• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL 

PERBAIKAN  

KONSEPTUAL  

TEKNIS  

(2) Konseptualisasi Sistem; yaitu tahapan penyusunan unsur-unsur yang dianngap berpengaruh dalam struktur sistem, mengenali saling

keterkaitannya, serta menggambarkan causal loop serta diagram alirnya.

(3) Perumusan Model; yaitu setelah unsur-unsur diketahui kemudian disusun dalam bentuk persamaan yang dituangkan ke dalam program komputer,

dengan mempertimbangkan komponen level, rate, dan alirannya:

(a) Persamaan Level; menyatakan akumulasi yang terdapat dalam sistem yang besarnya dipengaruhi oleh nilai awalnya dan perbedaan aliran

(rate) masuk dan aliran keluar. Level pada suatu loop hanya bisa

didahului oleh rate , tetapi bisa diikuti oleh auxialiary atau rate. Level

tidak bisa dipengaruhi secara langsung oleh level lainnya.

(b) Persamaan rate; menyatakan formulasi aliran yang bisa mengubah level

(masuk atau keluar level) dan nilainya dipengaruhi oleh

informasi-informasi yang datang kepadanya. Rate merupakan suatu aliran yang menyebabkan bertambah atau berkurangnya level. Ada rate masuk menambah akumulasi dalam level dan rate keluar yang

menghubungkan panah menunjuk pada ‘sink’.

(c) Persamaan auxiliary; adalah persamaan bantu di dalam merumuskan

persamaan rate, yang digunakan untuk mendefinisikan faktor-faktor

yang menentukan persamaan rate secara terpisah. Persamaan

tambahan yang disubtitusikan satu sama lain, serta dapat disubtitusikan

pada beberapa persamaan rate yang berbeda.

(d) Persamaan sisipan (suplementary); digunakan untuk mendefinisikan

variabel-variabel yang bukan merupakan bagian dari struktur model, tetapi dibutuhkan dalam pencetakan dan pembuatan grafik dari nilai-nilai yang diperlukan tentang perilaku model.

(e) Persamaan nilai awal (initial value); digunakan untuk mendefinisikan

harga awal dari semua level, kadang-kadang harga awal rate, yang

harus diberikan sebelum siklus pertama perhitungan persamaan model.

(f) Persamaan eksogen; yaitu suatu metode untuk menghasilkan

masukan-masukan yang hanya merupakan fungsi terhadap waktu. Persamaan ini bermanfaat jika dapat dilakukan aproksimasi terhadap data historis yang ada. Biasanya dipakai sebagai masukan uji model.

(g) Aliran material; yaitu aliran dari level satu ke level lain yang besarnya

(h) Aliran informasi; yaitu suatu struktur yang berperan dalam fungsi-fungsi keputusan yang tidak mempengaruhi variabel secara langsung.

(4) Analisis Perilaku Model; yaitu mensimulasikan model yang telah terbentuk untuk mengetahui perilakunya terhadap waktu.

(5) Pengujian dan Pengembangan Model; karena model merupakan penyederhanaan dari sistem dunia nyata, maka perlu dilakukan pengujian model yang berupa verifikasi (pengujian kebenaran dan ketepatan) dan validasi (pengujian hasil kesimpulan) dari model tersebut, yaitu membandingkan model yang sudah disimulasikan dengan kondisi dunia nyata termasuk perilakunya, untuk menyatakan bahwa model yang dibuat adalah sahih dan bisa dipergunakan selanjutnya. Selain replika data historis, pengujian seharusnya dilakukan juga untuk mengenali keterbatasan kinerja model sehingga dapat ditentukan kesesuaian penggunaan model dalam rangka penyelesaian masalah (Hartrisari, 2007).

(6) Analisis Kebijakan dan Implementasi Model; yaitu tahap menganalisis kebijakan dari model yang telah dinyatakan sahih atau model dimaksud digunakan untuk menganalisis kebijakan. Konsekuensi kebijakan yang diambil dapat terpantau pada model yang sahih. Fenomena dunia nyata bila hendak dideskripsikan, merupakan model yang sangat luas dan kompleks. Perlu batasan-batasan, sehingga fokus analisis khususnya dalam kebijakan analisis kebijakan dapat tepat sasaran tanpa keluar dari koridor dunia nyata atau realitas yang ada.

2.13.1. Diagram Lingkar Sebab-Akibat (Causal Loop)

Untuk memahami struktur dan perilaku sistem digunakan diagram lingkar

sebab akibat (causal loops) dan diagram alir (flow chart). Diagram lingkar sebab

akibat dibuat dengan cara menentukan peubah penyebab yang signifikan dalam

sistem dan menghubungkannya dengan menggunakan garis panah ke peubah

akibat, dan garis panah tersebut dapat berlaku dua arah jika kedua peubah

saling mempengaruhi. Diagram ini berguna untuk (Hartrisari, 2007):

1. Secara tepat memberikan gambaran sifat dinamik dari sistem yang dikaji; 2. Memberikan dasar untuk pembentukan persamaan pada model; dan

3. Mengidentifikasi faktor yang penting dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Pada sistem dinamis, diagram lingkar sebab akibat ini akan digunakan sebagai dasar untuk membuat diagram alir yang akan disimulasikan dengan menggunakan program model sistem dinamis.

