• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.7 Analisis Lingkungan Kebunsayur Surabaya

4.7.1 Analisis Lingkungan Internal Kebunsayur Surabaya

Kajian proses analisis lingkungan internal dapat dilihat dari parameter seperti manajemen, keuangan, produksi dan operasi dan pemasaran. Adapun analisis dan identifikasi lingkungan internal Kebunsayur Surabaya dipengaruhi oleh faktor-faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan dari manajemen, pemasaran, produksi dan operasi. 4.7.1.1 Manajemen

Dalam menganalisa fungsi manajemen pada usaha Kebunsayur Hidroponik terdapat beberapa hal yang perlu dikaji, antara lain aspek

76

perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan sumberdaya manusia dan pengendalian.

1. Perencanaan

Kebunsayur Surabaya telah memiliki kalender tanam tahunan. Kalender tanam ini disusun berdasarkan pengalaman yang diperoleh selama usaha ini berlangsung. Kalender tanam ini sangat membantu dalam proyeksi pemenuhan kebutuhan permintaan sayuran yang masuk. Perencanaan yang dilakukan oleh Kebunsayur Surabaya adalah menyusun pola tanam pada tiap-tiap kebun agar target produksi terpenuhi. Saat ini target produksi harian yang ingin dicapai oleh Kebunsayur Surabaya berkisar 100-150 kg per hari dari seluruh kebun yang ada (Kebun I-III).

2. Pengorganisasian

Dalam sturktur organisasi pada Kebunsayur Surabaya yang tertera pada gambar 4.4, menunjukkan bahwa jabatan masing-masing staf dengan tanggung jawab yang berbeda. Setiap posisi telah melakukan kegiatannya sesuai dengan job

description yang telah ditetapkan, namun rangkap jabatan

masih terjadi. Hal ini terjadi pada senior manager, manager

kebun I dan manager kebun II dijabat oleh satu orang karena

kesamaan tugas yang dilakukan. Efisiensi pegawai dan kesamaan tugas inilah yang menjadi alasan rangkap jabatan di Kebunsayur Surabaya.

3. Pengelolaan sumberdaya manusia

Pengelolaan sumberdaya manusia dalam sebuah organisasi/ unit usaha terkait dengan budaya atau iklim kerja yang diterapkan oleh usaha tersebut. Suasana kerja di Kebunsayur Surabaya cenderung ke arah kekeluargaan tanpa adanya kekakuan hubungan antar personal yang bekerja di sana. Sehingga komunikasi yang terjalin antara manajemen dengan karyawan cukup baik. Kondisi ini memudahkan manajemen

77

dalam mendelegasikan tugas dan sebaliknya, apabila karyawan ingin menyampaikan sesuatu kepada manajemen mengenai masalah yang dihadapi di lapangan.

4. Pengendalian

Kebunsayur Surabaya dalam proses pengendaliannya meliputi proses produksi, pola tanam, serta pengawasan hasil produksi. Pengendalian dalam hal proses produksi dan pola tanam penting dilakukan karena terkait langsung dengan kuantitas dan kualitas sayur yang dihasilkan sehingga keberlanjutan proses produksi tetap terjaga. Pengawasan hasil produksi juga mutlak diperlukan karena terkait dengan hasil produksi agar tetap terjaga mutu dan kualitasnya.

4.7.1.2 Produksi dan Operasi

Produksi sayur hidroponik yang dilakukan oleh Kebunsayur Surabaya dilakukan secara semi terbuka (outdoor). Sistem hidroponik yang diaplikasikan adalah nutrient film technique (NFT). Konstruksi NFT menggunakan talang air model U. Bagian atapnya diberi penutup paranet yang menyerupai jala. Paranet ini berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya matahari agar sayuran tidak terpapar cahaya matahari yang terlalu terik sehingga suhu menjadi relatif rendah.

