• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4 Analisis Model Rasio Pertumbuhan

Alat analisis Model Rasio Pertumbuhan ini untuk membandingkan pertumbuhan

masing – masing sektor di Kabupaten / Kota di Wilayah Pembangunan I dengan masing

Tabel 5.9

Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Kabupaten Demak

1983 – 2003

RPR RPS

No. Sektor

Riil Nominal Riil

L Nominal

1 Pertanian 0.4575 - 1.3188 +

2 Pertambangan dan Penggalian

3.8803 + 0.1844 -

3 Industri Pengolahan 3.0211 + 1.4855 -

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 2.7954 + 1.2355 -

5 Bangunan 0.6705 - 0.8250 +

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 1.2415 + 0.9818 -

7 Pengangkutan dan

Komunikasi 1.2990 + 1.3231 +

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 05692 - 0.9512 +

9 Jasa – jasa 0.4992 - 1.0950 +

Sumber : BPS, berbagai edisi, yang diolah

Dari Tabel 5.9 di atas dapat diketahui bahwa sektor pertanian, bangunan, keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan serta jasa – jasa merupakan sektor yang pada tingkat

Propinsi Jawa Tengah pertumbuhannya tidak menonjol namun di Kabupaten Demak

menonjol sehingga merupakan sektor potensial yang dapat dikembangkan di Kabupaten

Demak.

Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air

bersih, dan perdagangan, hotel dan restoran pada tingkat Propinsi Jawa Tengah

mempunyai pertumbuhan yang menonjol namun di Kabupaten Demak belum menonjol.

Hanya sektor pengangkutan dan komunikasi yang mempunyai pertumbuhan menonjol

baik di Propinsi Jawa Tengah maupun di Kabupaten Demak sehingga disebut dominan

Tabel 5.10

Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Kabupaten Grobogan

1983 – 2003

RPR RPS

No. Sektor

Riil Nominal Riil Nominal

1 Pertanian 0.4575 - 0.8118 +

2 Pertambangan dan Penggalian

3.8803 + 0.2957 -

3 Industri Pengolahan 3.0211 + 0.6827 -

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 2.7954 + 1.1978 -

5 Bangunan 0.6705 - 1.9518 +

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 1.2415 + 0.4069 -

7 Pengangkutan dan

Komunikasi 1.2990 + 0.6152 -

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 05692 - 0.5921 +

9 Jasa – jasa 0.4992 - 1.3600 +

Sumber : BPS, berbagai edisi, yang diolah

Dari Tabel 5.10 di atas dapat diketahui bahwa sektor pertanian, bangunan, keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan serta jasa – jasa merupakan sektor yang pada tingkat

Propinsi Jawa Tengah pertumbuhannya tidak menonjol namun di Kabupaten Grobogan

menonjol sehingga merupakan sektor potensial yang dapat dikembangkan di Kabupaten

Grobogan.

Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air

bersih, dan perdagangan, hotel dan restoran serta pengangkutan dan komunikasi pada

tingkat Propinsi Jawa Tengah mempunyai pertumbuhan yang menonjol namun di

Tabel 5.11

Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Kab. Semarang

1983 – 2003

RPR RPS

No. Sektor

Riil Nominal Riil l Nominal 1 Pertanian 0.4575 - 0.7596 + 2 Pertambangan dan Penggalian 3.8803 + 0.0805 - 3 Industri Pengolahan 3.0211 + 1.9678 -

4 Listrik, Gas dan Air

Bersih 2.7954 + 2.4120 - 5 Bangunan 0.6705 - -0.0224 - 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.2415 + 1.8933 + 7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.2990 + 0.8689 - 8 Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan 0.5692 - 1.6211 +

9 Jasa – jasa 0.4992 - 1.1893 +

Sumber : BPS, berbagai edisi, yang diolah

Dari Tabel 5.11 di atas dapat diketahui bahwa sektor pertanian, keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan serta jasa – jasa merupakan sektor yang pada tingkat Propinsi Jawa

Tengah pertumbuhannya tidak menonjol namun di Kabupaten Semarang menonjol

sehingga merupakan sektor potensial yang dapat dikembangkan di Kabupaten Semarang.

Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air

bersih dan pengangkutan dan komunikasi pada tingkat Propinsi Jawa Tengah mempunyai

pertumbuhan yang menonjol namun di Kabupaten Semarang belum menonjol.

Hanya sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mempunyai pertumbuhan menonjol

baik di Propinsi Jawa Tengah maupun di Kabupaten Semarang sehingga disebut dominan

Namun sektor bangunan merupakan sektor yang mempunyai pertumbuhan rendah baik di

Propinsi Jawa Tengah maupun Kabupaten Semarang.

