• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pendapatan Usaha Ternak Itik Pedaging di Kabupaten Bogor

Pendapatan dalam suatu usaha diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan total biaya yang berasal dari faktor-faktor produksi dalam suatu proses produksi (Soekartawi 1991). Dalam usaha ternak itik pedaging tentunya dibutuhkan tata cara atau keragaan dalam penggunaan faktor-faktor produksi. Berikut disajikan keragaan dan analisis pendapatan usaha ternak itik pedaging.

6.1.1 Keragaan Usaha Ternak Itik Pedaging 6.1.1.1 Usaha Ternak Itik Pedaging

Secara umum rangkaian kegiatan usaha ternak itik pedaging di kabupaten Bogor memiliki tata cara yang sama. Kegiatan usaha ternak dimulai dari kegiatan persiapan dan pembersihan kandang sampai dengan pemasaran atau penjualan itik pedaginh. Rangkaian kegiatan tersebut antara lain:

1. Persiapan dan Pembersihan Kandang

Tahapan pertama yang dilakukan pada kegiatan usaha ternak itik pedaging adalah persiapan dan pembersihan kandang. Persiapan dan pembersihan kandang bertujuan untuk membersihkan kandang baik kandang starter ataupun kandang finisher yang akan digunakan untuk proses usaha ternak dalam keadaan bersih. Keadaan kandang yang bersih diharapakan dapat membuat itik nyaman dan juga menekan angka kematian yang diakibatkan oleh bakteri. 2. Pemeliharaan Periode Starter

Pemeliharaan pada periode starter ini dimulai saat itik datang ke tempat usaha ternak sampai dengan dua atau tiga minggu tergantung dengan kebijakan peternak. Bibit itik atau DOD biasa didapatkan peternak dengan memesan di beberapa daerah yang menghasilkan bibit itik seperti daerah Jawa Timur, Jawa Tengah serta daerah Cirebon. Bibit itik juga dapat didapatkan peternak dengan membeli di beberapa distributor yang sudah ada di daerah Jabodetabek. Kandang yang digunakan pada periode ini merupakan kandang yang menggunakan pemanas. Pemanas ini ditujukan agar itik tidak kediginan karena itik kecil rentan mati terhadap udara dingin. Pemanas yang digunakan oleh

41

peternak antara lain pemanas yang menggunakan lampu ataupun pemanas tradisional dengan proses pembakaran arang ataupun kayu. Pakan yang diberikan pada periode starter ini merupakan pakan konsentrat atau pakan pur murni buatan pabrik yang bisa dibeli di toko-toko peternakan. Pemberian pakan kepada itik pedaging ini diberikan dalam keadaan kering dikarenakan itik belum dapat mencerna dengan baik. Pola pemberian pakan pada periode ini diberikan di pagi hari, siang hari, serta sore hari menjelang malam. Selama periode ini berdasarkan informasi yang didapatkan per ekornya itik rata-rata menghabiskan 0.57 kilogram pakan. Perihal penting yang lain yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan air, air untuk itik minum sebaiknya selalu tersedia dan jangan sampai kosong.

3. Pemeliharaan Periode Finisher

Pemeliharaan pada periode finisher dimulai saat itik sudah cukup umur atau sudah melewati umur dua sampai tiga minggu. Kandang yang digunakan pada periode ini merupakan kandang yang sudah tidak menggunakan pemanas. Kandang yang digunakan merupakan kandang yang berukuran lebih besar, sehingga dapat memuat itik yang sudah tumbuh lebih besar. Berdasarkan hasil penelitian ada peternak yang menggunakan kandang tipe basah (ada kolam) dan tipe kering untuk kandang finisher itik. Pakan yang diberikan pada periode finisher ini merupakan pakan konsentrat atau pakan pur murni buatan pabrik yang diikombinasikan dengan bahan-bahan campuran seperti dedak ataupun bahan-bahan sisa rumah tangga yang layak digunakan sebagai pakan itik ataupun untuk beberapa peternak sudah dapat membuat pakan campuran biasanya menggunakan pakan tersebut untuk usaha ternaknya. Penggunaan pakan yang dikombinasikan ini ditujukan untuk menekan biaya pakan. Pola pemberian pakan pada periode ini sama seperti pemberian pakan pada periode starter yaitu pakan diberikan di pagi hari, siang hari, serta sore hari menjelang malam. Selama periode ini berdasarkan informasi yang didapatkan per ekornya itik rata-rata menghabiskan 3.18 kilogram pakan. Ketersediaan air untuk itik minum sebaiknya selalu tersedia dan jangan sampai kosong. Salah satu hal lain yang juga penting dalam usaha ternak itik pedaging adalah selalu menjaga kebersihan dari kandang itik tersebut. Dengan terjaganya kebersihan maka