Kebunsayur Surabaya juga telah menetapkan standart operational

procedure (SOP) untuk penanaman sayuran selada sebagai berikut :

1. Persemaian

Benih sayuran selada sebelum ditanam dalam media tanam (rockwool) harus disemai terlebih dahulu. Penyemaian benih dilakukan di dalam tempat penyemaian (rumah penyemaian) yang tempatnya berbeda dari tempat penanaman. Dalam rumah penyemaian dibuat meja-meja beserta

rockwoll diatasnya, dengan ukuran lebar dan tinggi masin-masing 1 m

78

Gambar 4.12 Benih romaine dan endive masa penyemaian (Sumber : Dokumen Penulis)

2. Persiapan Tanam

Media tanam yang digunakan adalah rockwool. Media tanam ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan media lainnya terutama dalam hal perbandingan komposisi air dan udara yang dapat disimpan oleh media tanam ini, ramah lingkungan, mampu menampung air hingga 14 kali kapasitas tampung tanah, tidak mengandung patogen penyebab penyakit, meminimalkan penggunaan pestisida (gambar 4.13).

Gambar 4.13 Media tanam rockwool yang telah dipotong (Sumber : Dokumen Penulis)

Rockwool dipotong kecil dengan ukuran 2 x 2 cm untuk jenis sayuran selada. Besar kecilnya potongan disesuaikan dengan jenis tanaman.

79

Lubang tanam dibuat dengan menggunakan hole maker. Lubang ini berfungsi untuk tempat peletakan benih. Media tanam yang sudah disiapkan dibasahi dengan air sehingga menjadi lembab.

3. Penanaman

Sebelum penanaman dilaksanakan, media tanam yang telah diisi dengan benih selada dilakukan prosedur penjenuhan/pembasahan dengan larutan nutrisi AB Mix dengan pH berkisar 5,8 dengan electro conductivity (EC) 2. Media tanam yang berupa rockwool dibasahi dengan nutrisi tersebut secara merata. Penanaman sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari (06.00) atau sore hari (17.00) karena pada saat itu suhu relatif rendah sehingga tanaman tidak menjadi layu.

Jarak penanaman anatara potongan rockwool pada tahap ini sekitar 10 cm. Benih selada baru dapat dipindahkan untuk ditanam di tempat penanaman dewasa setelah memiliki tunas dengan 3-5 helai daun, atau sekitar 5 hari setelah semai. Jarak penanaman di tempat tanam dewasa antara potongan rockwool sekitar 20 cm (gambar 4.14).

Gambar 4.14 Jarak tanam antar selada sekitar 10 cm (Sumber : Dokumen Penulis)

80 4. Pemeliharaan

Tanaman selada hidroponik perlu dilakukan pemeliharaan dan pengawasan pada umur tanam sekitar 2-3 minggu. Pada masa ini biasanya terdapat daun selada yang memiliki cacat fisik (menguning, berlubang, kurang cerah warna daunnya). Hal ini terjadi karena proses pertumbuhan tidak optimal yang disebabkan oleh kandungan air yang terlalu asam, kekurangan nutrisi bahkan terserang hama atau penyakit. Perlu dilakukan pemangkasan (gambar 4.15).

Gambar 4.15 Prosedur cabut daun untuk yang terkena penyakit (Sumber : Kebunsayur Surabaya)

Pemangkasan terhadap daun selada yang rusak dimaksudkan untuk memperbaiki sirkulasi udara sekitar tanaman dan membantu mengurangi serangan hama dan penyakit. Proses ini dilakukan seminggu sekali tergantung kondisi tanaman. Meskipun sayuran selada di Kebunsayur Surabaya mengunakan media rockwool yang relatif aman terhadap patogen, hama dan penyakit tanaman masih berpeluang untuk menyerang tanaman selada tersebut.

81

Gambar 4.16 Nutrisi AB Mix (Sumber : Dokumen Penlis)

Hama yang banyak menyerang adalah mata kodok dan thrips. Pengendalian hama tersebut dilakukan dengan cara pemasangan jebakan berupa perangkat lekat berwarna kuning atau biru. Untuk menjaga sayuran dari serangan penyakit, kebersihan talang sebagai tempat menaruh media tanam harus terjaga. Agar memperoleh hasil pertumbuhan yang optimal, fertigasi (pemberian nutrisi) difokuskan pada pemberian air dan campuran nutrisi (AB Mix) sesuai dengan tahap pertumbuhan sayuran (gambar 4.16).

