• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOGI PENELITIAN

4.4. Analisis Risiko Kredit Sepeda Motor Honda

4.4.1. Analisis Kualitas dan Kuantitas Manajemen Risiko Kredit

Tabel register kualitas dan kuantitas manajemen risiko kredit telah melalui tahap pengisian pendapat dengan enam pakar dari bagian Risk Portofolio Division PT. PQR Finance. Pengujian vailiditas dan reliabilitas terhadap pengisian tabel register kualitas dan kuantitas manajemen risiko kredit dilakukan melalui proses perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi teknik, diskusi dan member check (Sugiyono, 2005). Penilaian para ahli manajemen Risk Portofolio Division PT. PQR Finance menghasilkan suatu pembobotan terhadap kualitas manajemen risiko kredit dengan total bobot sebesar 100. Hasil penilaian tabel register kualitas manajemen risiko kredit (Lampiran 4) menunjukkan bahwa nilai kualitas secara keseluruhan berjumlah 472. Hal ini berarti, kualitas manajemen risiko kredit di PT. PQR Finance tergolong kuat (strong) berdasarkan perkiraan nilai pada rentang 400-500. Implikasi dari kualitas manajemen risiko kredit di PT. PQR Finance, yaitu :

1. Kebijakan kredit

Penerapan kebijakan kredit telah efektif dilaksanakan dari manajemen tingkat atas di kantor pusat sampai dengan kantor

cabang. Kebijakan kredit yang dirumuskan telah efektif dikomunikasikan dan sesuai dengan tujuan portofolio kredit seperti penerapan down payment yang rendah dengan kendali yang ketat terhadap masyarakat menengah ke bawah. Penentuan batas risiko yang masih dapat diterima sebagai bagian dari kebijakan kredit telah dilaksanakan secara efektif untuk mengurangi peningkatan kerugian akibat terjadinya risiko kredit seperti kebijakan mengenai ketetapan prosedur-prosedur penagihan bagi konsumen yang berpotensial gagal bayar. Jaminan atas pembiayaan (kredit) sepeda motor Honda berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB). Hal ini telah efektif dilaksanakan dan telah efektif mengurangi kerugian atas peningkatan kerugian risiko kredit.

2. Pelaporan penyimpangan terhadap kebijakan dan pemilihan risiko

Pelaporan penyimpangan terhadap kebijakan memerlukan analisis trend untuk menentukan dampaknya pada kualitas portofolio kreditnya. Analisis trend yang dilakukan dengan menganalisis kemungkinan-kemungkinan kecenderungan penyimpangan kredit konsumen dan menganalisis dampaknya, sehingga dapat mengurangi kemungkinan peningkatan kerugian risiko kredit. Analisis trend dilaksanakan secara efektif dan apabila terjadi penyimpangan dilaporkan sesuai dengan prosedur-prosedur kebijakan kredit yang telah ditetapkan.

3. Pelaksanaan analisis kredit

Pelaksanaan analisis kredit baik, lengkap, sesuai prinsip kehati- hatian dan tepat waktu baik saat analisis sebelum transaksi kredit disetujui terhadap calon konsumen maupun penilaian berkala berikutnya. Analisis kredit yang dilaksanakan harus dilakukan secara dinamis yaitu memerlukan perbaikan secara berkesinambungan dan terus menerus sesuai dengan perubahan- perubahan dalam industri atau bisnis pembiayaan sepeda motor.

Hal ini dilakukan agar analisis kredit yang dilaksanakan akurat untuk mengurangi potensi peningkatan kerugian risiko kredit.

4. Risk rating dan problem loan identification

Pemeringkatan risiko (risk rating) dan identifikasi kredit bermasalah (problem loan identification) dilaksanakan dengan akurat dan tepat waktu. Pemeringkatan risiko dilaksanakan dengan menganalisis risiko-risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian. Implementasi dari pemeringkatan risiko berupa sistem penaksiran secara komprehensif terhadap kecenderungan pemeringkatan risiko akibat konsumen yang berpotensi gagal bayar. Risk rating dan problem loan identification berfungsi sebagai early warning tool yang berarti sebagai alat peringatan dini terhadap potensi kredit bermasalah, menetapkan suku bunga yang tepat berdasarkan tingkat risiko yang dihadapi oleh PT. PQR Finance, menetapkan secara akurat cadangan penghapusan piutang setiap periode tertentu, dan penetapan proses pengalokasian modal dengan baik.

