• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN

3.5. Analisis data

Potensi sumberdaya waduk meliputi kondisi lingkungan fisik dan biologi kawasan wisata Waduk Selorejo. Lingkungan fisik meliputi kondisi kawasan perairan waduk dan kualitas air waduk yang dilakukan dengan pengamatan langsung. Lingkungan biologi antara lain fitoplankton yang diperoleh dari pengamatan langsung, ikan dan vegetasi tanaman air yang ada di waduk dilakukan dengan cara pengamatan atau peninjauan langsung serta wawancara dengan masyarakat dan pengunjung.

Kelestarian lingkungan kawasan wisata Waduk Selorejo dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi yang mengelola dan memanfaatkan potensi sumberdaya pada kawasan tersebut terutama untuk kegiatan wisata. Faktor sosial ekonomi dan kelembagaan yang dimaksud meliputi pengunjung dan masyarakat sekitar terkait dengan tingkat pendidikan, jumlah penduduk, usia, pekerjaan dan tingkat pemahaman terhadap kelestarian lingkungan juga sarana prasarana yang ada pada kawasan wisata Waduk Selorejo.

20

3.5.2. Analisis kesesuaian wisata

Kegiatan wisata yang ada di suatu kawasan sebaiknya disesuaikan antara potensi sumberdaya yang ada di kawasan tersebut dengan peruntukkannya. Hal ini bertujuan agar lingkungan kawasan wisata dalam kondisi lestari. Tidak semua bagian waduk menjadi lokasi wisata sehingga analisis kesesuaian wisata dilakukan di lokasi yang sudah terdapat kegiatan wisatanya dan beberapa lokasi yang belum termanfaatkan dan berpotensi sebagai tempat wisata. Kegiatan wisata yang terdapat di Waduk Selorejo antara lain duduk santai, Outbond, berperahu, berkemah dan memancing. Terdapat delapan lokasi yang dianalisis kesesuaian wisatanya yaitu 6 lokasi wisata yang sudah ada kegiatan wisatanya dan 2 lokasi yang belum termanfaatkan untuk kegiatan wisata.

Kesesuaian mencakup kesesuaian sumberdaya atau potensi yang dikaitkan dengan luas areal bagi setiap peruntukan wisata. Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan kegiatan wisata yang dikembangkan. Persamaan yang digunakan untuk kesesuaian wisata adalah (Yulianda 2007):

IKW = ∑

Keterangan :

IKW = Indeks kesesuaian wisata (%) Ni = Nilai parameter ke-i

Nmaks = Nilai maksimum dari suatu kategori wisata

Penentuan kesesuaian berdasarkan perkalian skor dan bobot yang diperoleh dari setiap parameter. Kesesuaian kawasan dilihat dari tingkat persentase kesesuaian yang diperoleh penjumlah nilai dari seluruh parameter. Berdasarkan nilai indeks kesesuaian wisata pada setiap kegiatan wisata yang dievaluasi dapat dimasukkan ke dalam tiga kategori yaitu kategori sangat sesuai jika nilai IKW antara 83-100%, kategori sesuai jika nilai IKW antara 50-<83% dan kategori tidak sesuai jika nilai IKW <50% (Tabel 2).

Tabel 2. Parameter kesesuaian sumberdaya untuk wisata waduk

No Parameter Bobot Kategori Skor

Berkemah 1 Lebar tepi waduk (m) 5

x> 10 3 7< x ≤10 2 5< x ≤ 7 1 5 0 2 Hamparan dataran 5 Rumput/pasir 3 Tanah Liat 2 Lumpur/batu datar 1 Batu cadas/tanah labil 0

3 Vegetasi yang hidup di

tepi waduk 3

Kelapa, Cemara, Akasia 3 Campuran pohon dan belukar 2 belukar tinggi 1 belukar tinggi dan rawa 0

4 Pemandangan (Object

view) 3

Waduk, Hutan, Pegunungan,

Sungai 3

Waduk dan 2 dari 3

pemandangan 2

1dari 4 pemandangan 1 Tidak ada obyek yang indah 0 Perahu 1 Kedalaman Perairan (m) 5 2≤ x < 3 3 3< x ≤5 2 1< x ≤ 3; 5 – 10 1 x ≤ 1; > > 10 0 2 Kecepatan arus (m/det) 5

0< x ≤0.15 3 0.15< x ≤0.45 2 x> 0.45 1 3 Bau 3 Tidak berbau 3 Sedikit berbau 2 Berbau 1

4 Vegetasi yang hidup di

tepi waduk 3

Kelapa, Cemara, Akasia 3 belukar tinggi 1 5 Warna perairan 1 Hijau jernih 3 Hijau Kecoklatan 2 Coklat kehitaman 1 Memancing 1 Kelimpahan ikan 5 Sangat banyak 3 Banyak 2 Sedikit 1 2 jenis ikan 3 lebih dari 4 3 2-3 2 <2 1 3 kedalaman perairan 1 1≤ x < 3 3 3< x ≤5 2 x<1; x>5 1

