• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. Analisis Uji Keseragaman dan Kecukupan Data

Pengujian keseragaman data dilakukan untuk memastikan bahwa data

waktu proses berasal dari sistem yang sama (batas kendali). Data yang berada

dalam batas kendali ditetapkan dalam BKA (Batas Kendali Atas) dan BKB

(Batas Kendali Bawah). Jika data yang tidak berada dalam batas kendali harus

dibuang untuk kemudian diuji kembali. Pada penelitian ini uji keseragaman data

dilakukan berdasarkan tingkat ketelitian sebesar 5% dan tingkat keyakinan sebesar

95%. Persentase ini digunakan peneliti untuk menunjukkan bahwa tingkat

kesalahan pada sample tidak lebih dari 5% dari waktu yang sebenarnya. Pengujian

keseragaman data dilakukan pada waktu proses setiap mesin yang melakukan

pengerjaan ketujuh produk. Hasil menunjukkan bahwa seluruh waktu proses

berada dalam batas kendali (BKA dan BKB), maka data dinyatakan seragam.

Pengujian kecukupan data dilakukan berdasarkan tingkat ketelitian sebesar

5% dan tingkat keyakinan sebesar 95%. Tingkat ketelitian menunjukkan

penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu sebenarnya. Sedangkan

tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan ketelitian data

waktu yang telah diamati dan dikumpulkan. Hasil perhitungan uji kecukupan data

dikumpulkan telah cukup secara objektif. Ini ditunjukkan dengan nilai N’ dari

keseluruhan mesin lebih kecil dari N yang sebenarnya yaitu sebanyak 5 kali.

6.2. Analisis Waktu Baku

Waktu baku atau waktu standar adalah waktu yang sebenarnya digunakan

operator untuk memproduksi satu unit dari data jenis produk. Sebelum dilakukan

perhitungan waktu baku, dilakukan perhitungan waktu siklus pengerjaan produk

pada setiap mesin, kemudian dilakukan penilaian faktor-faktor penyesuaian

(rating factor) operator yang digunakan untuk menormalkan waktu kerja yang

diperoleh dari kecepatan kerja operator yang berubah. Setelah itu waktu baku

untuk setiap mesin pada pengerjaan produk dilakukan berdasarkan toleransi untuk

beristirahat mengatasi kelelahan atau untuk faktor lainnya yang tidak dapat

dihindarkan (allowance). Waktu baku tersebut bersama dengan waktu setup,

jumlah mesin, dan jumlah permintaan digunakan untuk menghitung total waktu

penyelesaian pengerjaan produk pada mesin (makespan) yang nantinya akan

digunakan untuk pengolahan selanjutnya dengan metode EDD dan Algoritma

Tabu Search.

6.3. Analisis Penjadwalan dengan Metode Earliest Due Date

Earliest Due Date merupakan metode yang digunakan dengan

mengurutkan pekerjaan berdasarkan due date yang lebih kecil. PT. Asia Raya

Foundry melakukan proses produksi berdasarkan produk yang pertama kali datang

ke mesin di lantai produksi tersebut. Urutan proses awal yang dilakukan adalah

Crusher – Screw Press – Shredder). Proses produksi aktual ketujuh produk PT.

Asia Raya Foundry tersebut menghasilkan makespan 13501,09 jam. Dengan

makespan yang begitu besar menyebabkan waktu penyelesaiannya melebihi due

date yang telah ditentukan, sehingga penyerahan produk kepada konsumen pun

menjadi terlambat. Kemudian dilakukan pengurutan penjadwalan pengerjaan

produk berdasarkan due date dari yang paling kecil. Urutan proses yang dilakukan

adalah 5,7,3,1,2,4,6 (Jaw Crusher – Shredder – Roll Crapper – Roda Lorry –

Bearing Housing – Press Cage – Screw Press). Setelah diurutkan maka diperoleh

total penyelesaian pengerjaan (makespan) yang jauh lebih kecil dari penjadwalan

yang dilakukan perusahaan sebesar 5177,69 jam. Tingkat effisiensi yang

dihasilkan oleh metode Earliest Due Date dari metode perusahaan adalah sebesar

61,64 %.

