BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
6. Analisis Laba Kotor
30
Jika terjadi peningkatan pada salah satu dari ketiga biaya
tersebut, efeknya akan dirasakan oleh harga pokok penjualan yang
ikut membengkak. Akibatnya tentu akan mempengaruhi harga
jual per-satuan. Apabila harga jual tidak dinaikkan, persentase
ke-untungan semakin mengecil. Artinya, laba kotor juga akan ikut
turun.
Selain itu, faktor lain yang juga perlu diperhatikan adalah
adanya ketidakefisienan dalam memproduksi barang. Misalnya,
sering terjadi kesalahan ketika mengolah bahan baku sehingga
menghasilkan produk gagal. Atau untuk memperbaiki kesalahan
tersebut, diperlukan lah bahan – bahan lain agar kondisi produk
gagal tersebut dapat membaik kembali dan layak dijual. Kejadian
– kejadian seperti itu sama saja dengan pemborosan pemakaian
bahan baku sehingga terjadi lah penambahan biaya. Dan yang
pal-ing fatal adalah adanya unsur kecurangan dari pihak manajemen
perusahaan dengan pihak ketiga.14
6. Analisis Laba Kotor
Analisis laba kotor memiliki tiga manfaat utama, antara lain:
a. Sebagai alat untuk mengetahui penyebab naik dan turunnya jumlah
penjualan maupun harga pokok penjualan.
31
b. Dapat dijadikan bentuk pertanggungjawaban kinerja divisi penjualan,
pemasaran, atau produksi dikarenakan ketiga divisi ini yang menjadi
pion penting dalam pembentukan harga pokok penjualan.
c. Merupakan salah satu alat ukur untuk menilai kinerja manajemen.15
Teknik untuk menganalisis laba kotor yaitu terlebih dahulu harus
menetapkan selisih laba kotor antara periode sebelumnya dengan periode
yang akan datang, atau antara laba kotor budget dengan realisasi budget
yang telah disepakati. Hasil dari analisis laba kotor antara budget dengan
realisasinya dikenal dengan istilah selisih (variance) yang menguntungkan dan selisih yang tidak menguntungkan. Selisih menguntungkan disebut fa-vorable (F), sedangkan lawannya dinamakan Unfafa-vorable (Un).
Seperti yang sudah dijelaskan pada sub poin Laba Kotor yang ada
di bab ini, perubahan laba kotor disebabkan oleh dua hal. Yaitu karena
faktor penjualan dan harga pokok penjualan. a. Faktor Penjualan
Selisih laba kotor yang disebabkan faktor penjualan ini
dikare-nakan hasil pengurangan yang timbul antara harga jual per-satuan dan
kuantitas penjualan. Perhitungan selisih karena faktor penjualan ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. SHJ = (HJA per satuan – HJB per satuan) x VPA
2. SVJ = (VPA – VPB) x HJB per satuan
15 Dermawan Sjahrial & Djahotman Purba, Analisis Laporan Keuangan: Cara Mudah & Praktis Memahami Laporan Keuangan, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), hal 77 – 78.
32
Keterangan untuk rumus di atas, ialah:
SHJ = Selisih Harga Jual
HJA = Harga Jual Aktual Per Satuan
HJB = Harga Jual Budget Per Satuan
SVJ = Selisih Kuantitas Yang Dijual
VPA = Kuantitas Penjualan Aktual
VJB = Anggaran
Perhitungan menggunakan rumus SHJ atau SVJ, dapat
memunculkan selisih menguntungkan atau tidak menguntungkan.
In-dikatornya adalah, jika HJA lebih besar dari HJB, kondisi tersebut
dapat diartikan sebagai selisih yang menguntungkan. Tetapi jika
se-baliknya, berarti timbul selisih yang tidak menguntungkan.16
Hasil perhitungan dari pendekatan SHJ yang menunjukkan
angka negatif menjelaskan bahwa penyebab laba kotor perusahaan
menurun dikarenakan penetapan harga jual pada periode berjalan lebih
kecil dari harga jual pada periode sebelumnya. Keadaan ini secara tidak
langsung juga menunjukkan kurangnya kinerja penjualan dalam
menganalisis, mengkalkulasikan serta menargetkan pencapaian laba
kotor yang hendak diraih. Begitupula sebaliknya, apabila hasil dari
perhitungan SHJ positif, yang terjadi adalah laba kotor perusahaan
33
mengalami peningkatan, dan semua itu pun disebabkan oleh bagusnya
kinerja tim penjualan.17
Penyebab munculnya selisih negatif (unfavourable)
berdasarkan perhitungan SHJ, harus ditelusuri untuk kemudian
dievaluasi dan diperbaiki manajemen agar tidak terjadi hal serupa pada
masa mendatang. Ada beberapa tindakan evaluasi yang dapat
diterapkan memperbaiki selisih merugikan dari perbedaan harga jual,
yaitu:
1. Penentuan dan Penetapan Harga Jual
Manajemen harus mampu menentukan harga jual
yang tepat tanpa mengurangi kualitas produk. Apalagi
mengingat dewasa ini persaingan antar produk semakin
tajam, sementara perkembangan permintaan terbatas.
