• Tidak ada hasil yang ditemukan

A.Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil dari suatu kegiatan operasional perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja suatu perusahaan apakah perusahaan tersebut dapat menjalankan manajemen perusahaan dengan baik. Laporan keuangan menyajikan informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan agar informasi keuangan berguna dalam pengambilan keputusan, maka informasi akuntansi tersebut harus relevan. Relevansi informasi akuntansi dapat dicapai jika informasi dapat digunakan untuk memprediksi dan mengevaluasi kinerja masa lalu (Windrianti, 2006), sehingga dari laporan keuangan tersebut dapat dilakukan sebuah analisis pada laporan keuangan untuk mengurangi ketidakpastian dalam memprediksi periode yang akan datang.

Ada beberapa definisi laporan keungan yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut.

commit to user

Menurut Munawir yang dikutip oleh Denny (2008),

laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Menurut Soemarso yang dikutip oleh Purwanti (2009),

laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai porsi keuangan dan hasil usaha perusahan.

Menurut Harnanto yang dikutip oleh Wanahdi (2009),

laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi, yang meliputi neraca, perhitungan rugi laba dan laba yang ditahan. laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan.

Berkaitan dengan beberapa pengertian laporan keuangan tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah sebuah hasil dari siklus akuntansi suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu.

2. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya untuk mengetahui prospek dan risiko perusahaan atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Prospek bisa dilihat dari tingkat keuntungan (profitabilitas) dan risiko bisa dilihat dari kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan atau mengalami kebangkrutan (Palikhatun dan

commit to user

Nugrahaningsih, 2007). Adapun definisi analisis laporan keuangan dari beberapa ahli adalah sebagai berikut.

Menurut Soemarso yang dikutip oleh Purwanti (2009),

analisis laporan keuangan adalah menghubungkan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dengan angka lain atau menjelaskan arah perubahan (trend) nya.

Menurut Astuti yang dikutip oleh Denny (2008),

analisis laporan keuangan adalah segala sesuatu yang menyangkut penggunaan informasi akuntansi untuk membuat keputusan bisnis dan investasi.

Menurut Djahidin yang dikutip dalam Wanahdi (2009),

analisa laporan keuangan adalah analisa laporan keuangan mencakup penerapan metode dari teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan.

Berdasarkan pengertian dari beberapa sumber tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah suatu interpretasi informasi keuangan yang disajikan dalam suatu analisis yang digunakan untuk memberikan informasi kepada penggunanya.

commit to user

3. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun untuk memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan pada suatu periode yang digunakan oleh pemakai laporan keuangan. Menurut IAI yang dikutip oleh Denny (2008) tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan kinerja yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Laporan keuangan tersebut sebagian besar digunakan oleh para pengguna laporan, meskipun laporan keuangan tersebut tidak dapat menyediakan semua informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna. Meskipun demikian, dalam penggunaan analisis laporan keuangan tidak hanya menampilkan posisi keuangan saja tetapi juga dapat digunakan untuk mengurangi ketidakpastian analisis bisnis dan dapat menyediakan dasar yang sistematis dan efektif dalam strategi bisnis. Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan pada periode tertentu, sehingga dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan.

Unsur yang berkaitan dengan pengukuran suatu laporan keuangan adalah semua hasil dari suatu laporan keuangan perusahaan tersebut, sehingga

commit to user

dapat dilihat posisi keuangan perusahan apakah sesuai dengan jumlah yang semestinya. Dasar dalam penilaian terhadap posisi keuangan yang disajikan secara wajar atau tidak tersebut, maka pemakai laporan keuangan perlu melakukan sebuah penilaian. Penilaian tersebut menggunakan metode atau teknik analisis yang digunakan utuk menentukan hubungan antara masing-masing pos yang ada dalam laporan keuangan tersebut. Hasil penilaian tersebut akan diketahui perubahan dari masing-masing pos (Astuti, 2007).

Syarat-syarat dalam laporan keuangan (Anitawulan’s blog, 2011) adalah sebagai berikut.

1.Relevan (relevances) artinya bahwa informasi yang dijadikan harus ada hubungan dengan pihak-pihak yang memerlukan untuk mengambil keputusan.

2.Dapat dimengerti (verifiability) artinya bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan secara jelas dan mudah dipahami oleh para pemakainya.

