• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELEMBAGAAN

E. Organisasi Penyelenggaraan Penyusunan RPIJ2M

10.3. ANALISIS KELEMBAGAAN

10.3.1.Analisa Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Berdasarkan pengaturan organisasi penyelenggaraan Bidang Keciptakaryaan yang diatur dalam Peraturan-Peraturan Bupati Banjar nampak bahwa saat ini masih terdapat sejumlah masalah yang perlu ditangani untuk mengoptimalkan kinerja pembangunan di bidang keciptakaryaan di Kabupaten Banjar. Masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tugas penyelenggaraan urusan pengelolaan air limbah dan drainase yang saat ini belum terdistribusi secara jelas dan tegas pada tupoksi unit-unit Dinas Perumahan dan Permukiman. Meski pada Peraturan Bupati No. 25 tahun 2009 tentang Tugas dan Fungsi Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Banjar pasal 5 dinyatakan bahwa urusan pengelolaan air limbah dan juga drainase merupakan tanggung jawab Dinas Perumahan dan Permukiman, namun tugas tersebut tidak terdistribusi pada tupoksi unit kerja di dalamnya. Praktik yang ada saat ini memang menunjukkan bahwa tugas ini ditangani oleh Seksi Perumahan dan Permukiman Bidang Cipta, namun untuk jangka panjang hal ini perlu diperjelas untuk menghindari terjadinya salah urus dalam bidang keciptakaryaan di Kabupaten Banjar.

2. Tugas penanganan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran saat ini belum terdistribusi pada SKPD manapun di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banjar. Tupoksi ini perlu dipertegas di kemudian hari dalam rangka menghindari terjadinya pengabaian terhadap penyelenggaraan urusan ini.

3. Tugas Satgas Penyusunan RPI2-JM yang tertuang dalam SK Bupati Banjar No. 741 Tahun 2008 tidak sesuai untuk mengkondisikan Satgas Penyusunan RPI2-JM sebagai pihak yang akan mengawal proses pelaksanaan pembangunan RPI2-JM di Kabupaten Banjar, dan proses revisi dokumen RPI2-JM yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi berbagai perubahan di kemudian hari.

4. Jika mengacu pada berbagai Peraturan Bupati yang telah diterbitkan, nampak bahwa SKPD Pemerintah Kabupaten Banjar pada dasarnya tidak didesain untuk menjalankan peran pelaksana pembangunan fisik, dan pelaksana kegiatan operasi dan pemeliharaan. Peraturan Bupati mengkondisikan peran SKPD Pemerintah Kabupaten Banjar adalah sebagai fasilitator yang memberikan pembinaan terhadap peran pelaksanaan teknis yang dilakukan oleh pihak non pemerintah. Selain peran tersebut, pada SKPD juga melekat peran pemicuan atau penyelenggara penanganan urusan yang bersifat sementara atau diarahkan untuk memicu aktifnya peran pihak non-pemerintah di wilayah-wilayah tertentu. Kondisi ini sangat baik dalam rangka mewujudkan good governance dalam penyelenggaraan urusan bidang keciptakaryaan. Namun demikian dalam kondisi saat ini dimana pengetahuan dan kesadaran

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019

penyelenggaraan bidang keciptakaryaan masih belum optimal, maka kondisi tupoksi SKPD yang demikian tidak akan menguntungkan bagi Kabupaten Banjar. Kondisi tupoksi ini akan member peluang terabaikannya urusan-urusan tertentu dalam penyelenggaraan urusan bidang keciptakaryaan. Potensi masalah ini telah terlihat dalam penyelenggaraan urusan penyehatan lingkungan permukiman, baik untuk urusan air limbah permukiman, persampahan, maupun drainase, terlebih drainase lingkungan.

