Perubahan lingkungan strategis yang cepat akan mempengaruhi kinerja penyelenggaraan perkarantinaan hewan dan tumbuhan. Pengaruh lingkungan strategis tersebut berhubungan dengan kondisi internal dan eksternal SKP Kelas II Mamuju Badan Karantina Pertanian. Dalam upaya perbaikan dan penguatan di bidang perkarantinaan di Indonesia, Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju senantiasa melakukan pembenahan secara internal (lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju) maupun eksternal (kerja sama dengan instansi terkait baik secara nasional maupun internasional) dalam rangka optimalisasi tugas dan fungsi. Pembenahan-pembenahan tersebut dilaksanakan bertahap sesuai dengan prioritas nasional dan rencana strategis Kementerian Pertanian yang memuat sasaran strategis dan indikator kinerja sasaran strategis yang didukung oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju. Untuk mewujudkan kinerja yang optimal dan tercapainya sasaran kinerja, maka diperlukan iklim kondusif bagi terlaksananya tugas Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju melalui pelaksanaan kegiatan perkarantiaan baik pelayanan maupun dukungan regulasi dan manajemen, baik di Kantor Pusat maupun Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah. Namun demikian kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju tidak mungkin dicapai secara optimal tanpa dukungan dan koordinasi sinergi antara unit kerja dilingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju, Kementerian Pertanian, instansi terkait, institusi-institusi internasional, pengguna jasa karantina serta masyarakat.
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisas
Mempedomani Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tatacara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka capaian kinerja SKP Kelas II Mamuju Badan Karantina Pertanian Tahun 2020 dianalisa dengan:
1. Membandingkan antara target dengan realisasi kinerja tahun 2020, 2. Membandingkan antara realisasi kinerja tahun 2020 dengan realisasi
kinerja tahun sebelumnya (2018)
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2020 dengan target jangka menengah
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun 2020 dengan standar di Kementerian Pertanian
5. Analisis penyebab keberhasilan atau kegagalan atau peningkatan/
penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan 6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
7. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja.
Keberhasilan setiap capaian sasaran dan indikator kinerja ditentukan dengan persentase pencapaian target yang telah ditetapkan sebagai berikut:
A. Sangat Berhasil : > 100%
B. Berhasil : 80 – 100%
C. Cukup Berhasil : 60 – (< 80%) D. Kurang Berhasil : < 60%
Apabila terdapat capaian yang sangat melampaui target atau lebih dari 200% dari target, dinyatakan dalam data anomali yaitu 200%*). Angka ini merupakan salah satu kriteria yang disepakati dalam PMK 249/2011 Jo.
214/2017.
Pengukuran kinerja dilakukan melalui perhitungan capaian Indikator kinerja. Data perhitungan capaian indikator kinerja tersebut bersumber dari aplikasi basis data kegiatan operasional Karantina Pertanian yang tersedia
sebagai mana Tabel 7 memuat:
1. Data operasional perkarantinaan (impor, ekspor, domestik masuk, domestik keluar) yang diperoleh dari aplikasi IQ-FAST;
2. Data penyelesaian kasus sampai dengan P21;
3. Pemberitahuan ketidak sesuaian terkait keamanan pangan ke negara asal komoditas
4. Nilai IKM berdasarkan hasil survey IKM yang dilakukan UPT Karantina Pertanian tiap semester. Data temuan OPTK dan HPHK dari hasil temuan pemeriksaan karantina;
5. Nilai Kinerja berdasarkan PMK 249/2011 Jo. 214 tahun 2017;
