• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2. Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor-Sektor Unggulan

5.2.3. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Kabupaten

Dalam pembangunan wilayah Kabupaten Tangerang, dipengaruhi oleh faktor komponen pertumbuhan wilayah. Komponen tersebut terdiri dari komponen Pertumbuhan Regional (PR), komponen Pertumbuhan Proporsional (PP), dan komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW). Jika ketiga komponen pertumbuhan wilayah tersebut bernilai positif, maka laju pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Tangerang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Komponen pertumbuhan regional merupakan hasil kali antara rasio PDRB Provinsi Banten dengan PDRB sektor i pada Kabupaten Tangerang tahun 2003. Komponen ini dapat terjadi karena adanya perubahan kebijakan ekonomi di tingkat provinsi. Selain itu, dapat pula disebabkan oleh adanya perubahan dalam hal-hal yang memengaruhi perekonomian semua sektor di Kabupeten Tangerang. Jika ditinjau secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten tahun 2003-2007 telah mempengaruhi peningkatan PDRB Kabupaten Tangerang sebesar Rp. 1,21 triliun (25 persen).

Tabel 5.5. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Tangerang Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Tahun 2003-2007

Lapangan Usaha PRij

(Juta Rupiah)

PRij

(Persen)

Pertanian 131.189,50 25

Pertambangan & Penggalian 1.772,75 25

Industri Pengolahan 647.006,50 25

Listrik, Gas & Air Bersih 75.582,00 25

Konstruksi 23.003,75 25

Perdagangan, Hotel & Restoran 145.894,75 25

Pengangkutan & Komunikasi 78.366,00 25

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 42.563,75 25

Jasa-Jasa 64.993,25 25

Total 1.210.372,30 25

Sumber: BPS Kabupaten Tangerang Tahun 2007 (diolah).

Berdasarkan Tabel 5.5, semua sektor ekonomi di Kabupaten Tangerang mengalami peningkatan kontribusi dengan sektor industri pengolahan sebagai sektor yang mengalami peningkatan kontribusi terbesar yaitu sebesar Rp. 647,01 miliar. Sedangkan sektor yang mengalami peningkatan kontribusi terendah adalah

sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai Pertumbuhan Regional (PR) sebesar Rp. 1,77 miliar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sektor industri pengolahan adalah sektor yang sangat dipengaruhi oleh perubahan kebijakan pemerintah di tingkat Provinsi Banten. Jika terjadi perubahan kebijakan pemerintah, maka kontribusi sektor industri pengolahan beserta subsektornya akan mengalami perubahan.

Komponen pertumbuhan proporsional sebagai komponen pertumbuhan wilayah kedua didapat dari hasil kali antara PDRB Kabupaten Tangerang sektor i tahun 2003 dengan selisih antara Ri dan Ra. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Tangerang Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Proporsional, Tahun 2003-2007

Lapangan Usaha PPij

(Juta Rupiah)

PPij

(Persen)

Pertanian -89.208,86 -17

Pertambangan & Penggalian 212,73 3

Industri Pengolahan -181.161,82 -7

Listrik, Gas & Air Bersih -30.232,80 -10

Konstruksi 16.562,70 18

Perdagangan, Hotel & Restoran 75.865,27 13

Pengangkutan & Komunikasi 47.019,60 15

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 69.804,55 41

Jasa-Jasa 28.597,03 11

Total -62.541,60 -1,29

Sumber: BPS Kabupaten Tangerang Tahun 2007 (diolah).

Jika dilihat dari Tabel 5.6, sektor unggulan dengan nilai PP positif (PPij > 0) adalah sektor jasa-jasa yaitu sebesar 28,59 miliar (11 persen). Sektor ini

merupakan sektor unggulan yang pertumbuhannya cepat. Sementara itu, sektor unggulan lainnya memiliki nilai PP negatif yaitu sektor listrik, gas dan air bersih, sektor industri pengolahan dan sektor pertanian.

Sektor listrik, gas dan air bersih memiliki nilai PP sebesar Rp. -30,23 miliar (-10 persen), hal ini dikarenakan rusaknya pembangkit listrik PLTU Suralaya di wilayah Provinsi Banten yang mempengaruhi pasokan listrik di seluruh wilayah Provinsi Banten termasuk Kabupaten Tangerang. Sektor industri pengolahan memiliki nilai PP sebesar Rp. -181,16 (-7 persen), hal ini disebabkan karena sektor industri pengolahan sangat bergantung pada sektor listrik, gas dan air bersih sebagai inputnya yang mengalami penurunan. Sektor pertanian memiliki nilai PP sebesar Rp. -89,21 miliar (-17 persen), hal ini disebabkan karena semakin sempitnya lahan pertanian menjadi daerah industri, pemukiman dan perdagangan. Ketiga sektor unggulan tersebut tergolong sektor yang pertumbuhannya lambat (PPij < 0). Semua sektor non unggulan memiliki nilai PP yang positif sehingga sektor-sektor non unggulan memiliki pertumbuhan yang cepat. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor non unggulan yang memiliki nilai persentase PP terbesar yaitu 41 persen, hal ini dikarenakan semakin banyaknya lembaga keuangan yang membuka layanan kredit kendaraan bermotor dan banyaknya gudang-gudang dan rumah toko yang disewakan.

