• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

7.1. Penerimaan Usahatani Kedelai Edamame

Analisis terhadap penerimaan usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan merupakan analisis atas penerimaan tunai. Penerimaan tunai merupakan penerimaan yang langsung diperoleh oleh petani dalam bentuk uang tunai dari hasil penjualan kedelai edamame yang terdiri dari dua jenis yaitu penjualan dari kedelai edamame yang berkualitas baik dan kedelai edamame afkir. Kedelai edamame yang berkualitas baik merupakan kedelai edamame yang memiliki polong 2 dan 3 serta tidak ada bagian yang cacat pada polongnya. Kedelai edamame yang berkualitas baik dijual kepada PT Saung Mirwan dengan harga Rp 6.750,00 per kg. Kedelai edamame afkir merupakan kedelai edamame yang memiliki polong satu atau kedelai edamame yang cacat ataupun rusak. Kedelai edamame ini dijual oleh petani ke pasar tradisional dengan harga Rp 1.500,00.

Penerimaan usahatani kedelai edamame petani mitra dapat dihitung dari hasil perkalian antara jumlah hasil produksi kedelai edamame dengan harga yang berlaku. Jumlah rata-rata kedelai edamame yang berkualitas baik pada musim tanam terakhir tahun 2010 adalah 3.735,99 kg/ha dengan harga jual yang telah ditetapkan oleh PT Saung Mirwan sebesar Rp 6.750,00 per kg. Penerimaan tunai kedelai edamame dari edamame yang berkualitas baik adalah sebesar Rp 25.217.932,50. Sedangkan jumlah rata-rata kedelai edamame afkir pada musim tanam terakhir tahun 2010 adalah sebesar 460,75 dengan harga jual Rp 1.500, sehingga didapatkan hasil penerimaan tunai yang berasal dari kedelai edamame afkir adalah sebesar Rp 691.125,00. Berdasarkan hasil hitungan tersebut, maka penerimaan tunai total petani adalah sebesar Rp 25.909.057,50.

7.2. Biaya Usahatani Kedelai Edamame

Biaya usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan terdiri dari dua bagian, yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani mitra PT Saung Mirwan yang dijadikan responden meliputi pembelian benih, pemupukan, obat pestisida, biaya tenaga kerja luar

77 keluarga (TKLK), dan pajak lahan. Sementara itu biaya yang diperhitungkan adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh petani untuk kegiatan produksi yang harus diperhitungkan sebagai pengeluaran petani untuk kegiatan usahatani kedelai edamame. Biaya yang diperhitungkan yang dikeluarkan oleh petani mitra PT Saung Mirwan yang menjadi responden meliputi biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK), biaya penyusutan, dan biaya sewa lahan milik. Berikut adalah Tabel 19 yang menyajikan gambaran biaya usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan yang dijadikan responden.

Tabel 19. Biaya Usahatani Kedelai Edamame Petani Mitra PT Saung Mirwan Musim Tanam Terakhir Tahun 2010

Keterangan Jumlah Harga Satuan

(Rp) Nilai (Rp) % atas biaya Biaya tunai TKLK (HOK) 184,11 25.000,00 4.602.750,00 28,26 Benih (kg) 67,8 40.000,00 2.712.000,00 16,65

Pajak lahan (ha/3 bulan) 1,00 215.000,00 215.000,00 1,32

Pupuk Urea (kg) 335,02 2.000,00 670.040,00 4,11 Pupuk KCL (kg) 117,31 3.000,00 351.930,00 2,16 Pupuk TSP (kg) 149,1 3.000,00 447.300,00 2,75 Pupuk ZA (kg) 53,4 2.000,00 106.800,00 0,66 Pupuk NPK Phonska (kg) 121 4.000,00 484.000,00 2,97 Pupuk Kandang (kg) 4221,3 166,67 703.564,07 4,32