3.Daya uji (understandability) artinya bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan konsep-konsep dasar akuntansidan prinsip-prinsip akuntansi yang dianut, sehingga dapat diuji kebenarannya oleh pihak lain.

4.Netral (neutrality) artinya bahwa laporan keuangan yang disajikan bersifat umum, objektif dan tidak memihak pada kepentingan pemakai tertentu.

commit to user

5.Tepat waktu (timeliness) artinya bahwa laporan keuangan harus di sajikan tepat pada waktunya.

6.Daya banding (comparability) artinya bahwa perbandingan laporan keuangan dapat diadakan baik antara laporan perusahaan dalam tahun tertentu dengan tahun sebelumnya atau laporan keuangan perusahaan tertentu dengan perusahaan lain pada tahun yang sama.

7.Lengkap (completeness) artinya bahwa laporan keuangan yang disusun harus memenuhi syarat-syarat tersebut diatas dan tidak menyesatkan pembaca.

4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Di sisi lain (Wikipedia, 2011) ada beberapa keterbatasan dalam analisis laporan keuangan, yaitu sebagai berikut.

1. Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya dan bahkan dapat dimanipulasi.

2. Seorang manajer keuangan harus berhati-hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan suatu kumpulan rasio-rasio.

3. Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik. 4. Menganalisis setiap rasio, angka-angka yang diperoleh dan perhitungan

tidak dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari dua hal ini dipenuhi yaitu adanya perbandingan dengan

commit to user

perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat risiko yang hampir sama dan adanya analisa kecenderungan (trend) dari setiap rasio pada tahun-tahun sebelumnya.

5. Pencapaian target sesuai dengan rata-rata industri tidak menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata-rata industri. Oleh karena itu lebih tepat jika difokuskan pada industry leader’s ratios.

5. Metode dan Teknik Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam analisis laporan keuangan (Adikoesoemah, 1976) adalah sebagai berikut.

1. Analisis Vertikal

Analisis vertikal adalah analisis yang hanya meliputi satu peride tertentu saja, yaitu dengan membandingkan pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam suatu laporan keuangan

2. Analisis Horisontal

Analisis horisontal adalah analisis yang dilakukan demngan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode tertentu, sehingga dapat dekatahui perkembangan perusahaan untuk setiap periodenya.

commit to user

Teknik analisis yang digunakan dalam laporan keuangan (Windrianti, 2006) adalah sebagai berikut.

1. Common Size Anayisis

Common size anayisis adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan perubahan-perubahan posisi keuangan suatu laporan keuangan dari suatu periode tertentu.

2. Comparative Analysis

Comparative analysis adalah analisis yang digunakan dengan membandingkan laporan keuangan dari suatu perode dengan periode yang berbeda atau menbandingkannya dengan perusahaan atau industri lain yang sejenis sehingga dapat dilihat perubahannya dari periode ke periode lain.

3. Analisis Rasio

Analisis rasio adalah analisis yang digunakan dengan menghitung rasio-rasio dari suatu laporan keuangan sehingga dapat dilihat posisi keuangan perusahaan.

6. Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukan hubungan diantara angka-angka tertentu, dan dari angka-angka tersebutlah yang digunakan dalam analisis laporan keuangan sehingga analisis rasio mampu menjelaskan hubungan diantara variabel-variabel yang bersangkutan dan dapat digunakan untuk menilai kondisi keuangan

commit to user

(Wanahdi, 2009). Pada dasarnya analisis rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima rasio, yaitu sebagai berikut.

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas dalam suatu perusahaan adalah kemampuan potensial untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya. Pengukuran dari kemampuan ini tidak diberikan oleh jumlah dari modal kerjanya akan tetapi oleh perbandingan dari jumlah kekayaannya yang tersedia untuk membayar utang-utang dengan jumlah dari utang-utang yang harus dibayar (Adikoesoemah, 1976). Semakin besar jumlah aktiva-aktiva lancar yang merupakan alat pembayaran dibanding kewajiban, maka makin besar tingakt likuiditas perusahaan tersebut dan apabila jumlah aktiva lancar yang merupakan alat likuid ini lebih kecil dari pada kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi maka perusahaan adalah dalam keadaan illikuid/tidak likuid karena perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar (Nitisemito, 1976).