5. Hal yang cukup menguntungkan yang dimiliki oleh Kabupaten Banjar saat ini adalah telah diterbitkannya Perda No. 7 tahun 2006 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan yang substansinya telah secara baik mengatur tentang:

a. Kewajiban pemanfaatan, dan pelestarian bangunan (pasal 4)

b. Kewajiban bagi Pemerintah Kabupaten Banjar untuk melakukan pendataan secara rutin tentang ketertiban pembangunan, pemanfaatan bangunan, pemastian kepatuhan hokum serta pembangunan system informasinya (pasal 7)

c. Kewajiban supplay data tata ruang dan tata bangunan yang mutakhir (up to date) bagi masyarakat sebagai pertimbangan penting yang perlu diterima masyarakat dalam tahap pra-pembangunan (pasal 9)

d. Persyaratan pengendalian lingkungan yang mencakup aspek keserasian lingkungan, rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL), persyaratan kesehatan lingkungan (jaringan air bersih, jaringan air hujan, jaringan air kotor, dan kebersihan), penghawaan bangunan, pencahayaan dalam bangunan, aksesibilitas, dan persyaratan kenyamanan bangunan (pasal 14 – pasal 33)

e. Prosedur pengurusan IMB yang jelas.

10.3.2.Analisis Ke Tata Laksana an Bidang Cipta Karya

Terkait dengan kelemahan yang terdapat pada level organisasi, dalam praktik penanganan urusan bidang keciptakaryaan ini terdapat kelemahan atau masalah yang ada dalam aspek tata laksana. Masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Belum terdapat kebijakan yang mempertegas hubungan antara SKPD dan masyarakat dalam tatalaksana penyelenggaraan urusan pengelolaan penyehatan lingkungan permukiman. 2. Belum jelas hubungan antara pengawasan dalam pengelolaan pengembangan permukiman,

penataan bangunan dan lingkungan, serta penyehatan lingkungan permukiman yang dilakukan oleh berbagai SKPD.

10.3.3.Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Sementara itu pada aspek sumber daya manusia, dengan berdasarkan pada PP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, PP No. 100 tahun 2000 jo PP No. 13 tahun 2002 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural, maka nampak

bahwa dari proses penempatan pejabat struktural kunci dalam penyelenggaraan urusan bidang keciptakaryaan di Kabupaten Banjar masih terdapat sejumlah program pengembangan kapasitas SDM yang diperlukan. Kebutuhan ini muncul karena adanya beberapa hal berikut ini: 1. Masih terdapatnya pejabat struktural yang belum menjalani proses penyesuaiang

kepangkatan sejalan dengan tugas jabatan struktural yang diamanatkan kepada mereka. Kondisi ini dialami oleh pejabat struktural pada :

a. Dinas Perumahan dan Permukiman yaitu Kasie Perumahan dan Permukiman, serta Kasie. Tata Ruang Kawasan.

b. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa yaitu Kasubbid Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna

c. Bappeda yaitu Kasubbid. Perhubungan, Pengairan, Permukiman dan Pariwisata.

2. Masih terdapatnya pejabat struktural yang belum dibekali dengan program pendidikan dan pelatihan yang sangat penting untuk mendukung terhadap pelaksanaan tugas dalam jabatan-jabatan struktural yang diamanatkan kepada mereka. Kondisi ini dialami oleh pejabat struktural pada:

a. Dinas Perumahan dan Permukiman yaitu Kabid Cipta Karya, Kasie Tata Ruang Kawasan, Kasie Tata Bangunan, Kasie Perumahan dan Permukiman, serta Kasie. Tata Kota.

b. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa yaitu Kasubbid Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna.

Kondisi mutasi personil yang baru saja dijalankan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banjar sebagai akibat penataan organisasi perangkat daerah pasca pemberlakuan PP No. 41 tahun 2007 telah menjadi penyebab belum terpenuhinya hak pengembangan kapasitas pada personil-personil pejabat struktural tersebut di atas.

10.3.4.Analisa SWOT Kelembagaan

Analisis permasalahan yang terdapat di Kabupaten Banjar dilihat dari potensi dan permasalahan, baik eksternal maupun internal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 10.7.