Perkembangan capaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) tahun 2020-2024 secara lengkap sebagaimana Tabel 6. Pengukuran Indikator Kinerja revisi renstra 2020-2024 menggunakan data sebagaimana Tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5. Data terkait penghitungan capaian indikator kinerja SKP Kelas II Mamuju Badan Karantina Pertanian Tahun 2020
No Parameter Jumlah
1. Komoditas yang sesuai persyaratan (Pembebasan Impor KH)
0 2. Komoditas yang sesuai persyaratan (Pembebasan Impor
KT)
0 3. Sertifikasi Ekspor KH (HC) (berdasarkan persyaratan
negara tujuan)
0 4. Sertifikasi Ekspor KT (PC) (berdasarkan persyaratan
negara tujuan)
45 5. Komoditas yang sesuai persyaratan (Pembebasan
Domestik Masuk KH)
509 6. Komoditas yang sesuai persyaratan (Pembebasan
Domestik Masuk KT)
138 7. Komoditas yang sesuai persyaratan (Sertifikasi Domestik
Keluar KH)
1344 8. Komoditas yang sesuai persyaratan (Sertifikasi Domestik
Keluar KT)
1549 9. Kasus perkarantinaan yang diselesaikan sampai P21 0 10. Jenis temuan HPHK Gol I pada kegiatan operasional 0 11. Jenis temuan HPHK Gol II pada kegiatan operasional 3 12. Jenis temuan OPTK A1 pada kegiatan operasional 0 13. Jenis temuan OPTK A2 pada kegiatan operasional 0 14. Pemberitahuan ketidak sesuaian terkait keamanan pangan
nabati ke negara asal komoditas 0
15. Pemberitahuan ketidak sesuaian terkait keamanan pangan 0
hewani ke negara asal komoditas
16. Nilai IKM tahun 2020 85,9
17. Nilai Kinerja Keuangan (PMK 249/2011 jo. 214/2017) 85.90 Keterangan:
1. Sumber data: IQ-FAST, Laporan Laboratorium;
2. Penyelesaian kasus-kasus pelanggaran perkarantinaan merupakan kasus pro-justisi pada saat importasi komoditas pertanian, terjadi di tempat pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan, ditangani oleh PPNS SKP Kelas II Mamuju Badan Karantina Pertanian dan mencapai P-21 (rincian terlampir);
3. Temuan HPHK dan OPTK merupakan hasil temuan pada pemeriksaan karantina tahun 2020 (rincian terlampir);
4. Pemberitahuan ketidak sesuaian terkait keamanan pangan merupakan temuan yang ditindakanjuti dengan pemberitahuan ketidak sesuaian yang disampaikan ke negara asal komoditas (rincian terlampir);
5. Nilai IKM tahun 2020 merupakan nilai rata-rata survey Kepuasan Masyarakat semester I dan II yang dilakukan oleh UPT Karantina Pertanian tahun 2020.
6. Niai Kinerja Keuangan berasal dari Aplikasi SMART PMK 214/2017 Kementerian Keuangan;
Analisis capaian kinerja terhadap capaian indikator kinerja SKP Kelas II Mamuju Badan Karantina Pertanian tahun 2020 adalah sebagaimana Tabel 6.
Tabel 6. Indikator Kinerja SKP Kelas II Mamuju Badan Karantina Pertanian No IK INDIKATOR KINERJA Target Realisasi % Realisasi
1 2 3 4 5
IKSK.31 Jumlah komoditas hewan, tumbuhan dan keamanan hayati yang sesuai persyaratan melalui tempat pemasukan/ pengeluaran yang ditetapkan
3.000 3.544 118.13
IKSK.32 Jumlah temuan ketidaksesuain
persyaratan karantina pada komoditas pertanian yang dilalulintaskan di tempat pemasukan/
pengeluaran
0,00 0,00 0,00
IKSK.33 Jumlah Jenis temuan HPHK & OPTK pada komoditas pertanian yang dilalulintaskan di tempat pemasukan/ pengeluaran
1,00 2,00 2,00
IKSK.34 Jumlah komoditas pertanian ekspor yang sesuai dengan persyaratan karantina negara tujuan
28,00 43,00 153,57
IKSK.35 Jumlah penyelesaian kasus Pelanggaran Perkarantinaan sampai P21
0,00 0,00 0,00 IKSK.36 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas
layanan publik BBKP/BKP/SKP
84.05 88,39 104,76 IKSK.37 Nilai Kinerja Keuangan BBKP/BKP/SKP 89,48 85,90 95,50
Keterangan: *) data anomali
Mamuju Badan Karantina Pertanian adalah sebagai berikut:
1. IKSK.31 Jumlah komoditas hewan, tumbuhan dan keamanan hayati yang sesuai persyaratan melalui tempat pemasukan/ pengeluaran yang ditetapkan
Komoditas hewan, tumbuhan dan keamanan hayati yang dilalulintaskan baik yang masuk ke wilayah Indonesia (impor) maupun yang dilalulintaskan di dalam wilayah Indonesia (Domestik Masuk maupun Domestik Keluar) harus memenuhi persyaratan karantina untuk menjamin bahwa komoditas tersebut tidak membawa OPTK dan HPHK.