42

tingkat kematian itik dapat dikurang dan juga itik akan tumbuh secara baik pula karena merasa nyaman.

4. Pemanenan

Penentuan waktu panen merupakan salah satu faktor penting terhadap hasil bobot itik pedaging yang dihasilkan. Waktu panen yang pas adalah saat itik telah mencapai bobot yang diinginkan. Bobot itik yang dipanen biasanya bila itik telah mcapai 1.3 kg, atau rata-rata sekitar 1.8 bulan berdasarkan informasi yang didapatkan. Pada penggunaan kandang basah (ada kolam) memiliki waktu panen yang lebh lama dibandingkan dengan penggunaan kandang kering. Periode panen untuk penggunaan kandang basah (ada kolam) adalah 1.97 bulan sedangkan untuk kandang kering adalah 1.65 bulan. Masing-masing tipe kandang selain memiliki periode panen yang berbeda juga memiliki perbedaan dalam bentuk dan bulu yang dimiliki oleh itik pedaging. Itik yang dipelihara dalam kandang basah (ada kolam) memiliki bulu dan bentuk badan yang lebih baik dibandingkan dengan itik yang dipelihara di kandang kering.

5. Pemasaran Hasil Ternak

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan beberapa arus pemasaran dalam sistem usaha ternak itik pedaging. Berikut adalah bauran arus pemasaran hasil usaha ternak itik pedaging, disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5 Bagan pemasaran hasil usaha ternak itik pedaging

Berdasarkan hasil penelitian sebanyak sebanyak 21 usaha ternak atau sebanyak 70% menjual hasil usaha ternak kepada tengkulak yang menurut informasi yang didapatkan ditujukan untuk meminimalisir usaha, waktu serta biaya yang digunakan untuk pemasaran hasil usaha ternak. Sebanyak sembilan usaha ternak atau 30% usaha ternak responden menjual hasil usaha ternak

Tengkulak

43

langsung kepada konsumen. Konsumen dalam pasar itik pedaging dapat diklasifikasikan sebagai rumah makan, hotel, serta warung tenda.

Diperoleh dari hasil wawancara kepada salah satu tengkulak yang juga melakukan pemotongan itik hidup menjadi karakas didapatkan bahwa pemotongan dari itik hidup menjadi karakas terdapat penurunan bobot itik kurang lebih sebesar 0.2 persen dari berat semula. Pengolahan itik hidup menjadi karakas serta penurunan bobot tersebut akan mempengaruhi harga jual yang berlaku. Harga jual yang berlaku untuk setiap tengkulak berbeda-beda, berdasarkan salah satu tengkulak untuk itik hidup yang dibeli dari usaha ternak memiliki kisaran harga Rp 27 000 sampai dengan Rp 30 000. Harga untuk karkas memiliki kisaran harga antara Rp 29 000 sampai dengan Rp 30 000. Pernentuan harga tersebut didasarkan kepada bobot itik hidup dan juga karakas yang dihasilkan. Berikut merupakan proses pemanenan dan penimbangan yang dilakukan oleh salah satu tengkulak.