Gambar 4.17 Selada yang terkena penyakit (Sumber : Dokumen Penulis)

82

Kebutuhan fertigasi disesuaikan dengan kondisi cuaca. Di saat kondisi panas tidak ada hujan, biasanya mencapai 5-6 kali dalam seminggu. Sedangkan pada kondisi mendung atau curah hujan tinggi, fertigasi dilakukan sebanyak 2-4 kali. Besarnya volume fertigasi tergantung dari umur tanaman. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan fertigasi adalah electro conductivity (EC) dan pH larutan fertigasi (gambar 4.17).

Gambar 4.18 Jadwal pengecekan kadar pH dan EC dalam air nutrisi (Sumber : Dokumen Penulis)

EC adalah penghantaran listrik dalam suatu larutan. Nilai EC merupakan indikator kepekatan hara dalam suatu larutan dan satuannya adalah mS/cm. Tanaman yang relatif masih kecil belum membutuhkan unsur hara yang banyak diberi EC 1. Apabila telah mulai dewasa diberi EC 1,2-1,5. Sedangkan pH adalah kadar keasaman dan garam alkali dalam air dan terukur antara skala 0-14. Semakin rendah nilai pH menandakan semakin asam suatu larutan. Semakin tinggi nilai pH menandakan semakin basa suatu larutan (gambar 4.18).

83

Gambar 4.19 EC meter (Sumber : Dokumen Penulis)

Gambar 4.20 Ph meter (Sumber : Dokumen Penulis)

Nilai pH normal suatu larutan adalah 7. Namun pH optimum untuk suatu larutan nutrisi untuk sayur selada hidroponik adalah 5,5 sampai 6. Seperti tanaman lainnya dengan sistem tanam konvensional, selada juga memerlukan unsur hara makro dan mikro untuk pertumbuhannya. Jumlah unsur hara yang diberikan idealnya harus senantiasa dalam keadaan cukup dan seimbang supaya tingkat hasil tanaman yang diharapkan dapat tercapai (gambar 4.19 dan gambar 4.20).

84

Gambar 4. 21 Tandon untuk suplai kebutuhan air tanaman (Sumber : Dokumen Penulis)

5. Panen dan Pacapanen

Sayuran selada biasanya memasuki masa panen pada minggu ke 6 sejak awal penanamannya. Selada yang hendak dipanen sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari, ketika suhu udara relatif rendah. Pemanenan selada cukup diangkat dari tempat tanam dewasa. Proses pengangkatannya perlu dicermati agar daun seladanya tidak rusak/sobek karena dapat menurunkan mutu dan daya jual sayur tersebut (gambar 4.22).

Gambar 4.22 Cold storage tempat penampungan sayur sementara pascapanen

(Sumber : Dokumen Penulis)

Selada yang telah dipanen diletakkan ke dalam keranjang. Potongan media tanam (rockwool) tidak perlu dibuang karena dapat menjaga kondisi selada agar tetap segar. Hal tersebut dikarenakan pada

85

tetap hidup (daya serap rockwool tinggi). Penanganan pasca panen selada di Kebunsayur Surabaya meliputi sortasi, pencucian, penyimpanan, pengemasan dan pendistribusian (gambar 4.23).

Gambar 4.23 Sayur siap untuk dikirim ke konsumen (Sumber : Dokumen Penulis)

4.7.1.3 Pemasaran 4.7.1.3.1 Aspek Produk

Produk sayuran hidroponik yang dihasilkan oleh Kebunsayur Surabaya mayoritas adalah selada dengan segmentasi kelas menengah ke atas (middle up). Perusahaan sengaja memilih segmen premium agar tidak mengambil ceruk keuntungan di pangsa pasar sayur konvensional, menghindari perang harga dan meminimalkan pesaing. Sayuran selada ini biasanya digunakan sebagai bahan campuran makanan seperti salad, burger, serta menu eropa lainnya. Sayuran hidroponik memiliki kelebihan dibandingkan dengan sayuran konvensional, yaitu tampilannya lebih bersih, lebih segar dan terasa manis. Oleh karena itu, perusahaan sangat memperhatikan kualitas produk melalui quality control (gambar 4.24).

