BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
3. Pengujian variasi Temperatur campuran Kadar Aspal
4.4. Data Uji Marshall Untuk Penentuan Kadar Aspal Optimum Pada pengetesan benda uji dengan alat Marshall diperoleh dua
4.4.3 Analisis Pembahasan Hasil Pengujian Dengan Menggunakan Aspal Pen 60/70 dan Asbuton Semi Ekstraksi (Retona Blend
55) Terhadap Campuran AC-WC.
Hasil pengujian campuran benda uji pada alat pengujian marshall akan diperoleh hasil-hasil parameter marshall sebagai berikut :
a. Kepadatan
Gambar 4.3. Diagram Perbandingan Kepadatan Antara Aspal panas AC-WC menggunakan Aspal Pen 60/70 dan Asbuton Semi Ekstraksi (Retona Blend 55) Dengan Waktu Perendaman 30 Menit Dengan Suhu 60°C.
Dari gambar 4.3 diatas terlihat bahwa nilai kepadatan dengan 5 variasi temperatur Campuran untuk campuran Aspal panas AC-WC dengan menggunakan Asbuton Semi Ekstraksi (Retona Blend 55) dan Aspal Penetrasi 60/70 relatif hampir sama. Hal ini disebabkan karena : 1. Berkurangnya rongga udara dan berat isi campuran aspal meningkat
akibat pemadatan. ( sumber : “Pengaruh Retona Terhadap Karakteristik Aspal Keras dan Beton Aspal Campuran Panas” yang ditulis Wimpy Sentosa dan Tri Basuki ).
b. Stabilitas Minimum 800 (Kg)
Gambar 4.4. Diagram Perbandingan Stabilitas Antara Aspal panas AC-WC menggunakan Aspal Pen 60/70 dan Asbuton Semi Ekstraksi (Retona Blend 55) Dengan Waktu Perendaman 30 Menit Dengan Suhu 60°C.
Stabilitas merupakan ukuran kemampuan dari campuran untuk menahan beban yang diterima. Nilai stabilitas dipengaruhi oleh bentuk, kualitas, tekstur permukaan dan gradasi agregat serta kadar dan daya lekat aspal dalam campuran. Nilai stabilitas berpengaruh juga dengan bahan yang digunakan.
Dari gambar 4.4. diatas terlihat nilai stabilitas dengan 5 variasi temperatur campuran pada campuran aspal panas AC-WC menggunakan Asbuton Semi Ekstraksi (Retona Blend 55) memiliki nilai Stabilitas yang tinggi di banding dengan Aspal Pen 60/70. Dari gambar tersebut terlihat bahwa semakin tinggi suhu pencampuran maka semakin tinggi pula stabilitas dan akan mencapai puncak pada suhu 140˚C karena memenuhi batas maksimum spesifikasi dan akan turun pada suhu 170˚C karena melebihi batas maksimum spesifikasi. Nilai stabilitas menggunakan
Retona lebih tinggi dibanding nilai stabilitas aspal minyak pen 60/70 karena :
1. Retona Blend 55 mengandung bahan dari hasil ekstraksi butiran aspal buton sehingga lebih kuat daya ikatnya.
2. Mempunyai stiffness modulus yang tinggi untuk setiap temperatur pengujian.
3. Ketahanan terhadap deformasi permanen dan deformasi plastis lebih baik.
4. Campuran menggunakan Aspal Retona Blend 55 lebih tahan terhadap air, karena filler yang terkandung dalam retona blend 55 bersifat hydrophobic.
5. Aspal Retona tahan terhadap perubahan temperatur.
( Sumber : “Pengaruh Retona Terhadap Karalterisitik Aspal Keras dan Beton Aspal Campuran Panas” yang ditulis oleh Wimpy dan Tri Basuki dan Jhon Fredy Philip. 2008 ) dan (Departemen Pekerjaan Umum, penggunaan Aspal Retona Blend 55 dalam Campuran Beraspal Panas, 2008 ).
c. Pelelehan (Flow) Minimum 2 Maximum 4.
Gambar 4.5. Diagram Perbandingan Flow Antara Aspal panas AC-WC menggunakan Aspal Pen 60/70 dan Asbuton Semi Ekstraksi (Retona Blend 55) Dengan Waktu Perendaman 30 Menit Dengan Suhu 60°C.
Flow atau pelelehan plastis adalah keadaan perubahan bentuk suatu campuran yang terjadi akibat suatu beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau 0,01”. Flow merupakan parameter akan sifat suatu kelenturan suatu campuran. Nilai flow dipengaruhi oleh kadar viskositas aspal, gradasi agregat, jumlah dan suhu pemadatan. Campuran dengan nilai stabilitas tinggi dan flow rendah cenderung menjadi kaku, sedangkan nilai campuran dengan nilai flow tinggi dan stabilitas rendah cenderung menjadi plastis dan mudah berubah bentuk.
Dari gambar 4.5 terlihat bahwa nilai flow dengan 5 variasi temperatur campuran pada campuran aspal AC-WC menggunakan Asbuton Semi Ekstraksi dan Aspal Pen 60/70 semuanya memenuhi spesifikasi. Ini disebabkan karena semakin padat campuran aspal akan
mempunyai rogga-rogga yang kecil sehingga pada saat dibebani kelenturan kecil.
