4. Analisis Data
4.6 Analisis Penghematan Biaya Perusahaan dari Implementasi
7. Perawatan
- membersihkan perlengkapan, peralatan dan area pabrik
pembersihan alat-alat kerja dan area
pabrik
- mengecek tungku kayu pengecekan tungku kayu
Waktu istirahat dimanfaatkan karyawan untuk mengobrol dan makan, dalam aktivitas ini terdapat pemborosan terhadap penggunaan beras untuk konsumsi 10 karyawan dimana perusahaan setiap harinya menyediakan 4 kg beras dan uang untuk pembelian sayur.
Pengunaan kipas angin dalam proses penirisan produk menyebabkan pemborosan dalam pemakaian listrik, timing yang tidak tepat dalam pengambilan loyang dari tungku kayu menyebabkan sebagian produk mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dipasarkan serta kecerobohan dan aktivitas mengobrol karyawan menyebabkan kinerja karyawan tidak maksimal
4.6. Analisis Penghematan Biaya Perusahaan dari Implementasi Cost Reduction Program
Dari hasil analisis biaya-biaya aktivitas yang ada pada Perusahaan Makanan ”57”, terlihat adanya biaya yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah. Biaya tidak bernilai tambah terjadi karena pelaksanaan aktivitas tidak bernilai tambah dan pelaksanaan aktivitas bernilai tambah yang tidak efisien. Dengan menganalisis aktivitas diharapkan perusahaan bisa mengetahui aktivitas-aktivitas mana yang bisa direduksi atau aktivitas mana yang bisa dihilangkan sehingga perusahaan akan memperoleh perbaikan-perbaikan atas aktivitas-aktivitas yang ada dan tercipta penghematan biaya aktivitas-aktivitas demi tercapainya laba yang maksimal.
4.6.1 Analisis Penghematan pada Aktivitas Pembelian Bahan Baku
Perusahaan dalam aktivitas pembelian bahan baku mempunyai dua pemasok yaitu dari Salatiga dan Semarang, bahan baku yang dibeli dari Semarang yaitu bahan baku margarin dan sisanya dibeli dari pemasok Salatiga, pembelian margarin dari pemasok Semarang disebabkan keserdiaan margarin di Salatiga terbatas sehingga perusahaan memesan dari Semarang. Aktivitas pembelian bahan baku dari pemasok yang berlokasi di luar kota, yaitu Semarang menimbulkan waktu tunggu menjadi lama dan pembebanan biaya transportasi kepada pihak perusahaan sebesar 5 % dari pembelian. Perusahaan dalam melakukan pembelian dilakukan secara kredit sehingga tidak mendapat potongan pembelian dari pemasok.
Pembebanan biaya transportasi ini merupakan pemborosan biaya karena dalam pembelian bahan baku perusahaan seharusnya tidak perlu melakukan pembayaran atas biaya transportasi. Untuk mengurangi pemborosan biaya, aktivitas ini dapat dikelola dengan pemilihan aktivitas (Activity Selection). Aktivitas pembelian bahan baku dari pemasok Semarang dapat digantikan melalui pembelian bahan baku margarin berkualitas satu tingkat dibawah dari pemasok Semarang serta harga yang lebih murah dengan keserdiaan bahan baku dari pemasok Ambarawa, sehingga pemborosan yang terjadi karena biaya tambahan transportasi dan pembelian bahan baku margarin dapat ditekan.
