• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Keberhasilan dalam Proses Pelaksanaan Pendidikan karakter jujur melalui pendekatan behavioristik dalam

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 46-50)

C. ANALISIS DATA PENELITIAN

3. Analisis Keberhasilan dalam Proses Pelaksanaan Pendidikan karakter jujur melalui pendekatan behavioristik dalam

82

selanjutnya peserta didik hanya dituntut untuk mendengarkan dengan tertib dan melakukan sesuai yang diinginkan pendidik.

Hal tersebut menjadikan pembelajaran menjadi monoton serta membosankan. Seperti itulah kiranya pemaparan dari faktor pendorong dan faktor penghambat dalam pendidikan karakter jujur melalui pendekatan behavioristik dalam pembelajaran IPS di SMP N 2 Mayong.

3. Analisis Keberhasilan dalam Proses Pelaksanaan Pendidikan

83

dengan Lingkungan”. Sikap seseorang dalam lingkungan memiliki kesinambungan dengan latar perilakunya. Melainkan bukan lingkungan yang menjadi setting perilaku tetapi bagaimana sekelompok individu yang memakai lingkungan tersebut menjadi latar perilaku. Maka keberhasilan pendidikan karakter jujur didapatkan dari adanya perilaku baik dari kelompok individu dalam sebuah lingkungan tempat tinggal.93

Penggunaan teori belajar dalam sebuah pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika terdapat kemajuan serta manfaat dalam hal penggunaan teori belajar. Seperti halnya hasil penelitian dari Meidawati Suswandari berjudul “Peran Pendidik Menstimulus Respon Peserta didik Melalui Teori Belajar Behavioristik” menunjukan bahwa cara yang digunakan pendidik dalam menstimulus respon peserta didik melalui teori behavioristik adalah pendidik lebih memahami perbedaan peserta didik dengan karakteristiknya masing-masing, pendidik memastikan jika peserta didik telah siap untuk mengikuti kegiatan belajar. Selanjutnya keberhasilan penggunaan teori belajar behavioristik dapat ditunjukan dengan adanya manfaat penggunaan teori belajar. Penggunaan teori belajar behavioristik memiliki manfaat yang dimana dapat memunculkan semangat belajar peserta didik. Dengan adanya pembelajaran yang kretaif serta menyenangkan dapat menunjukan respon yang positif pula dari peserta didik.94

Teori belajar behavioristik memiliki karakteristik berupa mengutamakan proses dalam penggunaannya. Stimulus-respon menjadi bagian strategi yang ditawarkan oleh teori belajar

93 Pembelajaran Behavioristik, Pada Peserta didik, and Smpn Karangploso,

“Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Behavioristik Pada Peserta didik SMPN 1 Karangploso” 11, no. 2 (2017): 207–20.

94 No Juni and Meidawati Suswandari, “Absorbent Mind : Journal of Psychology

and Child Development Avaliable Online at :

Https://Ejournal.Insuriponorogo.Ac.Id/Index.Php/Absorbent_mind BELAJAR BEHAVIORISTIK TEACHER ‟ S ROLE STIMULATES STUDENTS ‟ RESPONSE THROUGH BEHAVIORISTIC LEARNING THEORY Absorbent Mind : Journal of Psychology and Child Development Hal Ini Mencerminkan Perbuatan / Tingkah Laku Yang Dilakukan Oleh Pendidik Atau Orang Hukum-Hukum Diantaranya : 1 ) Hukum Kesiapan ( Law of Readiness ), Ialah Perubahan Tingkah Atau Teori „ Trial-and-Error ‟.

Adapun Percobaan Dilakukan Melalui Seekor Kucing Yang Pada Pintu . Keberhasilan Kucing Tersebut Yang Mampu Keluar Dari Kandangnya Kemudian Diberi Di Samping Itu , Teori Belajar Diungkapkan Juga Oleh Ivan Petrovich Pavlov Atau Yang Dikenal Pavlov Melalui Teori Classical Conditioning . Teori Classical Conditioning Merupakan Munculnya Respon Dari Suatu Rangsangan Karena Adanya Refleks Yang Mengintroduksi Menjadi” 1, no. 1 (2021): 47–55.