Flow menggunakan Aspal Retona Blend 55 lebih tinggi dibanding Aspal minyak Pen 60/70 karena :
1. Ketahanan terhadap perubahan bentuk (deformasi plastis) akibat pembebanan bisa terhindar dari keretakan.
2. Ketahanan terhadap kelelehan, mampu menahan beban berulang dari beban lalu lintas.
d. Rongga Dalam Campuran (VIM) Minimum 3,0% – 5,0%
Gambar 4.6. Diagram Perbandingan VIM Antara Aspal panas AC-WC menggunakan Aspal Pen 60/70 dan Asbuton Semi Ekstraksi (Retona Blend 55) Dengan Waktu Perendaman 30 Menit Dengan Suhu 60°C.
Dari gambar 4.6 di atas terlihat nilai VIM dengan 5 variasi temperatur campuran pada campuran aspal AC-WC dengan menggunakan Asbuton Semi Ekstraksi (Retona Blend 55) dan Aspal Pen 60/70 semuanya masih memenuhi spesifikasi dan memiliki nilai sedikit
berbeda di setiap variasi temperatur campuran. Hubungan VIM dengan temperatur campuran semakin rendah suhu pemadatan maka semakin tinggi rongga dalam campuran (VIM). Hal ini disebabkan oleh semakin susah butiran material menjadi rapat pada saat dicampur oleh semakin tingginya viskositas aspal Retona Blend 55. Akibatnya rogga yang berbentuk semakin besar. Nilai VIM masih memenuhi persyaratan untuk campuran aspal AC-WC.
Dari grafik diatas terlihat bahwa nilai vim campuran aspa menggunakan Aspal minyak Pen 60/70 lebih tinggi dibanding yang menggunakan Aspal Retona Blend 55 itu disebabkan karena :
1. Campuran dengan Menggunakan Retona Blend 55 memiliki rongga lebih kecil dibanding yang menggunakan Aspal minyak Pen 60/70.
2. Campuran dengan menggunakan Aspal minyak Pen 60/70 kurang kedap air dan udara sehingga aspal mudah teroksidasi oleh udara sehingga mengakibatkan kadar aspal akan berkurang.
e. Marshall Quetient
Gambar 4.7. Diagram Perbandingan Marshall Quentient Antara Aspal panas AC-WC menggunakan Aspal Pen 60/70 dan Asbuton Semi Ekstraksi (Retona Blend 55) Dengan Waktu Perendaman 30 Menit Dengan Suhu 60°C.
Dari gambar 4.7 menunjukkan bahwa dengan nilai Marshall Quention campuran aspal AC-WC menggunakan Aspal Retona Blend 55 dan Aspal Penetrasi 60/70 dengan variasi temperatur campuran masih memenuhi persyaratan. Nilai Marshall Quention berkorelasi negatif dengan nilai flow, penurunan nilai flow mengakibatkan nilai Marshall Quention semakin meningkat, begitupun sebaliknya jika nilai flow meningkat maka nilai Marshall Quention rendah.
f. Rongga Terisi Aspal (VFB) Minimum 65 (%)
Gambar 4.8. Diagram Perbandingan VFB Antara Aspal panas AC-WC menggunakan Aspal Pen 60/70 dan Asbuton Semi Ekstraksi (Retona Blend 55) Dengan Waktu Perendaman 30 Menit Dengan Suhu 60°C.
VFB adalah persentase pori antar butir agregat yang terisi aspal.
Nilai VFB pada campuran berpengaruh pada sifat kekedapan dan elastisitas campuran. Semakin tinggi nilai VFB berarti semakin banyak nilai rongga terisi aspal sehingga semakin kedap air dan kedap udara.
Dari gambar 4.8 di atas terlihat bahwa nilai VFB menggunakan Aspal Retona Blend 55 lebih tinggi dibanding menggunakan Aspal minyak pen 60/70 disebabkan karena :
1. Viskositas Aspal Retona Blend 55 lebih rendah sehingga aspal lebih mudah menyelimuti butira agregat dan mengisi ruang-ruang antar pori agregat.
2. Lapisan campuran beraspal yang menggunakan Retona Blend 55 mampu menahan lendutan akibat beban lalu lintas dan pergerakan dari pondasi atau tanah dasar tanpa mengalami retak.
3. Aspal Retona Blend 55 cukup kedap terhadap air karena aspal lebih menyelimuti butiran agregat dan mengisi rongga-rongga antar pori agregat.
g. Rongga Dalam Agregat (VMA) Min 15
Gambar 4.9. Diagram Perbandingan VMA Antara Aspal panas AC-WC menggunakan Aspal Pen 60/70 dan Asbuton Semi Ekstraksi (Retona Blend 55) Dengan Waktu Perendaman 30 Menit Dengan Suhu 60°C.
VMA adalah banyaknya pori diantara butir-butir agregat didalam beton aspal padat. Dari gambar 4.9 di atas terlihat bahwa hubungan VMA dengan temperatur campuran adalah semakin tinggi temperatur campuran, maka nilai VMA campuran semaki kecil. Karena butiran material semakin rapat pada saat pencampuran. Akibatnya rogga antar agregat semakin kecil. Nilai VMA yang masih memenuhi persyaratan yaitu lebih besar dari 15% pada semua temperatur campuran.
4.5. Pembahasan Hasil Pengujian Dengan Menggunakan Aspal