• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISA DATA

METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian

C. Tanggung Jawab

5.2 Interprestasi Data

5.2.3 Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja PNS

Setelah data diuji secara empiris dengan metode statistik, maka hipotesis alternatif yang diajukan dapat diterima. Dari hasil pengujian data dapat dilihat bahwa pendidikan dan pelatihan prajabatan mempunyai hubungan yang positif terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor BKPP Kabupaten Aceh Tamiang dan berada pada kategori sedang.

Berdasarkan keterangan diatas maka dapat diketahui bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan kinerja yang baik adalah melalui Pendidikan dan Pelatihan yang diikuti oleh setiap pegawai

Seberapa besar pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap kinerja PNS dapat dilihat Melalui pengujian data-data responden sebagai instrument penelitian yang sudah dinyatakan valid dan reliabel melalui uji validitas dan reabilitas, maka dapat dilihat bahwa pengaruh pendidikan dan pelatihan prajabatan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil adalah sebesar 0,435%, itu artinya hal ini dapat dibuktikan melalui pengujian dengan menggunakan rumus korelasi product moment yang telah dikonsultasikan dengan tabel “nilai-nilai r Korelasi product

moment” dimana harga r hitung > r tabel yaitu (0,435 > 0,374). Ini artinya

pengaruh antara Pendidikan dan Pelatihan mempunyai hubungan yang positif. Dengan menggunakan pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2006:214), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pegawai berada pada kategori sedang karena berkisar antara 0,40 – 0,599%.

Selanjutnya pengaruh tersebut dapat dikatakan signifikan karena telah diuji dengan rumus uji signifikan Korelasi product moment dan dikonsultasikan dengan tabel “nilai-nilai Distribusi t” dengan nilai sebesar 2,463 dimana bahwa harga t hitung > t tabel yaitu ( 2,463 > 2,056 ), Dari hasil uji signifikan tersebut maka dapat dilihat letak nilai uji signifikan dengan taraf kesalahan 5% uji dua pihak dan dk = n-2 = 26, maka diperoleh t-tabel = 2,056. Karena t-hitung lebih besar dari t-tabel maka variabel program Pendidikan dan Pelatihan memiliki hubungan positif Ini artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi kesimpulannya koefisien korelasi antara Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja PNS sebesar 2,463 adalah signifikan, artinya koefisien korelasi tersebut dapat diterima dan dapat digeneralisasikan atau dapat berlaku pada populasi dimana sampel yang 28 orang diambil.

Setelah hasil penelitian diketahui bahwa hubungan antara Pendidikan dan Pelatihan terhadap kinerja PNS memiliki hubungan yang positif, signifikan, dan berada pada kategori sedang, maka dapat juga dilihat dari Koefisien Determinan antara variabel Pendidikan dan Pelatihan dengan variabel Kinerja PNS bahwa sekitar 18,92% Diklat dapat mempengaruhi kinerja pegawai, dan selebihnya yaitu 81,08% dipengaruhi oleh faktor lain yang belum diperhitungkan dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil wawancara penulis degan Kepala BKPP sebagai atasan langsung yang dapat melihat perubahan pada peserta Diklat tersebut sesudah mengikuti Diklat, secara umum mereka mengatakan bahwa ada perubahan kea rah yang lebih baik pada peserta Diklat dimaksud dalam bekerja dan memberikan pelayanan dibandingkan dengan sebelum mengikuti Diklat, ini berarti peserta telah menerapkan ilmu yang mereka peroleh dalam kegiatan Diklat Prajabatan ketika mereka telah kembali bertugas, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Kepala pada kantor BKPP tersebut, Bapak Drs. Basyaruddin, SH. (tanggal 1 April 2011), bahwa :

“Diklat Prajabatan berpengaruh terhadap kinerja PNS dalam

memberikan pelayanan kepada publik, dapat dilihat dengan terjadi

perubahan sikap dan perilaku, kinerja yang lebih baik, ditunjukkan

dengan kemampuan mengerjakan pekerjaannya sehari-hari yang

berkaitan dengan pelayanan yang diberikan, sikap PNS bersangkutan

juga lebih disiplin. Menurut pendapat saya, dengan mengikuti Diklat

dapat meningkatkan pengetahuan PNS bersangkutan, karena dalam

kegiatan Diklat mereka memperoleh masukan berupa pengetahuan baik

materi pelayanan prima dan konsep Manajemen Sumber Daya Manusia,

serta sebagai petunjuk, peraturan-peraturan yang didapat dari

masing narasumber, yang akan diterapkan di tempat tugas

Sejalan dengan pendapat tersebut, Sekretaris BKPP, Zulkarnain, SE (2 April 2011) menyatakan bahwa :

“Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan berpengaruh positif terhadap

pegawai yang telah mengikutinya, dimana terjadi perubahan yang dapat

dilihat pada timbulnya sikap disiplin, mandiri, loyalitas dan menyesuaikan

diri. Penerapan hasil Diklat dapat dilakukan secara perlahan. Tetapi ada

hal lain yang menyebabkan kualitas pelayanan secara umum belum

maksimal, terutama karena masih kurangnya sarana dan fasilitas yang

tersedia untuk mendukung kelancaran pekerjaan. Hal ini dapat

dimengerti, karena Kabupaten Aceh Tamiang merupakan daerah

pemekaran yang sedang terus berusaha untuk meningkatkan kinerja

aparatur dan pelayanan public dari tahun ke tahun agar menjadi lebih

baik.”