5. Credit scoring

Credit scoring merupakan penetapan perkiraan calon konsumen untuk dapat diterima menjadi konsumen PT. PQR Finance. Pemeringkatan kredit dalam perhatian (overdue 60) belum menunjukkan masalah dalam manajemen portofolio kredit secara keseluruhan baik di kantor pusat maupun di kantor cabang PT. PQR Finance. Hal ini berarti manajemen portofolio kredit dapat secara akurat menentukan kredit terhadap konsumennnya dan menunjukkan administrasi kredit sesuai dengan prosedur- prosedur yang telah ditetapkan. Manajemen portofolio kredit dapat melakukan tindakan yang tepat dan cepat terhadap kredit dengan status overdue 30 (kredit dalam perhatian khusus), overdue 60 (kredit kurang lancar), overdue 90 (kredit diragukan) ataupun overdue lebih dari 150 (kredit macet).

6. Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) akurat, lengkap, dan tepat waktu sehingga berguna bagi manajemen untuk mengelola risiko kredit. PT. PQR Finance mengimplementasikan pelayanan terpadu manajemen sistem, yang meliputi manajemen, receivables management, remedial recovery dan accounting process. Aplikasi dengan teknologi mutakhir melalui sistem terintegrasi yang dikembangkan oleh PT. PQR Finance diterapkan dalam semua aspek bisnis perusahaan, sehingga dapat menghasilkan analisis yang akurat dan mendukung proses pengambilan keputusan manajemen PT. PQR Finance, seperti credit scoring yang dapat memudahkan calon pelanggan untuk pembelian tipe pembiayaan yang diperlukannya. Sistem ini dibangun sesuai dengan kebutuhan stakeholders.

7. Pengawasan aktif manajemen

Manajemen PT. PQR Finance telah secara aktif melakukan pengawasan dan pengelolaan terhadap kegiatan usahanya. Hal tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan keadilan (fairness). Menurut Hasbullah (2004), transparansi (transparancy) berarti mewajibkan suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, jelas dan dapat diperbandingkan menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan, exposure risiko dan kepemilikan perusahaan. Akuntabilitas (accountability) berarti menjelaskan peran dan tanggung jawab serta penilaian seluruh kinerja manajemen terkait risiko kredit. Tanggung jawab (responsibility) berarti memastikan bahwa perusahaan dikelola secara hati-hati sesuai peraturan yang berlaku. Independensi (independency) berarti bertindak hanya untuk kepentingan perusahaan dan mengurangi conflict of interest. Keadilan (fairness) berarti menjamin perlindungan hak-hak shareholders dan stakeholders.

8. Budaya kredit

Budaya kredit adalah pemahaman seluruh karyawan dan anggota perusahaan pembiayaan terhadap seluruh peraturan dan prosedur pemberian kredit, seperti penyeragaman persepsi dan definisi di antara seluruh karyawan perusahaan pembiayaan mengenai pemberian pinjaman yang diharuskan dengan pengembalian pinjaman pokok beserta bunga, sehingga semua karyawan akan berusaha agar seluruh transaksi kredit dibayarkan kembali untuk menghindari terjadinya risiko kredit macet (zero tolerance). Bagi PT. PQR Finance, budaya kredit telah diterapkan dengan baik baik untuk manajemen di kantor pusat maupun di seluruh kantor cabang.

9. Penyusunan strategi atau business plan

Penyusunan strategi bisnis konsisten dengan kecenderungan risiko dan menghasilkan keseimbangan antara pengambilan risiko dan pertumbuhan pendapatan. Produk pelayanan (services) dan inisiatif baru diteliti secara mendalam dan diuji sebelum diimplementasikan. Saat ini, PT. PQR Finance mempunyai 104 kantor cabang di seluruh Indonesia. Perluasan bisnis ditempuh dengan membuka kantor cabang baru PT. PQR Finance di suatu tempat tertentu telah dianalisis secara baik sehingga risiko yang diambil sesuai dengan pendapatan yang akan diterima ke depannya. Meningkatkan kualitas pelayanan jasa dari PT. PQR Finance dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan sesuai dengan kemungkinan risiko yang tinggi karena segmentasi konsumen PT. PQR Finance adalah bagi masyarakat menengah ke bawah.

