• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

F. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan cara deskriptif dan selanjutnya ditampilkan dalam bentuk gambar atau foto dan uraian deskripsi. Analisis deskripsi kualitatif ini yaitu suatu proses dan penyajian fakta yang diberikan selalu jelas ditampilkan dam bentuk gambar.

G. Alur Kerja Penelitian

Persiapan Alat dan Bahan

Mencakup : 1. Penetuan

tempat 2. Pembersihan 3. Pengukuran Pengukuran kondisi lingkungan

Mencakup : 1. Suhu

2. Kelembaban Pengambilan Sampel daun

Daun Alang-alang Pembuatan cetakan stomata daun Menggunakan metode replica dengan menggunakan kutex

Preparat stomata daun alang-alang Pengamatan stomata Pembukaan porus stomata Pengukuran porus stomata Menggunakan micrometer okuler

Pengumpulan data Analisis Kesimpulan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini meliputi ukuran lebar porus stomata alang-alang (Imperata cylindrica L.) di dua lokasi pengambilan sampel areal kampus UIN Raden Intan Lampung. Pengambilan pertama berada di belakang Asrama dan kedua di samping lapangan Sepak bola. Terdiri dari 3 tumbuhan dengan tiga plot setiap lokasi. Sampel daun diambil dari pukul 06.45 sampai pukul 16.45 WIB, setiap 2 jam sekali diambil 1 sampel daun. Hasil penelitian ini telah tersaji pada Tabel 4.1 dan 4.2sebagai berikut:

Tabel 4.1

Rata-rata Lebar Porus Stomata (mikron) Pada Pagi, Siang dan SoreHaridi Lokasi Pertama Belakang Asrama

UIN Raden IntanLampung No. Waktu

Pengamatan

Ukuran Porus Stomata

Per-Tanaman (µm) Rata-rata (µm) Alang-alang A Alang-alang B Alang-alang C 1. 06.45WIB 2,5 2,5 1,25 2,08 2. 08.45 WIB 3,75 3,75 2,5 3,33 3. 10.45 WIB 1,25 1,25 1,25 1,25 4. 12.45 WIB 1,25 1,25 0,6 1,04 5. 14.45 WIB 1,25 1,25 2,5 1,67 6. 16.45 WIB 2,5 1,25 2,5 2,08

Tabel 4.2

Rata-rata Lebar Porus Stomata (mikron) Pada Pagi, Siang dan SoreHari di Lokasi Kedua Samping Lapangan Bola

UIN Raden IntanLampung No. Waktu

Pengamatan

Ukuran Porus Stomata

Per-Tanaman (µm) Rata-rata (µm) Alang-alang A Alang-alang B Alang-alang C 1. 06.45WIB 2,5 2,5 2,5 2,5 2. 08.45 WIB 3,75 3,75 3,75 3,75 3. 10.45 WIB 1,25 1,25 2,5 1,67 4. 12.45 WIB 1,25 1,25 1,25 1,25 5. 14.45 WIB 2,5 2,5 1,25 2,08 6. 16.45 WIB 1,25 2, 5 2,5 2,08

Berdasarkan hasil data penelitian pada Tabel 4.1 dan 4.2, diperoleh bahwa stomata pada keenam tanaman memiliki waktu pembukaan yang maksimal cukup tinggi terjadi saat pagi hari. Pada pagi hari pukul 08.45 WIB yaitu rata-rata besarnya 3,33 µ m sampai 3,75µm. Sedangkan pembukaan ukuran stomata paling kecil terdapat pada pukul 12.45 WIB yaitu rata-ratasebesar1,04µm sampai dengan 1,25µm. Pada keenam tumbuhan alang-alang ini meskipun pada saat siang hari membuka namun pembukaannya tidak sepenuhnya atau dikatakan menutup sebagian. Hasil pengamatan ukuran stomata dari pukul 06.45 sampai 16.45 WIB dapat dilihat selengkapnya pada lampiran 1.

Pada penelitian ini dilakukan pula pengukuran kondisi lingkungan tempat pengambilan sampel berupa kelembaban, suhu, dan intensitas cahaya matahari yang diukur bersamaan dengan waktu pengambilan sampel daun alang-alang (Imperata cylindrica L.). Pengamatan kondisi lingkungan dari pagi, siang dan sore hari (06.45 WIB–16.45 WIB) menunjukkan adanya perubahan intensitas cahaya matahari, suhu dan kelembaban untuk setiap waktu pengamatannya.