Tabael 4.6
Penyebab Pemborosan dan Solusi Aktivitas Pembelian Bahan baku
Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi
Pembelian bahan baku
Tambahan biaya transportasi karena jarak tempuh pengiriman dari pemasok Semarang ke perusahaan jauh
Membeli bahan baku dari pemasok Ambarawa dengan merk berbeda tetapi kualitas yang sama dan harga lebih murah
Tabel 4.7
Analisis biaya aktivitas dari Aktivitas Pembelian bahan baku
Aktivitas sebelum penerapan
estimasi
sesudah penerapan Penghematan
Cost Reduction Cost Reduction
Program Program
Pembelian bahan baku
margarin Rp 1.522.500 Rp 1.310.000 Rp 242.500
Perusahaan dalam melakukan pembelian bahan baku margarin merk “A” dari pemasok Semarang umumnya membeli 10 dus dengan harga beli Rp 145.000/dus (harga pasaran margarin di Semarang, maret 2013) dan biaya transportasi sebesar 5 % dari pembelian sedangkan margarin merk “B” di Ambarawa Rp 131.000/dus (harga pasaran margarin di Ambarawa, maret 2013)
• Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam pembelian bahan baku margarin merk “A”
(10 dus x Rp 145.000) + (5% x (10 x 145.000)) = Rp 1.522.500
• Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam pembelian bahan baku margarin dibeli dari pemasok Ambarawa tanpa tambahan biaya transportasi:
10 dus x Rp 131.000 = Rp 1.310.000 • Penghematan yang diharapkan adalah :
Biaya pembelian bahan baku margarin dari Semarang – Ambarawa Rp Rp 1.522.500 – Rp 1.310.000 = Rp 242.500
4.6.2 Analisis Penghematan pada Aktivitas Pengunaan Bahan Bakar Gas
Aktivitas memasak dengan metode goreng pada adonan onde-onde gandum di perusahaan membutuhkan bahan bakar gas untuk aktivitas tersebut. Perusahaan dalam penggunaan gas menggunakan gas dengan ukuran 12 kg, dalam masa sekarang gas 12 kg selalu mengalami kenaikan harga sehingga perlu dikaji ulang dalam penggunaan gas ukuran 12 kg agar tidak terjadi penambahan biaya dalam proses masak. Aktivitas penggunaa bahan bakar gas ini dapat dikelola dengan pemilihan aktivitas (Activity Selection). Aktivitas bernilai tambah yang tidak efisien akan ditingkatkan dalam efisiensinya dengan menganti bahan bakar gas ukuran 12 kg dengan harga Rp 74.500/tabung menjadi gas ukuran 3 kg yang harganya Rp 14.500/tabung, (harga pasaran LPG 12 kg dan 3 kg di Salatiga, maret 2013).
Tabel 4.8
Penyebab pemborosan dan Solusi Aktivitas Penggunaan Bahan Bakar Gas
Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi Penggunaan bahan bakar
gas 12 kg
harga bahan bakar gas 12 kg selalu mengalami kenaikan
bahan bakar gas ukuran 12 kg diganti dengan gas ukuran 3 kg
Tabel 4.9
Analisis Biaya Aktivitas dari Aktivitas Penggunaan Bahan Bakar Gas
Aktivitas sebelum penerapan
estimasi
sesudah penerapan Penghematan
Cost Reduction Cost Reduction
Program Program
Penggunaan
Bahan bakar Rp 1.676.250 1.305.000 Rp 371.250
Pemakaian gas 12 kg rata-rata dalam 1 kompor dapat digunakan untuk 4 hari, jadi rata-rata penggunaan gas di perusahaan 3 kg/ hari dan dalam proses memasak perusahaan memiliki 3 kompor dengan masing-masing menggunakan gas 12 kg
• Aktivitas penggunaan bahan bakar gas selama satu bulan :
3kompor x( (30 hari x 3kg) : 12 kg) = 22.5 tabung gas 12 kg/bulan - Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam satu bulan :
Jumlah tabung x harga tabung
22.5 tabung gas x Rp 74.500 = Rp 1.676.250
- Total biaya penggunaan bahan bakar gas 12kg dalam satu bulan Rp 1.676.250
• Aktivitas penggunaan bahan bakar gas dengan menganti gas 12 kg menjadi 3 kg : 3kompor x ((30hari x 3kg) : 3 kg) = 90 tabung gas 3 kg/bulan
- Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam satu bulan :
Jumlah tabung x harga tabung
• Penghematan dari pengantiaan bahan bakar gas 12 kg menjadi 3 kg :
Rp 1.676.250 – Rp 1.305.000 = Rp 371.250
4.6.3 Analisis Penghematan pada Aktivitas Penambahan Wijen
Pengeluaran biaya yang besar terjadi pada aktivitas penambahan pelengkap yaitu wijen yang ditambahkan dalam adonan onde-onde gandum dengan cara meletakan adonan onde-onde gandum ke atas tampah kemudian wijen ditaburkan dan secara bersamaan tempayan tersebut digoyangkan. Biaya ini menjadi besar dikarenakan dalam proses penambahan wijen tidak menggunakan metode yang baik sehingga banyak wijen yang terbuang. Aktivitas ini merupakan aktivitas bernilai tambah yang tidak efisien, wijen yang terbuang menyebabkan pemborosan bagi perusahaan. Aktivitas penambahan wijen ini dapat dikelola dengan pemilihan aktivitas (Activity Selection) pada metode penambahan wijen dengan mengunakan media tertutup (panci) dan pengurangan aktivitas (Activity Reduction) pada wijen yang digunakan dalam proses tersebut. Pemborosan penggunaan wijen diharapkan berkurang 40 %, pengurangan ini didasari oleh pengunaan wijen yang ditakar.