10. Kemampuan pejabat kredit

Jumlah dan kemampuan pejabat kredit sesuai dengan kompleksitas portofolio kredit. Jumlah pejabat kredit yang cukup memadai dan kemampuan pejabat kredit yang baik sesuai dengan banyaknya jumlah konsumen PT. PQR Finance yang

mencapai 2,4 juta konsumen per Februari 2007. Tingkat turnover pegawai di PT. PQR Finance yang rendah dan tingkat pendidikan yang baik memungkinkan pengalihan tanggung jawab yang rendah.

11. Struktur kompensasi

Struktur kompensasi memadai dibandingkan dengan produktivitas, hasil kredit, kualitas kredit yang baik, dan pengelolaan portofolio termasuk pengelolaan kredit yang baik. Hasil penilaian pada tabel register kuantitas risiko kredit (Lampiran 6) menunjukkan bahwa nilai rata-rata kuantitas manajemen risiko kredit yaitu lima. Kuantitas risiko kredit yang terjadi di PT. PQR Finance tergolong moderate pada rentang 1-10, hal ini berarti risiko kredit yang terjadi masih dapat dikelola oleh PT. PQR Finance. Implikasinya adalah terdapat beberapa potensi dampak risiko yang tergolong tinggi tetapi potensi terjadinya risiko rendah yaitu level of loan to total asset, loan to capital ratio, risk and return, pendapatan bunga yang masih harus diterima, perubahan bauran portofolio kredit, kecukupan penyisihan piutang ragu-ragu, tingkat kredit jatuh tempo 30 hingga 150 hari, dan tingkat kecenderungan kredit jatuh tempo lebih dari 150 hari. Implikasi dari kuantitas risiko kredit di PT. PQR Finance yaitu :

1. Level loan to total asset

Tingginya tingkat total pembiayaan terhadap total asset (level of loan to total asset) berdampak pada tingginya risiko kredit yang dihadapi oleh PT. PQR Finance. Peningkatan risiko kredit macet yang dihadapi dapat meningkatkan cadangan penghapusan piutang (written off doubtful accounts) dan peningkatan kerugian dari penjualan serta penyisihan penurunan nilai pasar yang diambil alih sehingga berdampak pada berkurangnya pendapatan bersih (net income) yang diterima oleh PT. PQR Finance. Potensi terjadinya risiko dari tingginya level of loan to total asset

tergolong rendah karena diimbangi dengan prosedur dan manajemen kredit yang baik.

2. Loan to capital ratio

Tingginya rasio total pembiayaan terhadap modal perusahaan (loan to capital ratio) berdampak pada meningkatnya risiko kredit dimana apabila tingkat kredit macet yang terjadi mengalami peningkatan maka perusahaan harus mempunyai modal yang kuat untuk menutupi kerugian yang diakibatkan kredit macet tersebut. Apabila perusahaan tidak mempunyai modal yang kuat berarti perusahaan tersebut tidak mampu menutupi kerugian yang diakibatkan oleh adanya risiko kredit yang terjadi sehingga menimbulkan kebangkrutan. Potensi terjadinya risiko dari dampak yang tidak diharapkan tersebut tergolong rendah, karena PT. PQR Finance mempunyai keuangan yang cukup kuat untuk menutupi kerugian yang terjadi dan mempunyai manajemen kredit yang baik sehingga potensi kerugian kredit macet dapat ditekan seminimal mungkin.

3. Pertumbuhan kredit

Pertumbuhan kredit yang terjadi selama beberapa tahun terakhir telah melampaui rencana sesuai dengan pertumbuhan ekonomi, demografi dan persaingan. Pada tahun 2001 sampai tahun 2006 terjadi peningkatan unit pembiayaan sepeda motor pada PT. PQR Finance dengan rata-rata 55,34 persen (PT. PQR Finance, 2007). Dampak risiko dari pertumbuhan kredit ini tergolong moderate, berarti tidak mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap peningkatan kerugian risiko kredit yang terjadi. Pertumbuhan kredit selama kurun waktu tersebut disertai juga dengan tingkat profitabilitas PT. PQR Finance yang cukup tinggi. Potensi terjadinya risiko tergolong rendah yang berarti dampak negatif dari pertumbuhan kredit memiliki kemungkinan yang kecil dikarenakan PT. PQR Finance telah memiliki manajemen yang kuat.