Pembuatan diagram lingkar sebab-akibat adalah proses perumusan mekanisme peubah-peubah yang bekerja dalam suatu sistem ke dalam bahasa gambar, sekaligus merupakan langkah awal dari identifikasi sistem yang digunakan untuk menyederhanakan kerumitan dalam rangka menciptakan sebuah konsep model. Dua terminologi penting dalam pembuatan diagram

lingkar sebab-akibat adalah keadaan (level) dan proses (rate). Prinsip dasar

pembuatan diagram lingkar sebab akibat dalam penerapan berfikir sistem adalah

dengan logika: proses sebagai sebab yang menghasilkan keadaan (proses →

keadaan), atau sebaliknya keadaan sebagai sebab yang menghasilkan proses

(keadaan → proses). Informasi tentang hal ini menghasilkan pengaruh sebab

akibat yang dapat secara searah (+) maupun berlawanan arah (-). Pada Gambar 15 disajikan konsep diagram lingkar sebab akibat secara.

K1 + P1 P2 + K2 - Keterangan : K1 = keadaan (level) 1 K2 = keadaan (level) 2 P1 = proses (rate) 1 P2 = proses (rate) 2

Gambar 15. Konsep Diagram Lingkar Sebab Akibat

Menurut Hastrisari (2007), hubungan antar-variabel pada diagram lingkar sebab akibat tidak menunjukkan mekanisme sebenarnya yang terjadi dalam sistem. Hubungan antar vraiabel hanya menunjukkan “apa yang akan terjadi bila” (what will happen if....) terjadi perubahan pada variabel bebas. Hal tersebut disebabkan oleh:

(1) Suatu variabel terikat memiliki lebih dari satu input (variabel bebas). Untuk mengetahui apa yang terjadi pada variabel terikat perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana semua input yang mempengaruhi dapat berubah.

(2) Diagram lingkar sebab akibat tidak akan membedakan mana laju (rate) dan

akumulasi dari laju (stock).

Pembuatan diagram lingkar sebab akibat hanya sebagai alat bantu untuk memperjelas kaitan antar elemen sistem, terutama pada sistem yang bersifat kompleks. Seorang analis sistem yang telah memahami mekanisme yang terjadi dalam sistem tidak perlu membuat diagram lingkar sebab akibat.

2.13.2. Diagram Input-Output

Diagram Input-Output menggambarkan hubungan antara output yang akan

dihasilkan dengan input tahapan analisis kebutuhan dan formulasi permasalahan

(Hartrisari, 2007). Diagram input-output sering disebut diagram kotak gelap

(black box), karena diagram ini tidak menjelaskan bagaimana proses yang akan

dialami input menjadi output yang diinginkan.

INPUT TAK TERKONTROL INPUT LINGKUNGAN OUTPUT YANG DIINGINKAN

INPUT TERKONTROL OUTPUT YANG TAK DIINGINKAN

Sumber: Hartrisari, 2007

Gambar 16. Diagram Input-Output P R O S E S 

Output adalah tujuan yang harus dicapai oleh sistem. Output dapat

dikategorikan menjadi dua, yaitu output yang diinginkan dan output yang tidak

diinginkan. Output yang tidak diinginkan ini akan menjadi umpan balik untuk

perbaikan input dan memodifikasi input sehingga dapat lebih memperbanyak

output yang diinginkan dan meminimalkan output yang tidak diinginkan.

Input terdiri atas input terkendali (input yang berada dibawah kontrol analis) dan input tak terkendali (input yang diluar kontrol dan tidak dapat dikendalikan oleh analis). Input lainnya adalah input lingkungan, yaitu merupakan elemen-elemen yang mempengaruhi sistem secara tidak langsung dalam mencapai tujuan.

Struktur model akan memberikan bentuk pada sistem dan sekaligus memberi ciri yang mempengaruhi perilaku sistem. Perilaku tersebut dibentuk oleh

kombinasi perilaku simpal kausal (causal loops) yang menyusun struktur model.

Semua perilaku model, bagaimanapun rumitnya, dapat disederhanakan menjadi struktur dasar, yaitu mekanisme masukan proses, keluaran, dan umpan balik. Mekanisme tersebut akan bekerja menurut perubahan waktu atau bersifat

dinamis yang dapat diamati perilakunya dalam bentuk kinerja (level) suatu model

sistem dinamis.

2.13.3. Diagram Alir (Struktur Model)

Pembuatan diagram alir model (struktur model) didasarkan atas

persamaan sistem dinamik yang mencakup keadaan (level), aliran (flow),

auxiliary, dan konstanta (constant) dan digambarkan dengan simbol-simbol.

Simbol-simbol tersebut digunakan dalam pembuatan diagram alir model untuk operasi komputer dalam melakukan simulasi. Terdapat satu tipe operasi komputer umum yang dapat digunakan dalam melakukan simulasi sistem dinamik.

BAB 3

Dokumen terkait