Pupuk Daun (gram) 780,8 70,00 54.656,00 0,34

Pupuk Buah (gram) 994,5 70,00 69.615,00 0,43

Insektisida (liter) 5,35 90.000,00 481.500,00 2,96

Fungisida (kg) 2,91 93.500,00 272.085,00 1,67

Zat Pengatur Tumbuh (liter) 6,19 70.000,00 433.300,00 2,66

Total biaya tunai 11.604.540,07 71,24

Biaya diperhitungkan

TKDK (HOK) 133,87 25.000,00 3.346.750,00 20,55

Sewa lahan (ha/3 bulan) 1 1.250.000,00 1.250.000,00 7,67

Penyusutan 88.115,00 0,54

Total biaya diperhitungkan 4.684.865,00 28,76

Total biaya 16.289.405,07 100,00

Biaya terbesar yang dikeluarkan dalam usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan adalah biaya tenaga kerja luar keluarga (TKLK) yaitu sebesar 4.602.750,00 atau 28,26 persen dari biaya total. Biaya untuk TKLK

78 menjadi biaya terbesar dikarenakan dalam melaksanakan kegiatan usahatani kedelai edamamenya para petani mitra PT Saung Mirwan lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga yaitu sebesar 184,11 HOK setiap satu hektar lahan yang diusahakan. Nilai tersebut dikalikan dengan upah yang berlaku di lokasi penelitian yaitu sebesar Rp 25.000,00 dengan jam kerja selama 8 jam. Tenaga kerja luar keluarga biasanya dibutuhkan untuk kegiatan pengolahan lahan, penyiangan, dan panen. Sementara itu tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) menjadi komponen biaya terbesar kedua yaitu sebesar Rp 3.346.750,00 atau 20,55 persen atas biaya total. Tenaga kerja dalam keluarga biasa digunakan untuk kegiatan penanaman, penyulaman, pemupukan, dan pengendalian OPT.

Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian benih menjadi komponen biaya terbesar ketiga yaitu sebesar Rp 2.712.000,00 atau 16,65 persen atas biaya total. Benih didapat oleh petani mitra dari PT Saung Mirwan dengan cara dihutangkan dan dibayarkan ketika penyerahan hasil panen. Komponen biaya selanjutnya yang memberikan pengeluaran terbesar adalah komponen biaya untuk sewa lahan yaitu sebesar Rp 1.250.000,00 atau sebesar 7,67 persen atas biaya total. Harga sewa lahan di lokasi penelitian adalah sekitar Rp 5.000.000,00 per hektar per tahun. komponen biaya untuk pemupukan. Biaya sewa lahan dimasukkan ke dalam biaya yang diperhitungkan karena mayoritas petani mitra kedelai edamame PT Saung Mirwan melakukan kegiatan usahataninya pada lahan milik sendiri dan garapan, sehingga mereka tidak perlu mengeluarkan biaya tunai untuk sewa lahan dalam melakukan kegiatan usahataninya. Walaupun mereka tidak mengeluarkan biaya tunai untuk sewa mereka harus mengeluarkan biaya pajak yaitu sebesar Rp 215.000,00 atau 1,32 persen atas biaya total.

Komponen biaya terbesar lainnya adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemupukan, yang terdiri dari biaya untuk pupuk urea sebesar 4,11 persen atas biaya total, biaya untuk pupuk KCL sebesar 2,16 persen, biaya untuk pupuk TSP sebesar 2,75 persen, biaya unutk pupuk ZA sebesar 0,66 persen, biaya untuk pupuk NPK Phonska sebesar 2,97 persen, biaya untuk pupuk kandang sebesar 4,32 persen, biaya untuk pupuk daun dan pupuk buah masing-masing sebesar 0,34 dan 0,43 persen atas biaya total. Selain pemberian pupuk kimia dan pupuk kandang sebagian petani mitra juga menambahkan zat pengatur tumbuh dalam

79 melakukan usahataninya. Biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian zat pengatur tumbuh yaitu sebesar Rp 433.300,00 atau 2,66 persen atas biaya total.

