• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pemikiran Zakiah Daradjat tentang Kesehatan Mental 151

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN ZAKIAH DARADJAT TENTANG

A. Analisis Pemikiran Zakiah Daradjat tentang Kesehatan Mental 151

Zakiah memberikan empat konsep untuk merumuskan pengertian kesehatan mental. Diantaranya yaitu:

a. Konsep pertama mengartikan bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari penyakit jiwa (Psikosis) dan gangguan jiwa (Neurosis).294

b. Konsep kedua yaitu kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, lingkungan dan masyarakat serta lingkungan tempat Ia hidup.295

294 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, h.11.

c. Konsep ketiga yaitu pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan serta memanfaatkan potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain serta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa.296 d. Kesehatan mental yaitu kesehatan mental berarti Keharmonisan yang

sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta memiliki kesanggupan untuk menghadapi problema-problema yang biasa terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya dan lingkungannya berlandaskan keimanan dan ketakwaan untuk mencapai kehidupan yang bermakna bahagia di dunia dan di akhirat.297

Dari pengertian diatas jika dikaitkan dengan pendapat para tokoh kesehatan mental, maka terdapat persamaan dan perbedaan pandangan diantaranya:

a. Pemikiran Zakiah Daradjat mengenai konsep pertama kesehatan mental memiliki kesamaan dengan pengertian secara bahasa dari konsep kesehatan mental yang berasal dari dua kata yaitu kesehatan dan mental. Kesehatan yang berarti suatu keadaan sehat dan tidak dalam keadaan sakit. Sedangkan mental berasal dari Mens atau mentis yang berarti sukma, jiwa, semangat, roh atau nyawa.298 Dari sini dapat dilihat bahwa konsep pertama merupakan pengertian secara umum atau secara bahasa dari makna kesehatan mental.

296 Ibid., h.13.

297 Ibid., h.12.

b. Sedangkan, dari konsep pertama sampai ketiga kesehatan mental menurut Zakiah Daradjat, memilki kesamaan dengan pemikiran Marie Jahoda yang menyatakan kesehatan mental sebagai,

“kesehatan mental mencakup sikap kepribadian yang baik menurut diri senidiri dan kemampuan mengenali diri dengan baik, pertumbuhan dan perkembangan serta perwujudan diri yang baik, keseimbangan mental, kesatuan pandangan, dan ketahanan terhadap segala tekanan, otonomi diri yang mencakup unsur-unsur pengatur kelakuan dari dalam atau kelakuan bebas, persepsi mengenai realitas, terbebas dari penyimpangan kebutuhan serta memiliki empati dan kepekaan sosial serta kemampuan menguasai dan berintegrasi dengan lingkungan.299

Dari pengertian diatas, tampak pengertian yang hampir sama walaupun dengan redaksi yang berbeda, bahwa konsep kesehatan mental yaitu suatu keadaan tidak sakit sehingga dapat menyesuaikan diri dengan dirinya dan orang lain serta lingkungannya dengan mengembangkan segala potensi yang dimilikinya.

c. Namun, dari konsep keempat yang dikemukakan Zakiah Daradjat memiliki perbedaan dengan pengertian para tokoh lainnya seperti yang dikemukakan Assagioli berikut,

“kesehatan mental berarti terwujudnya integritas kepribadian, keselarasan dengan jati diri, pertumbuhan kearah realisasi diri, dan kearah hubungan yang sehat dengan orang lain.300

perbedaan ini terdapat pada pengertian Zakiah Daradjat yang menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan keserasian fungsi jiwa

299 Kholil Lur Rochman, Kesehatan Mental, h.11.

sehingga dapat menyesuaikan diri dengan dirinya, orang lain dan lingkungan berlandasakan keimanan dan ketakwaan.

Dari analisis diatas, dapat diketahui bahwa Zakiah memberikan pengertian yang sangat komplek dan menyeluruh pada sektor kehidupan masusia, mulai dari kesehatan jasmani atau badan secara fisik, rohani (keadaan psikis, mental atau kejiwaan), maupun sosial dari manusia. Bahkan pengertian ini mencakup kehidupan didunia dan diakhirat.

Pengertian tentang konsep jiwa yang dikemukakan oleh para tokoh tersebut hanya memberikan pengertian yang bersifat duniawi saja karena tidak menyinggung masalah kebahagiaan akhirat yang menjadi titik pusat dalam pemikiran Zakiah Daradjat..

