DJUNAID PEKALONGAN
B. Analisis metode bimbingan rohani Islam pada eks pengguna narkoba dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah
Bimbingan rohani Islam diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu secara terarah, kontinu, dan sistematis agar dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal, berpedoman pada nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur‟an dan hadist sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di RS H. A. Zaky Djunaid pekalongan memperlihatkan bahwa kegiatan bimbingan agama Islam dilaksanakan setiap hari pukul 10.00-12.00. Pembimbing rohani Islam berasal dari Kyai pengurus yayasan Zaky Djunaid. Kegiatan bimbingan rohani Islam dilaksanakan pusat di kamar Rehabilitasi. Bentuk bimbingan rohani Islam dan rangkaian kegiatan yang dilakukan yaitu membaca Asma’ul Husna bersama-sama, ceramah keagamaan yang disampaikan oleh pembimbing rohani Islam, praktik wudhu, praktik shalat, praktik membaca al-Qur‟an, dan shalat berjamaah. Materi yang disampaikan selalu berbeda-beda setiap pertemuan dengan tujuan agar pasien rehabilitasi tidak bosan dengan materi yang disampaikan yang itu-itu saja, namun pada intinya materi yang disampaikan mengandung pesan moral tentang pembelajaran hidup dan bermaknanya waktu yang ada di dunia.
Tujuan yang ingin dicapai yaitu dapat menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada pasien rehabilitasi khusunya dalam menjalankan ibadah shalat seperti shalat dan membaca al-Qur‟an, sehingga diharapkan adanya perubahan dari pasien rehabilitasi yang ada di RS H. A. Zaky Djunaid pekalongan menjadi manusia yang lebih baik dari pada sebelumnya.
Dari pemaparan di atas dapat dipahami bahwa kegiatan bimbingan rohani Islam yang ada di RS H. A. Zaky Djunaid pekalongan sesuai dengan teori bimbingan rohani Islam yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan
56
hidupnya agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran dan penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup masa sekarang dan masa depannya (Arifin, 1977: 24).
Selain itu bimbingan rohani Islam yang ada di RS H. A. Zaky Djunaid pekalongan juga memiliki tujuan menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada pasien rehabilitasi khusunya dalam menjalankan ibadah seperti shalat dan membaca al-Qur‟an yang sesuai dengan aturan agama Islam. Hal ini sesuai dengan tujuan bimbingan rohani Islam, yaitu:
membantu individu dalam mencapai kebahagiaan hidup pribadi, membantu individu dalam mencapai kehidupan yang efektif dan produktif dalam masyarakat, membantu individu dalam mencapai hidup bersama dengan individu-individu yang lain, dan membantu dalam mencapai harmoni antara cita-cita dan kemampuan yang dimiliki (Amin, 2019: 39).
Fungsi bimbingan rohani Islam yang ada di RS H. A. Zaky Djunaid pekalongan yaitu fungsi pencegahan, perbaikan, dan pengembangan. Fungsi pencegahan diartikan dalam membantu individu menghindari kemungkinan terjadinya hambatan, dalam hal ini bimbingan rohani Islam yang diberikan kepada pasien rehabilitasi diharapkan mampu mencegah terjadinya hal buruk seperti perilaku yang negatif seperti mengkonsumsi narkoba, berbicara kotor, dan lain sebagainya, serta meninggalkan kewajiban beribadah.