Gambar 4.1

Grafik perubahan harian Kelembaban udara dan Suhu di lokasi 1

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 T1 (06.45) T1 (08.45) T1 (10.45) T1 (12.45) T1 (14.45) T1 (16.45)

K

e

le

mb

a

b

a

n

(

R

H) d

a

n

Su

h

u

(

0

C)

Kelembaban dan Suhu Lokasi 1

Kelembaban Suhu

Gambar 4.2

Grafik perubahan harian Kelembaban udara dan Suhu di lokasi 2

Berdasarkan Gambar grafik 4.1 dan 4.2 menunjukkan ukuran suhu dan kelembaban disetiap waktu pengamatannya. Terlihat bahwa terjadi peningkatan suhu udara sampai pukul 12.45 dan penurunan kembali sampai pukul 16.45. Kenaikan suhu ini tidak diikuti dengan kelembaban udara. Terjadi perbedaan ukuran kelembaban dan suhu di dua lokasi pengamatan.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 T2 (06.45) T2 (08.45) T2 (10.45) T2 (12.45) T2 (14.45) T2 (16.45)

K

ele

m

b

a

b

a

n

(

R

H)

d

a

n

Su

h

u

(

0

C)

Kelembaban dan Suhu Lokasi 2

Kelembaban Suhu

Gambar 4.3

Grafik perubahan harian Intensitas cahaya matahari di 2 lokasi

Hasil penelitian pada Gambar grafik 4.3 ini menunjukkan perubahan Intensitas cahaya pada setiap pengamatannya. Terlihat dari kedua grafik menunjukkan peningkatan intensitas cahaya yang diikuti oleh peningkatan suhu udara dan penurunan kelembaban udara di tempat pengambilan sampel. 0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 (06.45) (08.45) (10.45) (12.45) (14.45) (16.45)

in

te

nsi

ta

s

C

a

ha

y

a

(Lu

x

)

Intensitas Cahaya

Lokasi 1 Lokasi 2

Waktu Pengamatan

B. PEMBAHASAN

Penentuan waktu optimal terhadap ukuran pembukaan porus stomata alang-alang (Imperata cylindrica L.) dengan menggunakan metode replika, menunjukkan pada keenam waktu pengamatan terjadi perubahan porus yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil pengamatan Tabel 4.1 dan 4.2 terlihat bahwa perubahan waktu berpengaruh terhadap perubahan ukuran besar dan kecilnya porus stomata alang-alang. Perubahan ukuran porus ini ternyata juga di tentukan dengan faktor lingkungan seperti Intensitas cahaya, suhu udara, dan kelembaban udara di lingkungan(Grafik 4.1-4.2).

Ukuran stomata Terbesar pada waktu pengamatan pukul 08.45 WIB

Ukuran stomata Terkecil pada waktu pengamatan 12.45 WIB

Gambar 4.4

Gambar bentuk stomata Alang-alang (Imperata cylindrica L.) pukul 08.45 dan 12.45 WIB

Pembukaan porus stomata yang cukup tinggi terjadi pada pukul 08.45 WIB dengan ukuran 3,33µm–3,37µm. Terbukanya porus stomata dengan ukuran cukup tinggi ini terjadi karena peningkatan Intensitas cahaya matahari yang berpengaruh terhadap peningkatan suhu, namun pada pukul 08.45 WIB kelembaban udara masih tetap tinggi (Gambar Grafik 4.1 dan 4.2). Meningkatanya temperatur dengan kelembaban udara yang tetap tinggi akan meningkatkan gradien tekanan uap antara daun dengan udara. Kondisi ini memicu terjadinya transpirasi yang ditunjukkan dengan pembukaan stomata (Gambar 4.5).

