• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Kebutuhan

2 Pengumpulan data 3 Dasain produk 4 Valisasi

produk 5 Revisi produk 6 Produksi produk akhir 7 Sidang skripsi 8 Pembuatan artikel

Berdasarkan tabel jadwal di atas akan disimpulkan bahwa penelitian ini dilakukan selama 6 bulan yaitu mulai bulan Juli 2016 sampai Februari 2017. Kegiatan yang dilakukan selama 8 bulan ini yaitu analisis kebutuhan, pengumpulan data, desain produk, validasi produk, revisi produk, produksi produk akhir, sidang skripsi, dan pembuatan artikel.

D. Teknik Pengumpulan Data. 1.Wawancara (interviev)

Narbuko dan Achmadi (2007: 83) menyatakan wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi- informasi atau keterangan-keterangan.

Sebagaimana yang telah dikemukankan oleh Narbuko dan Achmadi terkait dengan pengertian wawancara, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara (interview). Wawancara

akan dilakukan pada guru kelas IV di SDN Kalasan 1, Sleman, Yogyakarta. Data hasil wawancara kemudian dianalisis untuk menemukan solusi.

Dalam pelaksanaan wawancara, peneliti akan menyediakan pertanyaan wawancara yang berkaitan dengan pokok-pokok persoalan pembelajaran materi Kenampakan alam yang disusun sedemikian rupa untuk mengetahui jawaban responden.

Tabel 3.3 Tabel Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan

Aspek Indikator Nomor

item Materi

pembelajaran

Materi yang sulit diajarkan. 1

Materi yang sulit dipahami siswa. 7 Media pembelajaran Pemahaman terhadap penggunaan

media pembelajaran

3

Penggunaan atau penerapan media pembelajaran di kelas

5

Media pembelajaran konvensional

Pemahaman terhadap media pembelajaran konvensional

4

Jenis media pembelajaran konvensional yang pernah digunakan

8, 9

Fasilitas yang mendukung penggunaan media pembelajaran konvensional

2

Kesulitan dalam membuat dan menerapkan media pembelajaran konvensioanal

7

Kesesuaian media konvensioanal dengan kurikulum 2013

Saran dalam pengembangan media pembelajaran konvensional

10

2. Kuesioner

Narbuko dan Achmadi (2007:76), menyatakan kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan kuesioner untuk memvalidasi produk dan untuk membantu peneliti untuk merevisi media pembelajaran konvensional.

E. Validasi Ahli Media Pembelajaran Konvensional

Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam penelitian ini, maka peneliti membutuhkan validator ahli yang kompeten yaitu dua pakar media pembelajaran konvensional dan dua guru kelas IV Sekolah Dasar. Dua pakar media pembelajaran konvensional ini yaitu Bapak PP dan Bapak GG dan dua guru kelas IV SD yaitu Ibu CD dan Ibu MG

F. Instrumen Penelitian

Penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara dan lembar kuisioner.

1. Pedoman Wawancara

Wawancara dilakukan untuk menganalisis kebutuhan terhadap media pembelajaran konvensional untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Wawancara ini

dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang media pembelajaran yang dibutuhkan untuk materi yang dirasa sulit diajarkan dan sulit dipahami siswa. Panduan wawancara analisis kebutuhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.4 Panduan Wawancara Survei Kebutuhan di SD

No Daftar pertanyaan Jawaban responden

1 Mata pelajaran dan materi apa yang sulit dikuasai siswa?

2

Apa upaya yang dilakukan oleh guru untuk membantu kesulitan siswa tersebut?

3

Apakah dalam setiap pelajaran ibu mengajar menggunakan media?

4 Jenis media apa yang paling sering digunakan?

5 Bagaimana intensitas

penggunaan media?

6 Bagaimana hasil penggunaan media tersebut?

7

Apa materi yang sulit untuk diajarkan menggunakan media? Mengapa?

8

Media apa yang pernah ibu gunakan tetapi belum membantu siswa dalam mencapai indikator?