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi pula risiko kerugian yang akan dihadapi, tetapi selain itu juga ada kesempatan

commit to user

mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas yang rendah maka akan mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil. Dampak ini mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan analisis rasio solvabilitas, perusahaan akan mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman serta mengetahui rasio kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya (Wikipedia, 2011).

3. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau profit terhadap perusahaan, karena tingkat rasio ini mencerminkan kemampuan modal perusahaan dalam menghasilkan keungtungan maka tingkat prosentase yang tinggi dapat mencerminkan efisiensi yang tinggi pula (Nitisemito, 1976).

4. Rasio Pasar

Rasio pasar adalah rasio yang mengukur harga pasar terhadap nilai buku perusahaan sehingga dapat dilihat perkembangan nilai perusahaan. Rasio ini bertujuan untuk melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku perusahaan.

commit to user

5. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur efektivitas penggunaan asset perusahaan dalam penggunaan dana yang ada. Jika perusahaan memiliki aktiva yang terlalu banyak, maka biaya modal akan menjadi terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun. Disisi lain jika aktiva terlalu rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang. Rasio aktivitas juga menunjukkan seberapa efektif perusahaan dalam menggunkan sumber-sumber dana yang ada dalam perusahaan. Rasio ini menyangkut sebagai investasi dalam aktiva lancar dan aktiva tetap. Investasi yang terlalu besar akan mengakibatkan rasio aktivitas semakin rendah, ini berarti dana yang tertanam akan lebih lambat perputarannya atau dengan kata lain penggunaan dana kurang efektif (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007).

Analisis rasio yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut.

1. Rasio Likuiditas a. Current Ratio

Current ratio adalah rasio yang digunakan dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar (Wanahdi, 2009). Current ratio yang tinggi menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya. Tingkat current ratio yang tinggi juga dapat

commit to user

menggambarkan tingkat kepercayaan terhadap para krediturnya. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

b. Modal Kerja

Modal kerja adalah selisih antara total aktiva dengan total hutang. Modal kerja yang tinggi menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya serta untuk menentukan tingkat operasional dalam perusahaan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

c. Cash Ratio

Cash ratio adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan kas perusahaan atau yang setara dengan kas. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Current Ratio =

x

100 %

Modal Kerja = Asset Lancar – Kewajiban Lancar

commit to user

2. Rasio Solvabilitas a. Leverage Ratio

Leverage ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya semakin kecil, sehingga tingkat kepercayaan kreditur terhadap perusahaan juga akan semakin kecil. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Leverage Ratio =

x

100 %

b. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva

Rasio modal sendiri terhadap total aktiva adalah rasio yang digunakan untuk menghitung besarnya modal sendiri untuk membiaya seluruh aktiva perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin kecil jumlah modal yang dikeluarkan untuk membiayai aktiva. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

commit to user

3. Rasio Profitabilitas

a. Operating Asset Turnover Ratio

Operating asset turnover ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba berdasarkan tingkat asset. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa efektivitas manajemen terhadap asset perusahaan baik. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Operating Asset Turnover Ratio =

x

100 %

b. Operating Margin Ratio

Operating margin ratio adalah rasio yang digunakan untuk menghitung besarnya laba usaha yang akan diterima terhadap pendapatan yang diperoleh. Rasio yang tinggi menunjukkan manajemen laba dan biaya yang baik. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

commit to user

4. Rasio Aktivitas

a. Turnover Receivable

Turnover receivable adalah rasio yang digunakan untuk menghitung perputaran piutang untuk menjadi kas. Perputaran piutang yang tinggi menunjukkan dana yang tertanam dalam piutang besar dan dana yang diinvestasikan pada piutang akan lebih cepat tertagih manjadi uang tunai. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Turnover Receivable =

x

100 %

b. Days of Receivable

Days of receivable adalah rata-rata umur piutang dari debitur untuk melunasi hutangnya. Rata-rata umur piutang yang tinggi menunjukkan kemungkinan piutang tak tertagih akan semakin tinggi atau jangka pengembalian piutangnya akan semakin lama. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

commit to user

B.Pembahasan

1. Rasio Likuiditas a. Current Ratio

Tabel II.1

Hasil Perhitungan Current Ratio PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 Tahun 2009-2010

2009 2010 Aktiva Lancar a 58.853.210.959 65.747.556.671

Hutang Lancar b 50.042.630.699 49.582.694.454

Current Ratio (a/bx100%) 117,61 132,60 Naik(Turun) 14,99

Sumber : Data primer sudah diolah.

