah responden berdasarkan jenis kelamin ini, peneliti tidak tertarik atau melihatnya berdasarkan dari jumlah populasi anggota CU Arih Ersada berdasarkan jenis kelamin. Saat peneliti menyebarkan angket ini peneliti lebih banyak bertemu dengan anggota yang berjenis kelamin laki-laki ini disebabkan pada keanggotaan CU Arih Ersada lebih banyak anggotanya yang mengatas namakan keanggotaan berdasarkan kepala keluarga, karena CU Arih Ersada ini memiliki ikatan pemersatu yaitu ikatan keluarga besar sembiring marganya. Tetapi pada kenyataannya tidak semua yang marganya sembiring yang menjadi anggota CU ini, melainkan ada juga yang bukan bermarga sembiring.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No. Umur Frekuensi %

1. 25-35 7 23,33

2. 36-45 14 46,66

3. 46-55 6 20

4. 56-67 3 10

Jumlah 30 100

Sumber: Kuesioner, Januari 2010

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa yang bergabung menjadi anggota CU Arih Ersada dilihat berdasarkan umur adalah yang berumur 25-55 atau sebanyak 90% umurnya masih produktif, sedangkan umur 56-77 atau sebanyak 10% umurnya tidak produktif lagi. Dikatakan usia produktif, karena masih mampu atau memiliki kesempatan yang besar untuk memenuhi kebutuhan hidup yaitu dengan cara bekerja. Sedangkan usia tidak produktif adalah usia dimana seseorang tidak dapat beproduksi lagi untuk bekerja. Dalam hal ini, peneliti tidak menarik atau memilihnya berdasarkan dari jumlah populasi anggota CU Arih Ersada berdasarkan umur, karena yang dilihat dalam keanggotaan CU Arih Ersada adalah berdasarkan ketepatan si peminjam dalam mengembalikan pinjaman serta melakukan pembayaran bunga uang setiap bulannya.

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Akhir

No. Tingkat Pendidikan Frekuensi %

1. SD 10 33,33

2. SMP 6 20

3. SMA 14 46,66

Jumlah 30 100

Sumber: Kuesioner, Januari 2010

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan terpenting bagi kehidupan setiap manusia, karena tingkat pendidikan sangat berkaitan erat dengan kesejahteraan sosial ekonomi. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi kecenderungan akan memberi tingkat kesejateraan yang lebih baik pula, demikian sebaliknya. Hal tersebut telah menjadi kebenaran umum, karena pendidikan merupakan salah satu kesempatan yang penting bagi seseorang untuk mengasah dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, sehingga dengan kualitas sumber daya manusia yang baik maka akan lebih berpeluang besar dan baik dalam bersaing memperoleh pekerjaan yang lebih baik pula, sehingga jumlah pendapatan yang akan dihasilkan pun pasti akan lebih baik juga. Selain itu, tingkat pendidikan seseorang juga akan sangat mempengaruhi bagaimana status sosialnya dalam masyarakat.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner maka diperoleh gambaran responden berdasarkan tingkat pendidikan yaitu seperti yang tertera pada tabel 5.3 diketahui bahwa jenjang pendidikan anggota CU Arih Ersada yaitu tamat SD digolongkan pendidikan rendah sebanyak 10 orang (33,33%), tamat SMP digolongkan pendidikan sedang sebanyak 6 orang (20%), dan tamat SMA digolongkan pendidikan atas sebanyak 14 orang (46,66%). Dapat dilihat bahwa pendidikan

yang diperoleh responden sebagian besar digolongkan pendidikan atas, karena sebagian besar dari pendidikannya adalah tamatan dari SMA. Keadaan ini sangat menguntungkan bagi CU Arih Ersada, dimana akan lebih mudah bagi koperasi menerapkan kepada para anggota tentang nilai-nilai baru di bidang ekonomi.

Pendidikan yang diperoleh anggota CU dapat mempengaruhi kedudukan mereka di dalam CU juga. Biasanya anggota yang pendidikannya lebih tinggi selalu berpeluang untuk duduk sebagai pengurus, pengawas, maupun pengelola di dalam CU tersebut. Hal ini terjadi, karena mereka pada umumnya memiliki kemampuan yang tinggi dan memiliki loyalitas yang lebih baik sebagai anggota. Mereka lebih aktif untu ikut berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh CU, seperti menghadiri pertemuan berupa diskusi dan rapat-rapat, memberi pendapat atau ide-ide baru dalam membangun dan mengembangkan CU.

Hasil wawancara dengan pengurus CU (Drs. Zulkifli Barus sebagai ketua) menggambarkan, bahwa faktor pendidikan memang sangat mempengaruhi partisipasi anggota dalam kegiatan CU. Biasanya anggota yang berpendidikan tinggi umumnya memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang lebih baik dalam melaksanakan hak dan kewajibannya dalam CU.