Pendapat yang gak berbeda dikemukan oleh Kabid Perencanaan dan Pengembangan Karier yaitu Bapak Wan Syahrir, SE. (3 April 2011) yang menyatakan bahwa :

”Dengan mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan, tidak berarti

bahwa sepenuhnya hasil yang didapatkan dalam kegiatan Diklat

diterapkan oleh PNS dalam bidang tugasnya, tetapi hanya sebagian saja

yang diterapkan. Hal ini bisa terjadi karena PNS belum menghayati apa

yang didapatnya dalam kegiatan Diklat. Terlihat pada belum

maksimalnya PNS tersebut dalam memanfaatkan waktu kerja, serta dalam

diatasi sendiri oleh PNS tersebut, dalam hal ini pimpinan harus

membantu.”

Selanjutnya hasil wawancara dari staf BKPP sekaligus alumni Diklat Prajabatan 2010 yaitu kepada Bapak Cakra Arbas, SHI (4 April 2011)

“Menurut saya pribadi Diklat itu ada hubungannya dengan peningkatan

kinerja pegawai. Saya sangat merasakan manfaat dari diklat yang pernah

saya ikuti, tetapi kemudian apa yang saya rasakan secara pribadi itu

juga pada akhirnya sangat bermanfaat bagi instansi tempat saya

bekerja saat ini. Walaupun Diklat di Kabupaten AcehTamiang masih

belum sangat baik karena adanya kendala fasilitas dan anggaran, namun

tetap bahwa Diklat dapat mempengaruhi kinerja saya sekaligus

meningkatkan rasa percaya diri saya, dan tugas-tugas pun saya lakukan

dengan tepat waktu.”

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil itu sifatnya relatif, hal ini seperti yang dikatakan oleh salah satu staf di Kantor BKPP yaitu Ibu Halimatun Sa’diah (4 April 2011) mengatakan bahwa :

“Tidak banyak perubahan kinerja setelah mengikuti Diklat Prajabatan,

dan ini sifatnya relatif, mungkin ada sebagian orang yang merasakan

pengaruh besar dari dampak Diklat, hanya tergantung masing-masing

penilaian saja, namun saya rasa Diklat Prajabatan hanya dianggap

formalitas saja, ilmu-ilmu yang diajarkan saat Diklat kurang bisa

diterapkan karena materi Diklat yang kurang sesuai, namun

disiplin, bertanggung jawab, dan kemampuan berkomikasi dan

mengemukakan pendapat di depan orang banyak.”

Jadi, berdasarkan keseluruhan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum, peserta telah menerapkan ilmu yang mereka peroleh dalam kegiatan Diklat Prajabatan ketika mereka telah kembali bertugas, hal ini ditandai dengan peningkatan Kinerja dalam bidang pelayanan publik setelah mengikuti Diklat baik dari segi pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta perilaku PNS bersangkutan, yang kemudian peningkatan kinerja tersebut dapat dilihat pada sikap PNS dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan dalam pelayanan publik yang mereka lakukan menjadi lebih baik, meskipun dapat juga dikatakan bahwa penerapan hasil Diklat tersebut belum sepenuhnya maksimal.

Hasil penelitian ini juga di dukung oleh penelitian orang lain yaitu oleh Iskandar (2008), dengan judul “Hubungan Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Lhokseumawe”. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptip kuantitatif, sedangkan teknik analisa data dengan menggunakan distribusi frekuensi dan analisa korelasi Spearman's. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara pendidikan dengan kompetensi, ini artinya bahwa tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap kemampuan pegawai untuk dapat melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik. Angka yang diperoleh menunjukan bahwa pegawai yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan juga telah mengikuti Diklat akan semakin meningkat kompetensinya.

Hasil penelitian Yogyasari (2007), dengan judul “Upaya Meningkatkan Kinerja Melalui Pendidikan Pelatihan Jabatan Bagi Pegawai Negeri Sipil

Pemerintah Kota Semarang”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan yang diadakan sangat besar pengaruhnya, karena dengan diadakannya pendidikan dan pelatihan jabatan bagi Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Semarang 68,2% dapat meningkatkan kinerja pegawai yang ada pada Kota Semarang tersebut.

Oleh sebab itu, suatu instansi harus dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya. Untuk meningkatkan kualitas atau kemampuan-kemampuan pegawainya tersebut, dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan. Hal ini juga tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Karena pendidikan dan pelatihan merupakan bagian tidak terpisahkan dari usaha pembinaan Pegawai Negeri Sipil secara menyeluruh. Sehingga Diklat Prajabatan yang hanya sebagai syarat untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil bukan hanya dianggap sebagai tindakan formalitas, tapi secara tidak langsung dapat meningkatkan kinerja mereka setelah menjadi Pegawa Negeri Sipil, dan menjalankan tugasnya untuk melayani publik dengan baik.

