• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis keliling maksimum badan ikan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.6 Analisis keliling maksimum badan ikan

Sebelum data hasil tangkapan ikan tongkol dan tenggiri dianalisis untuk dapat dilihat perbandingannya, data sebanyak 30 ekor dari masing-masing ikan tongkol dan tenggiri yang terjerat pada ukuran mata jaring 4 inci tersebut diuji terlebih dahulu kenormalan datanya. Setelah diuji kenormalan data dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada software SPSS didapatkan data

maximum body girth pada ikan tongkol dan tenggiri menunjukkan data menyebar

normal. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 9. Nilai Signifikan yang tertera pada tabel uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,588. Nilai ini lebih besar dari taraf signifikan sebesar 0.05 pada selang kepercayaan 95%. Sehingga bisa disimpulkan bahwa data menyebar normal.

Karena data menyebar normal analisis yang digunakan yaitu analisis Anova (Analysis of Variance). Nilai signifikan yang didapatkan dari analisis Anova ini sebesar 0,000, lebih kecil dari 0,05 pada selang kepercayaan 95% (Lampiran 10).

y = 0.568x + 3.535 R² = 0.817 y = 0.391x + 1.030 R² = 0.867 10 15 20 25 30 35 40 30 50 70 90 K el il ing m aksi m um (cm ) Panjang (cm) ikan tongkol ikan tenggiri

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara ukuran keliling maksimum ikan tongkol dan tenggiri yang tertangkap pada ukuran mata jaring 4 inci.

5.2 Pembahasan

Selama penelitian dilakukan pada bulan Juli 2009, terdapat total hasil tangkapan mencapai 884 kg. Hasil tangkapan utama yaitu ikan tongkol dan tenggiri. Sedangkan hasil tangkapan sampingan adalah ikan hiu, tetengkek, layaran, cucut, pedang, dan manyung. Komposisi hasil tangkapan selama penelitian menunjukkan bahwa alat tangkap tersebut ditujukan untuk menangkap jenis spesies tertentu yaitu kelompok ikan pelagis. Hasil tangkapan yang dominan adalah ikan tongkol dan tenggiri. Hal ini berkaitan erat dengan sasaran utama dari target hasil tangkapan.

Dominasi ikan tongkol dan tenggiri dalam hasil tangkapan diperkirakan berkaitan erat dengan karakteristik ikan tersebut. Ikan tenggiri hidup secara soliter pada kedalaman 10 sampai 70 meter di bawah permukaan laut serta menyenangi perairan bersalinitas rendah dan kekeruhan perairan yang tinggi. Ikan tenggiri tergolong ke dalam ikan laut yang menyukai daerah laut dangkal. Ikan ini tersebar di seluruh perairan Indonesia dengan habitatnya di seluruh perairan pantai (Hasyim, 2004 vide Ramdhan, 2008). Hal ini sesuai karena sebagian besar nelayan di Perairan Belitung menangkap ikan tenggiri di perairan pantai.

Ikan tongkol yang mempunyai sifat bergerombol ini menyenangi perairan panas dan hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman 40 meter (Williasom, 1970 vide Burhanuddin et al. 1984). Menurut (Mappamadeng, 1999) umumnya ikan tongkol lebih banyak terdapat di lapisan permukaan dengan daerah penyebaran ikan tongkol di perairan Belitung Timur disekitar pulau Bakau, pulau Nangka, pulau Sekunyit, pulau Gusungjong, pulau Bukulimau dan Daerah Pahat.