Jaminan tersebut dibuktikan dengan diterbitkannya sertifikat pembebasan terhadap komoditas yang diimpor maupun diantar areakan baik domestik masuk maupun domestic keluar. Target tahun 2020 adalah 3.000.
Tabel 7. Perkembangan capaian IKSP 1 Target dan
a. Perbandingan Target dan realisasi tahun ini;
Realisasi kinerja tahun 2020 sebesar 3.544 atau sama dengan target tahun 2020 sebesar 3.000 sebagaimana Tabel 7, yang berarti capaian tersebut lebih tinggi 18,13% dari target.
b. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan tahun sebelumnya;
Realisasi kinerja belum bisa dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena Tahun 2020 merupakan awal renstra 2020-2024 sebagaimana Tabel 7.
c. Perbandingan realisasi kinerja sampai tahun 2020 dengan target jangka menengah;
Dilihat dari capaian kinerja tahun 2020 sebesar 3.544 yang berarti belum mencapai target jangka menengah yang jatuh pada tahun 2024 yaitu sebesar 4.900
d. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 SKP Kelas II Mamuju Badan Karantina Pertanian dengan standar nasional (Badan Karantina Pertanian);
Untuk capaian IKSK.31 tidak dapat di bandingkan karena pengukuran di Badan Karantina Pertanian menggunakan rasio sedangkan di satker menggunakan jumlah.
e. Analisis penyebab keberhasilan kinerja;
Keberhasilan capaian kinerja tersebut disebabkan:
1) Komitmen Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju dalam mendukung program Badan Karantina Pertanian
2) Pelayanan yang cepat, akuntabel dan transparan
3) Sosialisasi yang dilakukan oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju, kepada stakeholder baik melalui pertemuan formal maupun kunjungan petugas karantina pertanian.
4) Kerjasama yang baik antara Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju dengan petugas karantina di tempat-tempat pemasukan dan tempat pengeluaran serta stakeholder terkait.
5) Peyebarluasan pemberitaan mengenai tugas dan fungsi karantina melalui platform media sosial, sehingga masyarakat luas semakin mengenal peranan karantina pertanian.
Upaya untuk mempertahankan dan menunjang keberhasilan tersebut di atas dilakukan dengan:
1) Penigkatan kualitas pelayanan sertifikasi
2) Meningkatkan Inovasi dalam pelayanan agar mudah, cepat dan transparan
3) Peningkatan kompetensi petugas karantina secara berkesinambungan sehingga dapat mengikuti perkembangan dan dinamika organisasi.
f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Berdasarkan analisis efisiensi penggunaan sumber daya, IKSK.31 menunjukkan efisiensi sebesar 30,13% dengan nilai efisiensi 125,34% sebagaimana perhitungan pada Tabel 8.
Tabel 8. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya IKSK.31
IKSP Nama Output PAKi x CKi (PAKixCKi) -
RAKi Efisiensi*) Nilai Efisiensi*) IKSK.31 Jumlah komoditas
hewan, tumbuhan dan keamanan hayati yang sesuai persyaratan melalui tempat
1.171.619.949,89 353.064.377,89 30,13% 125,34%
*) Perhitungan mengikuti formula
g. Analisis kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja 1) Pelayanan yang cepat, tepat, transparan dan akuntabel.
2) Penerapan ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan yang menegaskan komitmen seluruh ASN SKP Kelas II Mamuju kepada stakeholder terkait.
3) Penerapan ISO 17025:2017 yang memungkinkan laboratorium untuk menerapkan sistem standar kualitas dan menunjukkan bahwa berkompeten secara teknis dan mampu memberikan hasil yang valid dan dapat diandalkan.
2. IKSK.32 Jumlah temuan ketidaksesuaian persyaratan karantina pada komoditas pertanian yang dilalulintaskan di tempat pemasukan/
pengeluaran
Temuan ketidak sesuaian merupakan indikator kinerja yang mencerminkan keberhasilan tugas pokok dan fungsi Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju dalam pengawasan kemamanan hayati.
Dengan ditemukannya ketidak sesuaian pada komoditas yang
dimasukkan ke Indonesia, maka masyarakat Indonesia diharapkan terhindar dari pangan yang tidak aman konsumsi.