Current ratio dari laporan keuangan PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010 tersebut menunjukkan bahwa

current ratio yang dimiliki perusahan tahun 2009 adalah sebesar 117,61% atau 1,17 kali hutang lancarnya, dengan kata lain setiap Rp. 1,00 hutang lancar telah dijamin dengan Rp. 1,17 aktiva lancar sedangkan pada tahun 2010 perusahaan memiliki current ratio sebesar 132,60% atau 1,32 kali, yang berati setiap Rp. 1,00 hutang lancar telah dijamin dengan Rp. 1,32. Ini berarti current ratio perusahaan pada tahun 2010 mengalami peningkatan, hal ini bisa dapat dimungkinkan karena pada tahun 2009 total hutang lancar perusahaan mengalami penurunan sebesar 0,92 % atau

commit to user

sekitar Rp. 459.936.245,00 sedangkan pada total jumlah aktiva lancarnya mengalami kenaikan sebesar 11,71%. Menurut Munawir (Wikipedia, 2011) menggunakan angka standar 200% untuk likuidasi yang baik, sehingga jika rasio likuidasi berada di bawah angka 200%, maka perusahaan dikatakan dalam keadaan illikuid/tidak likuid. Jika angka standar untuk current ratio menurut Munawir adalah 200% maka dapat dikatakan bahwa pada PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010 dalam keadaan illikuid/tidak likuid karena masih berada di bawah 200%. Meskipun current ratio yang dimiliki sudah berada di atas 100%, tidak berarti perusahaan mampu memenuhi seluruh kewajiban perusahaan kerana perusahaan juga masih harus mempunyai dana yang lebih besar untuk mendanai seluruh kegiatan operasional perusahan.

Strategi atau langkah yang mungkin harus diambil oleh PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 berdasarkan hasil analisis tersebut di atas adalah sebagai berikut.

1. menambah aktiva perusahaan dengan mengurangi modal sendiri, 2. menjual sebagian aktiva perusahaan untuk membayar hutang lancar, 3. meminimalkan jumlah hutang lancar pada periode yang akan datang.

commit to user

b. Modal Kerja

Tabel II.2

Hasil Perhitungan Modal Kerja PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 Tahun 2009-2010

2009 2010 Aktiva Lancar a 58.853.210.959 65.747.556.671 Hutang Lancar b 50.042.630.699 49.582.694.454 Modal Kerja (a-b) 8.810.580.260 16.164.862.217 Naik(Turun) 7.354.281.957

Sumber : Data primer sudah diolah.

Tabel tersebut menunjukkan bahwa modal kerja yang dimiliki oleh PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010, untuk tahun 2009 adalah sebesar Rp. 8.810.580.260,00 sedangkan pada tahun 2010 perusahaan mengalami peningkatan sekitar dua kali lipat dari tahun 2009 yaitu sebesar Rp. 16.164.862.217,00 atau naik sebesar Rp. 7.354.281.957,00. Hasil perhitungan modal kerja tersebut dapat digambarkan bahwa modal kerja yang dimiliki perusahaan masih terlalu kecil, sehingga untuk mendanai seluruh kegiatan operasional perusahaan juga masih minim/belum maksimal, karena modal kerja yang kecil menggambarkan tingkat operasional perusahaan yang kurang efektif. Modal kerja yang kecil dapat dimungkinkan kerana tingkat kewajiban perusahaan yang besar. Tingkat kewajiban yang besar mengindikasikan bahwa modal yang dibutuhkan harus basar pula disamping untuk mendanai seluruh kegiatan operasioanal perusahaan.

commit to user

Strategi atau langkah yang mungkin harus diambil oleh PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 berdasarkan hasil analisis tersebut di atas adalah dengan menambah aktiva lancar perusahaan yaitu dengan melakukan strategi pemasaran yang lebih baik, sehingga hasil dari penjualan tersebut dapat digunakan untuk menambah jumlah sebagian aktiva lancar perusahaan atau langsung untuk membiayai sebagian hutang lancar perusahaan sehingga modal kerja yang dimiliki akan semakin besar untuk membiayai seluruh kegiatan operasional perusahaan.

c. Cash Ratio

Tabel II.3

Hasil Perhitungan Cash Ratio PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 Tahun 2009-2010

2009 2010 Aktiva Lancar a 58.853.210.959 65.747.556.671

Persediaan b 0 0

Piutang c 1.023.576.609 7.966.232.734 Hutang Lancar d 50.042.630.699 49.582.694.454

Cash Ratio ((a-b-c /d)x100%) 115,56 116,54

Naik(Turun) 0,98

Sumber : Data primer sudah diolah.

