• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan data pada perusaahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011. Data yang digunakan dalam penelian ini adalah laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Statistical Product And Sevice Solution (SPSS) versi 18.0.

4.2. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif bertujuan memberikan penjelasan tentang nilai maksimum, nilai minimum, dan deviasi standar dari variabel-variabel independen. Dalam penelitian ini melibatkan satu variabel dependen yaitu : delay, sedangkan variabel independen terdiri dari tiga variabel yaitu : reputasi KAP, opini auditor, dan ukuran perusahaan (size). Setelah mengolah data dengan menggunakan SPSS, maka diperoleh hasil statistik deskriptif yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

26

Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std.Deviation

Delay 118 -55 95 25,69 36,530

Total Aset

Valid N (listwise)

118 10,94 31,61 24,4068 6,37181

Sumber : Lampiran 3

Tabel 2. Hasil Perhitungan Modus Ukuran KAP

Total KAP Big Four KAP Non Big

Four Modus

perusahaan 1 2 3 4 5

118 0 7 21 16 74 5

Sumber : Lampiran 3

Tabel 3. Hasil Perhitungan Modus Opini Auditor

Total Jenis-jenis Opini Auditor

Modus

Perusahaan 1 2 3 4 5

118 103 15 0 0 0 1

Sumber : Lampiran 3 Sumber : Lampiran 3

Dari tabel uji statistik deskriptif menjelaskan nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean), dan deviasi standar dari variabel delay dan total aset pada 118 perusahaan yang dijadikan penelitian. Sedangkan untuk variabel reputasi KAP dan opini auditor tidak diikutsertakan dalam perhitungan statistik deskriptif karena variabel tersebut memiliki skala nominal. Skala nominal merupakan skala pengukuran

27

kategori atau kelompok (Gozhali, 2005). Perhitungan yang tepat untuk variabel reputasi KAP dan opini auditor adalah dengan menggunakan modus. Metode ini digunakan untuk mengerahui nilai yang paling sering muncul dari variabel tersebut.Penjelasannya sebagai berikut:

1. Delay

Diketahui rata-rata delay pada tahun yang diamati adalah 27 hari, dengan deviasi standar 36 hari. Delay yang mempunyai nilai minimum -55 hari ini berarti

perusahaan tersebut menyampaikan laporan keuangan tersebut lebih cepat 55 hari dari batas tanggal penyampaian laporan keuangan yang ditetapkan yaitu 30 April, sedangkan delay yang mempunyai nilai maksimum 95, hal ini berarti perusahaan tersebut mengalami keterlambatan penyampaian laporan keuangan selama 95 hari dari batas waktu yang telah ditetapkan oleh Bapepam. Sedangkan deviasi standar sebesar 36,530 artinya selama periode penelitian ukuran penyebaran dari variabel delay adalah sebesar 36 hari.

2. Reputasi kantor Akuntan Publik (KAP)

Kategori perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four Worldwide Accounting Firm (Big 4) diberi nilai skala 1 sampai dengan 4 dengan rincian sebagai berikut:

1. KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerjasama dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan diberikan nilai 1.

2. KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerjasama dengan KAP Siddharta-Siddharta dan Widjaja diberikan nilai 2.

28

3. KAP Ernst and Young, yang bekerjasama dengan KAP Purwantono Sarwoko dan Sandjaja diberikan nilai 3.

4. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerjasama dengan KAP Osman Bing Satrio dan rekan diberikan nilai 4.

Sedangkan untuk perusahaan yang tidak menggunakan jasa KAP selain Big Four diberikan nilai 5. Berdasarkan perhitungan dengan metode modus (data

terlampir) nilai yang paling sering muncul adalah nilai 5 (KAP selain Big Four), hal ini menunjukkan bahwa perusahaan cenderung menggunakan jasa KAP selain yang berafiliasi dengan KAP BigFour.

3. Opini Auditor

Opini auditor yang diterima oleh setiap perusahaan dibagi menjadi lima dan pemberian nilai skala menyesuaikan urutan yang sudah ada, dengan rincian sebagai berikut:

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) diberikan nilai 1, 2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified

opinion with explanatory language) diberikan nilai 2,

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) diberikan nilai 3, 4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion) diberikan nilai 4, dan

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion) diberikan nilai 5.