Tidak ditemukannya ketidaksesuaian persyaratan karantina pada komoditas pertanian yang dilalulintaskan di tempat pemasukan/
pengeluaran di Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju mengindikasikan ketepatan tindakan yang di lakukan oleh petugas karantina.
Tabel 9. Perkembangan capaian IKSP. 2 Target dan
a. Perbandingan Target dan realisasi tahun ini;
Realisasi kinerja tahun 2020 sebesar 0, atau sama dengan target tahun 2020 sebesar 0, sebagaimana Tabel 9.
b. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan tahun sebelumnya;
Realisasi kinerja belum bisa dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena Tahun 2020 merupakan awal renstra 2020-2024 sebagaimana Tabel 9.
c. Perbandingan realisasi kinerja sampai tahun 2020 dengan target jangka menengah;
Dilihat dari capaian kinerja tahun 2020 sebesar 0 atau sama mencapai target jangka menengah yang jatuh pada tahun 2024 yaitu sebesar 0.
d. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 SKP Kelas II Mamuju dengan standar nasional Badan Karantina Pertanian;
Realisasi capaian kinerja tahun 2020 sebesar 0 belum dapat di bandingkan karena pengukuran di Badan Karantina Pertanian menggunakan rasio sedangkan di SKP Kelas II Mamuju menggunakan jumlah.
Keberhasilan capaian kinerja tersebut disebabkan:
1) Meningkatnya pemahaman pengguna jasa tentang aturan karantina
2) Pelaksanaan tindakan karantina baik di daerah/ negara asal maupun di daerah/ negara tujuan sudah memenuhi ketentuan yang berlaku, sehingga tidak ditemukan ketidaksesuaian persyaratan karantina
Upaya untuk mempertahankan dan menunjang keberhasilan tersebut di atas dilakukan dengan:
1) Meningkatkan kompetensi petugas karantina dengan mengadakan inhouse training, magang dan bimbingan teknis
f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Berdasarkan analisis efisiensi penggunaan sumber daya, IKSK.32 menunjukkan efisiensi sebesar 30,13% dengan nilai efisiensi 125,34% sebagaimana perhitungan pada Tabel 10.
Tabel 10. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya IKSP. 32
IKSP Nama Output PAKi x CKi (PAKixCKi) -
RAKi Efisiensi*) Nilai Efisiensi*) IKSK.32 Jumlah temuan
ketidaksesuaian persyaratan karantina pada komoditas pertanian yang dilalulintaskan di tempat pemasukan/ pengeluaran
1.171.619.949,89 353.064.377,89 30,13% 125,34%
*) Perhitungan mengikuti formula
g. Analisis kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja 1) Pelaksanaan kegiatan sosialisasi kepada para pengguna jasa dan
masyarakat luas tentang aturan perkarantinaan
3. IKSK.33 Jumlah Jenis temuan HPHK & OPTK pada komoditas pertanian yang dilalulintaskan di tempat pemasukan/ pengeluaran
Temuan HPHK dan OPTK merupakan indikator kinerja yang mencerminkan keberhasilan tugas pokok dan fungsi SKP Kelas II Mamuju Badan Karantina Pertanian dalam melakukan upaya mencegah masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK ke dalam wilayah Indonesia.
Dengan dapat ditemukannya HPHK dan OPTK pada kegiatan operasional, maka masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK dapat terdeteksi secara dini dan dilakukan tindakan antisipatif berupa perlakuan, penolakan maupun pemusnahan di tempat pemasukan dalam rangkan mencegah masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK tersebut.
Tabel 11. Perkembangan capaian IKSP. 3 Target dan
a. Perbandingan Target dan realisasi tahun ini;
Realisasi kinerja tahun 2020 sebesar 3,00 atau 300% lebih dari target tahun 2020 sebesar 1,00. sebagaimana Tabel 11.
b. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan tahun sebelumnya;
Realisasi kinerja belum bisa dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena Tahun 2020 merupakan awal renstra 2020-2024 sebagaimana Tabel 11.