Pendapat Zakiah Daradjat ini menjadi selaras saat digabungkan dengan pemikiran Usman Najati dalam bukunya psikologi dalam tinjauan hadist Nabi, yang mengatakan bahwa kesehatan mental adalah seorang individu yang memiliki keseimbangan dalam kepribadian yang mantap atau dalam al-Quran disebut dengan term Nafs Muthmainnah.301

Maka orang yang sehat mentalnya tidak akan merasa ambisius, sombang, rendah diri dan apatis. Tetapi individu tersebut akan bersikap secara wajar, menghargai orang lain, percaya diri dan memiliki semangat. Hal ini ditujukan untuk mencari kebahagiaan bersama, bukan untuk dirinya sendiri. Segala yang dimilikinya baik harta, pengetahuan dimanfaatkan untk kebikan semua pihak dan kebahagiaan bersama. Sehingga bagi individu yang

memiliki kesehatan mental tidak akan melakukan penipuan, penyelewengan, pemerasan, pertentangan dan perkelahian di masyarakat. Sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang aman, tentram, dan cinta perdamaian.

Sehingga dari pengertian kesehatan mental diatas dapat diambil kesimpulan yaitu keadaan seseorang yang bebas dari gangguan dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri dengan dirinya, orang lain dan lingkungannya serta dengan Tuhannya dengan segala potensi yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan segala masalah yang ditimbulkan atau yang terjadi. Sehingga individu dapat merasakan kebahagiaan dan ketentraman dalam hidupnya yang menjadi tolak ukur kesehatan mental pada manusia.

Selanjutnya mengenai prinsip kesehatan mental, prinsip kesehatan mental bagi Zakiah Daradjat adalah ketenangan dan ketentraman jiwa sehingga memunculkan kebahagiaan dalam hidup serta tergambar dari akhlak terpuji. Akhlak terpuji tentunya berasal dari pengembangan potensi dan pengetahuan yang telah berkembang dan dikuasai oleh manusia. Pemikiran ini memiliki perbedaan dengan pemikiran para ahli lainnya yang secara garis besar mereka menyatakan bahwa prinsip dari kesehatan mental selalu berhubungan dengan penerimaan terhadap dirinya, orang lain dan kepada Tuhannya sehingga terciptanya rasa kepuasan, aman, tentram dan bahagia. Seperti pemikiran dari Kartini Kartono yang menyebutkan terdapat tiga prinsip kesehatan mental yaitu: 302

a. “Pemenuhan kebutuhan pokok yaitu bahwa manusia memiliki dorongan untuk memenuhi kebutuhan pokok baik yang besifat fisik, psikis, maupun sosial.

b. Kepuasan, yaitu kesadaran manusia untuk menilai dan kemampuan penguasaan dirinya yang akan memberikan rasa senang, bahagia, dan puas.

c. Posisi dan status sosial, yaitu bahwa setiap manusia berusaha mencari posisi dan status sosial di masyarakat. Dalam hal ini manusia membutuhkan rasa cinta kasih dan simpati yang akan menimbulkan rasa aman, keberanian serta harapan-harapan dimasa mendatang.”

Dari ketiga prinsip tersebut tampaklah perbedaan prinsip yang dikemukakan oleh Zakiah Daradjat dengan Kartini Kartono.

Kebanyakan para ahli tersebut tidak menyantumkan perilaku yang bisa dihasilkan dari perkembangan mental yang stabil dalam prinsip yang mereka kemukakan, yang pada hal ini merupakan satu titik perbedaan pandangan dari Zakiah Daradjat dengan para ahli lainnya. Tentunya pemikiran dari Zakiah Daradjat menambah khazanah ilmu pengetahuan sehingga menjadi lengkap dan beragam.

Selanjutnya menurut Zakiah Daradjat, terdapat faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental terutama dalam hal pengembangan potensi dan pengetahuan yaitu keadaan dan kondisi bahkan tanngapan semua pihak pada lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Namun yang paling ditekankan oleh Zakiah Daradjat adalah bagaimana semua pihak dalam lingkungan individu menanamkan jiwa agama pada seorang anak terutama lingkungan keluarga. Pendapat ini juga didukung oleh pendapat Hamdani

Bakran yang menyatakan bahwa kondisi kejiwaan dari lingkungan terutama keluarga menjadi faktor utama dalam membentuk kesehatan mental anak.303

Sedangkan pada pemikiran tentang indikator kesehatan mental menurut Zakiah Daradjat yaitu munculnya ketenangan hidup yang didapat dari keberhasilan manusia dalam menyesuaikan diri baik dengan dirinya, hidupnya, orang lain, masyarakat dan kepada Tuhannya.