22

Tabel 2. (Lanjutan)

No Parameter Bobot Kategori Skor

Duduk santai

1 Lebar tepi waduk 1

x≥8 3

1≤ x <8 2

<1 1

2 Pemandangan 5

Waduk, Hutan, Pegunungan,

Sungai 3

2-3 dari 4 pemandangan 2 satu dari 4 pemandangan 1

3 Vegetasi yang hidup di

tepi waduk 5

Kelapa, Cemara, Akasia 3

1 dari 3 2 belukar tinggi 1 4 Hamparan dataran 3 Rumput/pasir 3 Tanah Liat 2 Lumpur/batu 1 5 Biota berbahaya 3 Tidak ada 3 1 jenis 2 >1 jenis 1 Outbound

1 Lebar tepi waduk 5

x≥8 3 4≤ x <8 2 <4 1 2 Hamparan dataran 1 Rumput/pasir 3 Tanah Liat 2 Lumpur/batu 1

3 Vegetasi yang hidup di

tepi waduk 3

Kelapa, Cemara, Akasia 3

1 dari 3 2 Semak belukar 1 4 Biota berbahaya 3 Tidak ada 3 1 jenis 2 >1 jenis 1 Sumber : Modifikasi Yulianda 2010

Keterangan:

Nilai maksimum = 51 (perahu karet), 51 (berkemah), 27 (Memancing), 51 (duduk santai), 36 (outbound).

Sangat Sesuai = 83 – 100 % Sesuai = 50 - < 83 % Tidak sesuai = < 50 %

3.5.3. Analisis daya dukung kawasan

Daya dukung lingkungan (carrying caapacity) merupakan intensitas penggunaan maksimum terhadap sumberdaya alam atau pembangunan fisik yang dapat mengganggu kesinambungan pembangunan tanpa merusak alam. Daya dukung kawasan (DDK) adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik

dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia (Yulianda 2007) dengan perhitungan sebagai berikut:

DDK = K x

Keterangan :

DDK = Daya Dukung Kawasan (orang/hari)

K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (orang) Lp = Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan (m2/m) Lt = Unit area untuk kategori tertentu (m2/m)

Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari (jam/hari)

Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu (jam)

Potensi ekologis adalah jumlah pengunjung per aktivitas yang dapat ditolerir oleh alam. Sedangkan luas area yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan disesuaikan dengan jenis kegiatannya (Tabel 3).

Tabel 3. Potensi ekologis pengunjung (K) dan Luasan area kegiatan (Lt) Jenis kegiatan Pengunjung (orang) Unit area (Luas lahan) Keterangan

Perahu 6 20.000 m2 Dihitung luas situ yang

dibutuhkan untuk 6 orang (1 perahu kayu) untuk mengelilingi situ sebesar 20.000 m2

Memancing 1 240 m² Setiap satu orang membutuhkan area untuk memancing sebesar 240 m²

Duduk santai 2 16 m Setiap dua orang membutuhkan ruang untuk duduk santai sepanjang 16 m

Outbound 10 700 m2 Dihitung luas lokasi yang dibutuhkan untuk 10 orang (1 team) untuk outbound adalah 700 m2

Berkemah 2 169 Dihitung luas satu tenda (2

otang) 9 m2 dan jarak antar tenda 10 m

24

Prediksi waktu yang dibutuhkan dan waktu yang disediakan oleh pengelola untuk setiap kegiatan wisata waduk, memiliki periode yang berbeda (Tabel 4).

Tabel 4. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata air tawar

No Kegiatan Waktu yang dibutuhkan

Wp-(jam)

Total waktu 1 hari Wt-(jam) 1 Berkemah 24 24 2 Perahu 0.5 8 3 Memancing 4 8 4 Duduk santai 2 8 5 Outbound 4 8 6 Berenang 1 8 Sumber: Yulianda 2010 3.5.4. Analisis SWOT

Rangkuti (2005) menyatakan bahwa analisis SWOT (Strength, Weaknes, Opportunity, Threat) merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematik untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui atau melihat kondisi sebuah objek wisata secara sistematik berdasarkan faktor-faktor kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness) yang merupakan faktor internal juga kesempatan (Opportunity) dan ancaman (Threat) yang merupakan faktor eksternal yang dihadapi. Strategi yang efektif diasumsikan dapat tercapai dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki dan kesempatan yang ada serta meminimalkan kelemahan yang dimiliki dan ancaman yang dihadapi. Analisa data secara kualitatif (dilakukan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal) dan secara kuantitatif (pembobotan dan pemberian rating) digunakan dalam metode analisa ini. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis SWOT adalah :

a. Identifikasi faktor internal dan eksternal

Internal Factor Evaluation (IFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan. Alat yang digunakan untuk menganalisa faktor internal yaitu matriks IFE yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-