Harga jual akan mempengaruhi konsumen untuk membeli
barang yang dijual.
2. Peranan Penetapan Harga Jual
Sebelum menetapkan harga jual, manjemen harus
mempertimbangan faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yang harus dipikirkan baik – baik antara
lain: tujuan pemasaran, strategi pemasaran, biaya yang
diserap, dan pertimbangan organisasional lainnya.
Sedangkan dari faktor eksternal, poin – poin yang harus
34
diperhitungkan dengan matang adalah: kondisi pasar,
jumlah permintaan konsumen terhadap barang, biaya
tambahan lainnya, harga barang sejenis, dan tawaran
pesaing.
3. Faktor – Faktor Lingkungan Lainnya
Kondisi perekonomian suatu negara dan keputusan
pemerintah yang telah mewajibkan harga barang tertentu
menjadi faktor eksternal lain yang juga harus
diperhitungkan sebelum menetapkan harga jual.
4. Tujuan Merubah Harga Jual
Merubah harga jual yang sebelumnya tidak hanya
dimaksudkan untuk memperoleh laba yang diinginkan.
Tetapi juga untuk menggantikan biaya saat ini (current
cost) yang dikeluarkan untuk mempersiapkan barang dijual.
Sementara itu, jika menggunakan perhitungan dengan rumus
SVJ dan mendapatkan hasil yang positif, dapat diindikasikan bahwa
perusahaan mengalami kenaikan kuantitas penjualan. Kondisi tersebut
secara tidak langsung juga mencerminkan kinerja penjualan yang baik
dalam memasarkan produknya. Begitupula jika yang terjadi
sebaliknya, hal tersebut sudah dapat menjelaskan kinerja tim penjualan
yang kurang baik.18
35
b. Faktor Harga Pokok Penjualan
Faktor yang kedua ini juga menghasilkan selisih
menguntungkan dan tidak menguntungkan. Apabila Harga Pokok
Penjualan Aktual (HPJA) lebih besar dari Harga Pokok Penjualan
Budget (HPJB), perbedaan yang timbul hasil pengurangan keduanya
merupakan sebuah keuntungan. Tetapi jika keadaannya terbalik, hal
tersebut berarti selisih yang tidak menguntungkan.
Perhitungannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. SHPJ = (HPJA – HPJB) x VPA
2. SVHPJ = (VPA – VJB) x HPJB
Keterangan:
SHPJ = Selisih Harga Pokok Penjualan
SVHPJ = Selisih Kuantitas HPP
VPA = Kuantitas Penjualan Aktual
VJB = Volume Penjualan Budget19
Hasil perhitungan dari rumus selisih harga pokok penjualan
(SHPJ) per satuan akan memunculkan nilai yang positif atau negatif.
Angka positif atau negatif itu akan menggambarkan seperti apa kinerja
tim penjualan. Apabila angka yang muncul positif, hal ini
menunjukkan bahwa adanya kenaikan biaya. Jika biaya lebih tinggi
dari pendapatan, berarti perusahaan mengalami kerugian. Keadaan ini
19 Dermawan Sjahrial & Djahotman Purba, Analisis Laporan Keuangan: Cara Mudah & Praktis Memahami Laporan Keuangan, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), hal 79.
36
otomatis akan menggambarkan buruknya dua hal dari kinerja
penjualan. Pertama, tim penjualan terlalu boros dalam mengelola
pendanaan untuk pemenuhan kesiapan barang yang hendak dijual.
Sedangkan yang kedua, tim penjualan tidak mampu meningkatkan
jumlah produk yang terjual. Namun sebaliknya, apabila hasil
perhitungan SHPJ per satuan menunjukkan nilai yang negatif, maka
laba kotor perusahaan akan meningkat, dan semua itu disebabkan oleh
kinerja tim penjualan yang baik.20
Selanjutnya, menggunakan perhitungan dengan rumus selisih
volume harga pokok penjualan (SVHPJ). Maksud dari SVHPJ ini
adalah terjadi perubahan pada harga pokok penjualan karena ada
perubahan volume penjualan pada periode berjalan. Contoh: pada
tanggal 3 Januari 2018, harga pokok penjualan dari 100 barang yang
siap dijual senilai lima ratus juta rupiah. Kemudian, pada tanggal 6
Januari 2018, harga pokok penjualan dari 200 barang yang siap dijual
sebesar lima ratus lima puluh juta rupiah. Jika kuantitas barang yang
hendak dijual bertambah, hal ini juga akan berimbas pada harga pokok
penjualan yang juga ikut bertambah. Karena semakin banyak barang
yang dijual, semakin banyak pula biaya yang dikeluarkan untuk
mendanai barang tersebut sebelum disebarkan ke pasar.
Apabila hasil perhitungan dari rumus SVHPJ merupakan nilai
yang positif, artinya kinerja tim penjualan kurang bagus. Kondisi
37
tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mengeluarkan biaya yang
terlalu tinggi, sehingga tidak sebanding dengan pendapatan yang
diperoleh. Hal sebaliknya berlaku ketika hasil perhitungan SVHPJ
bernilai negatif. Keadaan ini menggambarkan kinerja penjualan yang
baik karena berhasil membuat perusahaan dalam kondisi laba.21