86

Gambar 4.24 Selada yang telah dikemas (Sumber : Dokumen Pribadi)

Pengendalian kualitas dilakukan mulai dari mendatangkan benih yang telah memiliki sertifikat dari Belanda, proses penyemaian benih, perencanaan tanam, pemeliharaan tanaman, kontrol terhadap hama, pemeriksaan mutu produk akhir sampai dengan pengiriman sayuran ke konsumen. Sayuran hidroponik perusahaan dapat dikelompokkan berdasarkan kualitasnya, yaitu : sayur grade A (memiliki kualitas paling bagus), sayur grade B (memiliki kualitas sedang) dan sayur grade C (memiliki kualitas buruk).

Kebunsayur Surabaya menggunakan kemasan yang relatif sederhana, yaitu membungkus dengan plastik bening berukuran besar. Merek dagang produk yang digunakan adalah Kebunsayur Surabaya. Pemberian label pada kemasan, cukup jelas dan nama dagangnya mudah diingat oleh konsumen. Label merupakan bagian dari kemasan produk yang berupa gambar, tulisan dengan variasi warna dan desain tertentu. Label kemasan produk dapat mengidentifikasikan produk atau merek, menjelaskan beberapa informasi mengenai produk pada konsumen (gambar 4.25).

87

Gambar 4.25 Label kemasan sayur (Sumber : Dokumen Pribadi) 4.7.1.3.2 Aspek Harga

Penetapan harga jual produk sayuran Kebunsayur Surabaya dipengaruhi oleh biaya produksi. Biaya benih, media tanam (rockwool), gaji karyawan, listrik, air dihitung secara periodik (bulanan). Dengan memasukkan parameter biaya produksi, diperoleh biaya produksi sebesar Rp.15.000/kg. Harga jual sayur di Kebunsayur Surabaya untuk jenis selada impor rata-rata Rp.50.000/ kg dengan berat setiap ikat seladanya berkisar 2-3 ons. Kelebihan dari harga sayur di Kebunsayur Surabaya ini adalah harganya yang stabil, sehingga konsumen dari kalangan resto dan kafe cukup loyal terhadap produk sayur tersebut (tabel 4.1).

Sistem pembayaran yang diterapkan oleh perusahaan untuk agen (reseller) melalui sistem kredit dengan pembayaran sebulan sekali. Sedangkan untuk pembelian secara langsung oleh konsumen (direct

ditribution) menggunakan pembayaran secara tunai. Sistem pembayaran

yang dilakukan oleh agen bukan merupakan sistem konsinyasi. Pembayaran sayur disesuaikan dengan jumlah sayur yang dijual. Kebunsayur Surabaya tidak menanggung berapa banyak sayur yang terjual oleh agen, melainkan pembayaran dilakukan sesuai permintaan sayur yang dipesan oleh agen kepada Kebunsayur Surabaya.

88

Tabel 4.1 Harga sayur di Kebunsayur Surabaya

No. Jenis Produk Harga/Kg (Rp)

1.

Semua jenis selada

(endive lettuce, romain lettuce, red & green

leaf lettuce, red & green oakleaf lettuce, butterhead lettuce) 50.000 2. Kale 175.000 3. Aragula 150.000 4. Basil 55.000 5. Pakchoy 35.000 6. Rosemary 100.000 4.7.1.3.3 Aspek Tempat

Pada aspek tempat atau distribusi, Kebunsayur Surabaya telah menjalankan rantai saluran pemasaran dengan baik. Ada dua saluran distribusi yaitu direct channel of distribution dan indirect channel of

distribution (Angipora, 2002) dalam (Rahman, 2011). Dalam menjalankan

usahanya, perusahaan menggunakan kedua saluran distribusi tersebut. a) Saluran distribusi langsung (direct channel of distribution)

Kebunsayur Surabaya menjual produk secara langsung kepada konsumen. Adapun konsumen yang dilayani adalah hotel, kafe, restoran, perorangan (rumah tangga) (gambar 4.26).