BAB 6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Setelah hasil penelitian ini diinterpretasikan dan dianalisis maka dalam bab ini penulis dapat menarik kesimpulan yang menjadi initi dari penelitian yang telah dilakukan mengenai Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat Prajabatan) terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil dalam Pelayanan Publik di Kantor BKPP Kabupaten Aceh Tamiang, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Secara keseluruhan dari tabel-tabel data yang didapatkan dari penyebaran kuesioner kepada seluruh pegawai yang pernah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat Prajabatan) dari tahun 2003 – 2010 di Kantor BKPP Kabupaten Aceh Tamiang dikategorikan sedang. Berdasarkan tabel 40 yaitu distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk variabel X menunjukkan bahwa Pendidikan dan Pelatihan yang terdiri dari indikator Peserta Diklat, Materi Diklat, Metode Pembelajaran, Widyaswara/infrastuktur dan Fasilitas Diklat berada pada kategori sedang dengan persentase 53,57%. 2. Berdasarkan tabel 41 yaitu tabel distribusi frekuensi kalsifikasi jawaban

responden untuk variabel Y menunjukkan bahwa kinerja Pegawai Negeri Sipil yang terdiri dari indikator Kesetiaan, Prestasi Kerja, Tanggung Jawab, Ketaatan, Kejujuran, Kerjasama, Prakarsa, dan Kepemimpinan berada pada kategori sedang dengan persentase 39,29%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor BKPP Kabupaten Aceh Tamiang tersebut berada pada kategori yang sedang.

3. Berdasarkan analisa Korelasi Product Moment diketahui bahwa terdapat pengaruh positif antara Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil dengan korelasi sebesar 0,491%. Berdasarkan interprestasi tersebut maka pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat Prajabatan) terhadap Kinerja PNS berada pada kategori sedang yang berkisar antara (0,40 – 0,599). Dari r-hitung yang diperoleh sebesar 0,491 bila dibandingkan dengan r-tabel sebesar 0,374, maka didapat r-hitung lebih besar dari r-tabel (0,491 > 0,374). Dengan demikian hal ini memperlihatkan bahwa koefisien korelasi adalah signifikan dan hipotesa alternatif yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.

4. Berdasarkan hasil uji “t”, diperoleh t-hitung sebesar 2,873, Selanjutnya harga t-hitung tersebut dibandingkan dengan harga t-tabel dengan tingkat kesalahan 5% dan dk = n-2 maka diperoleh t-tabel sebesar 2,056 Dengan demikian dapat dilihat bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel (2,873.>2,056) dan t-hitung berada pada daerah Ha (Hipotesa Alternatif). Jadi kesimpulannya koefisien korelasi antara Pendidikan dan Pelatihan (Diklat Prajabatan) terhadap kinerja PNS sebesar 2.873% adalah signifikan dan Hipotesa Alternatif diterima, artinya koefisien tersebut dapat diterima dan dapat digeneralisasikan atau dapat berlaku pada populasi dimana sampel yang 28 orang diambil.

5. Dan berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh bahwa besar pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat Prajabatan) terhadap Kinerja PNS yakni sebesar 24,10%. Dan sisanya sebesar 75,90% dipengaruhi oleh faktor lain.

6.2 Saran

Dengan melihat hasil penelitian yang telah disimpulkan maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Instansi

a. Perlu adanya peningkatan dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pleatihan jabatan, supaya kinerja pegawai dapat ditingkatkan secara maksimal.

b. Perlu adanya faktor-faktor yang dapat mendorong pegawai untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan jabatan sehingga pegawai tersebut akan mendapatkan hasil yang lebih optimal, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja pegawai itu sendiri

2. Bagi Pegawai selaku Peserta Diklat

a. Para peserta Pendidikan dan Pelatihan jabatan sebaiknya lebih disiplin dan menaati peraturan yang telah ditetapkan, sehingga Pendidikan dan Pelatihan dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya kendala

b. Bagi pegawai ada baiknya perlu mengikuti tidak hanya diklat yang diadakan dalam lingkungan organisasi, namun juga diklat yang diadakan dari luar organisasi sehingga dapat menambah pengalaman pegawai dan mempermudah pegawai dalam menyelesaikan kegiatan-kegiatan khususnya yang berhubungan dengan pelayanan publik.

3. Bagi Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang

a. Mengingat pentingnya prasarana Diklat bagi kelancaran kegiatan Diklat, maka menurut penulis Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang perlu untuk menganggarkan dana untuk membangun prasarana Diklat yang dibutuhkan

guna pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia melalui kegiatan Diklat baik itu Diklat Prajabatan maupun Diklat Lainnya seperti Diklat Kepemimpinan, Diklat Fungsional dan Diklat Teknis.

b. Perlu adanya gedung tersendiri khusus untuk tempat pelaksanaan kegiatan Diklat di Kabupaten Aceh Taminag agar tidak akan menghambat kegiatan Diklat serta menyulitkan pihak pengelola Diklat dan Peserta Diklat.

Dokumen terkait