c. Perbandingan realisasi kinerja sampai tahun 2020 dengan target jangka menengah;
Dilihat dari capaian kinerja tahun 2020 sebesar 3,00 atau melebihi target jangka menengah yang jatuh pada tahun 2024 yaitu sebesar
d. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 SKP Kelas II Mamuju Badan Karantina Pertanian dengan standar nasional (Badan Karantina Pertanian);
Realisasi capaian kinerja tahun 2020 sebesar 0 belum dapat di bandingkan karena pengukuran di Badan Karantina Pertanian menggunakan rasio sedangkan di SKP Kelas II Mamuju menggunakan jumlah.
e. Analisis penyebab keberhasilan kinerja;
Keberhasilan capaian kinerja tersebut disebabkan:
1) Peningkatan kemampuan deteksi OPTK/ HPHK yang dilalu lintaskan baik ekspor impor dan domestik antar area
2) Peningkatan kompetensi sumber daya manusia di SKP kelas II Mamuju dalam melaksanakan tindakan karantina 8P (Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan ) melalui bimtek, inhouse training dan magang.
Upaya untuk mempertahankan dan menunjang keberhasilan tersebut di atas dilakukan dengan:
1) Peningkatan kompetensi personil terkait deteksi OPTK/ HPHK serta penambahan sarana prasarana pemeriksaan.
2) Tercukupinya bahan dan perlengkapan untuk pemeriksaan
3) Melakukan Evaluasi yang berkisenambungan dalam rangka meningkatkan kinerja laboratorium
f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Berdasarkan analisis efisiensi penggunaan sumber daya, IKSK.33 menunjukkan efisiensi sebesar 30,13% dengan nilai efisiensi 125,34% sebagaimana perhitungan pada Tabel 12.
Tabel 12. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya IKSP. 33
IKSP Nama Output PAKi x CKi (PAKixCKi) -
RAKi Efisiensi*) Nilai Efisiensi*) IIKSK.33 Jumlah Jenis temuan
HPHK & OPTK pada komoditas Sertifikasi Karantina
1.171.619.949,89 353.064.377,89 30,13% 125,34%
pertanian yang dilalulintaskan di
tempat pemasukan/ pengeluaran Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati (Sertifikat)
*) Perhitungan mengikuti formula
g. Analisis kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja 1) Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan
Pengawasan Keamanan Hayati
2) Sertifikasi kesehatan dan keamanan terhadap pemasukan MP HPHK/OPTK ke dan pengiriman MP HPHK/OPTK dari satu area ke area lain di SKP Kelas II Mamuju dilakukan oleh petugas karantina yang kompeten
3) Penguatan regulasi dan kebijakan berdasarkan analisis risiko 4) Penguatan sarana dan prasarana tindakan karantina di tempat
tempat pemasukan yang berisiko tinggi
5) Peningkatan penyebarluasan informasi kepada masyarakat.
4. IKSK.34 Jumlah komoditas pertanian ekspor yang sesuai dengan persyaratan karantina negara tujuan
Dalam rangka mendukung akselerasi ekspor, SKP Kelas II Mamuju Badan Karantina Pertanian melakukan sertifikasi kesehatan terhadap media pembawa ekspor. Keberhasilan sertifikasi ekspor diukur dari jumlah komoditas pertanian ekspor yang tidak memenuhi persyaratan negara tujuan ekspor dibanding jumlah ekspor komoditas pertanian yang disertifikasi.
Tabel 13. Perkembangan capaian IKSK.4 Target dan
Realisasi IKSK.34
43,00 186.95 186.95
Keterangan: *) data anomali
a. Perbandingan Target dan realisasi tahun ini;
Realisasi kinerja tahun 2020 sebesar 43,00 lebih tinggi 86.95% dari target tahun 2020 sebesar 28,00 sebagaimana dilihat di Tabel 13.
b. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan tahun sebelumnya;
Realisasi kinerja tahun 2020 sebesar 43,00 atau lebih besar dari capaian tahun 2020 sebesar 28,00. Realisasi kinerja belum bisa dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena Tahun 2020 merupakan awal renstra 2020-2024 sebagaimana Tabel 13.
c. Perbandingan realisasi kinerja sampai tahun 2020 dengan target jangka menengah;
Dilihat dari capaian kinerja tahun 2020 sebesar 43,00 atau telah melebihi target jangka menengah yang jatuh pada tahun 2024 yaitu sebesar 28,00
d. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 SKP Kelas II Mamuju Badan Karantina Pertanian dengan standar nasional (Badan Karantina Pertanian);
Realisasi capaian kinerja tahun 2020 sebesar 43,00 belum dapat di bandingkan karena pengukuran di Badan Karantina Pertanian menggunakan rasio sedangkan di SKP Kelas II Mamuju menggunakan jumlah.