Kebunsayur

Surabaya

Konsumen

(Hotel, Kafe, Restoran, Perorangan)

Gambar 4.26 Saluran distribusi langsung

b) Saluran distribusi tidak langsung (indirect channel of

distribution)

Kebunsayur menggunakan jasa perantara untuk menyalurkan produk kepada agen atau reseller. Perusahaan menjadi pemasok bagi pasar swalayan yang berfungsi sebagai reseller. Pasar

89

swalayan modern yang bekerja sama dengan perusahaan anatara lain Papaya, Lotte Mart, dan Carefour.

Kebunsayur Surabaya

Reseller

(Pasar Swalayan) Konsumen

Gambar 4.27 Saluran distribusi tidak langsung

Proses pengiriman barang pada agen (reseller) menggunakan alat transportasi berupa mobil dan motor. Sayuran dimasukkan ke dalam kotak gabus (styrofoam) untuk menjaga kesegaran dan tidak terpapar cahaya matahari langsung. Prosedur penataan sayur ke dalam styrofoam juga perlu dicermati supaya tidak saling tumpang tindih sehingga dapat menurunkan kualitasnya. Merek dagang pada reseller tetap menggunakan nama Kebunsayur Surabaya (gambar 4.27).

4.7.1.3.4 Promosi

Promosi yang telah dilakukan oleh Kebunsayur Surabaya selama ini lebih bersifat pemberian edukasi pada masyarakat. Melalui pelatihan (workshop) dan kunjungan kebun yang diadakan oleh perusahaan, institusi, sekolahan, masyarakat diajak untuk mencoba memenuhi kebutuhan sayur secara mandiri di rumah melalui metode hidroponik. Selain itu, perusahaan juga memanfaatkan media sosial melalui internet, yang mampu memberikan dampak luar biasa. Peliputan media cetak maupun elekronik yang pernah berkunjung ke kebunsayur Surabaya, secara tidak langsung ikut membantu proses sosialisasi yang dicanangkan oleh perusahaan.

Kebunsayur telah banyak diliput oleh media cetak dan eletronik, baik skala lokal maupun nasional antara lain Tempo, Surya, Jawa Pos, ITS Tv, NET, Trans TV, SBO. Sedangkan pemanfaatan media sosial dan internet diantaranya melalui Facebook, Instagram, Twitter, dan website. Dengan adanya promosi tersebut, berpengaruh pada peningkatan jumlah pengunjung yang datang ke kebun untuk mengenal sayur hidroponik lebih dekat.

90 4.7.1.4 Keuangan

Bidang keuangan khususnya dalam bidang pemodalan Kebunsayur Surabaya, awalnya diperoleh dari dana perseorangan (Ir. Venta) dan dana dari pihak keluarga karena ini adalah bisnis keluarga yang juga memilki usaha serupa di Jakarta. Jumlah modal awal ketika usaha ini berdiri adalah sekitar 250 juta. Kondisi keuangan Kebunsayur Surabaya saat ini pada kondisi yang menguntungkan karena usaha ini sedang dalam tahap pertumbuhan. Setiap keutungan yang diperoleh biasanya digunakan untuk belanja aset (memperluas lahan, pembelian alat penunjang produksi, tranportasi) atau pembagian insentif pada karyawan. Mengenai masalah kenaikan upah karyawan dilakukan peninjauan 1-2 semester tiap tahunnya. Perkembangan output yang dihasilkan juga selalu melampaui target perusahaan.

Berdasarkan wawancara dengan pihak manajemen Kebunsayur Surabaya, diperoleh faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan antara lain (pertanyaan wawancara dapat dilihat pada lampiran 1):

a) Kekuatan :

1. Keberagaman produk jenis selada hidroponik

Kebunsayur Surabaya dikenal sebagai produsen selada impor dengan segmentasi kelas premium. Jenis selada yang menjadi andalan Kebunsayur Surabaya dalam memenuhi kebutuhan konsumennya adalah endive

lettuce, romaine lettuce, red & green lettuce, red & green oakleaf lettuce, butterhead lettuce, rosemary dan raddichio. Dengan beragamnya komoditas selada yang

ditanam serta kebutuhan selada impor yang terus meningkat mengakibatkan konsumen memiliki pilihan dalam menggunakan produk serta adanya produk alternatif apabila produk yang diinginkan tidak ada.

