• Tidak ada hasil yang ditemukan

∑ np : Jumlah total kecacatan obat tablet

6.1. Analisis dan Pembahasan Pengendalian Mutu dengan Metode Statistical Quality Control

Dari checksheet dapat dilihat jumlah produksi dan jumlah kecacatan produk tablet per-hari selama bulan Februari 2015. Selanjutnya dari proses stratifikasi dapat dilihat jumlah kecacatan berdasarkan jenis kecacatan yang diambil datanya, yaitu cetakan tablet tidak rapi, warna permukaan tablet tidak merata, tablet retak, pinggiran tablet pecah, dan permukaan tablet kasar. Dari histogram terlihat jelas bahwa urutan jenis kecacatan yang paling banyak terjadi pada saat produksi tablet, yaitu pinggiran tablet pecah, tablet retak, cetakan tablet tidak rapi, permukaan tablet kasar dan warna permukaan tablet tidak merata, dan jumlah kecacatan produk tablet yang paling besar adalah pada jenis kecacatan pinggiran tablet pecah.

Setelah diurutkan jenis kecacatannya dari yang tertinggi hingga terendah maka selanjutnya dibuat diagram pareto untuk menunjukkan permasalahan yang paling dominan dan yang perlu segera diatasi. Berdasarkan prinsip diagram pareto, jenis kecacatan tertinggi yaitu jenis kecacatan pinggiran tablet pecah, tablet retak, dan cetakan tablet tidak rapi. Pada scatter diagram diperoleh nilai koefesien korelasi sebesar 0,884 untuk kecacatan pinggiran tablet pecah, 0,251 untuk kecacatan tablet retak, dan 0,549 untuk kecacatan cetakan tablet tidak rapi yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan linier antara X (jumlah tablet yang diproduksi) dan Y (jumlah tablet yang cacat). Pada peta kontrol terlihat bahwa jumlah kecacatan produk tablet masih berada dalam batas

dianalisa beberapa faktor penyebab yang menimbulkan kecacatan pinggiran tablet pecah antara lain karena kurang telitinya operator dalam mengawasi proses produksi karena lelah, tidak sesuainya settingan mesin karena kurangnya perawatan, dan konsentrasi bahan kurang homogen karena kurang lamanya pengadukan. Untuk faktor penyebab yang menimbulkan kecacatan tablet retak antara lain konsentrasi bahan kurang homogen karena kurang lamanya pengadukan, karena kurang telitinya operator dalam mengawasi proses produksi karena lelah, dan tidak sesuainya settingan mesin karena kurang perawatan. Sedangkan faktor penyebab yang menimbulkan kecacatan cetakan tablet tidak rapi antara lain karena tidak sesuainya settingan mesin karena kurang perawatan, kurang telitinya operator dalam mengawasi proses produksi karena lelah, dan konsentrasi bahan kurang homogen karena kurang lamanya pengadukan.

Berdasarakan pengamatan di lantai produksi perusahaan, faktor-faktor penyebab kecacatan produk tablet tersebut disebabkan karena kurangnya pengawasan oleh kepala bagian produksi terhadap mesin, operator maupun bahan baku selama proses produksi berlangsung. Oleh karena itu perlu ditingkatkannya pengawasan terhadap mesin, operator maupun bahan baku selama proses produksi untuk mengurangi kecacatan produk.

Dari hasil FMEA diperoleh nilai Risk Priority Number (RPN) tertinggi yaitu 288 untuk penyebab kegagalan cetakan tablet tidak rapi karena penyetingan mesin yang tidak sesuai. Nilai tersebut merupakan mode kegagalan paling kritis dan dijadikan sebagai prioritas pertama sehingga perlu dilakukan tindakan korektif segera. Usulan perbaikan yang dilakukan yaitu dengan menyusun jadwal maintenance pada mesin sebelum proses produksi dimulai sehingga kecacatan ketebalan dapat diminimisasi. Selain kesalahan pada penyetingan mesin, faktor penyebab kegagalan dari ketiga kecacatan diatas adalah kurang telitinya operator dalam penyetingan mesin dan mengawasi proses produksi serta material. Efek dari kesalahan tersebut adalah tablet yang diproduksi sering bergeser atau tidak pada posisi yang sesuai pada mesin sehingga terjadi kecacatan, sehingga tindakan perbaikan yang dilakukan adalah operator melakukan briefing sebelum proses produksi dan melakukan pengawasan yang lebih ketat sewaktu proses produksi berlangsung. Untuk konsentrasi bahan yang kurang homogen, tindakan perbaikan yang dilakukan adalah melakukan pengujian untuk memastikan pencampuran bahan sudah homogen.