Analisa SWOT Bidang Keciptakaryaan Kabupaten Banjar

Strategy Strength (S) Weakness (W)

1. Kesadaran akan pentingnya RPI2-

JM;

2. Telah ada program sejenis yang

dapat menjadi acuan dalam

penyusunan RPI2-JM;

1. Masih kuatnya mental birokrasi

yang berdampak pada

pembatasan ruang gerak pihak yang terlibat;

2. Kurangnya koordinasi akibat

tidak adanya alur penugasan yang jelas bagi pihak yang terlibat dalam penyusunan RPI2- JM;

KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015-2019

Strategy Strength (S) Weakness (W)

sehingga mengakibatkan

pengumpulan data dan

pengolahan data.

Opportunities (O) Strategy SO Strategy WO

1. Adanya Fasilitasi

Penyusunan RPI2-JM oleh Pemerintah Daerah;

2. Adanya komitmen dari

pimpinan Bappeda dan Dinas Perumahan dan

Permukiman dalam

penyusunan RPI2-JM.

1. Mendorong koordinasi penyusunan

fasilitasi penyusunan RPI2-JM

melalui sektor keciptakaryaan;

2. Mendorong komitmen yang kuat

dari pimpinan Dinas Perumahan dan Permukiman untuk diteruskan

kepada pihak-pihak lain yang

terlibat dalam penyusunan RPI2-M;

1. Memanfaatkan semaksimal

mungkin tenaga dan anggaran yang tersedia dalam proses fasilitasi penyusunan RPI2-JM;

2. Menjadwalkan pertemuan

koordinasi secara berkala.

Threats (T) Strategy ST Strategy WT

Tuntutan untuk

mewujudkan pemerintahan

yang bersih, berdampak

pada prinsip kehati-hatian dalam menjalankan program dan menentukan kebijakan.

1. Proses penyusunan RPI2-JM

berdasar pada ketentuan yang berlaku;

2. Menggunakan pola kerja yang

pernah dilakukan dalam

penyusunan program sejenis.

1. Mendorong munculnya leader

dari salah satu sektor dalam penyusunan RPI2-JM;

2. Peningkatan kapasitas dan

kesadaranakan pentingnya

sistem kearsipan dan

pendokumentasian.

Dari uraian analisis permasalahan yang telah diuraikan diatas., maka program yang diusulkan untuk memecahkan permasalahan tersebut dan berkaitan dengan Optimalisasi Pelaksanaan Fungsi Organisasi; Ketatalaksanaan Penyelenggaraan RPI2-JM di instansi pemerintah; dan Peningkatan Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut :

1. Program yang menunjang Optimalisasi Pelaksanaan Fungsi Organisasi, meliputi: a. Pemberdayaan akan pentingnya kesadaran koordinasi lintas sektor;

b. Program Peningkatan Manajemen Pemerintahan dan Pertemuan Berkala SKPD yang berkaitan erat dengan RPI2-JM;

c. Pelatihan tentang Penyusunan Perencanaan Strategis;

d. Program peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintah daerah dalam pembinaan dan pengawasan.

2. Program yang menunjang Ketatalaksanaan Penyelenggaraan RPI2-JM di instansi pemerintah, meliputi:

a. Legalisasi peraturan atau norma yang mengatur Pemerintah Provinsi mempunyai kewenangan yang kuat dalam mendelegasikan/ melaksanakan program di daerah; b. Penelitian tentang sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah

Daerah.

3. Program yang menunjang Peningkatan Sumber Daya Manusia, meliputi:

a. Melakukan penelitian yang dapat menjawab efektifitas perhitungan rasio perbandingan antara jumlah penduduk dengan jumlah Pegawai Negeri Sipil;

b. Pelatihan sistem kearsipan dan pendokumentasian;

c. Membuka kesempatan seluas-luasnya bagi pegawai negeri sipil yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi;

a. Dibangunnya Sistem Teknologi Informasi bagi Kabupaten Banjar

b. Perbaikan, penambahan dan peningkatan kualitas perangkat komputer bagi dinas/badan/instansi yang terkait dengan penyusunan RPI2-JM untuk menunjang sistem pelaporan, kearsipan dan pendokumentasian pekerjaan;

10.4.

RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAN

Dokumen terkait