• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis data adalah alat yang digunakan untuk mencari dan menyusun data yang telah didapatkan tersebut, sehingga tersusun secara sistematis, mudah dipahami dan dapat diinformasikan kepada orang lain, yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentasi untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

Apabila kita telah mengumpulkan dan mencatat data yang diperoleh dari hasil observasi deskriptif di lapangan, atau melalui wawancara dan dokumentasi, maka kita dapat melakukan kegiatan analisis data. Kegiatan ini, dilakukan secara variatif oleh seorang peneliti, tergantung kebiasaan dan kemampuan masing-masing. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis data yang ada dalam buku Metode Praktis Penelitian Deskriptif kualitatif oleh Mukhtar menurut Miles dan Huberman (1990, hlm. 135) Dalam pernyataannya

Model analisis data berlangsung atau mengalir (flow model analysis). Menurutnya, ada empat aktivitas yang dilakukan melalui pendekatan ini, yaitu : Pertama, pengumpulan data. Kedua, reduksi data. Ketiga, display data. Keempat, verifikasi/menarik kesimpulan.

Adapun empat aktivitas yang dilakukan melalui pendekatan ini, diantaranya :

37

Ranti Nurfitri, 2014

Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengumpulan dara ini merupakan proses yang berlangsung sepanjang penelitian, dengan menggunakan seperangkat instrumen yang telah disiapkan, guna memperoleh informasi data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam proses pengumpulan data ini, seorang peneliti dapat melakukan analisis secara langsung, sesuai dengan informasi data yang diperoleh di lapangan.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang tajam, ringkas, terfokus, membuang data yang tidak penting, dan mengorganisasikan data sebagai cara untuk menggambarkan dan memverifikasi kesimpulan akhir. Reduksi data menunjukan proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, dan mentransformasi data mentah yang muncul dalam penulisan catatan lapangan. Reduksi data bukan merupakan sesuatu yang terpisah dari analisis.

Perolehan data yang didapat peneliti, adapun yang tidak relevan, maka data tersebut tidak dimasukan dalam penyajian hasil. Namun, tetap disimpan sebagai informasi tambahan bagi peneliti dan data dikemudian hari jika diperlukan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah pemeliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya jika diperlukan. Reduksi data dilakukan, agar data yang telah dikumpulkan tidak bertumpuk dan dapat mempermudah analisis data selanjutnya. Karena semakin lama peneliti berada di lapangan, jumlah data pun semakin banyak, semakin kompleks dan rumit.

3. Display Data

Display data adalah usaha merangkai informasi yang terorganisir dalam upaya menggambarkan kesimpulan dan mengambil tindakan. Biasanya bentuk display (penampilan) data kualitatif menggunakan teks narasi. Sebagaimana

reduksi data, kreasi dan penggunaan display juga bukan merupakan sesuatu yang terpisah dari analisis, akan tetapi merupakan bagian dari analisis.

Langkah setelah data direduksi, yang peneliti lakukan adalah mendisplaykan data. Data yang telah diperoleh peneliti, lalu diklasifikasikan menurut pokok permasalahan. Setelah itu dibuat dalam bentuk umum ke khusus, dengan bentuk uraian teks yang bersifat naratif. Menurut Sugiyono (2012, hlm.

95), “dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya”. Hal itu

dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam melihat hubungan suatu data dengan data yang lainnya. Data pun mudah untuk disesuaikan dan dibandingkan, angtara data hasil penelitian di lapangan dengan literature berupa teori atau narasumber yang menunjang dalam penelitian.

4. Verifikasi/menarik kesimpulan

Dalam tahap ini peneliti mengemukakan kesimpulan dan melakukan

verifikasi data. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 99), “ kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikut”.

Oleh karena itu peneliti melakukan verifikasi terhadap data-data yang telah dikumpulkan, sehingga kesimpulan dalam penelitian pun dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sebelumnya.

Dengan demikian, komponen-komponen analisis data dari Miles dan Huberman (1990) dalam model interaktif dapat digambarkan sebagai berikut:

Pengumpulan

Data Penyajian

39

Ranti Nurfitri, 2014

Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.3

Sumber : Analisis data Interaktive Model dari Miles dan Huberman (1994) (Sugiyono, 212: 92)

BAB V

Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pembelajaran

layeutan suara pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Pasundan Katapang

Kabupaten Bandung. Kesimpulan yang diungkapkan oleh peneliti mengenai strategi dan hasil pembelajaran layeutan suara pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Pasundan Katapang Kabupaten Bandung. Adapun strategi pembelajaran diuraikan pada penulisan ini yakni perencanaan pelaksanaan pembelajaran, metode pembelajaran, materi lagu, media pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran layeutan suara pada kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan metode yang sama dengan yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran di dalam kelas yaitu metode ceramah, metode demonstrasi, metode imitasi dan metode latihan. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan baik dan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Materi yang dipelajari dalam pembelajaran layeutan suara pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Pasundan Katapang adalah materi lagu yang ditetapkan oleh guru sebagai bahan pembelajaran pada saat penelitian. Setiap pemilihan lagu pada saat akan dibahas dilakukan secara bebas dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Materi lagu yang dipilih pada penelitian ini ialah lagu “Setra Galih” cipt.

Rd. Muchjar Angga Kusumadinata, yang didalamnya terdapat teknik-teknik bernyanyi, pengolahan tempo dan ekspresi.