9

Media apa yang pernah ibu gunakan yang sudah mencapai indikator?

10 Media seperti apa yang ibu inginkan jika dibuatkan?

Beberapa aspek dan indikator dalam tabel di atas menjelaskan bentuk pertanyaan wawancara dalam melakukan analisis kebutuhan. Secara garis besar pertanyaan acuan dalam wawancara adalah materi pembelajaran, media pembelajaran dan media konvensional. Dari hasil wawancara peneliti menemukan potensi dan masalah yang terjadi di sekolah. Berangkat dari masalah dan potensi ini, maka peneliti mencoba merancang sebuah produk media pembelajaran konvensional. Peneliti berharap media konvensional yang dikembangkan sesuai dengan potensi dan masalah di sekolah.

2. Lembar Kuesioner

Untuk menghasilkan produk yang berkualitas maka peneliti membuat kuesioner sebagai acuan pada saat melakukan penilaian dan memberikan validasi terhadap produk. Lembar kuesioner akan diberikan kepada dua ahli media pembelajaran konvensional dan dua guru kelas IV SD. Hasil penilaian dan validasi dari ahli akan digunakan peneliti untuk perbaikan produk. Kisi- kisi lembar kuesioner akan ditampilkan dalam daftar tabel kisi-kisi lembar validasi berikut ini.

Tabel 3.5 Kisi-kisi kuesioner validasi

Aspek Indikator Nomor item

Konten atau Isi

Isi media pembelajaran yang dikembangkan. 1, 3, 4, 5 Kemampuan media pembelajaran yang dikembangkan 6, 16

Tampilan Kemenarikan media pembelajaran yang

dikembangkan Aspek

Penggunaan dan Penyajian

Penggunaan petunjuk media pembelajaran

2, 15

Kelayakan penggunaan media pembelajaran

9, 10, 11, 13, 14

Jadi, tabel lembar kuesioner validasi produk media miniatur di atas akan memvalidasi produk yang sudah dibuat oleh peneliti yang mencakupi beberapa aspek yang dinilai dalam pengembangan media kenampakan alam, yaitu (1) aspek konten atau isi, (2) aspek tampilan, dan (3) aspek penggunaan dan penyajian. Hasil validasi yang sudah diperoleh akan direvisi sesuai dengan komentar yang diberikan oleh validator.

G.Teknik Analisis Data.

Data penelitian ini dianalisis oleh peneliti secara deskriptif (kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif berupa skor dari komentar pakar materi pembelajaran sekolah dasar, guru kelas IV SDN Kalasan 1. Data kuantitatif akan dianalisis dengan statistik deskripitif kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan skala lima.

1. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa komentar yang dikemukakan oleh dua orang validator pakar media pembelajaran konvensional dan dua orang guru kelas IV Sekolah Dasar. Data tersebut kemudian dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.

2. Data Kuantitatif

Data berupa skor dari penilaian oleh validator ahli yaitu pakar media pembelajaran konvensional dan guru kelas IV SD. Data yang dianalisis sebagai dasar dari hasil penilaian kuesioner diubah menjadi data interval. Langkah awal yang dilakukan yaitu menghitung rata-rata dari hasil instrumen yang

dinilai dengan rumus sebagai berikut:

Skala penilaian terhadap media pembelajaran konvensional yang dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), tidak baik (1).

Tabel 3.6 Konversi Nilai Skala Lima

Interval Skor Kategori

X > i + 1,80 Sbi Sangat baik i+ 0,60 SBi< X ≤ i + 1, 80Sbi Baik i–0,60 SBi < X ≤ i + 0,60Sbi Cukup i–1,80 SBi < X ≤ i– 0,60Sbi Kurang

X ≤ i– 1,80Sbi Sangat Kurang

Keterangan:

Rerata ideal ( i) : (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) Simpangan baku ideal (SBi) : (skor maksimal ideal - skor minimal ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus

konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal ( i) : (5+1) = 3 Simpangan baku ideal (SBi) : (5-1) = 0,67 Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Jawaban:

Kategori sangat baik = X > i + 1,80 SBi = X > 3 + (1,80 . 0,67) = X > 3 + (1,21) = X > 4,21 = 4,22 - 5,00 Kategori baik = i + 0,60SBi < X ≤ i + 1,80SBi = 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67) = 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21) = 3,40 > X ≤ 4,21 = 3,41 – 4,21

Kategori cukup baik = i - 0,60SBi < X≤ i + 0,60SBi

= 3 –(0,40) < X≤ 3 + (0,40) = 2,60 > X ≤ 3,40

= 2,61 – 3,40

Kategori kurang baik = i - 1,80SBi < X≤ i - 0,60SBi

= 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67) = 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40)

= 1,79 > X ≤ 2,60 = 1,80 – 2,60

Kategori sangat kurang baik = ≤ i – 1,80SBi = X ≤ 3 - (1,80 . 0,67) = X ≤ 3 - (1,21)

= X ≤ 1,79 = 0 – 1,79

Untuk melihat interval skor dan kategori dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.7 Interval Skor dan Kategori

Interval Skor Kategori

4,22 – 5,00 Sangat baik

3,41 – 4,21 Baik

2,61 – 3,40 Cukup

1,80 – 2,60 Kurang baik

0 – 1,79 Sangat kurang baik

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa untuk interval skor berkisar antara 4,22 – 5,00 termasuk kategori “sangat baik”, untuk interval skor berkisar antara 3,41 – 4,21 termasuk kategori “baik”, untuk interval skor berkisar antara 2,61 – 3,40 termasuk kategori “cukup”, untuk interval skor berkisar antara 1,80 – 2,60 termasuk kategori “kurang baik”, dan yang terakhir interval skor berkisar antara untuk 0 – 1,79 termasuk kategori “sangat tidak baik”.

59 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti dalam penelitian pengembangan media pembelajaran konvensional miniatur kenampakan alam yang mengacu pada kurikulum 2013. Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan cara melakukan wawancara. Wawancara dilakukan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 yaitu Ibu SR pada hari Sabtu 26 September 2016. Wawancara ini bertujuan untuk menemukan fakta dan masalah yang terjadi di lapangan. Masalah tersebut terkait materi pada suatu mata pelajaran yang masih sangat sulit bagi siswa dan pemahaman guru dalam penggunaan media konvensional untuk memecahkan permasalahan tersebut. Media konvensional ini mengacu pada kurikulum 2013 yang dapat menggunakan 1 atau lebih media untuk satu pembelajaran yang mata pelajarannya dapat dikaitkan. Hasil wawancara tersebut dijadikan acuan dalam pengembangan media pembelajaran media konvensional yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV (empat) Sekolah Dasar.

a.Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan

Wawancara analisis kebutuhan berpedoman pada 10 butir pertanyaan. Hasil wawancara tersebut akan dijelaskan pada setiap butir sebagai berikut.

Butir pertanyaan yang pertama yaitu tentang mata pelajaran dan materi apa yang masih sulit dipahami siswa. Guru memberikan jawaban bahwa setiap siswa memiliki kesulitan pada mata pelajaran tertentu. Mata pelajaran tersebut dirasa sulit karena berbagai kendala yang dihadapi siswa yaitu kurang perhatian saat proses belajar, adanya kemalasan, kurangnya proaktif dan hal lainnya. Menurut guru mata pelajaran yang masih sulit bagi siswa yang pertama adalah Matematika dengan materi KPK dan pecahan, mata pelajaran IPA materi daur hidup dan cahaya, IPS materi kenampakan alam dan jenis-jenis pekerjaan. Dalam penelitian ini peneliti memilih mata pelajaran IPS dengan Materi Kenampakan Alam.

Butir pertanyaan yang kedua yaitu tentang upaya yang dilakukan guru untuk membantu kesulitan siswa. Guru memberikan jawaban bahwa guru sudah mencoba melakukan pendekatan terhadap siswa dan menemukan masalah dan kendala yang dihadapi siswa. Selain itu guru juga mencoba menggunakan media untuk menarik perhatian siswa.

