• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kondisi Eksisting Sistem Distribusi

3. Dua Sumur Dalam

4.1. Analisis Kondisi Eksisting Sistem Distribusi

Analisis kondisi eksisting sistem distribusi meliputi kebutuhan air (demand), kapasitas produksi (supply) dan kehilangan air pada jaringan distribusi di wilayah Kab. Pinrang. Data – data yang diperlukan diperoleh dari data sekunder dari PDAM Pinrang, serta dilakukan pengecekan langsung di lapangan. Data teknis lain yang dikumpulkan berupa koordinat dan elevasi sumber air PDAM, bangunan pelengkap sistem distribusi dan beberapa titik di wilayah pelayanan. Analisis juga dilakukan terhadap kualitas air untuk mengatahui potensi pembentukan kerak dan karat pada pipa di jaringan distribusi PDAM. Analisis menggunakan metode perhitungan Langelier Saturation Index. Analisis Langelier Saturation Index memerlukan input data berupa kesadahan kalsium, pH, zat padat terlarut (TDS), alkalinitas dan temperature air. Air yang diuji adalah air sumber PDAM. Data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh dari PDAM Pinrang.

4.1.1. Tingkat Pelayanan

Data dari PDAM Pinrang menunjukkan bahwa pada tahun 2017, terdapat 28.824 sambungan rumah (SR) domestik. Satu unit SR melayani satu Kepala Keluarga (KK). Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Pinrang, jumlah KK di wilayah Kab. Pinrang pada tahun 2017 sebanyak 83.801 KK. Jumlah penduduk di Kab. Pinrang secara keseluruhan pada tahun 2017 sebesar 364.087 jiwa. Dengan membandingkan jumlah KK dengan jumlah penduduk di Kab. Pinrang, dapat diperoleh rasio jumlah penduduk per KK. Perhitungan rasio jumlah penduduk per KK Kab.

Pinrang adalah sebagai berikut :

Rasio Orang/KK = Jumlah penduduk Kab.Pinrang π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž 𝐾𝐾 πΎπ‘Žπ‘.π‘ƒπ‘–π‘›π‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘”

VI - 2 = 364.087 π‘œπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘”

83.801 π‘˜π‘˜

= 4,344 orang/KK = 5 orang/KK

Jadi, rasio jumlah penduduk per KK Kab. Pinrang pada tahun 2017 adalah sebesar 4-6 orang/KK. Rasio tersebut dianggap konstan untuk tahun – tahun selanjutnya, sehingga digunakan untuk perhitungan dalam penelitian ini. Jumlah penduduk di wilayah administrasi yang terlayani PDAM sebanyak 210.094 jiwa. Persentase tingkat pelayanan PDAM Kab.

Pinrang dapat dihitung sebagai berikut :

n Penduduk Terlayani = Jumlah SR Λ£ Rasio n penduduk per KK = 28.824 Λ£ 5 jiwa

= 144.12 jiwa

Persentase pelayanan = n penduduk terlayani

n wilayah terlayani X 100%

= 144.12 jiwa

210.745 jiwa X 100%

= 68,4%

Berdasarkan perhitungan diatas diketahui tingkat pelayanan PDAM di Kab. Pinrang sebesar 68,4 %. Nilai tersebut masih kurang dari target pemerintah pelayanan penyediaan air perpipaan kategori Kota Kabupaten adalah sebesar 80%. Untuk itu diperlukan peningkatan cakupan pelayanan sistem distribusi air minum.

Pada Tugas Akhir ini tidak diketahui data sebaran persentase pelayanan untuk setiap kelurahan. Untuk itu dalam perhitungan selanjutnya tingkat pelayanan untuk tiap kelurahan yang telah terlayani disamaratakan yakni sebesar 68,4 %.

4.1.2. Analisis Kebutuhan Air

Kebutuhan air terdiri atas kebutuhan domestik dan nondomestik.Data yang dianalisis diperoleh dari PDAM Pinrang khususnya pada daerah pelayanan Kab. Pinrang selama tahun 2016.

VI - 3

Kebutuhan air domestik berupa penggunaan pada rumah tempat tinggal sementara kebutuhan non-domestik terdiri atas penggunaan komersial, fasilitas umum, institusi pemerintahan dan hidran. Debit kebutuhan air domestik dapat dihitung berdasarkan data rata – rata pemakaian air per bulan yang tercatat di PDAM Kab. Pinrang. Jumlah pelanggan / SR domestik adalah sebesar 28.824 SR dengan rata – rata pemakaian per bulan adalah sebesar 19,28 m3/unit.bulan. Maka debit (Q) kebutuhan air domestik dalam satuan liter/detik dapat dihitung sebagai berikut :

Q = Jumlah pelanggan Γ— Rata – rata pemakaian = 28.824 SR Γ— 19,28 m3/unit.bulan

= 555.727 m3/bulan

Apabila dianggap dalam satu bulan terdapat 31 hari, maka kebutuhan air menjadi :

Q = Q dalam m3/bulan

( n hari per bulan x 86.40 ) X 100% liter/m3 = 555.727 m3/bulan

( 31 x 86.40)dtk/bulan X 100% liter/m3 = 207,48 liter/detik

Perhitungan diatas dilakukan kepada setiap kategori pelanggan sehingga diperoleh debit penggunaan dalam satuan liter/detik. Detail data penggunaan air dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Kebutuhan Air Existing

Kategori Jumlah

Pelanggan

Rata Rata Pemakaian ( m3/unit.bulan )

Q demand ( L/detik )