Gambar 6 Proses pemanenan (kiri) dan penimbangan (kanan) itik pedaging

6.1.1.2 Penggunaan Input

1. Bibit atau DOD

Bibit itik pedaging atau DOD yang digunakan pelaku usaha ternak bervariasi ada yang menggunakan bibit itik lokal atau menggunakan bibit itik hibrida. Berdasarkan hasil dari 30 responden usaha ternak itik pedaging didapatkan sebanyak 19 usaha ternak atau sebesar 63.33% menjalankan usaha ternak dengan menggunakan DOD atau bibit itik hibrida. Itik Hibrida memiliki keunggulan, antara lain pertumbuhan cepat, tahan terhadap penyakit serta

44

memiliki daging lembut, tebal (Setioko, 2012). Kisaran harga bibit itik hibrida adalah sebesar Rp 7 000 sampai dengan Rp 7 500. DOD itik lokal digunakan oleh 11 usaha ternak atau sebesar 36.67% dari jumlah usaha ternak responden. Harga untuk bibit itik lokal memiliki kisaran harga Rp 5 000 sampai dengan Rp 7 000.

2. Pakan

Dalam menjalankan usaha ternak itik pedaging salah satu faktor produksi yang penting untuk penggemukan itik pedaging adalah pemberian pakan. Bahan pakan yang digunakan untuk ternak itik sebaiknya murah, tidak beracun, tidak asin, kering,tidak berjamur, tidak busuk/bau/apek, tidak menggumpal, mudah diperoleh (Ketaren, 2002). Perkembangan teknologi dan informasi saat ini membantu peternak mengembangkan pengetahuan pelaku usaha ternak dalam menjalannkan usahanya. Salah satu perkembangan teknologi dan informasi yang dirasakan dapat dilihat dengan dilakukannya pemberian pakan buatan oleh seluruh pelaku usaha ternak responden baik pakan yang dibeli di toko atau pakan yang diracik sendiri dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pelaku usaha ternak. Racikan yang dilakukan oleh beberapa pengusaha ternak antara lain memiliki komposisi tepung ikan, tepung kedelai, tepung jagung serta ada penambahan bahan-bahan lain seperti sayur-sayuran dan dedaunan. Biaya yang dikeluarkan oleh peternak untuk membuat racikan pakan tersebut secara rata-rata memiliki kisaran biaya per kilogramnya sebesar Rp 1 500 sampai dengan Rp 4 000 tergantung dari bahan yang digunakan dalam pakan racikan. Penggunaan pakan yang dibeli di toko merupakan pakan konsentrat dengan merk dagang PC100, Bravo511, dan Bravo512. Penggunaan pakan konsentrat juga di kombinasikan dengan pakan hasil racikan pelaku usaha ternak, sisa rumah tangga yang layak dimakan itik, roti bekas atau pakan campuran racikan peternak sendiri. Untuk harga dari pakan yang didapatkan di toko memiliki kisaran harga mulai dari Rp 5 000 sampai dengan Rp 8 000 per kilogram pakan konsentrat.

3. Air

Ketersediaan air minum juga harus diperhatikan sehingga itik tidak kekurangan air dan dapat menyebabkan pencernaanya terganggu. Perihal yang

45

juga penting diperhatikan mengenai air adalah mutu air yang digunakan dalm usaha ternak. Mutu air sering diabaikan oleh pelaku usaha ternak karena kenyataan yang mereka lihat yaitu itik mencari makan dan minum ditempat kotor seperti kali, sawah atau bahkan di selokan. Air juga dapat berfungsi sebagai sumber berbagai mineral seperti Na, Mg dan Sulfur. Oleh karena itu, mutu airakan menentukan tingkat kesehatan ternak itik. Air yang sesuai untuk konsumsi manusia pasti juga sesuai untuk konsumsi itik. Air harus bersih, sejuk dengan pH antara 5 − 7, tidak berbau, tawar/tidak asin dan tidak mengandung racun. Jumlah kebutuhan air untuk ungas secara umum termasuk ternak itik diperkirakan sebanyak 2 kali dari kebutuhan pakan/ekor/hari (Ketaren, 2002).