Berdasarkan perhitungan dengan metode modus (data terlampir) nilai yang paling sering muncul adalah nilai 1, hal ini berarti perusahaan cenderung mendapatkan unqualified opinion.

29

4. Ukuran Perusahaan (Size)

Pada penelitian ini, ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan Ln total asset. Penggunaan natural log (Ln) dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebih. Jika nilai total asset langsung dipakai begitu saja maka nilai variabel akan sangat besar, miliar bahkan triliun. Total asset memiliki nilai minimum sebesar 10,94 hal ini berarti perusahaan dengan nilai aset yang paling kecil adalah 10.941.606.400 rupiah dan memiliki nilai maksimum sebesar 31,61 hal ini berarti perusahaan yang memiliki aset paling besar adalah 53.585.933.000.000 rupiah. Sedangkan deviasi standar sebesar 6,37181 artinya selama periode penelitian ukuran penyebaran dari variabel total aset adalah sebesar 6,37181 miliar rupiah.

4.3. Uji Asumsi Klasik

Model regresi dapat dijadikan suatu indikator apabila telah memenuhi asumsi-asumsi dalam uji asumsi-asumsi klasik. Berikut ini adalah uji asumsi-asumsi klasik yang telah dilakukan dalam penelitian ini:

4.3.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual atau error term yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai residual atau error term yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik yaitu Normal Probability Plot (data terlampir). Analisis deteksi normalitas dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Berdasarkan grafik uji normalitas, hasil dari uji normalitas menunjukkan bahwa probability plot berada pada titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal,

30

serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal.

4.3.2. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen. Imi dikarenakan penelitian yang mengandung multikolineritas akan memberikan pengaruh terhadap hasil penelitian, sehingga penelitian tersebut menjadi tidak berfungsi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dengan nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF < 10.

Tabel 4. Hasil Uji Multikolineritas

Variabel Tolerance VIF Simpulan

Ukuran KAP 0,989 1,011 Tidak ada Multikolineritas Opini Auditor 0,967 1,034 Tidak ada Multikolineritas Total Asset 0,977 1,023 Tidak ada Multikolineritas Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan tabel uji multikolineritas dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel indepanden mempunyai nilai VIF < 10 yang berarti tidak ada multikolineritas, sehingga model regresi untuk delay yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilanjutkan.

31

4.3.3. Uji Autokorelasi

Pendekatan yang sering digunakan untuk menguji apakah terjadi autokorelasi atau tidak adalah dengan uji statistik Durbin-Watson. Hasil uji asumsi autokorelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 0,277a 0,077 0,053 35,555 1,661 Sumber : Lampiran 5

Berdasarkan tabel uji autokorelasi dari 118 perusahaan dengan variabel

berjumlah 3 (n = 118, k = 3) dan tingkat signifikan 0,05 dengan menggunakan uji Durbin Watson, dapat diketahui DW sebesar 1,661. Sedangkan dalam tabel durbin watson nilai DW sebesar 1,661 berada diantara dL 1.613 – du 1.736. sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat auokorelasi karena nilai DW berada diantara dL dan du.

4.3.4. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk melihat ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan grafik scatterplot dengan ketentuan yaitu apabila diagram pencar yang ada membentuk diagram tertentu yang teratur atau menumpuk dalam satu tempat maka regresi mengalami heterokedastisitas tetapi

32

apabila diagram pencar tidak membentuk suatu pola atau menyebar acak maka regresi tidak mengalami heterokedastisitas.

Berdasarkan scatterplot (gambar terlampir),menunjukkan bahwa diagram pencar tidak membentuk pola tertentu tetapi menyebar secara acak serta tersebak baik dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas.

Setelah pengujian asumsi klasik dilakukan maka dapat diperoleh simpulan bahwa ukuran KAP, opini auditor dan ukuran perusahaan (Size) bebas dari uji asumsi klasik. Hal ini berarti uji regresi dapat dilanjutkan dan tidak ada variabel yang dikeluarkan dari model regresi yang akan berpengaruh terhadap hasil.