Rumah Tangga ( SR ) 28.824 19,28 207,48

Hotel 28 172,50 1,80

Objek Pariwisata 44 19,40 0,32

Rumah Sakit 22 65,00 0,53

Tempat Beribadah 171 28,00 1,79

Hidran 28 41,00 0,43

Pertokoan 5 1,00 0,00

Industri 15 39,80 0,22

Instansi Pemerintah 130 63,28 3,07

VI - 4

Jumlah 29.267 449,26 215,64

Sumber : PDAM Kab. Pinrang dalam angka 2017

Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa kebutuhan air total untuk wilayah pelayanan PDAM Kota Pinrang 215,64 l/s. Pemenuhan kebutuhan air untuk kategori domestik oleh PDAM Pinrang sudah memenuhi RPAM yakni sebesar 19,28 m3/KK.bulan dengan syarat minimal sebesar 10 m3/KK.bulan. Kemudian data dari PDAM diolah untuk diketahui debit kebutuhan per unit per hari. Data kebutuhan air per unit penting untuk perhitungan kebutuhan air eksisting dan pengembangannya. Berikut adalah contoh perhitungan kebutuhan air untuk kebutuhan domestik: Jumlah orang/SR = 5 orang/SR Rata – rata pemakaian unit per bulan = 19,28 m3/unit.bulan Jumlah hari dalam 1 bulan = 31 hari

Debit per unit = Rataβˆ’rata pemakaian per bulan x 1000 L/π‘š3

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘Žπ‘› π‘‘π‘Žπ‘™π‘Žπ‘š 𝑠𝑒 π‘π‘’π‘™π‘Žπ‘› 𝑋 π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘œπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘”/𝑆𝑅 = 19,28 m3 / unit x 1000 L/π‘š3

31 𝑋 5

= 124,4 L / orang.hari = 124 L/orang.hari

Jadi kebutuhan air domestik adalah sebesar 124 L.orang/hari. Nilai tersebut lebih besar dibanding kebutuhan air minimal untuk kategori kota sedang yakni 100 L/orang.hari, sehingga nilai tersebut digunakan sebagai standar pelayanan PDAM Kota Pinrang. Secara lengkap, perhitungan kebutuhan air per kategori pelanggan dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Kebutuhan Air per Kategori Pelanggan Kategori

Rata-Rata Pemakaian ( m3/unit.bulan )

Q Per

Unit Satuan

Rumah Tangga ( SR ) 19,28 156 L/Orang.Hari

Hotel 172,50 5.565 L/Unit.Hari

Objek Pariwisata 19,40 626 L/Unit.Hari

VI - 5

Rumah Sakit 65,00 2.097 L/Unit.Hari

Tempat Beribadah 28,00 904 L/Unit.Hari

Hidran 41,00 1.323 L/Unit.Hari

Pertokoan 1,00 33 L/Unit.Hari

Industri 39,80 1.284 L/Unit.Hari

Instansi Pemerintahan 63,28 2.042 L/Unit.Hari

Sumber : PDAM Kab. Pinrang Dalam Angka, 2017

Secara administratif, PDAM melayani 32 kelurahan/desa dalam tujuh kecamatan di wilayah pelayanan Kabupaten Pinrang .Rincian kebutuhan air per kelurahan dapat dilihat pada Lampiran A. Wilayah pelayanan per kelurahan dan debit kebutuhan dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Kebutuhan Air Domestik dan Non Domestik per Kelurahan

No Kecamatan Desa/Kelurahan Ξ£Q per kelurahan

(L/hari)

Ξ£Q per keluraha

n (L/s)

PATAMPANUA

Masolo 08,869.00 4,73

Teppo 80,461.00 7,88

Tonyamang 74,563.00 7,81 Lepangan 03,906.00 5,83

LEMBANG

Benteng 67,370.00 8,88 Binanga Karaeng 86,465.00 6,79 Tadokkong 62,528.00 9,98

MATTIRO SOMPE

Pallameang 14,026.00 4,79 Masulowalie 68,353.00 4,26 Mattombong 69,656.00 5,44 Patobong 62,528.00 9,98 SUPPA Watang suppa 75,883.00 3,19

Lero 11,400.00 2,45

WATANG SAWITTO

Sawitto 20,512.00 8,34 Maccorawalie 62,319.00 8,82 Penrang 19,393.00 6,01

Salo 49,108.00 5,20

Bentengnge 42,546.00 7,44

VI - 6

Sipatokkong 49,869.00 5,21 Siparappe 82,598.00 598

Jaya 33,140.00 3,86

PALETEANG

Macinne 97,535.00 4,60 Temmamassarange 28,674.00 4,96 Mamminasae 50,749.00 6,37 Laleng Bata 122,531.00 12,99 Benteng Sawitto 376,656.00 15,93 Pacongang 72,559.00 6,63

MATTIRO BULU

padaidi 474,033.00 17,06

Pananrang 22,045.00 7,20 Padakkalawa 69,802.00 6,59 Marannu 58,154.00 5,30 Alitta 76,161.00 5,51

Jumlah 8,631,882.00 215.65

Sumber : PDAM Kab. Pinrang Dalam Angka, 2017 4.1.3. Analisis Kehilangan Air

Kehilangan air yang dianalisis dalam laporan ini berupa kebocoran pada pipa ataupun sambungan. Akan tetapi dalam kenyataannya, kehilangan air dalam perencanaan sistem distribusi selalu ada.

Kehilangan tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis. Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri, Sedangkan yang bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi.

Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap dapat terpenuhi kebutuhan airnya. Pengertian mengenai kehilangan air ada tiga macam, yaitu:

Dokumen terkait