4. Vaksin dan Vitamin

Penggunaan faktor produksi seperti vaksin dan vitamin yang digunakan untuk menurunkan tingkat kematian ternak serta untuk memacu pertumbuhan itik pedaging agar mencapai bobot yang diinginkan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa seluruh usaha ternak responden tidak memberikan vaksin terhadap ternak. Tidak digunakannya vaksin oleh pelaku usaha ternak ini diakibatkan karena biaya vaksin yang cukup mahal serta peternak yakin bahwa itik merupakan hewan ternak yang jarang terkena penyakit. Pencegahan tingginya tingkat kematian ternak yang dilakukan oleh beberapa peternak ada beberapa cara selain pemberian vaksin seperti pembersihan awal dengan cara penyemprotan air kapur yang dilakukan oleh beberapa pelaku usaha ternak responden. Pembersihan ini dilakukan agar kandang menjadi lebih bersih dan tidak adanya bakteri ataupun virus yang dapat mengganggu proses penggemukan itik. Penggunaan vitamin sebagai metode untuk merangsang pertumbuhan itik sudah dilakukan oleh tujuh dari 30 usaha ternak responden atau sebanyak 23.33% usaha ternak terdalam penelitian, sedangkan 23 atau sebanyak 76.67% usaha ternak responden belum menggunakan vitamin untuk merangsang pertumbuhan itik pedaging. Vitamin yang diberikan kepada ternak dapat berupa vitamin yang dibeli toko ataupun bahan-bahan herbal seperti temulawak, kencur, jahe, kunyit, lengkuas dan bahan-bahan herbal lainnya yang dapat merangsang nafsu makan serta pertumbuhan itik pedaging.

46

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat kematian rata-rata itik pedaging dalam usaha ternak adalah sebesar 12%, dapat dijelaskan bahwa dari 100 ekor bibit itik pedaging terdapat kematian sebanyak 12 ekor sampai masa panen.

5. Kandang

Berdasarkan hasil dari 30 responden usaha ternak itik pedaging didapatkan sebanyak 16 usaha ternak atau sebesar 53.33% menggunakan kandang tipe kering. Penggunaan kandang dengan tipe basah dengan ada kolam sebanyak 14 usaha ternak atau sama dengan 46.67% dari jumlah responden. Berdasarkan informasi yang didapatkan menurut peternak penggunaan kandang basah memiliki kualitas itik yang lebih baik dilihat dari bentuk badan serta bobot itik dan juga bulu itik yang dihasilkan menjadikan harga jual itik lebih tinggi. Berdasarkan informasi yang didapatkan penggunaan kandang kering juga memiliki beberapa kelebihan, seperti waktu produksi yang relatif lebih cepat dibandingkan kandang basah serta penggunaan lahan yang tidak begitu luas untuk usaha ternak. Biaya pembuatan kandang untuk kandang basah (ada kolam) dan kering tentunya berbeda, begitu pula kandang pada masa starter dan masa finisher. Disajikan dalam Tabel 5 mengenai biaya rata-rata pembuatan kandang basah dan kering pada usaha ternak itik pedaging di Kabupaten Bogor.

Tabel 5 Biaya rata-rata pembuatan dan masa penggunaan rata-rata kandang basah (ada kolam) dan kering usahat itik pedaging

Komponen

Kandang Basah (ada Kolam) Kandang Kering

Masa Penggunaan (Hari) Waktu Ekonomis (Tahun) Nilai Masa Penggunaan (Hari) Waktu Ekonomis (Tahun) Nilai Kandang Starter 14.79 3.43 1 175 000.00 13.56 2.72 650 000.00 Kandang Finisher 44.43 3.36 4 732 142.86 36.06 4.47 4 879 375.00 Sumber : Data Primer (diolah)

6.1.2 Analisis Pendapatan Usaha Ternak Itik Pedaging

Pendapatan usaha ternak itik pedaging selama satu periode penggemukan itik pedaging merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan usaha dalam satu periode. Secara umum usaha ternak itik

47

pedaging merupakan usaha yang menghasilkan itik pedaging dalam bentuk hidup. Penerimaan usaha ternak itik pedaging merupakan perkalian dari jumlah itik pedaging yang dihasilkan dengan harga itik pedaging yang berlaku. Komponen biaya dalam suatu usaha terdiri dari biaya tetap, dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi Soekartawi et al (1986), misalnya pajak, tanah, sewa tanah, penyusutan alat-alat bangunan pertanian dan bunga pinjaman, biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah produksi.