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Suku

No. Suku Frekuensi %

1. Karo 24 80

2. Batak toba 4 13,33

3. Jawa 2 6, 66

Jumlah 30 100

Sumber: Kuesioner, Januari 2010

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa para anggota CU Arih Ersada memiliki beragam suku bangsa dan budaya. Hal ini menggambarkan bahwa CU Arih Ersada tidak membatasi anggota yang ingin bergabung harus berasal dari suku bangsa tertentu, karena hal tersebut tidak ada patokannya di dalam CU Arih Ersada walaupun CU ini memiliki ikatan pemersatu dari Suku Karo yaitu Sembiring marganya. Tetapi pada kenyataannya bahwa CU ini memilki kultur dan budaya yang berbeda-beda mulai dari Suku Karo meduduki peringkat pertama dalam keanggotaan CU yaitu sebanyak 24 orang (80%), kemudian peringkat kedua disusul oleh Suku Batak Toba yaitu sebanyak 4 orang (13,33%) dan yang paling minoritas adalah Suku Jawa yaitu sebanyak 2 orang (6,66% ).

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota keluarga No. Jumlah Anggota Keluarga Frekuensi %

1. 0-1 2 6.67

2. 2-3 13 43,33

3. 4-5 10 33,33

4. > 6 5 16,67

Jumlah 30 100 Sumber : Kuesioner, Januari 2010

Dalam keanggotaan CU Arih Ersada, jumlah anggota dalam keluarga tidak menjadi suatu masalah untuk bergabung menjadi anggotanya, tetapi disini peneliti melihat bahwa semakin banyak jumlah anggota dalam satu keluarga, maka semakin banyak pengeluaran dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian, jumlah anggota keluarga sangat menentukan peran CU dalam memenuhi kebutuhan dengan melakukan peminjaman untuk modal usaha.

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui 6,67% (2 orang) responden yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 1 orang, 43,33% (13 orang) responden yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 2-3 orang, 33,33% (10 orang) responden yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 4-5 orang, dan 16,67% (5 orang) responden yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak lebih dari 6 orang. Banyaknya jumlah anggota dalam suatu keluarga, mempengaruhi besarnya pengeluaran untuk biaya hidup suatu keluarga tersebut. Biasanya jumlah anggota dalam keluarga miskin lebih banyak daripada jumlah anggota yang keadaan ekonominya lumayan kuat. Hal tersebut membuktikan bahwa anggota yang bergabung menjadi anggota CU adalah orang-orang yang kurang mampu dalam ekonomi dan kekurangan pendapatan dalam

memenuhi kebutuhanya. Atas dasar itulah mereka bergabung dalam CU untuk membantu perekonomian dalam keluarganya.

Tabel 5.6

Distribusi Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Frekuensi %

1. Petani 24 80

2. Wiraswasta 5 16,67

3 Ibu Rumah Tangga 1 3,3

Jumlah 30 100

Sumber : Kuesioner, Januari 2010

Responden dalam penelitian ini adalah anggota yang telah memiliki pekerjaan yang tetap. Dengan memiliki pekerjaan yang tetap maka anggota yang bergabung dalam CU Arih Ersada dapat melakukan kewajibannya sebagai anggota setiap bulannya yaitu membayar bunga pinjaman dan menghadiri rapat dalam kegiatan-kegaitan yang dilaksanakan oleh CU tersebut. Berdasarkan penyebaran kuesioner, maka diperoleh gambaran responden berdasarkan pekerjaan anggota yang bergabung menjadi anggota CU Arih Ersada yaitu 80% (24 orang) sebagai petani, selebihnya sebagai wiraswasta sebanyak16,67% (5 orang) dan Ibu Rumah Tangga sebanyak 3,3% (1 orang).

Tabel 5.7

Distribusi berdasarkan Penghasilan Perbulan No. Penghasilan Perbulan Frekuensi %

1. <Rp.900.000,00 8 26,67

2. Rp 900.000,00 – Rp 1.500.000,00 18 60

3. > Rp 1.500.000,00 4 13,33

Jumlah 30 100

Sumber: kuesioner, Januari 2010

CU Arih Ersada sebagai perkumpulan orang-orang dan sekaligus sebagai suatu badan usaha yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggotanya, selalu memberikan perhatian terhadap kepentingan anggotanya dan memberikan perhatian terhadap usaha-usaha anggotanya sebesar mungkin. Dilakukan dengan mengembangkan potensi usaha anggota dan memenuhi segala kebutuhan anggota dan keluarga guna tercapainya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan anggota.

Usaha CU Arih Ersada dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para anggota ternyata tidak lepas dari beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal merupakan kualitas SDM dalam memamfaatkan pinjaman dari CU untuk penambahan modal, sehingga usaha yang dikembangkan lebih besar pendapatan yang didapatnya. Sedangkan faktor eksternalnya adalah iklim yang dihadapi oleh anggota baik iklim politik-ekonomi yang kurang kondusif.

Besarnya pendapatan yang diperoleh responden tergantung kepada besarnya pinjaman yang diterima untuk dipergunakan untuk menambah modal usaha, karena sebagian besar anggota

yang melakukan peminjaman untuk memperluas akses modal usaha baik dalam pertanian maupun wiraswasta. Dengan hal tersebut, anggota CU ini memperoleh pendapatan yang tinggi setelah mendapatkan pinjaman. Berdasarkan data tabel 5.7 dapat diperoleh rerata pendapatan renponden adalah sebesar Rp 1.000.000 sebanyak 60% (18 orang), pendapatan responden tertinggi adalah sebesar Rp 3.000.000,00 sebanyak 13,33% (4 orang) dan terendah dibawah Rp 900.000,00 sebanyak 26,67% (8 orang).