αi =

n i Xi Xi 1

area tersebut (David 2006 dalam Nancy 2007). Eksternal factor Evaluation (EFE) adalah untuk mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki dengan cara mendaftarkan semua ancaman dan peluang. Matriks EFE digunakan untuk menganalisis faktor eksternal yang merangkum dan mengevaluasi hal-hal yang mempengaruhi dari luar. Hasil dari identifikasi kedua faktor-faktor tersebut selanjutnya akan diberikan bobot dan peringkat (rating).

b. Penentuan bobot setiap variabel

Pemberian nilai/bobot dan rating dilakukan secara subjektif kepada setiap unsur SWOT (Tabel 5). Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Bobot setiap faktor internal dan eksternal ditentukan dengan metode Paired Comparison (Kinnear 1991 dalam Pudjiwaskito 2005):

1= jika indikator faktor horizontal kurang penting daripada indikator faktor vertikal 2= jika indikator faktor horizontal sama penting daripada indikator faktor vertikal 3= jika indikator faktor horizontal lebih penting daripada indikator faktor vertikal 4= jika indikator faktor horizontal sangat penting daripada indikator faktor vertikal Tabel 5. Penilaian bobot faktor strategis internal/eksternal

Faktor Strategis

Internal/Eksternal A B C ... Total Bobot

A X1 α1 B X2 α2 C X3 α3 ... X4 α4 Total n Σ Xi i=1 n Σ αi i=1 Sumber : David 2002 in Pudjiwaskito, 2005

Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunakan persamaan (Kinnear,1991 dalam Pudjiwaskito, 2005):

26

Keterangan :

αi : bobot faktor ke-i Xi : nilai faktor ke-i i : 1,2,3,...., n n : jumlah faktor

c. Penentuan peringkat (rating)

Peringkat (rating) ditentukan untuk mengukur pengaruh masing-masing variabel terhadap masing-masing faktor strategis yang dimiliki objek wisata dengan skala nilai 1-4. Skala peringkat (rating) yang digunakan untuk matriks Internal Factor Evaluation (IFE) yaitu:

- Faktor kekuatan

1 = kekuatan yang kecil 2 = kekuatan yang sedang 3 = kekuatan yang besar

4 = kekuatan yang sangat besar - Faktor kelemahan

1 = kelemahan yang sangat berarti 2 = kelemahan yang cukup berarti 3 = kelemahan yang kurang berarti 4 = kelemahan yang tidak berarti

Skala peringkat (rating) yang digunakan untuk matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) yaitu:

- Faktor Peluang

1 = Peluang rendah ( respon kurang) 2 = Peluang sedang ( respon rata-rata) 3 = Peluang tinggi (respon di atas rata-rata) 4 = Peluang sangat tinggi ( respon superor) - Faktor Ancaman

1 = Ancaman yang sangat besar 2 = Ancaman yang besar

3 = Ancaman sedang

Langkah selanjutnya peringkat dari faktor-faktor tersebut dikalikan bobot masing-masing kemudian hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk

memperoleh nilai total pembobotan seperti yang tercantum pada matriks IFE/EFE (tabel 6).

Tabel 6. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)/ External Factor Evaluation (EFE).

Faktor Strategis

Internal/Eksternal Bobot Rating Nilai

Kekuatan/Peluang 1. 2. ... Sub Total Kelemahan/Ancaman 1. 2. ... Sub Total Total Sumber : Rangkuti (2005)

d. Menyusun analisis strategi dengan menggunakan matriks (Martiks SWOT) Matriks SWOT dibuat berdasarkan matriks IFE dan EFE, bertujuan untuk melihat dan membuat strategi yang tepat untuk diterapkan (Tabel 7).

Tabel 7. Matriks SWOT Faktor Internal

Faktor Eksternal Kekuatan (S) Kelemahan (W)

Peluang (O)

Strategi SO Strategi WO

Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan yang ada

Ancaman (T)

Strategi ST Strategi WT

Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

28

e. Pembuatan tabel rangking alternatif strategi

Penentuan prioritas strategi pengelolaan dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait. Rangking prioritas strategi ditentukan berdasarkan urutan jumlah skor terbesar sampai terkecil dari semua strategi yang ada (Tabel 8). Tabel 8. Perangkingan alternatif strategi berdasarkan matriks SWOT

Alternatif strategi

Keterkaitan dengan unsur SWOT Jumlah skor (nilai) Rangking

SO1 SO2 Son WO1 WO2 Won ST1 ST2 STn WT1 WT2 STn Sumber: Rangkuti 2005

Dokumen terkait