2. Produk yang berkualitas

Setiap produk sayur selada yang dihasilkan oleh Kebunsayur Surabaya melewati pengawasan mutu yang

91

ketat. Manajemen menerapkan zero defect serta penyortiran pada selada yang telah dipanen dan siap akan dikirim. Hal ini dilakukan mengingat konsumen Kebunsayur Surabaya sebagian besar berasal dari kalangan perhotelan berbintang, serta resto dan kafe di Surabaya yang dikenal memiliki segmentasi konsumen kelas menengah ke atas (middle up). Pengawasan mutu ini juga bertujuan untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap Kebunsayur Surabaya akan produknya yang dikenal bersih dan segar.

3. Lokasi kebun dekat dengan konsumen

Kebunsayur Surabaya memiliki kebun di tiga titik lokasi yang tersebar di kota Surabaya dan Sidoarjo. Kebun pusat (kebun I) terletak di daerah Ketintang, Surabaya. Kemudian kebun II yang difokuskan sebagai kebun produksi terletak di wilayah Wage, Sidoarjo. Sedangkan kebun III yang paling luas menempati area di Penjaringan Asri, Surabaya. Penempatan sebagian besar kebun di wilayah Surabaya ini karena mempertimbangkan faktor jarak dengan konsumen Kebunsayur Surabaya.

Fokus utama usaha ini adalah pemenuhan kebutuhan selada impor di Surabaya dan sekitarnya meskipun tidak menutup kemungkinan juga melayani permintaan dari luar kota (Jakarta, Bandung, Semarang, Batam). Selama ini pasokan sayur untuk kota Surabaya selalu dikirim dari luar kota yang dikenal sebagai penghasil sayur dan buah seperti Pasuruan, Malang, Probolinggo dan Batu. Dengan semakin dekat jarak antara konsumen dan produsen maka biaya produksi dapat ditekan.

92

4. Pemilihan segmen pasar yang efektif

Dalam penentuan segementasi bisnisnya, Kebunsayur Surabaya tidak ingin berhadapan langsung (head to head) dengan para petani sayur konvensional. Pemilik kebun berpendapat bahwa apabila Kebunsayur Surabaya mengambil segmen konsumen yang sama dengan petani sayur konvensional maka keuntungan yang diperoleh akan sulit menutup biaya operasionalnya dikarenakan biaya yang cukup tinggi untuk menjalankan usaha budidaya selada impor hidroponik ini. Sehingga dalam penentuan pangsa pasarnya, Kebunsayur Surabaya memilih untuk membuka segmen yang masih baru dan belum ada pesaingnya, yaitu kelas menengah atas (middle

up).

5. Merupakan perintis kebun sayur selada hidroponik di Surabaya

Cuaca di kota Surabaya yang cenderung panas dan kering serta lansekap perkotaan yang dipenuhi oleh bangunan penduduk membuka lahan pertanian adalah suatu hal yang mustahil untuk dilakukan di Surabaya. Namun dengan adanya metode hidroponik yang digunakan oleh Kebunsayur Surabaya memungkinkan masyarakat kota mampu untuk swaswembada sayur di rumah sendiri. Kebunsayur Surabaya adalah pemain tunggal dalam bisnis ini.

Didirikan pada tahun 2014 yang lalu, dalam waktu dua tahun usaha ini telah berkembang dan menarik animo masyarakat untuk belajar lebih lanjut mengenai hidroponik. Selain misi bisnis, Kebunsayur Surabaya juga memiliki misi sosial yaitu memberdayakan lahan sempit yang tidak ekonomis menjadi lahan yang

93

produktif dengan cara pemanfaatan metode tanam hidroponiknya.