84

behavioristik. Proses penerapan pembelajaran yang dilakukan dengan cara pendekatan behavioristik maka harus disesuaikan dengan karakteristik yang dimiliki. Dalam penelitiannya Habib Maulana Maslahul Adi yang berjudul “Teori Belajar Behaviorisme Albert Bandura dan Implikasinya dalam pembelajaran Bahasa Arab” yang menyimpulkan bahwa keberhasilan implementasi pembelajaran bahasa arab menggunakan teori belajar behaviorisme Albert Bandura ialah penyesuaian penyajian materi dengan teori belajar Albert Bandura dengan cara materi lebih banyak dengan hiwar, lebih banyak melakukan peniruan dan menghafal idiom-idiom, menyajikan satu kalimat dalam satu situasi tidak menyajikan strukstur Nahwu secara terpisah dan lebih baik dengan sistem deduktif, lebih menitik beratkan pada ujaran, lebih banyak menggunakan bahasa dalam komunikasi dan banyak menggunakan laboratorium bahasa, memberikan reward bagi respons positif, men-support peserta didik untuk berbahasa, perhatian lebih pada bahasa bukan isi bahasa. Karena dengan cara tersebutlah pembelajar dapat menjangkau bahasa dari lingkungannya, yang kemudian dapat diaplikasikan dan disajikan secara aktif. Jadi pendidik lebih peka serta mengetahui pembelajaran yang akan disampaikan selanjutnya.95

Perubahan perilaku kearah yang lebih positif merupakan salah satu tujuan dari penggunaan teori belajar behavioristik.

Setelah dilakukannya stimulus/respon diharapkan peserta didik dapat menunjukan respon yang baik serta positif.

Respon/tanggapan yang ditunjukkan peserta didik pada saat pendidikan karakter jujur melaui pendekatan behavioristik yang dilakukan langsung oleh peneliti dibantu observer sebagai pengamat respon/tanggapan peserta didik. Peneliti menggunakan rangsangan-rangsangan berupa pemutaran video tentang kejujuran di kelas VII D, kemudian pemberian nasehat dan motivasi tentang kejujuran, selanjutnya memberikan stimulus/rangsangan melalui permainan tebak gambar yang dimana dapat melatih sikap sportif serta jujur didalam diri peserta didik. Dari adanya stimulus-stimulus tersebut peserta didik menunjukan sikap lebih bersemangat dan bersikap tenang pada

95 Habib Maulana Maslahul Adi, “Teori Belajar Behaviorisme Albert Bandura Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Arab,” اـنـناـسل (LISANUNA): Jurnal Ilmu Bahasa Arab Dan Pembelajarannya 10, no. 1 (2020): 22, https://doi.org/10.22373/ls.v10i1.7803.

85

saat pendidikan karakter jujur melalui stimulus-stimulus yang diberikan. Hal tersebut memperlihatkan adanya keberhasilan perubahan sikap sebelum dan sesudah diberikannya stimulus-stimulus yang lebih bervariasi. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Nita Yulinda Sari Siregar yang berjudul

“Penerapan Teori Behavioristik Terhadap Perilaku Salat Remaja Di Desa Pasar Binanga Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas” menyimpulkan bahwa perilaku salat remaja setelah diberikannya strategi melalui behavioristik mengalami perubahan. Dimulai dari 9 remaja yang tidak melaksanakan salat kemudian menjadi 2 orang (77%), kemudian dimana remaja yang jarang melaksanakan salat dari 5 orang menjadi 1 orang atau (80%), selanjutnya remaja yang melaksanakan salat secara asal-asalan atau tidak bersungguh-sungguh yang awal mulanya ada 2 orang menjadi hanya 1 orang atau (50%), sedangkan remaja yang melaksanakan salat dengan terpaksa awal mula 3 orang menjadi 2 orang atau (66%).96

Pendekatan behavioristik sangat serasi digunakan dalam pendidikan karakter jujur dalam pembelajaran IPS yang dimana telah banyak penelitian yang menggunakan teori behavior untuk dijadikan strategi pembelajaran yang dimana terbukti menghasilkan sikap yang lebih baik dari sebelumnya.

Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Saputro dalam Bariyah, dkk menyimpulkan bahwa penerapan teori behavioristik dapat meminimalisir penggunaan handphone oleh peserta didik pada saat pembelajaran di dalam kelas berlangsung. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Fajri dalam Bariyah, dkk yang berjudul “Efektifitas teknik behavior contract untuk mengurangi perilaku membolos peserta didik kelas X di SMAN 5 Malang”.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat penurunan secara signifikan pada perilaku membolos peserta didik setelah diterapkannya teknik behavior contract.97 Selanjutnya penelitian dari Fahmi, dkk berjudul “Nilai-Nilai Luhur Tari Kedempling Dalam Pembelajaran IPS Berbasis Teori Belajar Behavioristik”

menyimpulkan bahwa teori belajar behavioristik dapat membentuk karakter peserta didik melalui nilai-nilai luhur yang

96 Yulinda Nita, “Penerapan Teori Behavioristik Terhadap Perilaku Salat Remaja Di Desa Pasar Binanga Kecamatan Barumun Tengah Kabupaten Padang Lawas “14 - 302,” 1993.

97 Oktariska, Toenlioe, and Susilaningsih, “Studi Kasus Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam Menumbuhkembangkan Perilaku Peduli Lingkungan Hidup Peserta didik Di SMKN 6 Malang.”

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 46-50)