Butir pertanyaan yang ketiga yaitu tentang apakah setiap pembelajaran guru menggunakan media. Guru memberikan jawaban bahwa tidak semua pembelajaran menggunakan media, namun ada yang menggunakan media karena ketersediaan media pembelajaran di sekolah

selain itu guru juga menciptakan media sendiri untuk materi tertentu, sehingga dapat mempermudah siswa dalam memahami suatu materi.

Butir pertanyaan yang keempat tentang jenis media yang paling sering digunakan guru. Guru memberikan jawaban bahwa jenis media yang paling sering digunakan dalam pembelajaran adalah media konvensional. Media ini dapat berupa media yang tersedia di sekolah ataupun media yang diciptakan guru untuk mata pelajaran tertentu. Alasan guru memilih media konvensional karena kemungkinan untuk membuat siswa lebih aktif adalah dengan menggunakan media konvensional yang mana bukan hanya guru yang dapat menyediakan media tetapi siswa juga dapat menyediakan media tersebut. Jika menggunakan media ICT guru mengatakan bahwa media tersebut kurang objektif karena hanya dapat dikendalikan oleh guru sehingga siswa kurang aktif dalam menggunakan media.

Butir pertanyaan yang kelima tentang intensitas penggunaan media di sekolah. Guru memberikan jawaban bahwa intensitas penggunaan media tergantung pada materi, apabila media untuk materi itu disediakan di sekolah atau dapat dibuat maka akan menggunakan media apabila tidak maka tidak menggunakan media. Oleh karena itu intensitas penggunaan media tidak dikatakan sering karena tergantung pada ketersediaan media.

Butir pertanyaan yang keenam tentang hasil penggunaan media. Guru memberikan jawaban bahwa penggunaan media untuk

pembelajaran cukup membantu siswa sehingga membuat siswa tertarik untuk memperhatikan suatu proses belajar dan pada akhirnya materi yang dirasa sulit menjadi lebih mudah dipahami dan berdampak pada nilai siswa.

Butir pertanyaan yang ketujuh tentang materi yang sulit untuk diajarkan menggunakan media. Guru memberikan jawaban bahwa tidak ada materi yang sulit diajarkan dengan menggunakan media, namun kesulitan itu justru ada karena guru belum bisa menemukan media yang tepat untuk materi tersebut.

Butir pertanyaan yang kedelapan tentang media apa yang pernah guru gunakan tetapi belum membantu siswa dalam mencapai indikator. Guru memberikan jawaban bahwa media yang belum mencapai indikator adalah media power point, hal ini dikarenakan siswa tidak dapat mendapatkan pengalaman riil apabila hanya menggunakan media ini. Oleh karena itu media ini tidak mencapai indikator yang ditentukan.

Butir pertanyaan yang kesembilan tentang media apa yang pernah guru gunakan yang sudah mencapai indikator. Guru memberikan jawaban bahwa semua media konvensional yang diciptakan guru ataupun yang tersedia di sekolah sudah mencapai indikator.

Butir pertanyaan yang kesepuluh tentang media seperti apa yang guru inginkan jika dibuatkan. Guru memberikan jawaban bahwa media yang dibuatkan tidak ada spesifikasi khusus namun media tersebut harus

sesuai dengan indikator, mampu menarik perhatian dan minat siswa sehingga siswa dengan mudah memahami materi yang disampaikan.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dijabarkan di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa pemahaman guru terkait media pembelajaran sudah cukup baik dan mampu membuat media konvensional yang mengacu kurikulum 2013. Guru masih mengalami kesulitan menemukan media pembelajaran yang tepat untuk beberapa materi yang telah disebutkan di atas salah satunya adalah kenampakan alam. Harapannya agar peneliti mampu mengembangkan media pembelajaran yang dibuat dapat menarik minat belajar siswa dan mampu membangkitkan antusias siswa dalam proses pembelajaran.

Dokumen terkait