Pemikiran diatas memiliki perbedaan dengan pemikiran Maslow berikut, “Menurut Maslow indikator dari kesehatan mental adalah adanya hubungan antara dirinya dengan beberapa nilai, seperti kejujuran pada diri sendiri dan orang lain, keberanian untuk mengungkap kebenaran, tanggungjawab atas perilaku yang dilakukan, percaya diri mengungkap dirinya dan mengungkap segala keinginannya serta mengakui keburukan yang mengarah pada kebaikan dan kebenaran.”304

Letak perbedaan terdapat pada salah satu indikator mencapai ketenangan hidup yaitu tercapainya penyesuaian diri dengan Tuhannya yang tidak dikemukakan oleh Maslow dalam indikator kesehatan mental yang telah disebutkan.

Islam memiliki pandangan tentang kesehatan mental mengacu pada kebahagiaan dan kesejahteraan manusia dalam hubungan yang harmonis dengan Tuhan, Manusia, alam, dan dirinya sendiri.305 Diantara indikatornya yaitu:306

a. Individu dengan Tuhan yaitu dengan melaksanakan rukun iman, melaksanakan ibadah dan menjauhi larangannya seta memiliki sifat, ikhlas, tawakkal, ketaatan dan ketakwaan.

303 Kholil Lur Rochman, Kesehatan Mental, h.34-42.

304 Muhammad Usman Najati, Psikologi dalam Tinjauan, h.350.

305 Moh Sholeh dan Imam Musbikin, Agama sebagai Terapi, h.29.

b. Individu dengan dirnya sendiri yaitu dengan: mengenali diri dan kemampuan serta usaha untuk mewujudkannya, mengetahui keinginan, kebutuhan dan motivasi hidupnya serta mengetahui bagaimana cara pengendaliannya yang berkaitan dengan pengendalian emosi dan perasaan, memiliki tanggungjawab dengan mandiri dalam menghadapi kenyataan hidup, serta memiliki keberanian dalam menghadapinya, serta memiliki perilaku lurus, jujur serta memperhatikan kesehatan dan vitalitas fisik.

c. Individu dengan orang lain yaitu dengan saling mangasihi dan menyayangi. Berusaha menjaga hati orang lain dengan menghargai, menghormati dan bersikap baik dengan orang lain. d. Individu dengan alam yaitu dengan memahami tanggungjawab dan

melaksanakan tugas sebagai khalifah di bumi sehingga diharapkan dapat meraih hikmah yang terkandung.

Dari indikator menurut pandangan Islam diatas, dapat diketahui bahwa pemikiran tersebut memiliki kesamaan pemikiran dengan Zakiah Daradjat. Maka pemikiran Zakiah menunjukkan terdapat keunikan dalam pemikirannya yang selalu memasukkan nilai-nilai keagamaan dalam setiap pemikirannya.

Pemikiran dari Zakiah tersebut tentunya sangat berhubungan dengan latar belakang Zakiah yang berasal dari keluarga agamis, Zakiah dari kecil telah mengenal agama dari kedua orang tuanya. Bahkan ayah dan ibu Zakiah merupakan tokoh agama yang sangat dihormati dilingkungannya. Pemikiran yang agamis tersebut juga dapat dilihat dalam riwayat pendidikan Zakiah yang selalu memasuki dunia pendidikan yang berlandaskan agama seperti sekolah madrasah sampai keperguruan tinggi. Sehingga tidak heran bahwa Zakiah Daradjat selalu mengaitkan pemikiran ilmiahnya mengenai kesehatan mental dengan pribadi yang agamis yang dimiliki dan telah mendarah daging dalam dirinya tersebut.

Zakiah sangat memperhatikan agama sebagai faktor yang berperan dalam perkembangan mental, karena bagi Zakiah jika seseorang memiliki pemahaman yang baik terhadap ajaran agama, maka kesehatan mentalnya akan terjaga. Golongan orang yang sehat mentalnya adalah individu yang dapat merasakan kebahagiaan dalam hidup, karena bagi individu yang demikian merasakan bahwa mereka dapat berguna, berharga, dan dapat menggunakan segala potensi yang dimilikinya semaksimal mungkin sehingga dapat berguna bagi dirinya maupun orang lain yang disekitarnya. Sehingga tampaklah bhwa individu yan demikian berhasil dalam menyesuaikan diri dalam arti luas terhindar dari kegelisahan dan gangguan jiwa serta terpeliharanya moral dalam dirinya.

