• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penghematan Biaya Perusahaan dari Implementasi

Dalam dokumen T1 232008175 Full text (Halaman 35-43)

4. Analisis Data

4.6 Analisis Penghematan Biaya Perusahaan dari Implementasi

7. Perawatan

- membersihkan perlengkapan, peralatan dan area pabrik

pembersihan alat-alat kerja dan area

pabrik

- mengecek tungku kayu pengecekan tungku kayu

Waktu istirahat dimanfaatkan karyawan untuk mengobrol dan makan, dalam aktivitas ini terdapat pemborosan terhadap penggunaan beras untuk konsumsi 10 karyawan dimana perusahaan setiap harinya menyediakan 4 kg beras dan uang untuk pembelian sayur.

Pengunaan kipas angin dalam proses penirisan produk menyebabkan pemborosan dalam pemakaian listrik, timing yang tidak tepat dalam pengambilan loyang dari tungku kayu menyebabkan sebagian produk mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dipasarkan serta kecerobohan dan aktivitas mengobrol karyawan menyebabkan kinerja karyawan tidak maksimal

4.6. Analisis Penghematan Biaya Perusahaan dari Implementasi Cost Reduction Program

Dari hasil analisis biaya-biaya aktivitas yang ada pada Perusahaan Makanan ”57”, terlihat adanya biaya yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah. Biaya tidak bernilai tambah terjadi karena pelaksanaan aktivitas tidak bernilai tambah dan pelaksanaan aktivitas bernilai tambah yang tidak efisien. Dengan menganalisis aktivitas diharapkan perusahaan bisa mengetahui aktivitas-aktivitas mana yang bisa direduksi atau aktivitas mana yang bisa dihilangkan sehingga perusahaan akan memperoleh perbaikan-perbaikan atas aktivitas-aktivitas yang ada dan tercipta penghematan biaya aktivitas-aktivitas demi tercapainya laba yang maksimal.

4.6.1 Analisis Penghematan pada Aktivitas Pembelian Bahan Baku

Perusahaan dalam aktivitas pembelian bahan baku mempunyai dua pemasok yaitu dari Salatiga dan Semarang, bahan baku yang dibeli dari Semarang yaitu bahan baku margarin dan sisanya dibeli dari pemasok Salatiga, pembelian margarin dari pemasok Semarang disebabkan keserdiaan margarin di Salatiga terbatas sehingga perusahaan memesan dari Semarang. Aktivitas pembelian bahan baku dari pemasok yang berlokasi di luar kota, yaitu Semarang menimbulkan waktu tunggu menjadi lama dan pembebanan biaya transportasi kepada pihak perusahaan sebesar 5 % dari pembelian. Perusahaan dalam melakukan pembelian dilakukan secara kredit sehingga tidak mendapat potongan pembelian dari pemasok.

Pembebanan biaya transportasi ini merupakan pemborosan biaya karena dalam pembelian bahan baku perusahaan seharusnya tidak perlu melakukan pembayaran atas biaya transportasi. Untuk mengurangi pemborosan biaya, aktivitas ini dapat dikelola dengan pemilihan aktivitas (Activity Selection). Aktivitas pembelian bahan baku dari pemasok Semarang dapat digantikan melalui pembelian bahan baku margarin berkualitas satu tingkat dibawah dari pemasok Semarang serta harga yang lebih murah dengan keserdiaan bahan baku dari pemasok Ambarawa, sehingga pemborosan yang terjadi karena biaya tambahan transportasi dan pembelian bahan baku margarin dapat ditekan.

Tabael 4.6

Penyebab Pemborosan dan Solusi Aktivitas Pembelian Bahan baku

Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi

Pembelian bahan baku

Tambahan biaya transportasi karena jarak tempuh pengiriman dari pemasok Semarang ke perusahaan jauh

Membeli bahan baku dari pemasok Ambarawa dengan merk berbeda tetapi kualitas yang sama dan harga lebih murah

Tabel 4.7

Analisis biaya aktivitas dari Aktivitas Pembelian bahan baku

Aktivitas sebelum penerapan

estimasi

sesudah penerapan Penghematan

Cost Reduction Cost Reduction

Program Program

Pembelian bahan baku

margarin Rp 1.522.500 Rp 1.310.000 Rp 242.500

Perusahaan dalam melakukan pembelian bahan baku margarin merk “A” dari pemasok Semarang umumnya membeli 10 dus dengan harga beli Rp 145.000/dus (harga pasaran margarin di Semarang, maret 2013) dan biaya transportasi sebesar 5 % dari pembelian sedangkan margarin merk “B” di Ambarawa Rp 131.000/dus (harga pasaran margarin di Ambarawa, maret 2013)

Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam pembelian bahan baku margarin merk “A”