Tabel 5.12

Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Kabupaten Kendal

1983 - 2003

RPR RPS

No. Sektor

Riil Nominal Riil l Nominal 1 Pertanian 0.4575 - 1.2592 + 2 Pertambangan dan Penggalian 3.8803 + 0.8557 - 3 Industri Pengolahan 3.0211 + 1.8457 -

4 Listrik, Gas dan Air

Bersih 2.7954 + 5.2523 + 5 Bangunan 0.6705 - 0.6268 - 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.2415 + 1.3301 + 7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.2990 + 0.8489 - 8 Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan 0.5692 - 1.1856 +

9 Jasa – jasa 0.4992 - 1.7916 +

Sumber : BPS, berbagai edisi, yang diolah

Dari Tabel 5.12 di atas dapat diketahui bahwa sektor pertanian, keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan serta jasa – jasa merupakan sektor yang pada tingkat Propinsi Jawa

Tengah pertumbuhannya tidak menonjol namun di Kabupaten Kendal menonjol sehingga

merupakan sektor potensial yang dapat dikembangkan di Kabupaten Kendal.

Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan dan pengangkutan

dan komunikasi pada tingkat Propinsi Jawa Tengah mempunyai pertumbuhan yang

Hanya sektor listrik, gas dan air bersih, perdagangan, hotel dan restoran yang mempunyai

pertumbuhan menonjol baik di Propinsi Jawa Tengah maupun di Kabupaten Kendal

sehingga disebut dominan pertumbuhan.

Namun sektor bangunan merupakan sektor yang mempunyai pertumbuhan rendah baik di

Propinsi Jawa Tengah maupun Kabupaten Kendal.

Tabel 5.13

Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Kota Semarang

1983 - 2003

RPR RPS

No. Sektor

Riil Nominal Riil l Nominal 1 Pertanian 0.4575 - 0.2728 - 2 Pertambangan dan Penggalian 3.8803 + 1.0779 - 3 Industri Pengolahan 3.0211 + 0.9023 -

4 Listrik, Gas dan Air

Bersih 2.7954 + 0.4403 - 5 Bangunan 0.6705 - 0.7096 + 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.2415 + 0.8680 - 7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.2990 + 1.0996 - 8 Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan 0.5692 - 1.7970 +

9 Jasa – jasa 0.4992 - 1.9256 +

Sumber : BPS, berbagai edisi, yang diolah

Dari Tabel 5.13 di atas dapat diketahui bahwa sektor bangunan, keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan serta jasa – jasa merupakan sektor yang pada tingkat Propinsi Jawa

Tengah pertumbuhannya tidak menonjol namun di Kota Semarang menonjol sehingga

Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air

bersih, perdagangan,hotel dan restoran serta pengangkutan dan komunikasi pada tingkat

Propinsi Jawa Tengah mempunyai pertumbuhan yang menonjol namun di Kota Semarang

belum menonjol.

Namun sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai pertumbuhan rendah baik di

Propinsi Jawa Tengah maupun di Kota Semarang.

Tabel 5.14

Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Kota Salatiga

1983 – 2003

RPR RPS

No. Sektor

Riil Nominal Riil l Nominal 1 Pertanian 0.4575 - 16.5633 + 2 Pertambangan dan Penggalian 3.8803 + 0 3 Industri Pengolahan 3.0211 + 0.6365 -

4 Listrik, Gas dan Air

Bersih 2.7954 + 0.7238 - 5 Bangunan 0.6705 - 1.2966 + 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.2415 + 3.7998 + 7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.2990 + 1.2589 - 8 Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan 0.5692 - 0.9269 +

9 Jasa – jasa 0.4992 - 1.3446 +

Sumber : BPS, berbagai edisi, yang diolah

Dari Tabel 5.14 di atas dapat diketahui bahwa sektor pertanian, bangunan, keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan serta jasa – jasa merupakan sektor yang pada tingkat

Propinsi Jawa Tengah pertumbuhannya tidak menonjol namun di Kota Salatiga menonjol

Sedangkan sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, serta pengangkutan dan

komunikasi pada tingkat Propinsi Jawa Tengah mempunyai pertumbuhan yang menonjol

namun di Kota Salatiga belum menonjol.

Hanya sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mempunyai pertumbuhan menonjol

baik di Propinsi Jawa Tengah maupun di Kabupaten Kendal sehingga disebut dominan

pertumbuhan.

Namun khusus untuk sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang tidak

dimiliki oleh Kota Salatiga.

Dokumen terkait