Ukuran stomata pukul 08.45 WIB Lokasi pertama

Ukuran stomata paukul08.45 WIB Lokasi kedua

Gambar 4.5

Gambar bentuk stomata Alang-alang (Imperata cylindrica L.) pukul 08.45 pada 2 lokasi berbeda

Sementara ukuran porus stomata paling kecil terjadi pada pukul 12.45 WIB sebesar 1,04µm-1,25µm. Seperti yang dapat kita lihat bahwa pada pukul 12.45 WIB terjadi peningkatan intensitas cahaya matahari dan suhu udara, namun tidak diikuti dengan kenaikan kelembaban udara (Grafik 4.1, 4.2 dan 4.3). Kenaikan intensitas cahaya ini mengakibatkan transpirasi menjadi meningkat. Dengan semakin meningkatnya transpirasi, maka terjadi kehilangan air. Kehilangan air menyebabkan tekanan turgor sel penjaga menurun. Pada kondisi seperti ini ABA akan masuk sebagai akibatnya stomata akan munutup sebagian. Penutupan ini bertujuan untuk mengurangi kehilangan air yang berlebihan.1

Ukuran stomata pada waktu pengamatan 12.45 WIB

Lokasi pertama

Ukuran stomata pada waktu pengamatan 12.45 WIB

Lokasi kedua

Gambar 4.6

Gambar bentuk stomata Alang-alang (Imperata cylindrica L.) pukul 12.45 pada 2 lokasi berbeda

1

Dari Tabel dan juga Gambar hasil penelitian dapat dilihat, pada waktu pengamatan pukul 06.45 WIB stomata mulai membuka dengan lebar porus stomata yang cukup besar. Terjadi peningkatan ukuran stomata pada pukul 08.45 WIB yang menunjukkan ukuran pembukaan porus dengan angka tertinggi. Tetapi terjadi penurunan pada pukul 10.45 WIB. Penurunan yang sangat tajam terjadi pada pukul 12.45 WIB. Penyempitan porus stomata pada setiap kenaikan waktu pengamatan, hal ini diduga terpicu karena dapat mempengaruhi turgor sel penjaga, sehingga lebar porus akan bertambah sempit seiring dengan adanya perubahan intensitas cahaya matahari. Stomata cenderung menutup sebagian sebagai respon tidak langsung terhadap keadaan rawan air, disamping itu tumbuhan juga berusaha memperkecil transpirasi untuk mencegah kekeringan.

Pada pukul 14.45 WIB mulai terjadi peningkatan ukuran porus stomata sampai pukul 16.45 WIB. Kenaikan ukuran stomata ini ternyata diikuti dengan kenaikan kelembaban udara pada kondisi lingkungan yang teramati, sedangkan penurunan ukuran stomata diikuti dengan kenaikan suhu dan intensitas cahaya yang teramati pada kondisi lingkungan tempat penelitiannya. Pembukaan stomata yang kembali meningkat ini karenakan pada saat itu terjadi penyerapan CO2, akibat masih terdapatnya cahaya

matahari dan fotosintesis masih tetap berjalan sehingga tumbuhan masih memerlukan asupan CO2.2

Pembukaan ukuran stomata yang sangat kecil pada siang hari menunjukkan toleransi daun alang-alang (Imperata cylindrica L.) terhadap berkurangnya air yang tersedia dan mencegah CO2 masuk ke daun. Ketika sore hari pembukaan stomata kembali meningkat kisaran ukuran rata-rata 2,08µm saat tidak terlalu terik lagi matahari, ukuran pembukaan porus kembali meningkat akibat air yang tersedia mencukupi. Penyebab terjadinya stomata tidak akan membuka secara utuh, jika ketersediaan air tidak tercukupi dan intensitas cahaya matahari terlalu tinggi seperti yang terjadi pada pukul 12.45 WIB sebesar 98.00 Lux -102.400 Lux.

Kondisi lingkungan di dua lokasi tempat penelitian juga menunjukkan perbedaan ukuran pembukaan stomata. Terlihat bahwa rata-rata ukuran stomata pada lokasi kedua yaitu disamping lapangan bola menunjukkan ukuran yang lebih besar dari pada ukuran stomata alang-alang yang berada di belakang asrama setiap waktu penelitiannya. Dapat dilihat pada gambar grafik 4.1 dan 4.2 menunjukkan persentase kelembaban lebih tinggi, sehingga hal ini dapat menunjukkan ketersedian air di lokasi kedua lebih banyak. Lingkungan ekstrim membuat tumbuhan