Berdasarkan biaya yang langsung dikeluarkan biaya dapat dibagi menjadi

dua yaitu biaya tunai tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya tunai adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dibayar tunai. Biaya tetap misalnya pajak tanah dan bunga pinjaman. Dalam perhitungan usaha ternak itik pedaging komponen- komponen yang termasuk biaya tetap tunai antara lain seperti biaya listrik, sewa lahan, serta usaha ternak lainnya. Biaya variabel tunai dalam usaha ternak itik pedaging biaya tunai yang secara langsung mempengaruhi produksi itik pedaging antara lain DOD atau bibit dari itik pedaging, pakan konsentrat atau pakan pur, pakan campuran, air, vitamin, vaksin dan obat-obatan, serta biaya tenaga kerja luar keluarga. Biaya tunai ini berguna untuk melihat pengakolasian modal yang dimiliki oleh pelaku usaha ternak.

Biaya yang diperhitungkan adalah biaya penyusutan alat-alat pertanian, sewa lahan milik sendiri (biaya tetap) dan tenaga kerja dalam keluarga (biaya variabel). Dalam perhitungan usaha ternak itik pedaging biaya sewa lahan milik pribadi dan biaya penyusutan merupakan biaya yang dimasukkan ke dalam komponen biaya tetap diperhitungkan. Dalam biaya tetap dijelaskan biaya penyusutan yang berasal dari investasi awal usaha yang mengalami penyusutan nilai seiring dengan penggunaannya selama produksi dilakukan. Nilai penyusutan dihitung menggunakan metode garis lurus, yaitu nilai awal investasi dikurangi nilai sisa, kemudian dibagi dengan umur ekonomis dari investasi tersebut. Kandang dan peralatan merupakan komponen yang penting dalam menunjang usaha ternak itik pedaging. Kandang merupakan tempat bernaung itik serta peralatan seperti ember, tempat pengaduk pakan, dan alat-alat lainnya juga dibutuhkan dalam usaha ternak itik termasuk dalam komponen biaya dari usaha

48

ternak. Biaya diperhitungkan merupakan biaya yang digunakan untuk melihat bagaimana manajemen suatu usahatani dilaksanakan.

Berikut disajikan perhitungan biaya total rata-rata usaha ternak itik pedaging per jumlah rata-rata itik yang digunakan oleh seluruh pelaku usaha tenak itik pedaging per periode (Tabel 6).

Tabel 6 Biaya rata-rata usaha ternak itik pedaging per jumlah rata-rata itik yang digunakan pelaku usaha ternak per periode

Komponen Unit Jumlah Harga (Rp) Total (Rp) %

Biaya Variabel Tunai

DOD/Bibit Ekor 335.00 6 492.33 2 174 931.67 27.68 Pakan Starter (Pur) Kg 138.79 6 875.33 954 247.43 12.14 Pakan Finisher (Pur) Kg 191.25 5 435.38 1 039 498.95 13.23 Pakan Finisher (Campuran) Kg 813.25 2 457.85 1 998 844.18 25.44

Vitamin 10 380.19 0.13

Vaksin dan Obat-obatan 7 417.99 0.09

Tenaga Kerja Luar Keluarga HKP 7.78 32 739.69 254 722.81 3.24 Biaya Air (per bulan) Bulan 1.80 4 000.00 7 200.00 0.09

Biaya Transportasi 78 333.33 1.00

Biaya Variabel Diperhitungkan

Pakan Campuran Kg 68.68 2 457.85 168 794.58 2.15 Tenaga Kerja Dalam Keluarga HKP 23.63 32 739.69 773 484.76 9.84

Biaya Tetap Tunai

Biaya Listrik (per bulan) Bulan 1.80 50 183.33 90 330.00 1.15 Sewa Lahan m2 98.40 421.79 41 503.67 0.53

Biaya Tetap Diperhitungkan

Penyusutan

a. Kandang Starter Unit 11 359.85 0.14

b. Kandang Finisher Unit 13 468.44 1.71

c. Peralatan Lainnya unit 29 824.66 0.38

Sewa Lahan Pribadi m2 196.63 421.79 82 936.57 1.06

Biaya Tunai 6 657 410.22 84.72

Biaya Diperhitungkan 1 200 868.85 15.28

Biaya Total 7 858 279.07 100.00

Sumber : Data Primer (diolah)