4. Pendapatan kredit

Pendapatan PT. PQR Finance sangat tergantung pada usaha perkreditannya namun telah terdiversifikasi. Pendapatan dari kegiatan perkreditan yang terdiversifikasi berarti pendapatan diperoleh dari pengelolaan kredit terhadap segmentasi konsumen tertentu telah baik dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakannya sehingga dapat meminimalisir kerugian dan meningkatkan pendapatan. Oleh karena itu, potensi terjadinya risiko cukup rendah dan tidak mempunyai pengaruh cukup besar terhadap peningkatan kerugian dari usaha perkreditannya.

5. Persentase penyisihan piutang ragu-ragu terhadap total kredit

Persentase penyisihan piutang ragu-ragu terhadap total kredit memiliki dampak moderate yang berarti cukup berpengaruh terhadap pengurangan pendapatan bersih. Potensi terjadinya risiko ini tergolong rendah. Hal ini terlihat dengan rendahnya rasio penyisihan piutang ragu-ragu terhadap total kreditnya yang kurang dari 10 persen (PT. PQR Finance, 2007).

6. Risk and return

Dampak dari risk and return tergolong tinggi, berarti PT. PQR Finance menghadapi tingkat risiko yang tinggi dengan diimbangi tingkat imbal hasil (return) yang tinggi. Hal ini dikarenakan dengan misi PT. PQR Finance yang melakukan transaksi kredit sebagian besar untuk masyarakat menengah ke bawah yang memiliki potensi risiko gagal bayar (macet) yang tinggi. Akan tetapi, potensi dari risiko tergolong rendah karena manajemen kredit yang baik yaitu dari prosedur yang ketat dan kualitas SDM yang baik sehingga tingkat profitabilitas yang dicapai cukup tinggi.

7. Kebijakan kredit dan pemilihan risiko

Kebijakan kredit, pemilihan risiko dan jaminan kredit tergolong moderate yang berarti pada pelaksanaannya tidak terlalu menyimpang dan sesuai dengan yang direncanakan.

Penyimpangan dari penerapan kebijakan kredit dan kesalahan dalam pemilihan risiko, dalam hal penerimaan konsumen, dapat berakibat pada meningkatnya kredit macet dan menurunnya pangsa pasar PT. PQR Finance. Potensi terjadinya risiko kredit tersebut tergolong rendah.

8. Struktur kredit

Struktur kredit yaitu prosedur kredit, jangka waktu (tenor), suku bunga, dan syarat lain yang akan diberikan kepada konsumen. Struktur kredit memiliki dampak moderate yang berarti terdapat sedikit kelemahan dalam struktur kredit dan terdapat penyimpangan jaminan serta seimbang dengan tekanan persaingan dalam industri pembiayaan. Potensi terjadinya risiko tersebut tergolong rendah yang berarti struktur kredit di PT. PQR Finance cenderung kuat sesuai dengan prosedur dan kebijakan kredit yang ditetapkan.

9. Persyaratan dan dokumentasi collateral

Persyaratan collateral mempunyai dampak dengan adanya pelanggaran dalam penentuan syarat-syarat jaminan terhadap calon konsumen. Tetapi dampak tersebut tergolong rendah karena jaminan berupa BPKB bagi konsumen tergolong cukup baik untuk mengurangi kemungkinan peningkatan kerugian dari risiko gagal bayar konsumen.

10. Pendapatan bunga yang masih harus diterima berbanding total kredit

Pendapatan bunga yang masih harus diterima berbanding total kredit yang tinggi berdampak pada berkurangnya pendapatan bersih dan meningkatnya potensi kerugian (penghapusan piutang ragu-ragu) dari usaha perkreditan PT. PQR Finance. Tetapi, potensi risiko yang terjadi di PT. PQR Finance tergolong rendah yang berarti pendapatan bunga yang diterima sesuai dengan rencana dan tepat waktu.