e. Analisis penyebab keberhasilan kinerja;
Keberhasilan capaian kinerja tersebut disebabkan:
1. Penyediaan informasi teknis dan sosialisasi kepada eksportir/
calon eksportir dalam rangka menembus pasar ekspor untuk komoditas pertanian
2. Percepatan Pelayanan Sertifikasi
3. Bertambahnya minat negara luar terhadap komoditas pertanian Indonesia
Upaya untuk mempertahankan dan menunjang keberhasilan tersebut di atas dilakukan dengan:
1. Melakukan Penderasan Informasi terkait produk pertanian ekspor dan persyaratan teknis negara tujuan.
2. Peningkatan pelayanan sertifikasi
f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Berdasarkan analisis efisiensi penggunaan sumber daya, IKSK.34 menunjukkan efisiensi sebesar 30,13% dengan nilai efisiensi 125,34% sebagaimana perhitungan pada Tabel 14.
Tabel 14. Efisiensi penggunaan sumber daya terhadap IKSK.34
IKSP/ Nama Output PAKi x CKi (PAKixCKi) -
RAKi Efisiensi*) Nilai Efisiensi*)
1.171.619.949,89 353.064.377,89 30,13% 125,34%
*) Perhitungan mengikuti formula
g. Analisis kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja 1. Penyediaan informasi teknis dan sosialisasi kepada eksportir/
calon eksportir dalam rangka menembus pasar ekspor untuk komoditas pertanian
2. Percepatan Pelayanan Sertifikasi.
5. IKSK.35 Jumlah penyelesaian kasus Pelanggaran Perkarantinaan sampai P21
Penegakan hukum merupakan salah satu bagian penting dalam mendukung pelaksanaan perkarantinaan. Pengukuran indikator kinerja ini dilakukan dengan jumlah kasus yang dapat diselesaikan sampai tahap P21. Batasan kasus yang dihitung pada indikator ini adalah kasus yang masuk pro-justisi, terjadi di tempat pemasukan dan atau
Tabel15. Perkembangan capaian IKSP.5
a. Perbandingan Target dan realisasi tahun ini;
Realisasi kinerja tahun 2020 sebesar 0 sama dengan target tahun 2020 sebesar 0 sebagaimana Tabel 15.
b. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan tahun sebelumnya;
Realisasi kinerja tahun 2020 sebesar 0 atau sama dengan capaian tahun 2019 sebesar 0 Realisasi kinerja belum bisa dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena Tahun 2020 merupakan awal renstra 2020-2024 sebagaimana Tabel 15.
c. Perbandingan realisasi kinerja sampai tahun 2020 dengan target jangka menengah;
Dilihat dari capaian kinerja tahun 2020 sebesar 0 sama dengan target jangka menengah yang jatuh pada tahun 2024 yaitu sebesar 0 d. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 SKP Kelas II Mamuju
dengan standar nasional (Badan Karantina Pertanian);
Realisasi capaian kinerja tahun 2020 sebesar 0 belum dapat di bandingkan karena pengukuran di Badan Karantina Pertanian menggunakan rasio sedangkan di SKP Kelas II Mamuju menggunakan jumlah.
e. Analisis penyebab keberhasilan kinerja;
Keberhasilan capaian kinerja tersebut disebabkan:
1. Peningkatan kompetensi SDM karantina pertanian dalam bidang kewasdakan
2. Dukungan operasional melalui kerjasama dengan TNI POLRI dalam pengawasan dan penindakan perkarantinaan
3. Penguatan kerja sama perkarantinaan antar UPT
4. Optimalisasi petugas karantina yang menjabat sebagai POLSUS, PPNS dan Intelijen dalam penguatan pengawasan dan penindakan
5. Karena meningkatnya kesadaran para pengguna jasa untuk melapor kepada petugas Karantina
Upaya untuk mempertahankan dan menunjang keberhasilan tersebut di atas dilakukan dengan:
1. Peningkatan kompetensi SDM dibidang kewasdakan secara terus menerus.
2. Peningkatan peranan PPNS, Intelijen dan Polsus Karantina Pertanian.
3. Penguatan sinergitas dengan aparatur penegak hukum lainnya seperti Polisi dan TNI
4. Sosialisasi dan promosi kepada pengguna jasa agar patuh lapor karantina.
f. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Berdasarkan analisis efisiensi penggunaan sumber daya, IKSK.35 menunjukkan efisiensi sebesar 0% dengan nilai efisiensi 50%
sebagaimana perhitungan pada Tabel 16.