Fungsi perbaikan dalam bimbingan rohani Islam adalah membantu individu dalam memperbaiki kondisi yang kurang memadai, dalam hal ini bimbingan rohani Islam khususnya pembimbing rohani berperan dalam memperbaiki tingakah laku pasien rehabilitasi melalui kegiatan bimbingan rohani Islam baik berupa pemberian contoh kepada pasien rehabilitasi tentang akibat buruk dari perbuatan yang tidak terpuji dan mengajak pasien rehabilitasi menjadi pribadi yang baik. Fungsi pengembangan dalam bimbingan rohani Islam merupakan bimbingan dalam membantu individu untuk melampaui proses dan fase pengembangan yang teratur. Bimbingan rohani Islam yang dilaksanakan setiap hari hari dengan rangkaian kegiatan membaca Asma’ul Husna bersama-sama, ceramah keagamaan yang materinya tentang nilai-nilai agama Islam dan motivasi hidup, praktik wudhu, praktik shalat, praktik membaca al-Qur‟an serta diakhiri dengan shalat dhuhur berjamaah merupakan langkah awal dalam fase pengembangan
57
yang teratur, selain itu kegiatan seperti shalat dhuhur berjamaah dapat dijadikan sebagai kebiasaan baik bagi pasien rehabilitasi sehingga memberi dampak yang baik bagi perilaku pasien rehabilitasi Bentuk bimbingan rohani Islam di RS H. A. Zaky Djunaid pekalongan yaitu ceramah keagamaan, seperti yang telah di sampaikan oleh bimroh RS H. A. Zaky Djunaid Ibu Najiah.
“ Pertama, mengecek pasien wajib kunjung dan pasien baru atau di dalam komputer serta melihat dan mengevaluasi laporan kunjungan shift sebelumnya.
Kedua, menulis daftar pasien baru ke dalam buku kunjungan pasien dari komputer atau buku daftar pasien baru mas. Ketiga langsung melalukan kunjungan pasien ke setiap ruangan dengan tidak lupa membawa buku kunjungan pasien dan buku doa. Keempat, ketika memasuki ruangan perawatan dan menanyakan kepada perawat pasien yang kan dikunjungi maupun pasien yang perlu mendapatkan pelayanan kerohanian kita harus mengucapkan salam . Kelima, mencuci tangan setiap hendak mengunjungi pasien di bangsal perawatan. Lalu, saya memperkenalkan di sebagai petugas kerohanian RS H. A. Zaky Djunaid Pekalongan serta saya menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan kepada pasien dan keluarga. Terus, saya mulai memberikan motivasi, nasehat atau bimbingan kepada pasien, mengingatkan kewajiban sholat dengan tutur kata yang baik dan sopan dan ditutup dengan mendoakan. Terakhir mengucapkan terimakasih serta mengucapkan salam ketika hendak meninggalkan ruangan pasien, setelah itu mencuci tangan setelah melakukan kunjungan ke bangsal pasien.” (wawancara pada tanggal 16 Desember 2019)
Kata disiplin merupakan kata yang tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-sehari.
Kata disiplin dapat ditemui di rumah, di sekolah, di kantor, dan lain sebagainya. Akan tetapi banyak orang yang mengaitkan kesiplinan dengan alat-alat yang dipakai untuk membuat malu dan hukuman fisik. Kedisiplinan Ibadah merupakan salah satu masalah bagi sebagian pasien rehabilitasi yang tinggal di RS H. A. Zaky Djunaid Supaya dalam menjalankan ibadah dapat disiplin dan hasilnya sesuai yang diharapkan, maka perlu adanya bimbingan yang berjalan terus-menerus. Disinilah peran bimbingan rohani Islam dibutuhkan bagi pasien rehabilitasi dalam mencapai tujuan yaitu meningkatkan kedisiplinan ibadah.