Untuk komponen pertumbuhan pangsa wilayah, sektor yang memiliki nilai PPWij > 0 tergolong sektor yang memiliki daya saing baik, sedangkan untuk sektor yang memiliki nilai PPWij < 0 maka sektor tersebut termasuk sektor yang mempunyai daya saing yang kurang baik. Dalam Tabel 5.7, sektor yang

mempunyai nilai PPWij > 0 adalah semua sektor ekonomi, baik sektor unggulan maupun sektor non unggulan. Hal ini mengindikasikan bahwa semua sektor ekonomi tersebut dapat bersaing dengan baik dengan sektor ekonomi yang sama di kabupaten/kotamadya lain di Provinsi Banten.

Tabel 5.7. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Tangerang Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah, Tahun 2003-2007 Lapangan Usaha PPWij (Juta Rupiah) PPWij (Persen) Pertanian 1.070.506,30 204

Pertambangan & Penggalian 6.098,26 86

Industri Pengolahan 6.884.149,20 266

Listrik, Gas & Air bersih 1.106.520,50 366

Konstruksi 254.881,55 277

Perdagangan, Hotel & Restoran 1.698.214,90 291

Pengangkutan & Komunikasi 971.738,40 310

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 255.382,50 150

Jasa-Jasa 553.742,49 213

Total 12.801.234,00 264

Sumber: BPS Kabupaten Tangerang Tahun 2003 dan 2007 (diolah).

Sektor-sektor unggulan yang mempunyai laju pertumbuhan pangsa wilayah diatas rata-rata (lebih dari 264 persen) adalah sektor industri pengolahan serta sektor listrik, gas dan air bersih. Sektor yang memiliki laju pertumbuhan pangsa wilayah terbesar adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 366 persen, hal ini dikarenakan daya saing sektor tersebut lebih tinggi dibandingkan sektor yang sama di wilayah Provinsi Banten. Sedangkan sektor dengan laju PPW terendah adalah sektor pertambangan dan penggalian sebesar 86 persen karena letak topografi Kabupaten Tangerang yang tidak mempunyai daerah

pertambangan menjadikan sektor tersebut mempunyai laju pertumbuhan pangsa wilayah yang rendah. Sektor pengangkutan dan komunikasi adalah sektor non unggulan yang mempunyai daya saing yang tinggi (310 persen) dibandingkan sektor unggulan industri pengolahan, sektor pertanian dan sektor jasa-jasa, hal ini dikarenakan adanya Bandara Internasional Soekarno Hatta dan meningkatnya pengguna telepon seluler di Kabupaten Tangerang.

5.2.4. Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor-Sektor Unggulan

Untuk melihat profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomian Kabupaten Tangerang dilakukan melalui bantuan 4 kuadran yang terdapat pada garis bilangan. Nilai-nilai yang terdapat pada 4 kuadran tersebut diperoleh dari nilai persentase pertumbuhan proporsional (PP) dan nilai persentase pertumbuhan pangsa wilayah (PPW). Persenatse PP dan PPW inilah yang nantinya akan menunjukkan pada kuadran mana masing-masing sektor tersebut berada.

Tabel 5.8. Nilai Persentase PP dan PPW di Kabupaten Tangerang

Lapangan Usaha % PP % PPW

Pertanian -17 204

Pertambangan & Penggalian 3 86

Industri Pengolahan -7 266

Listrik, Gas & Air bersih -10 366

Konstruksi 18 277

Perdagangan, Hotel & Restoran 13 291

Pengangkutan & Komunikasi 15 310

Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 41 150

Pada periode 2003-2007, sektor-sektor perekonomian di Kabupaten Tangerang tersebar dalam dua kuadran, yaitu kuadran I dan IV (Gambar 5.1). Sektor-sektor yang terdapat dalam kuadran I memiliki nilai komponen pertumbuhan proporsional (PP) dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPW) yang positif.

Hal ini dapat diartikan bahwa sektor-sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dan mempunyai daya saing wilayah yang lebih baik untuk sektor yang sama dibanding wilayah lain yang terdapat di Provinsi Banten. Sektor unggulan yang termasuk dalam kuadran I adalah sektor jasa-jasa. Semua sektor non unggulan termasuk dalam kuadran I, yaitu sektor pertambangan dan penggalian, konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.

Sektor yang termasuk dalam kuadran IV adalah beberapa sektor unggulan, yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, dan sektor listrik, gas dan air bersih. Kuadran IV menggambarkan bahwa ketiga sektor tersebut mempunyai pertumbuhan yang lambat (PP<0), akan tetapi mempunyai daya saing wilayah yang baik untuk sektor yang sama dibanding wilayah lain yang terdapat di Provinsi Banten (PPW>0).

Berdasarkan hasil analisis shift share, dapat diketahui bahwa sektor unggulan yang mempunyai pertumbuhan yang cepat adalah sektor jasa-jasa, sedangkan sektor pertanian, industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih mempunyai daya saing yang baik akan tetapi memiliki pertumbuhan yang lambat. Sedangkan semua sektor non unggulan mempunyai pertumbuhan yang cepat dan mempunyai daya saing yang cukup baik.

Dokumen terkait