6.4. Analisis Penjadwalan dengan Algoritma Tabu Search

Metode Algoritma Tabu Search diterapkan setelah dilakukan perhitungan

total penyelesaian dengan pengurutan Earliest Due Date. Urutan proses dengan

EDD digunakan sebagai solusi awal untuk iterasi penjadwalan, yaitu 5,7,3,1,2,4,6

(Jaw Crusher – Shredder – Roll Crapper – Roda Lorry – Bearing Housing –

Press Cage – Screw Press) dengan makespan sebesar 5177,69 jam. Iterasi yang

dilakukan sebanyak 8 kali, makespan yang didapat dari setiap iterasi

menghasilkan solusi akhir yang akan digunakan sebagai solusi optimum dengan

syarat makespan minimal yang telah didapat dari iterasi sebelumnya tidak diambil

diperoleh makespan terkecil dari solusi awal yaitu sebesar 5156,16 jam, solusi ini

digunakan sebagai solusi awal untuk iterasi selanjutnya (iterasi 2). Iterasi 2

menghasilkan makespan terkecil yaitu sebesar 5145,85 jam. Iterasi 3

menghasilkan makespan terkecil sebesar 5156,16 jam. Namun, karena solusi yang

diperoleh pada iterasi 3 telah muncul pada iterasi 1, maka solusi ini tidak diambil

lagi untuk melakukan iterasi selanjutnya sesuai dengan syarat Tabu Search agar

tidak terjadi cycling. Maka diambil nilai makespan terkecil lainnya yaitu 5167,38

jam. Iterasi 4 menghasilkan makespan terkecil sebesar 5191,25 jam. Iterasi 5

menghasilkan maekspan terkecil sebesar 5169,72 jam. Iterasi 6, 7, dan 8

menghasilkan makespan terkecil sebesar 5184,37, 5205,91, dan 5229,78 jam.

Pada iterasi 6 - 8 makespan yang dihasilkan semakin besar dan tidak ditemukan

lagi solusi yang lebih baik dari solusi awal, maka iterasi dihentikan. Solusi akhir

yang diambil dari ke delapan iterasi tersebut adalah solusi optimal yang memiliki

nilai makespan terkecil yaitu 5145,85 jam dengan urutan proses 5,3,7,1,4,2,6 (Jaw

Crusher – Roll Crapper – Shredder – Roda Lorry – Press Cage – Bearing Housing – Screw Press). Nilai tersebut menunjukkan bahwa penjadwalan dengan

metode Algoritma Tabu Search menghasilkan waktu penyelesaian yang lebih

singkat lagi dari metode EDD dan metode yang digunakan perusahaan. Tingkat

effisiensi yang dihasilkan oleh metode Algoritma Tabu Search adalah sebesar

0,61% (dari metode EDD) dan 61,9% (dari metode perusahaan).

Gantt Chart merupakan alat bantu yang digunakan dalam menyelesaikan

masalah penjadwalan. Pada penelitian ini gantt chart yang digunakan adalah gantt

chart mesin, yaitu menunjukkan urutan pengerjaan ketujuh produk berdasarkan

mesin yang digunakan dalam jangka waktu tertentu. Gantt chart ini

membandingkan waktu urutan pengerjaan yang dilakukan dengan metode

perusahaan PT. Asia Raya Foundry, metode EDD, dan metode Algoritma Tabu

Search. Hasil yang didapatkan pada gantt chart menunjukkan bahwa metode

Algoritma Tabu Search menghasilkan waktu penyelesaian yang lebih singkat

daripada metode yang digunakan perusahaan dan metode EDD.

6.6. Analisis Parameter Performansi Penjadwalan

Parameter performansi digunakan untuk menentukan metode yang lebih

baik untuk diterapkan pada perusahaan. Parameter performansi yang digunakan

adalah Efficiency Index (EI). Dalam penelitian ini Efficiency Index antara metode

perusahaan dengan metode Earliest Due Date adalah sebesar 2,60 (EI > 1).

Efficiency Index antara metode Earliest Due Date dengan Algoritma Tabu Search

adalah sebesar 1,01 (EI > 1). Efficiency Index antara metode perusahaan dengan

Algoritma Tabu Search adalah sebesar 2,62 (EI > 1). Nilai EI yang dihasilkan

menunjukkan bahwa penjadwalan dengan menggunakan Algoritma Tabu Search

memiliki performansi yang lebih baik dibandingkan dengan metode Earliest Due

Date dan metode yang digunakan oleh perusahaan. Metode ini dapat digunakan

BAB VII

Dokumen terkait