11. Perubahan bauran portofolio kredit

Perubahan bauran portofolio kredit memiliki dampak yang cukup tinggi dan dapat meningkatkan risiko kredit. Perubahan bauran portofolio ini dapat terjadi ketika sebagian besar konsumen PT. PQR Finance rata-rata memiliki periode jangka waktu kredit yang semakin panjang seperti dari rata-rata dengan jangka waktu satu sampai dua tahun menjadi dua sampai tiga tahun. Hal ini berdampak pada meningkatnya potensi gagal bayar konsumen dan meningkatkan potensi kerugian akibat meningkatnya risiko tersebut. Potensi dari dampak risiko tersebut tergolong rendah karena manajemen PT. PQR Finance secara periodik menganalisis dan memantau konsumen-konsumen yang berpotensi gagal bayar dengan ketat.

12. Kecukupan penyisihan piutang ragu-ragu

Kecukupan penyisihan piutang ragu-ragu yang rendah mempunyai dampak yang sangat besar dalam industri pembiayaan sehingga menyebabkan perusahaan tidak dapat menutupi kerugian dari konsumen yang gagal bayar dan menyebabkan kebangkrutan. Bagi PT. PQR Finance, potensi dari dampak risiko tersebut tergolong rendah karena PT. PQR Finance mempunyai keuangan yang cukup kuat dengan total asset mencapai Rp 10,49 triliun untuk tahun 2007.

13. Trend migrasi kredit

Trend migrasi kredit pada konsumen PT. PQR Finance mempunyai dampak yang moderate dan berpotensi rendah yang berarti perpindahan status konsumen yang tergolong lancar ke konsumen dengan status yang meragukan (overdue 90 hari) cukup rendah karena proses transaksi kredit yang ketat. Trend migrasi kredit yang rendah menunjukkan baiknya manajemen PT. PQR Finance dalam memperoleh pendapatan dan tingkat kolektibilitas yang tinggi.

14. Tingkat kredit overdue 30 hingga 150 hari

Tingkat kredit jatuh tempo (overdue) antara 30 hingga 150 hari mempunyai dampak yang moderate, berarti cukup memberikan kontribusi terhadap peningkatan kerugian yang disebabkan pembayaran yang tidak tepat waktu atau tidak sesuai dengan yang direncanakan. Potensi terjadinya risiko dari tingkat jatuh tempo (overdue) antara 30 hingga 150 hari tergolong rendah yang berarti pendapatan yang diterima tepat waktu dan kerugian dapat diminimalisir.

15. Tingkat dan kecenderungan kredit overdue lebih dari 150 hari

Tingkat dan kecenderungan kredit jatuh tempo (overdue) lebih dari 150 hari (kredit macet) mempunyai dampak yang tinggi yaitu potensi kerugian yang diakibatkan kredit macet sangat besar dan dapat mengurangi pendapatan bersih (net income) perusahaan. Potensi dari terjadinya risiko tersebut bagi PT. PQR Finance tergolong rendah karena tingkat dan kecenderungan kredit jatuh tempo lebih dari 150 hari (macet) sangat kecil yaitu kurang dari lima persen sehingga kerugian dapat ditekan semaksimal mungkin.

Kualitas manajemen risiko kredit dan kuantitas risiko kredit disesuaikan dengan aggregate risk matrix. Aggregate risk matrix seperti yang dapat dilihat pada Tabel 11 menunjukkan bahwa peringkat risiko di PT. PQR Finance tergolong low to moderate. Hal ini berarti, dengan kualitas manajemen risiko kredit yang kuat maka PT. PQR Finance masih dapat dengan baik mengelola risiko kredit yang dihadapinya. Tetapi, manajemen risiko kredit PT. PQR Finance tetap memerlukan pengelolaan terhadap risiko kredit dengan baik sehingga dapat meminimalisir kerugian dari usaha perkreditannya.

Tabel 11. Aggregate risk matrix PT. PQR Finance Quality of Risk

Management

Quantity of Risk

Low Moderate High

Weak Low to Moderate Moderate to High High

Satisfactory Low Moderate Moderate to

High

Strong Low Low to Moderate Moderate