• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

E. Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2007: 35), “analisis laporan keuangan adalah analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam jurnal Junita (2012: 2), “laporan keuangan adalah analisis terhadap neraca dan perhitungan rugi laba

serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya

untuk mengetahui gambaran tentang posisi keuangan dan perkembangan

usaha perusahaan yang bersangkutan”. Sedangkan penjelasan laporan

keuangan yang dikemukakan oleh Harahap (2011: 190) bahwa:

Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Jadi menurut beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, analisis

laporan keuangan merupakan analisis yang dilakukan pada laporan keuangan

yaitu neraca dan rugi laba serta segala segala keterangan-keterangan yang

dimuat dalam lampiran-lampirannya untuk mengetahui gambaran tentang

posisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan

keputusan yang tepat.

2. Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2011: 195), kegunaan analisis laporan keuangan ini

dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).

c. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. d. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam

hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

e. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan.

f. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.

3. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2011: 68), tujuan dari analisis lapoan keuangan adalah :

a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberaoa periode.

b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

d. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu

penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

f. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

Sedangkan menurut Munawir (2007: 31), “tujuan analis laporan keuangan

merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan

dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan yang

bersangkutan”. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang

berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau

lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan

dapat mendukung keputusan yang akan diambil.

4. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2011: 297), “rasio keuangan merupakan angka yang

diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun

lainnya yang mempunyai hubugan yang relevan dan signifikan”. Menurut Kasmir

angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka

lainnya”.

Sedangkan Riyanto (2010: 329) mengemukakan bahwa dalam mengadakan

analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan 2 macam cara

perbandingan, yaitu:

a. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. Dengan cara pembanding ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun. Kalau diketahui perubahan dari angka rasio tersebut maka dapatlah diambil kesimpulan mengenai kecenderungan keadaan keuangan serta hasil operasi perusahaan yang bersangkutan.

b. Membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri untuk waktu yang sama. Dengan cara ini akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan dalam aspek keuangan tertentu berasa di atas rata-rata industri, berada pada rata-rata atau terletak dibawa rata-rata industri.

Menurut Riyanto (2010: 330), apabila dilihat dari sumber darimana rasio ini

dibuat, maka dapat digolongkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:

a. Rasio neraca (balance sheet ratio), yang digolongkan dalam katagori ini adalah semua data yang diambil dari atau bersumber dari neraca.

b. Rasio-rasio laporan laba-rugi (income statement ratio), yang tergolong dalam katagori ini adalah semua data yang diambil dari laba-rugi.

c. Rasio-rasio antar laporan (interstatement ratio), yang tergolong dalam katagori ini adalah semua data yang diambil dari neraca dan laporan laba-rugi.

5. Keunggulan Analisis Rasio

Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya.

Keunggulan tersebut adalah (Harahap, 2011: 298) :

a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).

e. Menstandarisir size perusahaan.

f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

6. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Di samping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga

memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar

tidak salah dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio adalah

(Harahap, 2011: 298) :

a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.

b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti :

(1) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias dan subjektif.

(2) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.

(3) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. (4) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa

diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan meminmbulkan kesulitan menghitung rasio.

d. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.

e. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

Dokumen terkait