2

Neil A. Campbell dan Jane B. Reece, Biologi Edisi 8 Jilid 1.(Jakarta : Erlangga 2012), h. 216

mengoptimalkan peranan stomata untuk mencegah hilangnya air melalui daun, sehingga tanaman tidak kekurangan air pada saat proses fotosintesis3

Selain dipengaruhi dengan faktor lingkungan seperti intensitas cahaya, suhu dan kelembaban udara, banyaknya stomata yang membuka juga dipengaruhi dengan tingkat vegetasi dan kerapatan tumbuhnya alang-alang di dua lokasi. Ada kecendrungan lebar bukaan stomata meningkat pada saat pertumbuhan vegetasi maksimum. Setiap tumbuhan memiliki kemampuan yang berbeda dalam menerima cahaya, hal ini dikarenakan banyaknya atau kerapatan dalam vegetasinya. Namun sejauh mana kemampuan tumbuhan untuk menerima cahaya masih perlu diteliti.4

Pada dasarnya alang-alang (Imperata cylindrica L.) tumbuh dengan baik di semua jenis tanah, tumbuhan asli dari daerah tropis ini sangat cocok tumbuh di bawah sinar matahari, di tanah yang basah (lembab) maupun kering. Alang-alang ini tergolong ke dalam tumbuhan C4 dimana saat proses fotosintesisnya membutuhkan intensitas cahaya yang tinggi. Tergolongnya alang-alang ke dalam tumbuhan C4, hal ini menyatakan bahwa waktu pembuka stomata Imperata cylindrica L. yaitu selama 24 jam. Hal ini sama dengan yang terjadi pada jagung berdasarkan penelitian

3

Zelly Fujiyanto, Erma Prihastanti, Sri Haryanti. Karakteristik Kondisi Lingkungan, Jumlah Stomata, Morfometri, Alang-Alang Yang Tumbuh Di Daerah Padang Terbuka Di Kabupaten Blora Dan Ungaran. JurnalBuletin Anatomi dan Fisiologi Volume XXIII,No. 2.. (Oktober 2015). h.3

4

Sri Haryanti. Respon Pertumbuhan Jumlah dan Luas Daun Nilam (Pogostemon cablin

Benth) pada tingkat naungan yang Berbeda. Jurnal Struktur dan Fungsi Tumbuhan UNDIP. 2012. h. 3

yang dilakukan oleh Nita Selita.5 Terlihat juga dari hasil penelitian dari pukul 06.45-16.45WIB stomata alang-alang tetap membuka walaupun terdapat stomata yang tidak membuka porusnya secara penuh saat intensitas cahaya tinggi.

Pada saat sore hari pukul 16.45 WIB stomata tetap membuka dengan ukuran yang besar rata-rata 2,08µm walaupun intensitas cahaya tidak terlalu besar hanya mencapai 28.000lux-41.800lux, hal ini dikarenakan pada saat itu terjadi penyerapan CO2. Senyawa CO2 ini kemudian diubah menjadi asam malat dan disimpan dalam tanaman sampai keesokan harinya ketika fotosintesis mulai terjadi. Pada proses ini, CO2 dilepaskan kembali untuk disintesis menjadi senyawa organik dalam siklus Calvin.6

Stomata juga berperan sebagai tempat proses transpirasi, transpirasi diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap air dari jaringan tumbuhan melalui stomata.7Pada pukul 12.45 WIB intensitas cahaya dan suhu meningkat dan kelembaban sangat rendah (Grafik 10 dan 11). Intensitas cahaya yang tinggi serta kelembaban udara yang semakin berkurang, sehingga menyebabkan proses transpirasi berlangsung lebih cepat. Akhirnya semakin meningkatnya transpirasi, maka akan terjadi

5

Nita Selita. Pola Pembukaan dan Penutupan Stomata Pada Tanaman Jagung (Zea mays).