Biaya yang dikeluarkan untuk pengendalian OPT dibagi menjadi dua yaitu biaya untuk pembelian fungisida dan insektisida. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian insektisida adalah sebesar Rp 481.500,00 atau 2,96 persen atas biaya total. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk pembelia fungisida adalah sebesar Rp 272.085,00 atau sebesar 1,67 persen.

Biaya penyusutan menjadi biaya yang diperhitungkan bersama dengan biaya tenaga kerja dalam keluarga dan biaya sewa lahan. Biaya penyusutan merupakan nilai dari penyusutan atas peralatan yang digunakan seperti cangkul, ember, sprayer, koret, golok dan sabit. Besar biaya penyusutan yaitu sebesar Rp 88.115,00 atau 0,54 persen atas biaya total.

7.3. Pendapatan Usahatani Kedelai Edamame

Pendapatan usahatani kedelai edamame merupakan selisih antara penerimaan usahatani kedelai edamame dengan pengeluaran usahatani kedelai edamame. Suatu pendapatan usahatani dikatakan layak apabila memiliki R/C rasio lebih dari satu. Analisis R/C rasio digunakan untuk menunjukkan perbandingan antara nilai output terhadap nilai inputnya.

Penerimaan usahatani kedelai edamame petani mitra PT Saung Mirwan yang dijadikan responden adalah sebesar Rp 25.909.057,50, sedangkan biaya tunai yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani kedelai edamame adalah sebesar Rp 11.604.540,07 dan biaya total yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 16.289.405,07. Berikut adalah Tabel 20 yang menyajikan rincian perhitungan pendapatan dan rasio penerimaan usahatani kedelai edamame per hektar petani mitra PT Saung Mirwan pada musim tanam terakhir tahun 2010.

80

Tabel 20. Perhitungan Pendapatan dan Rasio Penerimaan Terhadap Biaya (R/C) Usahatani Kedelai Edamame per Hektar Petani Mitra PT Saung Mirwan Musim Tanam Terakhir Tahun 2010

Komponen Nilai (Rp)

A. Penerimaan Total 25.909.057,50

B. Biaya Tunai 11.604.540,07

C. Biaya Diperhitungkan 4.684.865,00

D. Total Biaya (B+C) 16.289.405,07

Pendapatan Atas Biaya Tunai (A-B) 14.304.517,43

Pendapatan Atas Biaya Total (A-D) 9.619.652,43

R/C atas Biaya Tunai 2,23

R/C atas Biaya Total 1,59

Berdasarkan Tabel 20 terlihat bahwa nilai pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total per luasan lahan satu hektar adalah sebesar Rp 14.304.517,00 dan Rp 9.619.652,43. Namun jika dilihat dari nilai rata-rata penggunaan lahan para petani responden yang hanya 0,13 ha, maka nilai pendapatan atas biaya tunai menjadi Rp 1.859.587, sedangkan nilai pendapatan atas biaya total menjadi Rp 1.250.555. Kedua nilai tersebut masih lebih besar dari nol sehingga usahatani kedelai edamame yang dilakukan oleh petani mitra PT Saung Mirwan menguntungkan untuk diusahakan. Selain itu nilai R/C Rasio atas biaya tunai usahatani kedelai edamame di lokasi penelitian juga lebih dari satu yaitu sebesar 2,23. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1.000,00 yang dikeluarkan petani dalam kegiatan usahatani kedelai edamame akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 2.230,00. Sedangkan nilai R/C rasio atas biaya total adalah 1,59. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp 1.000,00 biaya total yang dikeluarkan oleh petani dalam kegiatan usahatani kedelai edamame akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1.590,00. Berdasarkan hasil analisis R/C rasio maka kegiatan usahatani kedelai edamame yang dilakukan oleh petani mitra PT Saung Mirwan layak dan menguntungkan untuk diusahakan. Hal ini dikarenakan nilai R/C atas biaya tunai maupun R/C atas biaya total lebih dari satu.

81