Pada hasil pengukuran ikan tenggiri, terdapat selang ukuran panjang cagak berkisar 37 - 93,5 cm dengan bobot berat berkisar 0,5 - 4,3 kg. Frekuensi panjang tertinggi berada pada selang kelas 61 - 69 cm sebanyak 12 ekor dan terendah berada pada selang kelas 85 - 93 cm sebanyak 1 ekor. Dari hasil pengukuran tersebut diduga terdapat 30 ekor ikan yang mempunyai keliling maksimum 20,5

-39 cm dan panjang cagak sebesar 48 - 93,5 cm tertangkap pada ukuran mata jaring 4 inci. Hal ini berkaitan dengan ukuran mesh perimeter. Mesh perimeter adalah panjang keliling mata jaring dimana pengukurannya adalah dua kali dari ukuran mata jaring. Pada ukuran mata jaring 4 inci, maka mesh perimeternya sebesar 20,32 cm. Sehingga ikan yang mempunyai keliling maksimum diatas 20,32 cm akan masuk kedalam jaring dengan cara terjerat. Sedangkan ukuran ikan dibawah 20,32 cm memiliki kemungkinan untuk meloloskan diri.

Ikan yang memiliki kemungkinan meloloskan diri pada hasil tangkapan tersebut sebanyak 5 ekor sehingga diduga tertangkap oleh ukuran mata jaring 3,5 inci dengan keliling maksimum sebesar 16 - 18,5 cm dan panjang cagak sebesar 37 – 44 cm. Hal ini terkait dengan hubungan mesh perimeter dan keliling maksimum badan ikan. Menurut (Martasuganda, 2002) biasanya ikan yang memasuki mata jaring mempunyai ukuran keliling bagian belakang penutup insang (operculum girth) lebih kecil dari keliling mata jaring dan keliling tinggi maksimum (maximum body girth) dari ikan lebih besar dari keliling mata jaring (mesh size).

Pada ukuran mata jaring tertentu, ikan yang berukuran sangat kecil bisa menerobos jaring dan ikan yang berukuran sangat besar tidak dapat menembus cukup dalam untuk bisa lolos. Sehingga ikan terkecil yang tertangkap memiliki keliling maksimum tertentu, dan ikan yang paling besar tertangkap memiliki keliling kepala sama dengan mesh perimeter sehingga menyebabkan ikan tersebut terjerat dan kemudian terpuntal (Baranov, 1914 vide Marais, 1985). Hal ini juga terkait dengan tingkah laku ikan ketika sejumlah populasi ikan menghadapi

gillnet, beberapa ikan akan melewati jaring karena keliling maksimum mereka

lebih kecil dari ukuran mesh perimeter. Bahkan beberapa ikan akan mengubah arah renangnya karena mereka tidak cukup jauh untuk memasuki jaringnya (Kawamura, 1972 vide Marais, 1985). Namun cara tertangkapnya ikan pada mata jaring biasanya terjerat pada bagian belakang penutup insang (operculum) atau terjerat di antara operculum dan bagian tinggi maksimum (maximum body) ikan (Martasuganda, 2002).

Ukuran panjang ikan hasil tangkapan dapat digunakan untuk menentukan layak atau tidaknya ikan tersebut untuk ditangkap dengan mengetahui batasan

ukuran panjang ikan tersebut pertama kali matang gonad (length at first maturity). Pada ikan tenggiri, length at first maturity untuk perairan Australia bagian utara (tropis) sebesar 65 cm (Collette dan Nauen, 1983).Sebagian besar hasil tangkapan ikan tenggiri yang tertangkap dibawah 65 cm sebanyak 27 ekor (77,14%). Penangkapan ikan di bawah ukuran pertama kali matang gonad dapat memberi peluang bagi ikan target tangkapan untuk dapat bereproduksi dan memijah dahulu sebelum tertangkap. Sehingga proses recruitment fase ikan kecil menjadi fase ikan dewasa dapat berjalan (Laevastu dan Hayes, 1981 vide Ramdhan, 2008). Oleh karena itu penentuan layak tidaknya ikan tersebut untuk ditangkap sangat berkaitan dengan penentuan keramahan lingkungan operasi penangkapan ikan. Hal ini berdasarkan Monintja dan Yusfiandayani (2001) bahwa salah satu proses penangkapan ramah lingkungan yaitu tidak membahayakan kelestarian sumberdaya ikan target.