Skripsi Pendidikan Biologi UIN Raden Intan Lampung.2016. h. 65

6

I Gusti Ayu Made Dwi Lestari, I Gede Ketut Adiputra, Pengaruh Paparan Asap Roko Terhadap Kadar Klorofil Pada Daun Tanaman CAM Sansebieria trifasciata, (Depasar : Universiatas Hindu Indonisia, 2011), h, 114

7

Benyamin Lakitan, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, i(Jakarta : Rajawali Pers, 2013), h. 53.

kehilangan banyak air. Kehilangan air ini menyebabkan tekanan turgor sel penjaga menurun. Pada kondisi seperti ini ABA meningkat pada daun akibatnya stomata akan menutup seperti yang terjadi pada pukul 12.45 WIB. Penutupan ini bertujuan untuk mengurangi kehilangann air yang berlebihan. Selain itu, selama stomata membuka juga terjadi difusi CO2 ke dalam sel mesofil. Selanjutnya, akumulasi CO2 menyebabkan stomata menutup.8

Pada kisaran waktu 08.45 WIB terjadi peningkatan intensitas cahaya yang berpengaruh terhadap peningkatan suhu, namun kelembaban udara masih tetap tinggi. Meningkatnya temperatur dengan kelembaban yang tetap tinggi akan meningkatkan gradien tekanan uap antara daun dengan udara. Kondisi ini memacu terjadinya transpirasi yang ditunjukkan dengan pembukaan stomata. Intensitas cahaya yang meningkat memacu proses fotosintesis sel penjaga, sehingga gula terbentuk. Akumulasi gula menyebabkan ion K dan air dari sel sekitarnya masuk ke sel penjaga. Pada kondisi seperti ini tekanan turgor sel penjaga tinggi, yang mengakibatkan membukanya stomata.9

Pada kedua lokasi tempat pengambilan sampel penelitian ini terjadi sedikit perbedaan besar ukuran porus stomata. Dimana lokasi kedua samping lapangan sepak bola lebih memperlihatkan ukuran stomata yang

8

Frank B Salisbury dan W Ross, Fisiologi Tumbuhan Jilid 2, (Bandung :ITB, 1995), h. 87

9

cukup besar. Sedangkan lokasi pertama belakang Asrama menunjukkan ukuran stomata yang lebih kecil. Terlihat pada gambar grafik dibawah ini yang menunjukkan perbedaan ukuran kedua lokasi yang diambil dengan sempel replika pada pukul yang sama dan hari yang sama pula. Tersaji di bawah ini sebagi berikut :

Gambar 4.7

Grafik perbedaan ukuran Porus pada 2 lokasi penelitian

Pengambilan sampel replika Alang-alang(Imperata cylindrica L.) yang diambil secara bersamaan pada waktu yang sama ternyata memiliki ukuran yang berbeda. Hal ini diakibatkan sampel yang diambil berasal dari tempat yang berbeda. Dimana lokasi pertama memiliki kondisi lingkungan yang lebih cenderung kering dibandingkan dengan lokasi kedua yang cenderung memiliki kondisi tempat yang basah. Terlihat pada grafik pukul 12.45WIB ukuran stomatanya terjadi penurunan yang sangat derastis. Walaupun hanya membuka sebesar 1,04µm-1,25µm, stomata alang-alang tersebut tidak juga menutup. Terjadi akibat kurangnya air dan tingginya

2.08 3.33 1.25 1.04 1.67 2.08 2.5 3.75 1.67 1.25 2.08 2.08 (06.45) (08.45) (10.45) (12.45) (14.45) (16.45) Ukuran Porus

intensitas cahaya yang cukup terik. Terbukanya stomata pada pukul 12.45 WIB ini diduga akibat CO2 yang terikat dengan asam organik telah selesai diremobilisasi, sementara cahaya matahari masih tersedia dan siklus Calvin masih berjalan sehingga alang-alang tetap membutuhkan asupan CO2. Pada sebagian besar tanaman, konsentrasi CO2 yang rendah di daun dapat membuat stomata terbuka untuk memenuhi kebutuhan CO2 tersebut untuk siklus Calvin. Jika tanaman membutuhkan lebih banyak CO2 maka stomata harus terbuka. Konsekuensinya jika stomata membuka maka akan semakin banyak tanaman kehilangan air saat transpirasi, karena baik CO2 maupun air bergerak melalui stomata yang sama.10