Bimbingan rohani Islam diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu secara terarah, kontinu, dan sistematis agar dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal, berpedoman pada nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur‟an dan hadis sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Kedisiplinan diartikan sebagai latihan pengembangan dan kontrol
58
terhadap pola pikir dan sikap yang bertujuan untuk menghasilkan ketaatan dan perilaku yang teratur. Kedisiplinan ibadah berarti ketertiban, keteraturan, ketaatan dalam beribadah serta menyempurnakan ibadah dengan melaksanakan segala peraturan yang berlaku. Peranan bimbingan rohani Islam yang ada di RS H. A. Zaky Djunaid dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah pasien rehabilitasi saling berkaitan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan teorinya Korp Marinir Amerika dalam Efferin (2010: 103) yang digunakan dalam melakukan penelitian. Adapun indikatornya yaitu kerelaan, kepatuhan, penghormatan terhadap prioritas, kemandirian, dan kerja sama tim. Pasien rehabilitasi rela dalam mengikuti rohani agama Islam, menjalankan ibadah shalat, membaca al-Qur‟an, serta dalam menjalankan kegiatan lain yang ada di RS H. A. Zaky Djunaid. Patuh terhadap peraturan yang dibuat oleh RS H. A. Zaky Djunaid serta bertanggung jawab terhadap perbuatan yang dilakukan. Menghormati prioritas/ kebijakan yang dibuat oleh pihak RS H. A. Zaky Djunaid dengan menjalankan kegiatan sesuai dengan peraturan dan menjauhi larangan-larangan yang telah ditetapkan. Mandiri dalam menjalankan kegiatan yang ada mulai dari bangun tidur seperti merapikan tempat tidur, mandi teratur, membersihkan lingkungan balai, serta dalam menjalankan ibadah shalat dan membaca al-Qur‟an. Kerja sama tim dapat dilihat dari kegiatan shalat berjamaah yang dilaksanakan, tanpa adanya kerja sama tim shalat berjamaah tidak bisa dilaksanakan, serta dalam menjalankan kegiatan lain yang membutuhkan kerjasama seperti saat menjalankan kerja bakti, bimbingan kelompok, dan lain sebagainya.
Selain itu, juga diperkuat dengan kegiatan bimbingan rohani Islam yang ada di RS H. A. Zaky Djunaid yaitu adanya kegiatan praktik wudhu, praktik shalat, praktik membaca al-Qur‟an, dan shalat dhuhur berjamaah setelah bimbingan rohani yang diberikan oleh bimroh. Praktik wudhu, praktik shalat, dan praktik membaca al-Qur‟an dapat dijadikan bimroh dalam melihat sejauh mana para pasien rehabilitasi memahami dan menjalankan ibadah, sehingga dapat dijadikan koreksi untuk perbaikan dalam menjalankan ibadah para pasien rehabilitasi. Shalat dhuhur berjamaah yang dilakukan oleh pasien rehabilitasi di RS H. A. Zaky Djunaid yang berjalan terus-menerus dapat membiasakan mereka shalat tepat waktu dan berjamaah, sehingga dapat menumbuhkan perilaku disiplin khususnya dalam menjalankan ibadah seperti shalat. Selain dilaksanakannya shalat dhuhur berjamaah setelah kegiatan bimbingan rohani Islam,
59
rangkaian kegiatan seperti praktik wudhu, praktik shalat, dan praktik membaca al-Qur‟an dapat digunakan sebagai metode dalam meningkatkan kedisiplinan Ibadah pasien rehabilitasi. Jadwal waktu shalat yang sudah diatur oleh petugas RS H. A. Zaky Djunaid juga dapat menjadi pendukung dalam mengatur pasien rehabilitasi menjalankan shalat lima waktu secara tepat dan teratur. Data tentang meningkatnya kedisiplinan ibadah juga diperkuat dengan hasil wawancara kepada 3 pasien rehabilitasi yang sudah tinggal lama di RS H. A. Zaky Djunaid, mereka mengaku ada perubahan setelah mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam, perubahan tersebut antara lain: dapat menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, berperilaku lebih baik, menghargai waktu. Selain itu dalam hal beribadah khususnya shalat mereka mengaku ada perubahan yang sebelumnya tidak rajin shalat, sekarang sering menjalankan shalat baik sendiri maupun berjamaah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bimbingan rohani Islam meningkatkan kedisiplinan ibadah pasien rehabilitasi di RS H. A. Zaky Djunaid pekalongan. Penelitian ini sesuai dengen teori yang telah dikemukakan para ahli sebelumnya, seperti pendapat Sutoyo (2007: 178) yang mengatakan bahwa bimbingan ibadah seperti wudhu, shalat, dan dzikir mengandung makna sebagai berikut: wudhu bisa membersihkan fisik dan psikis dari segala kotoran dan menanamkan benih keikhlasan dalam hati, shalat yang dikerjakan sesuai dengan syarat dan rukun dapat memberikan dampak pencegahan dari perbuatan keji dan hal-hal yang bertentangan dengan norma masyarakat, shalat berjamaah dapat membimbing individu dalam membentuk hubungan sosial yang sehat, membantu individu mengembangkan kepribadian dan kematangan emosional, dan berdzikir dapat menimbulkan perasaan percaya diri, teguh, tenang, tentram, dan bahagia. Selain itu, di dalam al-Qur‟an juga terdapat ayat yang menjelaskan tentang kedisiplinan ibadah khususnya shalat, yaitu dalam al-Qur‟an surat an-Nisa‟ ayat 103.
