• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

6. Analisis Komparasi Kelayakan Usahatani Padi Nonorganik, Semiorganik, dan Organik

a. R/C ratio

Adapun hasil analisis yang diperoleh dari Uji ANOVA terhadap R/C ratio pada usahatani padi nonorganik, semiorganik, dan organik dapat diuraikan pada Tabel 17 berikut.

Tabel 17. Hasil Analisis Komparasi R/C ratio pada Usahatani Padi Nonorganik, Semiorganik, dan Organik

No. Komponen Uji ANOVA Signifikansi

1. Uji Asumsi Kesamaan Variansi/Uji Lavene Statistik 0,023

2. Uji F 0,000

3. Uji LSD :

a. Nonorganik dan Semiorganik b. Nonorganik dan Organik c. Semiorganik dan Organik

0,217 0,000 0,004 (Sumber : AnalisisData Primer Tahun 2013 (Lampiran 12d))

Berdasarkan Tabel 17 diketahui bahwa nilai Signifikansi uji asumsi kesamaan variansi atau uji Lavene Statistik sebesar 0,023 (≤ α = 0,05), maka

disimpulkan bahwa H1 tidak dapat ditolak, artinya terdapat populasi dengan nilai variansi yang berbeda dari padi nonorganik, semiorganik, dan organik.

Hal ini menunjukkan bahwa asumsi dasar dalam uji ANOVA, yaitu setiap kelompok hendaknya berasal dari populasi yang sama dengan variansi yang sama tidak terpenuhi. Akan tetapi, menurut Hartono (2009) yang menyatakan bahwa “apabila banyaknya sampel sama pada setiap kelompok, maka kesamaan variansinya dapat diabaikan”, sehingga uji ANOVA terhadap R/C ratio pada usahatani padi nonorganik, semiorganik, dan organik masih dapat terus dilakukan karena ketiga kelompok tersebut memiliki jumlah sampel yang sama.

Tahapan berikutnya pada uji ANOVA terhadap R/C ratio pada usahatani padi nonorganik, semiorganik, dan organik, yaitu dengan melihat nilai Signifikansi uji F, yaitu 0,000 (≤ α = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H1 tidak dapat ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik melalui uji ANOVA diperoleh hasil bahwa ada perbedaan rata-rata R/C ratio antara ketiga jenis budidaya padi secara nonorganik, semiorganik, dan organik. Selanjutnya berdasarkan hasil uji LSD diperoleh nilai Signifikansi antara padi nonorganik dengan organik sebesar 0,000 (≤ α = 0,05) dan padi semiorganik dengan organik sebesar 0,004 (≤ α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H1 tidak dapat ditolak, artinya secara statistik ada perbedaan nilai rata-rata R/C ratio yang terjadi antara padi nonorganik dengan organik dan padi semiorganik dengan organik.

Adapun hasil uji LSD antara padi nonorganik dengan organik yang menunjukkan adanya perbedaan nilai rata-rata R/C ratio didukung oleh hasil penelitian Ridwan (2008) yang menyimpulkan bahwa nilai R/C ratio pada usahatani padi ramah lingkungan lebih besar daripada nilai R/C ratio pada

usahatani padi anorganik di Kelurahan Situgede. Oleh karena itu, berdasarkan nilai Signifikansi uji F dan uji LSD yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 4a diterima.

b. BEP Produksi

Adapun hasil analisis yang diperoleh dari Uji ANOVA terhadap BEP produksi pada usahatani padi nonorganik, semiorganik, dan organik dapat diuraikan pada Tabel 18 berikut.

Tabel 18. Hasil Analisis Komparasi BEP Produksi pada Usahatani Padi Nonorganik, Semiorganik, dan Organik

No. Komponen Uji ANOVA Signifikansi

1. Uji Asumsi Kesamaan Variansi/Uji Lavene Statistik 0,479

2. Uji F 0,000

3. Uji Tukey :

a. Nonorganik dan Semiorganik b. Nonorganik dan Organik c. Semiorganik dan Organik

0,837 0,002 0,000

(Sumber : AnalisisData Primer Tahun 2013 (Lampiran 12e))

Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa nilai Signifikansi uji asumsi kesamaan variansi atau uji Lavene Statistik sebesar 0,479 (> α = 0,05), maka disimpulkan bahwa H0 tidak dapat ditolak, artinya terdapat populasi dengan nilai variansi yang sama dari padi nonorganik, semiorganik, dan organik. Hal ini menunjukkan bahwa asumsi dasar dalam uji ANOVA, yaitu setiap kelompok hendaknya berasal dari populasi yang sama dengan variansi yang sama telah terpenuhi.