Bentuk stomata pada keenam tumbuhan alang-alang (Imperata cylindrica L.) memiliki bentuk yang sama setelah diamati. Sel penutup stomata pada tumbuhan alang-alang (Imperata cylindrica L.) dikelilingi oleh sejumlah sel tetangga. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa tipe stomata yang terlihat yaitu Diasitik, dimana tiap sel penjaga dikelilingi dengan dinding sel yang membentuk sudut siku-siku terhadap sumbu membujur stomata.11 Berdasarkan pengamatan tidak terlalu berbeda antara bentuk stomata alang-alang yang membuka dan menutup, hal ini diduga karena kekhasan yang dimiliki oleh sel penutup

10

Benyamin Lakitan. Op.Cit, h.54

11

Raras Setyo Retno, Identifikasi tipe Stomata Pada Daun Tumbuhan Xerofit (Euphorbia splendens,) Hidrofit (Ipomoea aquatica), dan Mesofit (Hibiscus rosa-sinensis), Jurnal Pendidikan Biologi FP MIPA IKIP PGRI Madiun. (Madiun : 2015), h. 4

dalam serat selulosa ini tidak terlalu elastis, sehingga sel penutup tidak terlalu melebar tetapi memanjang dengan bentuk sel penjaga berbentuk “Halter”. Umumnya sel penutup stomata mengandung kloroplas dan berklorofil, sehingga dapat melaksanakan fotosintesis. Pada suku rerumputan dan teki cenderung sel penjaganya mengandung sedikit kloroplas, sedangkan epidermis tetangganya tidak memiliki (kecuali pada paku-pakuan dan beberapa angiospermae).12

Terlihat pada gambar 4.8. dinding punggung stomata tebal, tetapi dinding dalam perutnya tipis, dengan bentuk yang memanjang. Pelebaran porus stomatanya pun tidak terlalu besar. Adanya pengaruh sinar matahari mengakibatkan klorofil-klorofil dalam kloroplas sel-sel palisade dan spons untuk mengadakan fotosintesis. Dengan adanya fotosintesis ini maka kadar CO2 di dalam sel-seltersebut menurun, dengan terbentuknya glukosa maka naiklah nilai osmosis sel-sel penutup stomata yang kemudian menyebabkan masuknya air dari sel-sel tetangganya. Tambahan volume ini menimbulkan turgor, sehingga dinding sel penutup menjadi lebar dan stomata akan membuka.13

12

Tatang S. Suradinata. 1998. Struktur Tumbuhan. (Bandung: Angkasa1998), h. 57.

13

Sri Haryanti, OptimalisasiPembukaanPorus Stomata DaunKedelai (Glycine max (L) merril) padapagiharidan sore.Jurnalbiologi FMIPA UNDIP. Vol.11,No.1.h. 19-20

Bentuk Stomata Imperata cylindricaL. Pada jam 08.45 WIB Ukuran besar

Perbesaran 100x10

Bentuk Stomata Imperata cylindrica L. Pada jam 12.45 WIB Ukuran kecil

Perbesaran 100x10

Gambar 4.8

Bentuk Stomata Ukuran Besar dan kecil

Pembukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu transpirasi dan fotosintesis. Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses fotosintesis, selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan dari sel dalam proses transpirasi.14 Pembukaan stomata sangatlah dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan yang mengalami perubahan harian (diurnal) seiring dengan bergantinya waktu pagi, siang dan sore hari. Pada pagi hari stomata membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan turgor sel penjaga meningkat.

14

Namun pada saat siang hari, stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang berlebihan.15

“Stomata membuka karena sel penjaga mengambil air dan menggembung dimana sel penjaga yang mengembung akan mendorong dinding bagian dalam stomata hingga merapat. Stomata bekerja dengan caranya sendiri karena sifat khusus yang terletak pada dinding selnya. Sel penjaga dapat bertambah panjang, terutama dinding luarnya, sehingga mengembang ke arah lur. Kemudian, dinding sebelah dalam akan tertarik oleh mikrofibril tersebut yang mengakibatkan stomata membuka.”16

Pada tumbuhan C4 seperti pada alang-alang ini yang memicu penutupan stomata pada daun alang-alang yaitu karena adanya hormon asam absisat (ABA) yang tinggi. ABA merupakan hormon yang dapat memicu penutupan stomata pada daun tumbuhan alang-alang. Penutupan stomata akibat dari hormon asam absisat ini tidak langsung menutup ketika terjadi kontak. Namun, stomata akan menutup ketika hormon asam absisat yang kontak dengan daun akan terakumulasi. Konsentrasi asam absisat akan meningkat pada kondisi tanaman kekeringan. Sebaliknya jika tanaman tidak mengalami kekeringan konsentrasi asam absisat menjadi rendah.17