Dengan kata lain, gillnet dengan ukuran mata jaring 4 inci menangkap ikan tenggiri lebih dominan pada ukuran tertentu di bawah ukuran 65 cm dengan kisaran panjang 48 – 64 cm sebanyak 27 ekor (77,14%). Dapat disimpulkan bahwa

gillnet tersebut menangkap sebagian besar ikan tenggiri yang tidak layak tangkap

yaitu yang berada dibawah ukuran pertama kali matang gonad (length at first

maturity). Jika hal ini terjadi terus - menerus, maka dikhawatirkan akan merusak

kelestarian lingkungan karena sebelum ikan tersebut memijah, ikan sudah langsung ditangkap. Oleh sebab itu diharapkan kepada nelayan untuk menggunakan ukuran mata jaring yang lebih besar dengan pertimbangan agar ikan yang terjerat pada jaring memiliki ukuran panjang di atas ukuran pertama kali matang gonad.

Data pengukuran ikan tongkol sebanyak 38 sampel, terdapat ukuran panjang ikan berkisar 33,5 - 55,5 cm dengan bobot berat antara 0,9 - 2,5 kg. Frekuensi panjang tertinggi berada pada selang kelas 44 - 47 kg sebanyak 15 ekor, dan terendah berada pada selang kelas 32 - 35 dan 56 - 59 sebanyak 1 ekor.

Pada hasil tangkapan ikan tongkol diduga sebanyak 37 ekor ikan dengan keliling maksimum berukuran 26 – 35 cm tertangkap oleh ukuran mata jaring 4 inci. Hal ini berhubungan dengan ukuran mesh perimeternya sebesar 20,32 cm. Sehingga ikan yang berukuran di atas 20,32 cm akan masuk menerobos ke dalam

jaring dengan cara terjerat, terbelit atau terpuntal. Namun ada ukuran ikan di bawah 20,32 cm memiliki kemungkinan untuk terjerat sebanyak 1 ekor dengan keliling maksimum sebesar 20 cm. Diduga ikan tersebut terjerat juga pada mata jaring 4 inci.

Pada ikan tongkol, length at first maturity di perairan Philipina sebesar 40 cm (Collette dan Nauen, 1983). Sebagian besar hasil tangkapan ikan tongkol mempunyai ukuran panjang di atas 40 cm sebanyak 35 ekor (92,11%), sebaliknya ada 3 ekor (7,89%) yang tertangkap di bawah ukuran 40 cm. Dari hasil tangkapan tersebut dapat dilihat bahwa ikan tertangkap secara seragam atau dominan. Hal ini terkait dengan tingkah laku ikan tongkol yang bersifat bergerombol (schooling). Sifat bergerombol tersebut disebabkan karena pada kulit ikan terdapat suatu zat yang dapat menimbulkan rangsangan. Rangsangan ini dapat dirasakan oleh ikan dari jenis yang sama ataupun dari jenis yang berbeda (Beaufort, 1956 vide Mappamadeng, 1999). Menurut Marais (1985) tingkah laku berenang atau tingkah laku ikan ketika menghadapi alat tangkap jelas mempengaruhi total hasil tangkapan. Ketika ikan menghadapi jaring, ikan akan berjuang keras untuk menerobosnya sehingga memungkinkan ikan terjerat dan kemudian terpuntal. Sifat ikan yang lebih aktif akan cenderung untuk terjebak dalam gillnet daripada yang lebih lamban. Hal ini juga berhubungan dengan sifat ikan tongkol yang merupakan ikan perenang cepat. Kelompok ikan ini selalu bergerak dan mengejar mangsa (Djuhanda, 1981).

Hasil tangkapan ikan tongkol menunjukkan bahwa dalam gerombolan ikan adanya kecenderungan pengelompokan menurut ukuran yang sama. Rata-rata ukuran ikan yang tertangkap dalam mata jaring yang berbeda juga tergantung pada bentuk tubuh. Bentuk dan ukuran tubuh sangat penting dalam menentukan cara tertentu dimana ikan tertangkap dalam gillnet (Marais, 1985). Bentuk ikan tongkol yang fusiform atau lurus memungkinkan ikan untuk bergerak cepat terutama dalam menangkap mangsa. Sehingga ada kemungkinan ikan untuk terjerat bahkan terpuntal ketika menabrak jaring. Namun kelemahan dalam penelitian ini tidak dapat menunjukkan bagaimana cara ikan tertangkap pada mata jaring.