Tahapan berikutnya pada uji ANOVA terhadap BEP produksi pada usahatani padi nonorganik, semiorganik, dan organik, yaitu dengan melihat nilai

Signifikansi uji F, yaitu 0,000 (≤ α = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H1 tidak dapat ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik melalui uji ANOVA diperoleh hasil bahwa ada perbedaan rata-rata BEP produksi antara ketiga jenis budidaya padi secara nonorganik, semiorganik, dan organik. Selanjutnya berdasarkan hasil uji Tukey diperoleh nilai Signifikansi antara padi nonorganik dengan organik sebesar 0,002 (≤ α = 0,05) dan padi semiorganik dengan organik sebesar 0,000 (≤ α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H1 tidak dapat ditolak, artinya secara statistik ada perbedaan nilai rata-rata BEP produksi yang terjadi antara padi nonorganik dengan organik dan padi semiorganik dengan organik.

c. BEP Harga

Adapun hasil analisis yang diperoleh dari Uji ANOVA terhadap BEP harga pada usahatani padi nonorganik, semiorganik, dan organik dapat diuraikan pada Tabel 19 berikut.

Tabel 19. Hasil Analisis Komparasi BEP Harga pada Usahatani Padi Nonorganik, Semiorganik, dan Organik

No. Komponen Uji ANOVA Signifikansi

1. Uji Asumsi Kesamaan Variansi/Uji Lavene Statistik 0,007

2. Uji F 0,012

3. Uji LSD :

a. Nonorganik dan Semiorganik b. Nonorganik dan Organik c. Semiorganik dan Organik

0,092 0,188 0,003

(Sumber : AnalisisData Primer Tahun 2013 (Lampiran 12f))

Berdasarkan Tabel 19 diketahui bahwa nilai Signifikansi uji asumsi kesamaan variansi atau uji Lavene Statistik sebesar 0,007 (≤ α = 0,05), maka

disimpulkan bahwa H1 tidak dapat ditolak, artinya terdapat populasi dengan nilai variansi yang berbeda dari padi nonorganik, semiorganik, dan organik. Hal ini menunjukkan bahwa asumsi dasar dalam uji ANOVA, yaitu setiap kelompok hendaknya berasal dari populasi yang sama dengan variansi yang sama tidak terpenuhi. Akan tetapi, menurut Hartono (2009) yang menyatakan bahwa “apabila banyaknya sampel sama pada setiap kelompok, maka kesamaan variansinya dapat diabaikan”, sehingga uji ANOVA terhadap BEP harga pada usahatani padi nonorganik, semiorganik, dan organik masih dapat terus dilakukan karena ketiga kelompok tersebut memiliki jumlah sampel yang sama.

Tahapan berikutnya pada uji ANOVA terhadap BEP harga pada usahatani padi nonorganik, semiorganik, dan organik, yaitu dengan melihat nilai Signifikansi uji F, yaitu 0,012 (≤ α = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H1 tidak dapat ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik melalui uji ANOVA diperoleh hasil bahwa ada perbedaan rata-rata BEP harga antara ketiga jenis budidaya padi nonorganik, semiorganik, dan organik. Selanjutnya berdasarkan hasil uji LSD diperoleh nilai Signifikansi antara padi semiorganik dengan organik (0,003 ≤ α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H1 tidak dapat ditolak, artinya secara statistik ada perbedaan nilai rata-rata BEP harga yang terjadi antara padi semiorganik dengan organik.

Berdasarkan penjelasan mengenai hasil Signifikansi uji F dan uji LSD terhadap BEP produksi dan BEP harga tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 4b dapat diterima.

7. Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Nonorganik, Semiorganik,

Dokumen terkait