Media merupakan sesuatu yang mendukung berjalannya suatu proses pembelajaran, pada kegiatan ini media yang digunakan untuk memulai kegiatan pembelajaran ruangan kelas yang digunakan harus nyaman, papan tulis, buku kumpulan lagu-lagu kawih sunda, kaset dll. Secara keseluruhan media yang dibutuhkan pada pembelajaran ini dapat terpenuhi karena media yang dibutuhkan tidak sulit untuk disediakan.

69

Ranti Nurfitri, 2014

Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah adanya rencana kegiatan pembelajaran maka selanjutnya yang dilakukan adalah proses saat pembelajaran yang diikuti dan data yang telah dicatat pada setiap pertemuan, dalam proses pembelajaran adapun langkah-langkah pembelajaran pada tiap pertemuan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Hasil dari pembelajaran layeutan suara pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Pasundan Katapang Kabupaten Bandung ini meliputi tiga aspek yaitu 1) aspek kognitif (pemahaman), seluruh siswa dapat mengetahui dan memahami teknik-teknik dalam bernyanyi yang baik serta sedikit demi sedikit siswa dapat menerapkan teknik ornamentasi/senggol pada saat bernyanyi. 2) dilihat dari aspek afektif (sikap), siswa dapat bekerjasama dengan yang lainnya meskipun dengan tahapan suara yang berbeda namun dalam pembelajaran layeutan suara ini merupakan sebuah kelompok besar. Dilihat dari aspek psikomotor (keterampilan), dengan ini siswa menjadi terampil dalam mengekspresikan sebuah lagu dengan menyatukan berbagai aspek.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh dalam pembelajaran layeutan suara pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Pasundan Katapang Kabupaten Bandung ini melakukakn proses pembelajaran dengan baik. Dalam kesulitan mengahadapi siswa dengan berbagai tingkatan kelas yang berbeda, namun itu bukan suatu penghambat untuk melakukan pembelajaran dan guru telah berhasil mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran

layeutan suara yang berada diluar jam pelajaran. Terlebih lagi kegiatan

ekstrakurikuler layeutan suara ini menjadi salah satu yang akan mengisi Akreditasi Sekolah dan menjadikan motivasi yang bertambah pada siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

B. Saran

Setiap kegiatan pembelajaran yang ada didalam jam pelajaran maupun diluar jam pelajaran (ekstrakurikuler) pasti memiliki kekurangan dan kelebihan dalam setiap proses kegiatan. Kelebihan yang ada hendaknya dapat dipertahankan

oleh setiap kalangan warga sekolah baik dari lembaga yang menaungi setiap program yang ada di sekolah, guru pengajar sebagai pengajar yang memberikan ilmu-ilmunya serta siswa sebagai penerus dari setiap generasi di sekolah, sedangkan kekurangan yang ada hendaknya diperbaiki dan menjadikan contoh untuk kemajuan kegiatan tersebut. Untuk itu, peneliti memberikan saran kepada pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan ini, sebagai berikut:

1. Ektrakurikuler Layeutan Suara di SMP Pasundan Katapang

Pada dasarnya pembelajaran layeutan suara pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Pasundan Katapang Kabupaten ini sudah sangat baik dengan diadakannya kegiatan ini, namun masih terdapat kekurangan yaitu fasilitas yang terdapat di sekolah sangat terbatas dan ruangan yang digunakan untuk kegiatan ekstrakulikuler layeutan suara pun belum memenuhi standar untuk ruangan pembelajaran. Maka dari itu dengan adanya kegiatan-kegiatanekstrakurikuler yang mendukung dengan visi dan misi sekolah dapat disediakan sesuai dengan kebutuhan setiap kegiatan dan berharap bahwa kegiatan ekstrakurikuler layeutan suara dapat lebih maju dan berkembang bersamaan dengan siswa yang berprestasi di bidang Seni Suara seperti pepatah yang dikatakan oleh bapak Drs. D. Soufyan Tsaury selaku Kepala Sekolah SMP Pasundan Katapang Kabupaten Bandung bahwa “Bisa Solat Bisa Silat, Bisa Ngaji Bisa Nyanyi”. Adapun saran dari peneliti yaitu menambahkan tenaga kerja khusus untuk kegiatan ekstrakurikuler layeutan suara.

2. Pengajar

Pengajar sangat berperan penting dalam keterlibatan ekstrakurikuler

layeutan suara dan diharapkan agar pengajar bisa lebih memperhatikan

terhadap perkembangan siswa yang berprestasi dan berbakat serta perkembangan kegiatan ekstrakurikuler layeutan suara yang ada di sekolah karena kegiatan ekstrakurikuler itu sendiri sangat berpengaruh terhadap visi dan misi sekolah, visi yang berbunyi “Ngawujudkeun Siswa Anu Pengkuh Agamana, Luhung Elmuna, Jembar Budayana” serta misi yang berbunyi

71

Ranti Nurfitri, 2014

Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Ngagungkeun Agama Islam, Ngamumule Budaya Sunda”, karena

ekstrakurikuler disini adalah penjabaran dari visi dan misi sekolah.

3. Siswa

Sebagai anggota yang mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler layeutan

suara, hendaknya dapat belajar lebih disiplin dan bertanggung jawab terhadap

kegiatan yang diikuti, karena siswa siswi dengan berbeda tingkatan kelas ini merupakan generasi penerus dari generasi sebelumnya yang sudah mempunyai pengalaman dan prestasi. Sehingga siswa dapat lebih termotivasi dan lebih aktif dalam kegiatan yang mendukung lembaga sekolah sesuai dengan harapan yang ingin dicapai oleh sekolah.

Dokumen terkait