Cash ratio di atas menunjukkan bahwa pada PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010, untuk tahun 2009 perusahaan memiliki cash ratio sebesar 115,56%. Hal ini menunjukkan

commit to user

bahwa setiap Rp. 1,00 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 1,15 aktiva lancar setelah dikurangi piutang usaha. Pada tahun 2010 perusahaan mempunyai cash ratio sebesar 116,54% atau setiap Rp. 1,00 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 1,16 aktiva lancar setalah dikurangi piutang usaha. Bisa dikatakan bahwa pada tahun 2010 perusahaan mengalami kenaikan cash ratio sebesar 0,98%. Kenaikan

cash ratio pada tahun 2010 dapat dimungkinkan karena aktiva lancar dan piutang usaha pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp. 6.894.345.712,- sedangkan untuk hutang lancar pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar Rp. 459.936.245,00 . Walaupun kenaikan

cash ratio perusahaan mengalami kenaikan yang tidak cukup signifikan, tetapi dengan rasio ini perusahaan menunjukkan bahwa aktiva lancarnya yang paling likuid karena aset-aset yang dimiliki perusahaan dapat atau mudah untuk dicairkan atau diuangkan sehingga bisa digunakan segera untuk memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan.

Strategi atau langkah yang mungkin harus diambil oleh PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 berdasarkan hasil analisis tersebut di atas adalah sebagai berikut.

1.mengurangi sebagian piutang usaha untuk menambah aktiva lancar, 2.mengevaluasi kebijakan piutang usaha, kerena dengan mengevaluasi

kebijakan piutang maka jumlah piutang yang tidak dapat tertagih dapat diminimalkan, sehingga jumlah piutang yang dimiki akan lebih cepat menjadi uang kas,

commit to user

3.mengurangi sebagian jumlah hutang lancar yaitu dengan mengurangi sebagian hasil penjualan/pendapatan yang diperoleh untuk membayar sebagian hutang lancar, atau dari hasil penagihan piutang usaha yang langsung digunakan untuk mengurangi sebagian hutang lancar, selain itu juga dapat dari hasil penjualan sebagian aktiva perusahaan untuk mengurangi sebagian hutang lancar.

2. Rasio Solvabilitas a. Leverage Ratio

Tabel II.4

Hasil Perhitungan Leverage Ratio PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 Tahun 2009-2010

2009 2010 Total Hutang a 50.042.630.699 49.582.694.454 Total Aktiva b 58.853.210.959 65.747.556.671

Leverage Ratio(a/b x100%) 85,03 75,41 Naik(Turun) (9,62)

Sumber : Data primer sudah diolah.

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010, untuk tahun 2009 perusahaan memiliki leverage ratio sebesar 85,03% atau setiap Rp. 0,85 hutang perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 1,00 aset, sedangkan pada tahun 2010 perusahaan memiliki leverage ratio sebesar 75,41% atau setiap Rp. 0,75 hutang perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 1,00 aset perusahaan.

commit to user

Pada tahun 2010 dapat dikatakan bahwa perusahaan mengalami penurunan rasio yaitu sebesar 9,62%. Hal ini dapat dimungkinkan karena pada total hutang tahun 2009 terhadap tahun 2010 mengalami penurunan sebesar Rp. 459.936.245,00 sedangkan pada total aktiva perusahaan mengalami kenaikan sebesar Rp. 6.894.345.712. Bisa dikatakan bahwa pada tahun 2010 tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya lebih terjamin dari pada tahun 2009, sehingga tingkat kepercayaan kreditur juga terjamin.

Hasil dari perhitungan leverage ratio di atas sudah menunjukkan angka yang cukup baik sehingga strategi atau langkah yang mungkin harus diambil oleh PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 adalah dengan mengoptimalkan penggunaa aktiva perusahaan dan berusaha mengurangi sebagian jumlah hutang lancar perusahaan pada periode yang akan datang.

b. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva

Dokumen terkait