(10 dus x Rp 145.000) + (5% x (10 x 145.000)) = Rp 1.522.500

Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam pembelian bahan baku margarin dibeli dari pemasok Ambarawa tanpa tambahan biaya transportasi:

10 dus x Rp 131.000 = Rp 1.310.000 • Penghematan yang diharapkan adalah :

Biaya pembelian bahan baku margarin dari Semarang – Ambarawa Rp Rp 1.522.500 – Rp 1.310.000 = Rp 242.500

4.6.2 Analisis Penghematan pada Aktivitas Pengunaan Bahan Bakar Gas

Aktivitas memasak dengan metode goreng pada adonan onde-onde gandum di perusahaan membutuhkan bahan bakar gas untuk aktivitas tersebut. Perusahaan dalam penggunaan gas menggunakan gas dengan ukuran 12 kg, dalam masa sekarang gas 12 kg selalu mengalami kenaikan harga sehingga perlu dikaji ulang dalam penggunaan gas ukuran 12 kg agar tidak terjadi penambahan biaya dalam proses masak. Aktivitas penggunaa bahan bakar gas ini dapat dikelola dengan pemilihan aktivitas (Activity Selection). Aktivitas bernilai tambah yang tidak efisien akan ditingkatkan dalam efisiensinya dengan menganti bahan bakar gas ukuran 12 kg dengan harga Rp 74.500/tabung menjadi gas ukuran 3 kg yang harganya Rp 14.500/tabung, (harga pasaran LPG 12 kg dan 3 kg di Salatiga, maret 2013).

Tabel 4.8

Penyebab pemborosan dan Solusi Aktivitas Penggunaan Bahan Bakar Gas

Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi Penggunaan bahan bakar

gas 12 kg

harga bahan bakar gas 12 kg selalu mengalami kenaikan

bahan bakar gas ukuran 12 kg diganti dengan gas ukuran 3 kg

Tabel 4.9

Analisis Biaya Aktivitas dari Aktivitas Penggunaan Bahan Bakar Gas

Aktivitas sebelum penerapan

estimasi

sesudah penerapan Penghematan

Cost Reduction Cost Reduction

Program Program

Penggunaan

Bahan bakar Rp 1.676.250 1.305.000 Rp 371.250

Pemakaian gas 12 kg rata-rata dalam 1 kompor dapat digunakan untuk 4 hari, jadi rata-rata penggunaan gas di perusahaan 3 kg/ hari dan dalam proses memasak perusahaan memiliki 3 kompor dengan masing-masing menggunakan gas 12 kg

Aktivitas penggunaan bahan bakar gas selama satu bulan :

3kompor x( (30 hari x 3kg) : 12 kg) = 22.5 tabung gas 12 kg/bulan - Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam satu bulan :

Jumlah tabung x harga tabung

22.5 tabung gas x Rp 74.500 = Rp 1.676.250

- Total biaya penggunaan bahan bakar gas 12kg dalam satu bulan Rp 1.676.250

Aktivitas penggunaan bahan bakar gas dengan menganti gas 12 kg menjadi 3 kg : 3kompor x ((30hari x 3kg) : 3 kg) = 90 tabung gas 3 kg/bulan

- Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam satu bulan :

Jumlah tabung x harga tabung

Penghematan dari pengantiaan bahan bakar gas 12 kg menjadi 3 kg :

Rp 1.676.250 – Rp 1.305.000 = Rp 371.250

4.6.3 Analisis Penghematan pada Aktivitas Penambahan Wijen

Pengeluaran biaya yang besar terjadi pada aktivitas penambahan pelengkap yaitu wijen yang ditambahkan dalam adonan onde-onde gandum dengan cara meletakan adonan onde-onde gandum ke atas tampah kemudian wijen ditaburkan dan secara bersamaan tempayan tersebut digoyangkan. Biaya ini menjadi besar dikarenakan dalam proses penambahan wijen tidak menggunakan metode yang baik sehingga banyak wijen yang terbuang. Aktivitas ini merupakan aktivitas bernilai tambah yang tidak efisien, wijen yang terbuang menyebabkan pemborosan bagi perusahaan. Aktivitas penambahan wijen ini dapat dikelola dengan pemilihan aktivitas (Activity Selection) pada metode penambahan wijen dengan mengunakan media tertutup (panci) dan pengurangan aktivitas (Activity Reduction) pada wijen yang digunakan dalam proses tersebut. Pemborosan penggunaan wijen diharapkan berkurang 40 %, pengurangan ini didasari oleh pengunaan wijen yang ditakar.