Secara umum biaya tunai rata-rata yang dikeluarkan oleh usaha ternak itik pedaging per jumlah rata-rata itik yang digunakan oleh seluruh pelaku usaha tenak itik pedaging per jumlah rata-rata itik yang digunakan oleh seluruh pelaku usaha tenak itik pedaging selama satu periode adalah sebesar Rp 6 657 410.22dan biaya rata-rata diperhitungkan adalah sebesar Rp 1 200 868.85. Berdasarkan total dari biaya rata-rata tunai dan biaya rata-rata diperhitungkan maka didapatkan total biaya dari usaha ternak itik pedaging per jumlah rata-rata itik yang digunakan oleh

49

seluruh pelaku usaha tenak itik pedaging selama satu periode produksi adalah sebesar Rp 7 858 279.07. Apabila dibedakan menjadi kandang tipe basah (ada kolam) dan tipe kandang kering maka perhitungan biaya dari usaha ternak pedaging per jumlah rata-rata itik yang digunakan oleh seluruh pelaku usaha tenak itik pedaging per periode per periode adalah sebagai berikut (Tabel 7).

Tabel 7 Biaya rata-rata usaha ternak itik pedaging Kandang Basah (ada Kolam) dan kandang kering per jumlah rata-rata itik yang digunakan pelaku usaha ternak per periode

Komponen

Kandang Basah

(ada Kolam) Kandang Kering

Total (Rp) % Total (Rp) %

Biaya Variabel Tunai

DOD/Bibit 2 174 931.67 28.18 2 174 931.67 27.45

Pakan Starter (Pur) 881 848.18 11.43 1 034 512.84 13.06

Pakan Finisher (Pur) 1 526 675.94 19.78 499 390.30 6.30

Pakan Finisher (Campuran) 1 349 368.73 17.48 2 718 885.00 34.32

Vitamin 1 340.51 0.02 6 118.14 0.08

Vaksin dan Obat-obatan 2 734.18 0.04 7 067.51 0.09

Tenaga Kerja Luar Keluarga 295 598.31 3.83 209 406.25 2.64

Biaya Air (per bulan) 58 739.93 0.76 1 243.75 0.02

Biaya Transportasi 75 944.44 0.98 76 809.26 0.97

Biaya Variabel Diperhitungkan

Pakan Campuran 321 046.97 4.16 - 0.00

Tenaga Kerja Dalam Keluarga 681 965.31 8.84 874 947.91 11.04

Biaya Tetap Tunai

Biaya Listrik (per bulan) 100 476.19 1.30 83 486.72 1.05

Sewa Lahan - 0.00 72 441.62 0.91

Biaya Tetap Diperhitungkan

Penyusutan

a. Kandang Starter 13 882.71 0.18 8 883.64 0.11

b. Kandang Finisher 171 576.38 2.22 107 880.04 1.36

c. Peralatan Kandang Lainnya 32 446.18 0.42 27 191.78 0.34

Sewa Lahan Pribadi 29 408.58 0.38 19 887.97 0.25

Biaya Tunai 6 467 658.06 83.80 6 884 293.05 86.89

Biaya Diperhitungkan 1 250 326.13 16.20 1 038 791.35 13.11

Biaya Total 7 717 984.19 100.00 7 923 084.39 100.00

Sumber : Data Primer (diolah)

Berdasarkan perhitungan pada Tabel 7 maka didapatkan biaya rata-rata total dari usaha ternak itik pedaging di Kabupaten Bogor untuk satu ekor itik pedaging adalah sebesar Rp 23 038.76 untuk kandang basah (ada kolam) dan sebesar Rp 23 651.00 untuk kandang kering. Persentase biaya yang paling besar dikeluarkan untuk baik usaha ternak dengan kandang basah atau dengan kandang

50

kering berada pada biaya variabel tunai dengan masing-masing nilainya sebesar 82.50% dan 84.92%. Biaya yag paling besar dikeluarkan untuk usaha ternak itik pedaging baik secara umum ataupun dibedakan menjadi dua adalah biaya pakan untuk itik, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7 bahwa persentase biaya untuk pakan secara keseluruhan memiliki proporsi paling besar.