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk aplikasi pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida sebaiknya dilakukan penyemprotan pada kisaran waktu pukul 08.45 WIB. Pada kisaran waktu ini stomata yang membuka lebih banyak dan ukuran porus stomata yang

15

Siti Fatonahdkk. Op.Cit. h. 16

16

Sri Haryanti. Op. Cit. h. 18-23

17

membuka lebih besar yang memiliki ukuran rerata 3,33µ m-3,75µm, sehingga cairan herbisida lebih mudah masuk ke dalam tumbuhan alang-alang (Imperata cylindrica L.) melalui stomata dan akan diserap oleh tumbuhan alang-alang.

Penyerapan yang tidak efektif jika dilakukan penyemprotan herbisida yaitu pada pukul 12.45 WIB atau pada saat intensitas cahaya terlalu tinggi dan temperatur suhu tinggi. Pada waktu siang hari tersebut, stomata menutup dan herbisida yang disemprotkan akan lebih cepat menguap dan tidak akan diserap secara maksimal oleh tumbuhan alang-alang (Imperata cylindrica L.). Sehingga akan mengakibatkan pemborosan bagi para petani akibat herbisida yang disemprotkan tidak akan masuk dan diserap optimal oleh gulma yang akan dibasmi. Walaupun pada sore hari pukul 16.45 WIB stomata juga memiliki ukuran porus yang cukup lebar dengan rerata 2,08µm, namun pembukaan pukul 08.45 WIB inilah yang lebih lebar. Kemudian kondisi sore hari yang tidak menentu mengakibatkan pertimbangan jika dilakukannya penyemprotan herbisida.

Jenis herbisida yang biasa digunakan dalam menggendalikan gulma

Imperata cylindrica L. adalah Isopropilamina glifosat. Jenis herbisida ini merupakan herbisida sistemik yang dapat ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh gulma. Alang – alang adalah tumbuhan yang tangguh, toleran terhadap kekeringan dan panas, sehingga tidak mati walaupun daun di atas permukaan tanah telah terbakar. Morfologi yang demikian membuat tidak

semua jenis herbisida efektif mematikan gulma Imperata cylindrica L. herbisida kontak misalnya, tidak efektif mengendalikan gulma Imperata cylindrica L. sebab efek racun tidak sampai ke bagian rhizoma yang berada di dalam tanah.18

Herbisida dapat masuk ke dalam jaringan tumbuhan selain melalui penyerapan akar tanaman, juga dapat melalui penetrasi daun melewati mulut daun (stomata). Dilihat fungsi stomata selain dalam penyerapan CO2, stomata juga berfungsi untuk keluar masuknya zat dan cairan dari dalam atau luar sel tumbuhan. Ketika stomata membuka lebar seperti pukul 08.45WIB herbisida akan masuk melalui stomata pada epidermis daun, kemudian menyebar ke seluruh jaringan tumbuhan melalui pembuluh. Penyemprotan herbisida pada daun alang-alang akan lebih efektif jika dilakukan saat stomata membuka dengan lebar maksimal, sehingga herbisida yang terlarut dalam air akan lebih mudah masuk. Maka herbisida akan lebih cepat ditranslokasikan ke seluruh tubuh tumbuhan hingga menyebabkan kematian.

18

Warlinson Girsang, Pengaruh Tingkat Dosis Herbisida Isopropilamina Glifosat DanSelang Waktu Terjadinya Pencucian Setelah Aplikasi Terhadap Efektivitas Pengendalian Gulma Pada Perkebunan Karet (Hevea brasiliensis) TBM, (Sumatra Utara : Universitas Sumatra Utara 2012), h. 5

C. Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar

Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan penguasaaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsi saja akan tetapi juga merupakan proses penemuan. Biologi merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknolog dan konsep hidup dengan alam. Sebagai ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup, biologi juga memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk hiduop selaras dengan lingkungan hidupnya sehingga mampu mengelola sumber daya alam dengan cara yang optimal dan ramah lingkungan.

Dokumen terkait