Tabel 4.10

Penyebab Pemborosan dan Solusi Aktivitas Penambahan Wijen

Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi

Penambahan wijen Metode penambahan wijen yang

tidak efisien

Menggunakan media tertutup dan penakaran wijen

Tabel 4.11

Analisis Biaya Aktivitas dari Aktivitas Penambahan wijen

Aktivitas sebelum penerapan

estimasi

sesudah penerapan Penghematan

Cost Reduction Cost Reduction

Program Program

Penambahan

Wijen Rp2.610.000 Rp1.566.000 Rp1.044.000

Penggunaan wijen dalam perusahaan mencapai 5 kg/hari, dengan alokasi 3 kg untuk Onde-onde gandum dan 2 kg untuk Keringan. Harga wijen Rp 29.000/kg (harga pasaran Salatiga. Maret 2013)

Maka perhitungan biaya aktivitas penambahan wijen ke adonan onde-onde gandum selama satu bulan adalah :

3 kg x Rp 29.000 x 30 hari = Rp 2.610.000

Dengan menakar pengunaan wijen sebanyak dua sendok makan dan penggunaan media tertutup dalam proses penambahan, dimaksudkan untuk mengurangi wijen yang terbuang dari media pencampuran serta penggunaan wijen yang diharapkan berkurang sebesar 40%.

Aktivitas penggunaan wijen yang seharusnya dilakukan selama satu bulan adalah: (1-(3kg x 40%)) x Rp 29.000 x 30 hari = Rp 1.566.000

Aktivitas pemborosan wijen: Rp 2.610.000 – Rp 1.566.000 = Rp 1044.000

4.6.4 Analisis Penghematan pada Aktivitas Penyediaan Konsumsi bagi Karyawan

Aktivitas penyediaan konsumsi bagi 10 karyawan oleh perusahaan bertujuan untuk menunjang aktivitas karyawan agar dalam melakukan tugas-tugas mereka di proses produksi, karyawan bekerja dengan maksimal tanpa harus meninggalkan area perusahaan untuk mencari makan sehingga waktu dalam proses produksi tidak terbuang percuma. Perusahaan dalam penyediaan konsumsi semuanya dipercayakan kepada karyawan yang bertugas dalam penyediaan konsumsi dari mulai mengatur jenis masakan, belanja dan memasak dengan anggaran belanja sayur Rp 25.000/hari, untuk kebutuhan lain (beras, gula, garam, minyak dan gandum) karyawan bebas mengambil dari gudang penyimpanan bahan baku perusahaan. Namun karena kontrol dan pengawasan yang lemah terjadi penyalahgunaan, dimana karyawan menambah jumlah konsumsi yang dimasak khususnya beras mencapai 4 kg beras/hari sehingga menyebabkan pemborosan bagi perusahaan karena setiap hari terdapat kelebihan penyediaan konsumsi, perlakukan dari sisa konsumsi tersebut sering kali dimanfaatkan karyawan untuk dibawa pulang. Hal ini merupakan biaya yang tidak perlu dikeluarkan oleh perusahaan. Aktivitas penyediaan konsumsi bagi karyawan dapat dikelola dengan pengurangan aktivitas (Activity Reduction), pemborosan yang terjadi karena penyediaan beras yang berlebihan diharapkan berkurang sebesar 25% ini didasari dari asumsi konsumsi beras perkapita maksimal sebesar 150 gram/sekali makan.

Tabel 4.12

Penyebab Pemborosan dan Solusi Aktivitas Penyediaan Konsumsi

Tabel 4.13

Analisis Biaya Aktivitas dari Aktivitas Penyediaan Konsumsi

Aktivitas sebelum penerapan

estimasi

sesudah penerapan Penghematan

Cost Reduction Cost Reduction

Program Program

Penyediaan

Konsumsi Rp 1.854.000 Rp 1.578.000 Rp 276.000

Pengeluaran perusahaan untuk aktivitas penyediaan konsumsi dalam satu bulan : ((4 kg x Rp 9.200) + Rp 25.000) x 30 hari = Rp 1.854.000

Jika diasumsikan konsumsi beras perkapita sebesar 150 gram dan jumlah karyawan perusahaan 10 orang dengan frekuensi 2x makan/hari

Maka konsumsi beras karyawan:

150 gram x 10 karyawan x 2 = 3000 gram atau 3kg/hari

Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam satu bulan dengan asumsi tersebut: ((3kg x Rp 9.200) + Rp 25.000) x 30 hari = Rp 1.578.000

Penghematan yang diharapkan :

Rp Rp 1.854.000- Rp 1.578.000 = Rp 276.000

4.6.5 Analisis Penghematan pada Aktivitas Penggunaan Listrik

Pemborosan biaya pada aktivitas penggunaan listrik bagian produksi disebabkan oleh karena adanya konsumsi tenaga listrik yang tidak perlu dari penggunaan kipas untuk mempercepat proses pendinginan pada onde-onde gandum yang ditiriskan setelah melalui proses mengoreng. Biaya listrik untuk proses pendinginan onde-onde gandum dirasa tidak perlu karena tanpa kipas angin proses ini akan tetap terjadi secara alami jika sirkulasi udara di

Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi

Penyediaan konsumsi penyediaan konsumsi yang berlebihan

pengurangan penyediaan konsumsi

sekitar pabrik baik dan penggunaan kipas angin dapat menyebabkan debu-debu di area pabrik menempel pada onde-onde gandum yang ditiriskan sehingga kehighgenisan produk menjadi berkurang. Untuk mengurangi pemborosan dari penggunaan listrik, aktivitas ini dapat dikelola dengan penghapusan aktivitas (Activity Elimination) sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya dalam proses pendinginan untuk produk onde-onde gandum.

Tabel 4.14

Penyebab Pemborosan dan Solusi Aktivitas Penggunaan Listrik

Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi

Penggunaan listrik

penggunaan listrik yang tidak perlu, dengan rata-rata penggunaan 5jam/hari

menambah fentilasi di pabrik, sehingga proses pendinginan terjadi secara alami

Tabel 4.15

Analisis Biaya Aktivitas dari Aktivitas Pengunaan listrik

Aktivitas sebelum penerapan

estimasi

sesudah penerapan Penghematan

Cost Reduction Cost Reduction

Program Program

Penggunaan listrik

Rp26.145 Rp0 Rp26.145

Perusahaan masuk dalam golongan industri dengan daya rendah, dengan perhitungan I/1 TR 2200 Va, 830/kwh (www.pln.co.id)

Pemakaian 3 kipas angin dengan masing-masing berdaya 70 watt, rata-rata pemakaian selama 5 jam/hari

Biaya perusahaan untuk penggunaan kipas angin dalam satu bulan : Rp 830 x 0.07 kwt x 5 jam x 3 kipas x 30 hari = Rp 26.145

Setelah dilakukan penghapusan aktivitas maka diharapkan biaya yang dikeluarkan perusahaan menjadi Rp 0

4.6.6 Analisis Aktivitas Pengambilan Loyang dari Tungku Kayu

Perusahaan dalam proses memanggang adonan keringan wijen masih menggunakan tungku tradisional berbahan bakar kayu, hal ini dimaksudkan untuk menjaga cita rasa produk

yang khas. Tungku kayu tersebut terbuat dari susunan batu bata dengan ukuran lebar 1 m, tinggi 1 m, panjang 3 m dengan lubang di salah satu sisinya. Dalam proses memanggang, tungku kayu ini dapat menampung 18 loyang sekaligus dan untuk meniriskan loyang tersebut dari tungku kayu memakai tongkat kayu dengan panjang 2 m sehingga loyang yang berada di ujung tungku dapat terjangkau untuk ditiriskan.

Aktivitas pengambilan loyang dari tungku kayu yang memerlukan kehati-hatian dalam memidahkan loyang untuk ditiriskan menyebabkan waktu pengambilan loyang menjadi lama, ditambah proses memanggang keringan wijen dengan memaksimalkan kapasitas tungku kayu yang mencapai 18 loyang dan ketepatan waktu karyawan dalam melihat kematangan produk dengan perkiraan waktu dan penglihatan karyawan itu sendiri menyebabkan sebagian keringan wijen yang terdapat di 1-2 loyang terakhir dalam proses pengambilan loyang dari tungku kayu mengalami overcook atau gosong. Hal ini menyebabkan bahan baku, tenaga dan waktu terbuang percuma atau dapat dikatakan sebagai pemborosan karena produk rusak tersebut tidak layak untuk dipasarkan. Aktivitas ini merupakan aktivitas tidak bernilai tambah sehingga untuk mengurangi pemborosan dari produk rusak tersebut perlu pengelolaan aktivitas dengan pemilihan aktivitas (Activity Selection) sehingga produk rusak atau pemborosan dalam perusahaan dapat ditekan.

Tabel 4.16

Penyebab Pemborosan dan Solusi Aktivitas Pengambilan Loyang dari Tungku Kayu

Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi

Penirisan keringan wijen

penggunaan maksimal tungku kayu dengan 18 loyang dan ketepatan pengambilan yang kurang tepat

penggunaan timer atau alarm dan pengurangaan loyang, menjadi 16 loyang dalam setiap proses panggang

Namun untuk mencari pemborosan dan penghematan secara monetary belum dapat dilakukan karena biaya overhead perusahaan masih menyatu dengan pengeluaran pribadi pemilik sehingga pembebanan biaya dalam setiap produk untuk mengetahui harga pokok produksi produk tidak dapat dilakukan.

Dalam dokumen T1 232008175 Full text (Halaman 35-43)

Dokumen terkait