Perhitungan biaya usaha ternak itik pedaging per kilogram output itik pedaging yang dihasilkan ditunjukkan untuk mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu kilogram berat itik pedaging. Perhitungan biaya usaha ternak itik pedaging per kilogram output itik pedaging dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Biaya rata-rata total usaha ternak itik pedaging kandang basah (ada kolam) dan kandang kering per kilogram ekor itik per periode

Komponen

Kandang Basah (ada

Kolam) Kandang Kering Keseluruhan

Nilai (Rp/Kg) % Nilai (Rp/Kg) % Nilai (Rp/Kg) %

Biaya Tunai 20 014.48 89.12 19 382.42 91.04 19 395.26 87.39

Biaya Diperhtungkan 2 442.44 10.88 1 906.78 8.96 2 799.42 12.61

Biaya Total 22 456.91 100.00 21 289.20 100.00 22 194.68 100.00

Sumber : Data Primer (diolah)

Analisis pendapatan usaha pada usaha ternak itik pedaging dilakukan untuk mengetahui tingkat pendapatan yang diterima oleh usaha ternak. Pendapatan usaha usaha ternak itik pedaging diperoleh dari selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Apabila selisih tersebut bernilai positif, hal itu berarti bahwa usaha penggemukan sapi potong memperoleh keuntungan. Namun apabila selisihnya negatif, maka usaha dikatakan tidak menguntungkan atau menderita kerugian. Penerimaan usaha ternak itik pedaging merupakan perkalian dari jumlah itik pedaging yang dihasilkan dengan harga itik pedaging yang berlaku. Rata-rata waktu yang dibutuhkan usaha itik pedaging dari persiapan masuknya bibit sampai panen itik pedaging adalah selama 1.80 bulan atau selama 54 hari dengan tingkat kematian rata-rata sebesar 12.00%. Pendapatan usaha merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan dari usaha. Dalam usaha ternak itik pedaging analisis pendapatan secara keseluruhan dapat dilihat sebagai berikut (Tabel 9).

51

Tabel 9 Analisis pendapatan usaha ternak itik pedaging per jumlah rata-rata itik yang digunakan pelaku usaha ternak per periode

Komponen Unit Harga (Rp) Total (Rp)

Penerimaan

Penjualan Itik Pedaging 295 30 083.33 8 868 565.68

Biaya Tunai 6 657 410.22

Biaya Diperhitungkan 1 200 868.85

Biaya Total 7 858 279.07

Pendapatan atas Biaya Tunai 2 211 155.46

Pendapatan Atas Biaya Total 1 010 286.62

Sumber : Data Primer (diolah)

Apabila dibedakan menjadi pelaku usaha ternak dengan tipe kandang basah (ada kolam) dan kering maka perhitungan analisis pendapatan rata-rata usaha ternak itik pedaging adalah sebagai berikut, disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 Analisis pendapatan usaha ternak itik pedaging kandang basah (ada kolam) dan kandang kering per jumlah rata-rata itik yang digunakan pelaku usaha ternak per periode

Komponen Kandang Basah (ada Kolam) Kandang Kering

Unit Harga (Rp) Total (Rp) Unit Harga (Rp) Total (Rp) Penerimaan

Penjualan Itik Pedaging 30 321.43 295 8 938 757.14 295 29 875.00 8 807 150.00

Biaya Tunai 6 467 658.06 6 820 906.63

Biaya Diperhitungkan 1 220 917.55 1 021 389.37

Biaya Total 7 688 575.61 7 842 296.00

Pendapatan atas Biaya Tunai 2 471 099.09 1 986 243.37 Pendapatan Atas Biaya Total 1 250 181.54 964 854.00 Sumber : Data Primer (diolah)

Rasio penerimaan dan biaya atau yang lebih dikenal dengan rasio R/C digunakan untuk mengetahui keuntungan relatif usahatani berdasarkan perhitungan finansial. Rasio R/C menunjukkan besarnya penerimaan yang diperoleh dengan pengeluaran dalam satu satuan biaya. Menurut perhitungan

Dokumen terkait