• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Sistematisasi, yaitu menyusun data yang telah dievaluasi dan diklasifikasi dengan tujuan agar terciptanya keteraturan dalam menjawab permasalahan.

E. Analisis Data

Tahap selanjutnya setelah pengolahan data adalah analisis data, analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yaitu suatu analis data dengan cara menguraikan, menginterpretasikan data yang diperoleh dalam bentuk uraian. Dari hasil analisis ini dapat diketahui serta diperoleh kesimpulan secara umum yang didasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus dan selanjutnya dengan beberapa kesimpulan tersebut dapat diajukan saran.

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana diuraikan dalam bab-bab terdahulu maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

1. Penegakan Hukum Pidana terhadap Pelaku Tindak Pidana Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Jaring Garuk Kerang yang Dilarang Studi Putusan PN No: 237/Pid.Sus/2013/PN.TK terdapat 3 tahap yaitu: pertama tahap Formulasi adalah tahap penegakan hukum pidana oleh badan pembentuk undang-undang yaitu DPR, dalam kasus tersebut sudah diatur dalam Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang No 31 Tahun 2004 tentang Perikanan Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, kedua tahap Aplikasi adalah tahap yang dimulai dari penyelidikan oleh kepolisisan, dakwaan oleh kejaksaan, hingga putusan hakim di pengadilan, ketiga tahap Eksekusi adalah tahap penegakan hukum pidana secara konkret oleh aparat pelaksana pidana bertugas menegakkan aturan yang telah dibuat oleh pembentuk undang-undang melalui penerapan pidana yang telah ditetapkan oleh pengadilan. Sesuai surat keputusan dari Pengadilan Negeri Tanjung Karang dengan Nomor Putusan : 237/Pid.Sus/2013/PN TK yang menyatakan tersangka Misni Bin Samiran diputus dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun penjara dan denda Rp 700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah) dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar diganti dengan kurungan penjara selama 2 (dua) bulan.

2. Faktor Penghambat Penegakan Hukum Pidana terhadap Pelaku Tindak Pidana Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Jaring Garuk Kerang yang dilarang Studi Putusan PN No: 237/Pid.Sus/2013/PN.TK

a. Faktor penegak hukum, dilihat dari para penegak hukumnya sendiri, yaitu kurangnya personil Kepolisian Perairan Bandar Lampung, bila dibandingkan dengan luas wilayahnya.

b. Faktor sarana dan prasarana, berkaitan dengan faktor sarana dan fasilitas tersebut yaitu kurangnya fasilitas seperti kapal yang kualitasnya kurang baik pada Kepolisian Perairan Polda Lampung , keterbatasan sistem radar sebagai signal pemeberi peringatan kepada aparat penegak hukum terhadap kapal asing yang melintasi perairan Indonesia tanpa izin khususnya kapal-kapal tersebut melakukan penangkapan ikan, serta alat komunikasi yang kurang memadai untuk memberitahukan situasi laut antara para petugas Kepolisian Perairan.

c. Faktor masyarakat, kesadaran masyarakat masih rendah mengenai alat penangkapan ikan yang dilarang maupun yang tidak dilarang serta ketidaktahuan masyarakat mengenai undang-undang yang mengatur tentang perikanan yaitu Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 perubahan atas Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Seharusnya aparat penegak hukum melakukan sosialisasi yang lebih evektif kepada masyarakat untuk memberitahukan hal tersebut sehingga terjalin kerjasama antara aparat penegak hukum dan masyarakat setempat.

d. Faktor Kebudayaan yaitu sebagai contoh Indonesia, Indonesia adalah negara maritim yang sebagian dari wilayah Indonesia adalah laut. Sehingga penduduk yang bertempat tinggal di daerah pinggir pantai bekerja sebagai nelayan, karena banyaknya penduduk yang bekerja sebagai nelayan ada sebagian dari penduduk yang menggunakan cara-cara yang salah bahkan dengan alat-alat penangkapan ikan yang dilarang. Dalam kasus ini hal-hal tersebut menjadi budaya bagi masyarakat itu sendiri yaitu dengan menghalalkan segala cara demi mencapai keuntungan yang diperoleh.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran penulis adalah:

1. Para penegak hukum yaitu Kepolisian Perairan, Kejaksaan, dan Hakim harus melaksanakan perannya masing-masing dengan baik serta meningkatkan kinerja kerja dalam upaya penegakan hukum terhadap tindak pidana penggunaan alat penangkapan ikan jaring garuk kerang yang dilarang agar dapat terlaksananya penegakan hukum yang maksimal.