6. Harga sayur yang stabil

Harga komoditas selada di Kebunsayur Surabaya dari awal usaha ini berdiri (2014) sampai saat ini (2016) tidak mengalami perubahan. Selada impor keritingnya dihargai Rp.50.000/kg. Dengan menerapkan strategi harga seperti itu, konsumen Kebunsayur Surabaya dari kalangan resto dan kafe merasa cukup nyaman. Hal ini dikarenakan apabila harga di Kebunsayur Surabaya relatif fluktuatif, maka pihak resto dan kafe juga harus melakukan penyesuaian terhadap daftar harga, utamanya yang bahan bakunya adalah selada. Namun jika harga sayur stabil, pihak manajemen resto dan kafe juga tidak perlu merasa sering memainkan harga dalam menunya. 7. Tingkat penjualan tinggi

Sampai saat ini permintaan sayur yang masuk ke Kebunsayur Surabaya cukup tinggi. Sedangkan kemampuan Kebunsayur Surabaya dalam produksi sendiri terbatas. Tak jarang manajemen mengambil sebagian pasokan dari kebun lain yang menjadi mitra Kebunsayur Surabaya. Kebun mitra ini berada di wilayah luar kota seperti Malang, Batu, Trawas, dan Pasuruan. b) Kelemahan :

1. Bahan baku harus impor

Bahan baku yang dimaksud di sini adalah benih dan media tanam. Jenis selada yang dibudidayakan oleh Kebunsayur Surabaya merupakan selada impor. Merek benih yang digunakan adalah Maximus RZ. Benih tersebut diimpor langsung dari Belanda melalui distributornya yaitu Rijk Zwaan. Sedangkan media tanam yang diimpor berupa rockwool dari Malaysia.

94

Ketergantungan usaha ini terhadap kedua benda tersebut cukup tinggi karena belum adanya produk lokal yang mampu memegang peranan sebagai produk subtitusi dari segi kualitasnya. Apabila pasokan benih dan media tanam terganggu, maka dapat mengakibatkan kegiatan operasional di Kebunsayur Surabaya terhenti (gambar 4.28).

Gambar 4.28 Benih selada Maximus RZ (Sumber : Dokumen Pribadi) 2. Tenaga riset dan pengembangan kurang

Sumberdaya manusia yang diperuntukkan sebagai tenaga riset dan pengembangan di Kebunsayur Surabaya hanya berjumlah satu orang. Dari total 18 orang karyawan, porsi terbesar ditempatkan pada bagian produksi (10 orang). Jumlah tersebut dinilai kurang apabila dibandingkan dengan tanggung jawab dan tantangan yang harus dihadapi. Pengembangan secara mandiri dalam usaha budidaya sayur hidroponik ini memiliki peranan yang cukup penting. Selama ini, teknologi yang berkembang dalam hidroponik selalu berasal dari luar negeri sehingga jika perusahaan tidak memiliki pijakan riset secara mandiri maka akan timbul ketergantungan dengan pihak lain.

95

3. Produk yang tidak laku dibuang

Salah satu kendala yang dihadapi oleh Kebunsayur Surabaya adalah ketidakstabilan permintaan sayur. Jika dalam kondisi liburan, maka permintaan sayur yang masuk cukup tinggi. Demikian pula sebaliknya. Pada masa pasca liburan, ketika para wisatawan telah kembali ke daerah asalnya, permintaan yang masuk cenderung turun. Sehingga penyerapan produk sayuran oleh pasar tidak maksimal. Terjadi penumpukan produk yang tidak laku terjual. Oleh manajemen, selama ini produk yang tidak laku cenderung untuk dibagikan pada karyawan bahkan dibuang. Hal ini tentu kerugian bagi perusahaan karena produk yang seharusnya memiliki nilai ekonomis menjadi tidak bernilai (unvalueable).

4. Volume produksi belum optimal

Kebunsayur Surabaya memiliki tiga kebun yang terdapat di Surabaya dan Sidoarjo. Kebun yang dijadikan sebagai pusat produksi adalah Kebun Wage, Sidoarjo (Kebun II) yang menempati luas lahan 1400 m2. Kebun I di wilayah Ketintang, ditujukan sebagai pusat operasional dan komando perusahaan. Sedangkan kebun III di Penjaringan Asri memiliki luas lahan 1800 m2. Namun saat ini penggunaan lahannya hanya 60% dari total kapasitas lahan tersedia.

Berdasarkan pengalaman selama ini, Kebunsayur mengalami kewalahan dalam menerima permintaan yang masuk. Dengan kapasitas produksi rata-rata per hari 100-120 kg untuk keseluruhan kebun, sedangkan permintaan

Dokumen terkait