Tabel16. Efisiensi penggunaan sumber daya terhadap IKSP. 35
IKSP Nama Output PAKi x CKi (PAKixCKi) -
RAKi Efisiensi*) Nilai Efisiensi*) IKSK.35 Jumlah
penyelesaian kasus Pelanggaran
Perkarantinaan sampai P21
Pengawasan dan
Penindakan (Dokumen) 38.160.000,00 0 0,00% 50,00%
*) Perhitungan mengikuti formula
1. Tingkat kesadaran masyarakat pengguna jasa sudah semakin baik dan tinggi untuk mau mematuhi peraturan perundangan perkarantinaan.
2. Penguatan Komitmen dalam implementasi kegiatan kewasdakan oleh petugas POLSUS, PPNS dan INTELIJEN pada SKP Kelas II Mamuju.
6. IKSK.36 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik BBKP/BKP/SKP
IKM merupakan salah satu tolok ukur penilaian masyarakat terhadap kepuasan layanan perkarantinaan. Penilaian IKM dilakukan berdasarkan survey kepada pengguna jasa karantina di UPT. Nilai IKM dihitung dengan menggunakan “nilai rata-rata tertimbang” masing-masing unsur pelayanan.
Dalam penghitungan IKM terhadap 14 (empat belas) unsur pada semester I dan 9 (sembilan) unsur pada semester II unsur pelayanan yang dikaji, setiap unsur pelayanan memiliki penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut:
Untuk memperoleh nilai IKM digunakan pendekatan nilai rata-rata tertimbang dengan rumus sebagai berikut:
Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu antara 25 – 100 maka hasil penilaian tersebut diatas dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan rumus sebagai berikut:
Tabel 17. Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM, Mutu Pelayanan dan Kinerja UKPP Semester I dan II
Nilai
4 3,26 – 4,00 81,26 - 100,00 A (Sangat Baik)
Tabel 18. Perkembangan capaian IKSP. 8 Target dan
a. Perbandingan Target dan realisasi tahun ini
Realisasi kinerja IKM tahun 2020 sebesar 88,39 atau lebih tinggi 3,89 poin dari target yang ditetapkan tahun 2020 sebesar 84,50 sebagaimana Tabel 18.
b. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 dengan tahun sebelumnya.
Realisasi kinerja belum bisa dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena Tahun 2020 merupakan awal renstra 2020-2024.
c. Perbandingan realisasi kinerja sampai tahun 2020 dengan target jangka menengah.
Dilihat dari capaian kinerja IKM tahun 2020 83,30. Sehingga tahun 2020 realisasi IKM telah memenuhi target jangka menengah tahun 2020 sebesar 88,39 sebagaimana Tabel 18.
Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 SKP Kelas II Mamuju Badan Karantina Pertanian dengan standar nasional Kementerian Pertanian
Tabel 19. Target Nilai IKM Kementerian Pertanian tahun 2020.
Target Nilai IKM 84,5 0
85,00 85,50 85,60 85,70
Sumber: Renstra Kementerian Pertanian tahun 2020-2024 edisi revisi
Realisasi kinerja IKM tahun 2020 sebesar 88,39 telah melebihi target Nilai IKM Kementerian Pertanian sebesar 84,50 sebagaimana Tabel 18. Nilai tersebut menunjukkan bahwa mutu pelayanan SKP Kelas II Mamuju termasuk baik, serta telah selaras dengan Renstra Kementerian Pertanian. Mutu pelayanan menurun dari yang semula
Realisasi kinerja IKM tahun 2020 sebesar 88,39 telah melebihi target Nilai IKM Kementerian Pertanian sebesar 84,50 sebagaimana Tabel 18. Nilai tersebut menunjukkan bahwa mutu pelayanan SKP Kelas II Mamuju termasuk baik, serta telah selaras dengan Renstra Kementerian Pertanian. Mutu pelayanan menurun dari yang semula