Tabel 4.10
Penyebab Pemborosan dan Solusi Aktivitas Penambahan Wijen
Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi
Penambahan wijen Metode penambahan wijen yang
tidak efisien
Menggunakan media tertutup dan penakaran wijen
Tabel 4.11
Analisis Biaya Aktivitas dari Aktivitas Penambahan wijen
Aktivitas sebelum penerapan
estimasi
sesudah penerapan Penghematan
Cost Reduction Cost Reduction
Program Program
Penambahan
Wijen Rp2.610.000 Rp1.566.000 Rp1.044.000
Penggunaan wijen dalam perusahaan mencapai 5 kg/hari, dengan alokasi 3 kg untuk Onde-onde gandum dan 2 kg untuk Keringan. Harga wijen Rp 29.000/kg (harga pasaran Salatiga. Maret 2013)
• Maka perhitungan biaya aktivitas penambahan wijen ke adonan onde-onde gandum selama satu bulan adalah :
3 kg x Rp 29.000 x 30 hari = Rp 2.610.000
• Dengan menakar pengunaan wijen sebanyak dua sendok makan dan penggunaan media tertutup dalam proses penambahan, dimaksudkan untuk mengurangi wijen yang terbuang dari media pencampuran serta penggunaan wijen yang diharapkan berkurang sebesar 40%.
Aktivitas penggunaan wijen yang seharusnya dilakukan selama satu bulan adalah: (1-(3kg x 40%)) x Rp 29.000 x 30 hari = Rp 1.566.000
• Aktivitas pemborosan wijen: Rp 2.610.000 – Rp 1.566.000 = Rp 1044.000
4.6.4 Analisis Penghematan pada Aktivitas Penyediaan Konsumsi bagi Karyawan
Aktivitas penyediaan konsumsi bagi 10 karyawan oleh perusahaan bertujuan untuk menunjang aktivitas karyawan agar dalam melakukan tugas-tugas mereka di proses produksi, karyawan bekerja dengan maksimal tanpa harus meninggalkan area perusahaan untuk mencari makan sehingga waktu dalam proses produksi tidak terbuang percuma. Perusahaan dalam penyediaan konsumsi semuanya dipercayakan kepada karyawan yang bertugas dalam penyediaan konsumsi dari mulai mengatur jenis masakan, belanja dan memasak dengan anggaran belanja sayur Rp 25.000/hari, untuk kebutuhan lain (beras, gula, garam, minyak dan gandum) karyawan bebas mengambil dari gudang penyimpanan bahan baku perusahaan. Namun karena kontrol dan pengawasan yang lemah terjadi penyalahgunaan, dimana karyawan menambah jumlah konsumsi yang dimasak khususnya beras mencapai 4 kg beras/hari sehingga menyebabkan pemborosan bagi perusahaan karena setiap hari terdapat kelebihan penyediaan konsumsi, perlakukan dari sisa konsumsi tersebut sering kali dimanfaatkan karyawan untuk dibawa pulang. Hal ini merupakan biaya yang tidak perlu dikeluarkan oleh perusahaan. Aktivitas penyediaan konsumsi bagi karyawan dapat dikelola dengan pengurangan aktivitas (Activity Reduction), pemborosan yang terjadi karena penyediaan beras yang berlebihan diharapkan berkurang sebesar 25% ini didasari dari asumsi konsumsi beras perkapita maksimal sebesar 150 gram/sekali makan.
Tabel 4.12
Penyebab Pemborosan dan Solusi Aktivitas Penyediaan Konsumsi
Tabel 4.13
Analisis Biaya Aktivitas dari Aktivitas Penyediaan Konsumsi
Aktivitas sebelum penerapan
estimasi
sesudah penerapan Penghematan
Cost Reduction Cost Reduction
Program Program
Penyediaan
Konsumsi Rp 1.854.000 Rp 1.578.000 Rp 276.000
• Pengeluaran perusahaan untuk aktivitas penyediaan konsumsi dalam satu bulan : ((4 kg x Rp 9.200) + Rp 25.000) x 30 hari = Rp 1.854.000
• Jika diasumsikan konsumsi beras perkapita sebesar 150 gram dan jumlah karyawan perusahaan 10 orang dengan frekuensi 2x makan/hari
Maka konsumsi beras karyawan:
150 gram x 10 karyawan x 2 = 3000 gram atau 3kg/hari
Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam satu bulan dengan asumsi tersebut: ((3kg x Rp 9.200) + Rp 25.000) x 30 hari = Rp 1.578.000
Penghematan yang diharapkan :
Rp Rp 1.854.000- Rp 1.578.000 = Rp 276.000
4.6.5 Analisis Penghematan pada Aktivitas Penggunaan Listrik
Pemborosan biaya pada aktivitas penggunaan listrik bagian produksi disebabkan oleh karena adanya konsumsi tenaga listrik yang tidak perlu dari penggunaan kipas untuk mempercepat proses pendinginan pada onde-onde gandum yang ditiriskan setelah melalui proses mengoreng. Biaya listrik untuk proses pendinginan onde-onde gandum dirasa tidak perlu karena tanpa kipas angin proses ini akan tetap terjadi secara alami jika sirkulasi udara di
Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi
Penyediaan konsumsi penyediaan konsumsi yang berlebihan
pengurangan penyediaan konsumsi
sekitar pabrik baik dan penggunaan kipas angin dapat menyebabkan debu-debu di area pabrik menempel pada onde-onde gandum yang ditiriskan sehingga kehighgenisan produk menjadi berkurang. Untuk mengurangi pemborosan dari penggunaan listrik, aktivitas ini dapat dikelola dengan penghapusan aktivitas (Activity Elimination) sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya dalam proses pendinginan untuk produk onde-onde gandum.