Panjang ikan bisa menentukan efektivitas tertentu dari gillnet (Marais, 1985). Hal ini diperkuat oleh (Fridman, 1986 vide Maryam, 2008) bahwa bahan jaring, mesh size, ukuran benang, warna jaring, hanging ratio serta ketinggian jaring merupakan faktor yang menentukan efisiensi penangkapan. Terdapat kesimpulan panjang ikan mempunyai hubungan yang erat dengan ukuran mata jaring. Hasil tangkapan ikan tongkol yang didapatkan dari penelitian Mappamadeng (1999) menyebutkan kisaran panjang cagak sebesar 39,5 – 56,6 cm dan keliling maksimum sebesar 20,5 – 36,5 cm tertangkap pada ukuran mata jaring 4 inci. Berdasarkan penelitian didapatkan panjang ikan tongkol berkisar antara 33,5 - 55,5 cm dengan keliling maksimum 20 – 35 cm efektif ditangkap oleh ukuran mata jaring 4 inci. Dari pengukuran tersebut, bisa dilihat bahwa

gillnet menangkap ikan tongkol yang lebih dominan berdasarkan ukuran panjang

yaitu di atas ukuran matang gonad sebanyak 35 ekor (92,11%). Hal ini bisa disimpulkan bahwa gillnet dengan ukuran mata jaring 4 inci layak untuk menangkap ikan tongkol di perairan Belitung.

Analisis Keliling Maksimum

Uji kenormalan data menunjukkan bahwa data ukuran keliling maksimum ikan tongkol dan tenggiri pada ukuran mata jaring 4 inci mempunyai nilai Signifikan sebesar 0.588. Nilai tersebut besarnya melebihi nilai α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data menyebar normal. Hal ini mungkin disebabkan pada saat dilakukan penelitian ruaya ikan tersebut berada di sekitar lokasi penangkapan.

Karena data yang didapatkan menyebar normal, maka uji Anova (Analysis of

Variance) dapat digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh nyata atau tidak

nyata dari perlakuan. Hasil yang diperoleh melalui uji Anova didapatkan nilai signifikannya sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari taraf signifikannya sebesar 0,05. Sehingga bisa disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara ukuran keliling maksimum ikan tongkol dan tenggiri pada ukuran mata jaring 4 inci. Perbedaan tersebut terlihat jelas dari grafik pada Gambar 16. Secara statistik, ukuran keliling maksimum ikan tenggiri berada di bawah keliling maksimum ikan tongkol. Hal ini disebabkan karena pengaruh morfologi ikan yaitu ukuran lebar

badan ikan tongkol yang lebih besar daripada ikan tenggiri. Ukuran lebar ikan sangat berpengaruh terhadap tingkah laku ikan terutama kecepatan renangnya. Ikan tenggiri mampu berenang dengan kecepatan rata-rata 78 km per jam, bahkan ada yang mencapai kecepatan renang 97 km per jam, sedangkan ikan tongkol memiliki kecepatan renang mencapai 74 km per jam (Anonim, 2009)

Perbedaan ukuran keliling maksimum juga mempengaruhi panjang ikan yang tertangkap. Semakin besar keliling maksimum maka akan semakin besar pula ukuran panjang ikan. Pada ikan tenggiri terdapat 27 ekor (77,14%) yang tertangkap di bawah ukuran matang gonad dan pada ikan tongkol terdapat 35 ekor (92,11%) yang tertangkap di atas ukuran matang gonad. Sehingga bisa disimpulkan bahwa alat tangkap gillnet lebih efektif untuk menangkap ikan tongkol pada ukuran mata jaring 4 inci. Karena pada ukuran 3,5 inci, hanya tertangkap ikan tenggiri sebanyak 5 ekor (16,67%) dengan ukuran panjang dibawah length at firsth maturity yaitu 37 – 44 cm.

Dokumen terkait