2. Aparat penegak hukum harus lebih memperhatikan sarana dan fasilitas yang dibutuhkan, menjalin kerjasama antara masyarakat dan aparat penegak hukum untuk mensosialisasikan bahaya penggunaan alat penangkapan ikan yang dilarang serta mensosialisasikan Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 perubahan atas Undang-Undang-Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan agar masyarakat mengetahui aturan yang terdapat di dalamnya.

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Perumusan Masalah dan Ruang Lingkup... 7

C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

D.Kerangka Teoritis dan Konseptual ... 9

E. Sistematika Penulisan ... 15

II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tindak Pidana Perikanan ... 17

B.Tindak Pidana Menggunakan Alat Penangkap Ikan yang dilarang... 24

C.Penegakan Hukum Pidana... 31

III. METODE PENELITIAN A.Pendekatan Masalah ... 41

B.Sumber Data dan Jenis Data... 42

C.Penentuan Narasumber... 43

D.Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data... 44

A. Karakteristik Responden ... 46 B. Gambaran Putusan Pengadilan Negeri Tanjung Karang

Putusan No:237/Pid.Sus/2013/PN.TK... 47 C. Penegakan Hukum Pidana terhadap Pelaku Tindak Pidana

Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Jaring Garuk Kerang yang dilarang Berdasarkan Putusan

No: 237/Pid.Sus/2013/PN.TK ... 49 D. Faktor Pengahambat Penegakan Hukum Pidana terhadap Pelaku

Tindak Pidana Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Jaring Garuk Kerang yang dilarang Berdasarkan Putusan

No: 237/Pid.Sus/2013/PN.TK ... 56 V. PENUTUP A. Simpulan ... 65 B. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku/Literatur

Ali, Zainudin. 2011, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.

Andrisman, Tri. 2011, Hukum Pidana, Universitas Lampung, Bandar Lampung. ---. 2009, Asas-Asas dan Dasar Aturan Hukum Pidana Indonesia, Bagian

Hukum Pidana Unila, Bandar Lampung.

Bisri, Ilhami. 2012, Sistem Hukum Indonesia: Prinsip-Prinsip & Implementasi Hukum di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta.

Daud, Silalahi M. 2011, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, PT. Alumni, Bandung.

Hamzah, Andi. 2008, Penegakan Hukum Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta.

Husin, Sukanda. 2009, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.

Lamintang, P.A.F. 1990, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Sinar Baru, Bandung.

Muhammad, Abdulkadir. 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

Muladi. 1995, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Undip, Semarang. Nawawi, Arif Barda. 2011, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Kencana

Prenada, Jakarta.

---, 2001, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan, Citra Aditya Bakti, Bandung.

---. 2012, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,

Rajawali Pers, Jakarta.

Syahrul, Machmud. 2012, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Supriadi. 2011, Hukum Perikanan Indonesia, Sinar Grafika Offset, Jakarta. Tutik, Titik Triwulan. 2006, Pengantar Ilmu Hukum, Prestasi Pustaka, Jakarta. Tribawono, Djoko. 2002, Hukum Perikanan Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,

Bandung.

B. Peraturan Perundang-undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan.

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

C. Internet http://id.wikipedia.org/wiki/Kerang http://id.m.wikipedia.org/wiki/perikanan http://jimly.com/../penegakan_hukum.pdf http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/5369/Ketentuan-Penggunaan-Alat Penangkap http://ojs.unud.ac.id/index.php/blje/article/download/6517/5015

Dokumen terkait