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan hasil pengolahan, analisis data dan tujuan penelitian yaitu:

1. Jenis kecacatan tablet dengan nilai terbesar sampai yang terkecil yakni pinggiran tablet pecah, tablet retak, cetakan tablet tidak rapi, permukaan tablet kasar dan warna permukaan tablet tidak merata.

2. Terdapat beberapa penyebab terjadinya jenis pinggiran tablet pecah, tablet retak, dan cetakan tablet tidak rapi yaitu settingan yang tidak sesuai pada mesin karena kurangnya perawatan, kurang telitinya operator pada saat proses produksi berlangsung kaena kelelahan, dan konsentrasi bahan kurang homogen karena kurang lamanya pengadukan bahan.

3. Berdasarkan perhitungan RPN maka penyebab kecacatan yang memiliki nilai RPN tertinggi sebesar 288 untuk kecacatan cetakan tablet tidak rapi yakni penyetingan mesin yang tidak sesuai. Untuk mengatasi hal tersebut, tindakan korektif yang diambil adalah dengan menyusun jadwal maintenance mesin.

1. Diperlukannya ketelitian yang cukup tinggi dalam mengelompokkan jenis kecacatan dan pengumpulan data kecacatan yang terjadi pada proses produksi tablet sehingga data yang diperoleh akurat digunakan dalam pengolahan data.

2. Dari hasil perolehan maka perencanaan perbaikan sebaiknya dimulai dari pengembangan sumber daya manusia yang dapat dilakukan dengan cara yakni:

a. Mendefiniskan tugas yang diberikan

Pada bagian ini perusahaan harus dapat dengan jelas dalam memberikan tugas dan tanggung jawab pekerja sehingga pekerja dapat mengetahui dengan jelas posisi dan tugas mereka dengan baik.

b. Melakukan pelatihan terhadap tenaga kerja

Pelatihan yang dilakukan sebaiknya bersifat kontinu dimana terdapat evaluasi akan apa yang dilakukan dan akan yang dilakukan untuk selanjutnya sehingga dapat dilihat perkembangan dari pelatihan.

c. Adanya pengendalian dan evaluasi.

Adanya penilaian terhadap performasi kinerja dan pemberian reward bagi para pekerja dapat memotivasi pekerja untuk menjadi lebih baik lagi.

3. Perusahaan sebaiknya melakukan pembuatan standar operasional dalam penyetingan mesin. Dengan demikian pekerja dapat meminimalkan kesalahan pada saat memproduksi tablet.

Dorothe, W.A. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik. Yogyakarta: Penerbit Andi. Feigenbaum, A.V. 1983. Kendali Mutu Terpadu. Penerbit Erlangga.

Ginting, R. 2007. Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Gudale, P. 2014. Use of FMEA Methodology For Development Of Semiautomatic

Averaging Fixture For Engine Cylinder Block. India: International Journal of

Innovative Research in Science, Engineering and Technology. Hidayat, A. 2002. Strategi Six Sigma. Jakarta: Elex Media Komputindo. Ishikawa, K. 1986. Pedoman Pengendalian Mutu. Jakarta: Idayus.

Islam, M. 2013. Statistical Quality Control Approach in Typical Garments

Manufacturing Industry in Bangladesh: A Case Study. Bangladesh: Proceedings

of 9th Asian Business Research Conference 20-21 December, 2013, BIAM Foundation.

McDermott, R.E. 2009. The Basics of FMEA. New York : CRC Press.

Montgomery, D.C. 1993. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Dokumen terkait