4.3.5. Uji F Signifikansi regresi (Uji ANOVA)

Tabel 6. Uji F Signifikansi

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 12015,480 3 4005,160 3,168 0,027a Residual 144111,536 114 1264,136 Total 156127,017 117 Sumber : Lampiran 6

Dari tabel tersebut, dapat dilihat tingkat signifikansi untuk variabel reputasi KAP, opini auditor, dan total asset untuk tahun 2011. Dari tabel 6 menunjukkan hasil F hitung sebesar 3,168 dengan memiliki nilai sig (significant) sebesar 0,027

33

menunjukkan bahwa p-value kurang dari tingkat signifikansinya yaitu 0,05, terhadap variabel dependen yaitu delay secara statistik dapat diterima karena signifikan berada dibawah 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penerimaan Ha yang berarti secara serentak variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

4.4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen setelah melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linear berganda pada tingkat keyakinan 95% dan kesalahan dalam analisis 5%. Berikut hasil pengujian hipotesis:

Tabel 7. Hasil Pengujian Hipotesis

Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. B Std. Error Beta (Constant) 32,498 13,573 2,394 0,018 KAP 19,993 6,997 0,259 2,857 0,005 OPINI_AUDITOR -8,083 7,286 -0,102 -1,110 0,270 TOTAL_ASET -0,317 0,522 -0,055 -0,607 0,545 Sumber : Lampiran 7

4.4.1. Ukuran KAP terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

Pengujian terhadap hipotesis bertujuan untuk membuktikan pengaruh dari ukuran KAP terhadap ketepatan penyampaian laporan keuangan yang diproyeksikan

34

dengan delay pada perusahaan manufaktur pada tahun 2011.Berdasarkan hasil perhitungan diatas, ukuran KAP menunjukkan p-value 0,005 hasil ini lebih kecil dari tingkat signifikansinya 0,05. Maka secara statistik Ho ditolak, yang berarti terdapat pengaruh signifikan ukuran KAP terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian ini menunjukkan bahwa, perusahaan yang

menggunakan jasa KAP Big Four cenderung untuk tepat waktu dalam

penyampaian laporan keuangannya dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan jasa KAP Big Four.

Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hilmi dan Ali (2008) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan. Penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan jasa KAP Big Four cenderung untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya. Hasil ini juga sekaligus tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991) dan Annisa (2004) dimana mereka memperoleh hasil bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

4.4.2. Opini auditor terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

Pengujian terhadap hipotesis bertujuan untuk membuktikan pengaruh dari opini auditor terhadap ketepatan waktu penyampian laporan keuangan pada perusahaan manufaktur pada tahun 2011. Berdasarkan hasil hasil perhitungan diatas, opini auditor menunjukkan p-value sebesar 0,270 hasil ini lebih besar dari tingkat signifikansinya 0,05. Maka secara statistik tidak menolak Ho, yang berarti tidak

35

terdapat pengaruh signifikan opini auditor terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian ini menunjukkan bahwa, perusahaan yang

mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian, tidak akan berbeda dengan perusahaan yang mendapatkan opini wajar dengan pengecualian dalam hal menyampaikan laporan keuangannya.

Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hilmi dan Ali (2008) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitiannya menunjukkan bahwa opini akuntan publik tidak

mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil ini juga sekaligus tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Carslaw dan Kaplan (1991) mereka memperoleh hasil bahwa opioni auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

4.4.3. Ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

Pengujian terhadap hipotesis bertujuan untuk membuktikan pengaruh dari opini auditor terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada

perusahaan manufaktur pada tahun 2011. Berdasarkan hasil hasil perhitungan diatas, ukuran perusahaan dalam hal ini total aset menunjukkan p-value sebesar 0,545 atau lebih besar dari tingkat signifikansinya 0,05. Maka secara statistik tidak menolak Ho, yang berarti tidak terdapat pengaruh signifikan ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai ukuran yang besar dalam

36

hal ini total asset, tidak akan berbeda dengan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih kecil dalam hal menyampaikan laporan keuangannya.

Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hilmi dan Ali (2008) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak

mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil ini juga sekaligus tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Owusu dan Ansah (2000), dimana mereka memperoleh hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

37

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Setelah dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang diukur dengan delay, maka

berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya dapat ditarik simpulan, yaitu: 1. Berdasarkan pengujian, terdapat pengaruh signifikan ukuran KAP

terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian ini menunjukkan bahwa, perusahaan yang menggunakan jasa KAP Big Four cenderung untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan jasa KAP Big Four.

2. Opini auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian ini menunjukkan bahwa, perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian, tidak akan berbeda dengan perusahaan yang mendapatkan opini wajar dengan pengecualian dalam hal menyampaikan laporan keuangannya.

3. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Semakin besar ukuran perusahaan, semakin banyak memiliki sumber daya tidak mempengaruhi perusahaan dalam hal ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

38

5.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut:

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011. Hal ini digunakan untuk menghindari terjadinya kesamaan data dari periode-periode sebelumnya dan juga untuk membedakan dengan penelitian-penelitian terdahulu.

2. Dalam penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen yaitu ukuran KAP, opini auditor, dan ukuran perusahaan (Size). Beberapa faktor lain mungkin memiliki pengaruh terhadap delay, seperti current ratio, likuiditas perusahaan, dan leverage. Sehingga penelitian ini tidak sepenuhnya dapat digunakan

3. sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

5.3. Saran

Berdasarkan uraian simpulan dan keterbatasan penelitian, maka penulis menyampaikan saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dapat memperluas sampel perusahaan yang digunakan tidak hanya pada perusahaan manufaktur. 2. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan variabel-variabel lain

yang belum dimasukkan dalam penelitian ini dan menambahkan variabel yang mungkin berpengaruh untuk menguji delay seperti current ratio, likuiditas perusahaan, dan leverage .

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2007. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Jilid I, Jakarta : Lembaga Penerbit Universitas Indonesia. Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia. Baridwan, Zaki, 2004. Intermediate Accounting. Edisi Ketujuh. Cetakan Kelima.

Yogyakarta : BPFE.

Belkaoui, Ahmad Riahi. 2006. Accounting Theory (Teori Akuntansi). Edisi Kelima. Jilid Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, imam. 2009. Ekonometri Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hilmi, Utari dan Syaiful Ali. 2008. ”Analisis Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di BEJ)”. Simposium Nasional Akuntansi XI Ikatan Akuntan Indonesia.

Ikantan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Kasmir.2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit PT RajaGrafindo Persada.

Kasmir.2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Penerbit Prenada Media Group.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat.

Oktaria, Megawati dan Michell Suharli. 2005. ”Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kepatuhan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 5. No.2. h. 119-132.

Owusu-Ansah, Stephen. 2000. “Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging Capital Market: Empirical Evidence from The Zimbabwe Stock

Exchange”. Journal Accounting and Business Research. Vol.30. No.3. Pratisto, Arif, 2010. Statistik Menjadi Mudah dengan SPSS 17. Jakarta: Elex

Media Komputindo.

Saleh, Rachmat, 2004. Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar.

Respati, Novita Wening Tyas. 2001. ”Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan: Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Maksi. Vol.4. h. 67-81.

Saleh, Rachmad dan Susilowati. 2004. ”Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis Strategi. Vol.13. h. 67-80.

Supriati dan Yuliasri Rolinda. 2007. ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dan Finansial di Indonesia)”. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi Ventura. Vol. 10. No. 7. h. 109-126.

Universitas Lampung. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

www.bapepam.go.id, diakses pada hari senin tanggal 11 November 2011 pukul 21.00 WIB

www.idx.co.id, diakses pada hari rabu tanggal 23 Agustus 2011 pukul 20.00 WIB www.inilah.com, diakses pada hari rabu tanggal 23 Agustus 2011 pukul 20.30 WIB www.kabarbisnis.com, diakses pada hari senin tanggal 20 Oktober 2011 pukul 22.00 WIB

www.konsultanstatistik.com, diakses pada hari kamis tanggal 26 Oktober pukul 23.00 WIB

Dokumen terkait