Tabel 4.14
Penyebab Pemborosan dan Solusi Aktivitas Penggunaan Listrik
Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi
Penggunaan listrik
penggunaan listrik yang tidak perlu, dengan rata-rata penggunaan 5jam/hari
menambah fentilasi di pabrik, sehingga proses pendinginan terjadi secara alami
Tabel 4.15
Analisis Biaya Aktivitas dari Aktivitas Pengunaan listrik
Aktivitas sebelum penerapan
estimasi
sesudah penerapan Penghematan
Cost Reduction Cost Reduction
Program Program
Penggunaan listrik
Rp26.145 Rp0 Rp26.145
• Perusahaan masuk dalam golongan industri dengan daya rendah, dengan perhitungan I/1 TR 2200 Va, 830/kwh (www.pln.co.id)
• Pemakaian 3 kipas angin dengan masing-masing berdaya 70 watt, rata-rata pemakaian selama 5 jam/hari
• Biaya perusahaan untuk penggunaan kipas angin dalam satu bulan : Rp 830 x 0.07 kwt x 5 jam x 3 kipas x 30 hari = Rp 26.145
Setelah dilakukan penghapusan aktivitas maka diharapkan biaya yang dikeluarkan perusahaan menjadi Rp 0
4.6.6 Analisis Aktivitas Pengambilan Loyang dari Tungku Kayu
Perusahaan dalam proses memanggang adonan keringan wijen masih menggunakan tungku tradisional berbahan bakar kayu, hal ini dimaksudkan untuk menjaga cita rasa produk
yang khas. Tungku kayu tersebut terbuat dari susunan batu bata dengan ukuran lebar 1 m, tinggi 1 m, panjang 3 m dengan lubang di salah satu sisinya. Dalam proses memanggang, tungku kayu ini dapat menampung 18 loyang sekaligus dan untuk meniriskan loyang tersebut dari tungku kayu memakai tongkat kayu dengan panjang 2 m sehingga loyang yang berada di ujung tungku dapat terjangkau untuk ditiriskan.
Aktivitas pengambilan loyang dari tungku kayu yang memerlukan kehati-hatian dalam memidahkan loyang untuk ditiriskan menyebabkan waktu pengambilan loyang menjadi lama, ditambah proses memanggang keringan wijen dengan memaksimalkan kapasitas tungku kayu yang mencapai 18 loyang dan ketepatan waktu karyawan dalam melihat kematangan produk dengan perkiraan waktu dan penglihatan karyawan itu sendiri menyebabkan sebagian keringan wijen yang terdapat di 1-2 loyang terakhir dalam proses pengambilan loyang dari tungku kayu mengalami overcook atau gosong. Hal ini menyebabkan bahan baku, tenaga dan waktu terbuang percuma atau dapat dikatakan sebagai pemborosan karena produk rusak tersebut tidak layak untuk dipasarkan. Aktivitas ini merupakan aktivitas tidak bernilai tambah sehingga untuk mengurangi pemborosan dari produk rusak tersebut perlu pengelolaan aktivitas dengan pemilihan aktivitas (Activity Selection) sehingga produk rusak atau pemborosan dalam perusahaan dapat ditekan.
Tabel 4.16
Penyebab Pemborosan dan Solusi Aktivitas Pengambilan Loyang dari Tungku Kayu
Aktivitas Penyebab pemborosan Solusi
Penirisan keringan wijen
penggunaan maksimal tungku kayu dengan 18 loyang dan ketepatan pengambilan yang kurang tepat
penggunaan timer atau alarm dan pengurangaan loyang, menjadi 16 loyang dalam setiap proses panggang
Namun untuk mencari pemborosan dan penghematan secara monetary belum dapat dilakukan karena biaya overhead perusahaan masih menyatu dengan pengeluaran pribadi pemilik sehingga pembebanan biaya dalam setiap produk untuk mengetahui harga pokok produksi produk tidak dapat dilakukan.