Selain itu Zakiah Daradjat merupakan ilmuan psikologi perempuan pertama di Indonesia yang mampu memadukan ilmu psikologi dengan pemikiran agamis dengan begitu sederhana, bahkan hanya dengan pemikiran tentang konsep Islam dan iman.

Dari pendapat Zakiah Daradjat tentunya memberikan pengertian baru yang sedikit memiliki perbedaan dengan tokoh lainnya, hal ini tentunya baik Karena dapat menambah khazanah keilmuan. Pemikiran Zakiah Daradjat tersebut juga memberikan pandangan kepada tokoh psikologi lainnya. Hal ini terbukti dari beberapa buku karya tokoh ilmuan psikologis memasukkan pendapat Zakiah Daradjat dalam buku karangan mereka terutama bagi karya yang terbit di tahun 2000-an.

2. Faktor yang Mempengaruhi Pemikiran

a. Riwayat Pendidikan

Jika dikaitkan dengan pendidikan Zakiah dapat diketahui bahwa Zakiah Daradjat mengawali pendidikan tingkat perguruan tinggi di PTAIN Yogyakarta dengan mengikuti S1 Tarbiyah. Selanjutnya Zakiah mendaftarkan diri ke Universitas Ain Syam Kairo Fakultas Tarbiyah dan diterima tanpa tes. Kemudian beliau menuntaskan studi tingkat tingginya dengan program S3 di universitas yang sama dengan mendalami lagi dibidang psikologi khususnya psikoterapi. Dari pendidikan Zakiah Daradjat tersebut, Zakiah banyak mengenyam pendidikan di Kairo yang sangat kental dengan budaya Islam. Maka dalam merumuskan pemikirannya tentang kesehatan mental beliau menekankan bahwa keimanan sangat penting dan sangat erat kaitannya dengan kesehatan mental seseorang. Pemikiran ini juga didukung oleh Kartini Kartono yang menjelaskan bahwa penanaman unsur spiritual sangat penting dalam pengembangan kesehatan mental.

b. Riwayat Lingkungan Sosial Budaya

Dalam lingkungan sosial Zakiah yang hidup di daerah Minang dengan budaya yang sangat kuat. Zakiah dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang tergolong agamis. Hal ini dapat diketauhi dari kehidupan Zakiah yang sejak kecil sudah tekun dalam menjalankan ibadah.

Daerah Minang terkenal dengan tradisi merantau, menjadi kesempatan perempuan Minang untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas sosial, termasuk melanjutkan pendidikan di luar kota. Konteks lingkungan seperti ini merupakan peluang bagi Zakiah untuk meningkatkan kualitas dirinya melalui pendidikan. Lingkungan demikian tentunya tampak jelas menjadi faktor yang mempengaruhi pemikiran Zakiah Daradjat kearah yang lebih rasional dan luas yang tidak terkungkung oleh daerah belaka.

c. Riwayat Pengalaman

Jika dilihat dari pengalaman yang telah dilalui Zakiah Daradjat, Zakiah sejak lama berperan dalam merawat para pasien yang mengalami gangguan mental. Pengalaman ini pertama dilakukan saat Zakiah kuliah Doktor, Ia membuka praktek konsultasi kejiwaan di almamaternya bahkan kiprahnya tersebut terus berlanjut saat kembali ke Indonesia. Oleh karenanya, banyak dari karya tulis Zakiah yang banyak menuliskan tentang kesehatan mental. Terutama dalam karya disertasinya yang mengambil judul tentang kesehatan mental (perawatan jiwa untuk anak-anak).

Dengan disertasinya tersebut, maka Zakiah telah menjadi seorang Doktor Muslimah pertama dalam bidang psikologi dengan spesialisasi psikoterapi. Bahkan saat di Indonesia, beliau juga membuka praktik konsultasi kesehatan jiwa untuk membantu masyarakat yang mengalami masalah kejiwaan. Oleh karenanya, maka dapat diketahui bahwa

pengalaman seseorang dapat menjadi faktor yang berpengaruh pada pemikiran seseorang.

B. Analisis Pemikiran Zakiah Daradjat tentang Urgensi Kesehatan Mental