60
Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (Depag RI,2005: 125).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di RS H. A. Zaky Djunaid pekalongan dengan rangkaian kegiatan berupa membaca Asma’ul Husna bersama-sama sebagai pembuka acara, ceramah keagamaan dengan materi yang disampaikan tentang nilainilai agama Islam dan motivasi hidup, praktik wudhu, praktik shalat, praktik membaca al-Qur‟an, dan diahiri dengan shalat dhuhur berjamaah yang berjalan secara terus menerus sehingga memberikan perubahan positif kepada pasien rehabilitasi dalam menjalankan ibadah serta diperkuat dengan teori yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan rohani Islam berperan dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah pasien rehabilitasi di RS H. A. Zaky Djunaid pekalongan dengan metode yang tepat.
61 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan rohani Islam yang ada di RS H. A. Zaky Djunaid Pekalongan dilaksanakan setiap hari kecuali minggu, yaitu setiap pukul 10.00-12.00. Bimbingan rohani Islam yang dilaksanakan pada pukul 10.00 disampaikan oleh petugas dari yayasan Zaky Djunaid Pekalongan yaitu Ibu Najiyah, sedangkan yang dilaksanakan pada pukul 12.30 disampaikan oleh bapak Abdul Kholiq Toha. Bimbingan rohani Islam yang ada di RS H. A. Zaky Djunaid pekalongan diikuti oleh pasien rehabilitasi dan memiliki tujuan menanamkan nilai-nilai rohani Islam kepada pasien rehabilitasi khususnya dalam menjalankan ibadah seperti shalat dan membaca al-Qur’an metode yang digunakan adalah metode langsung yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab dan metode pencerahan. Bimbingan Rohani Islam sudah cukup berjalan dengan baik. Proses Bimbingan Rohani Islam sudah terjadwalkan di RS H. A. Zaky Djunaid Pekalongan dengan menerapkan metode dan penyampaian materi yang dilakukan oleh pembimbing Rohani.
2. Bimbingan rohani Islam di RS H. A. Zaky Djunaid Pekalongan dapat meningkatkan Kedisiplinan Ibadah. Hal ini dapat dilihat dari rangkaian kegiatan bimbingan ruhani Islam yang dimulai dengan membaca Asma’ul Husna bersama-sama, ceramah keagamaan, praktik wudhu, praktik shalat, praktik membaca al-Qur’an dan diakhiri dengan shalat berjamah yang dapat dijadikan metode dalam melatih pasien rehabilitasi melaksanakan shalat tepat waktu dan meningkatkan kedisiplinan ibadah pasien rehabilitasi. Kegiatan bimbingan rohani Islam yang dilaksanakan secara terus-menerus dan diikuti dengan sungguh-sungguh oleh pasien rehabilitasi akan memberikan dampak yang positif baik dari segi perilaku maupun kedisiplinan ibadah khususnya ibadah shalat dan membaca al-Qur’an.
Hasil penelitian proses Bimbingan Rohani Islam ini berjalan dengan baik ini dikatakan oleh bimroh RS H. A. Zaky Djunaid sendiri dimana dalam memberi bimbingan pada pasien harus menggunakan metode yang tepat. Dalam proses bimbingan rohani Islam juga sangat baik untuk kepribadian pasien rehabilitasi karena mereka mengikuti nya dengan
sungguh-62
sungguh dan hati yang ikhlas dengan maksud dan tujuan untuk merubah menjadi lebih baik dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan telah diungkapkan sendiri oleh pasien bahwa setelah mereka mengikuti bimbingan rohani Islam mereka lebih rajin beribadah dan tepat waktu.
B. SARAN-SARAN
Pelaksanaan bimbingan rohani Islam di RS H. A. Zaky Djunaid Pekalongan memberikan hasil yang baik dan dapat meningkatkan kedisiplinan pasien rehabilitasi, maka perkenakanlah peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Bimbingan rohani Islam yang ada di RS H. A. Zaky Djunaid Pekalongan dirasa sudah baik, namun jika rangkaian kegiatan Bimbingan rohani Islam lebih diisi dengan hal yang lebih menarik lagi akan menjadi lebih baik dan jadwal kegiatan bimbingan rohani Islam ditambahi lagi sehingga dapat memberikan dampak positif bagi pasien rehabilitasi.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul bimbingan rohani Islam disarankan agar mempertimbangkan variabel-variabel lain seperti kemampuan personal, keadaan subjek penelitian, kegiatan yang dilakukan, dan lain-lain dengan harapan untuk bahan evaluasi demi terwujudnya hasil yang optimal.
3. Bagi pasien rehabilitasi, diharapkan untuk mempertahankan dalam mengikuti bimbingan rohani Islam, sedangan untuk kedisiplinan ibadah khususnya shalat diharapkan lebih ditingkatkan baik dijalankan sendiri maupun berjamaah.
C. PENUTUP
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat taufik dan hidayah-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan tugas penelitian ini meskipun dengan rasa lelah, letih, jenuh yang amat besar, dan semangat yang surut. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan meskipun sudah peneliti usahakan semaksimal mungkin. Oleh karena itu, peneliti dengan rendah hati mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi peneliti sendiri di masa yang akan datang. Amin.
63
Daftar pustaka
Al-Asyqar, Dr. Umar Sulaiman, 2005, Fiqih Niat dalam Ibadah, Jakarta: Gema Insani Press Amin, Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah
Arifin, 1979, Pokok-pokok Pikiran Bimbingan Penyuluhan Agama, Jakarta: Bulan Bintang Arikunto, Suharsimi, 2007 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta Azra, Azyumardi, 2008, Kajian Tematik Al-Qur’an Tentang Fiqih Ibadah, Bandung: Angkasa Depag RI, 2005, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Pustaka Amani
Depdiknas, 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa
Efferin, Sujoko dan Bonnie Soeherman, 2010 Seni Perang Sun Zi dan Sistem Pengendalian Manajemen, Jakarta: Elex Media Komputindo
Isnawati, Nurlaela, 2013, Sepuluh Amal Shalih yang Membuat Tubuh Selalu Sehat, Jogjakarta:
Sabil
Jaelani, A.F, 1999, Membuka Pintu Rezeki, Jakarta: Gema Insani
Jawad, Muhammad Abdul, 2004 Menjadi Manajer Sukses, Jakarta: Gema Insani Press Pimay, Awaludin, 2005, Paradigma Dakwah Humanis, Semarang: Rasail
Putra, Bayu Sukoco, 2011 Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Motivasi untuk Sembuh Pada Pengguna Napza di Rehabilitasi Madani Mental Health Care, Skripsi (tidak diterbitkan), Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Quthb, Sayyid, 2001, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an (di bawah Naungan al-Qur’an) Jilid 2, Jakarta:
Gema Insani Press
Radar Semarang, Pecandu Lem Oplosan Menggila, 15 Juni 2015
Radar Semarang, Razia Kos Empat Pemuda Positif Narkoba, 12 Juni 2015
64
Ramayulis, 2005 Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia Sholikhin, Muhammad, 2008, Hadirkan Allah di Hatimu, Solo: Tiga Serangkai Suryabrata, Sumadi, 1998, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sutoyo, Anwar, 2007, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktek), Semarang: Cipta Prima Nusantar
Suyanto, dan Sutiyah, 2005, Metodologi Ilmu Sosial, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
http://kbbi.web.id/pasien, diakses pada 13 Mei 2020 pukul 12.02 AM
65 LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA (TERBIMBING) Hari/ Tanggal :
Responden :
Usia :
Tujuan : Mengumpulkan data tentang peran bimbingan agama Islam dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah di RSU H. A. Djunaid Pekalongan