• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengolahan Horisontal

VI. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DAN

7.5 Matriks Strenghts, Weakness, Oportunities and Threats (SWOT)

7.6.1 Analisis Pengolahan Horisontal

Pengolahan horisontal digunakan untuk menyusun prioritas relatif setiap faktor yang berada satu tingkat di atasnya. Pengolahan horisontal ini belum memperlihatkan keseluruhan kaitan antara setiap elemen dalam hirarkhi.

7.6.1.1 Pengolahan Horisontal Elemen Kriteria Strategi

Level dua dari model hirarkhi strategi pengembangan usaha menunjukkan empat kriteria strategi yang mendukung pengembangan usaha PT Madu Pramuka. Penetapan prioritas kriteria strategi dilakukan melalui penggabungan hasil analisis dari pendapat individu, sehingga diperoleh hasil analisis pendapat gabungan dengan menggunakan software komputer Expert Choice 2000. Empat elemen kriteria strategi PT Madu Pramuka dalam mengembangkan usahanya, yaitu :

1. Meningkatkan profit perusahaan. 2. Mengatasi persaingan.

4. Menjadi pusat informasi dan pendidikan perlebahan.

Hasil pengolahan horisontal elemen-elemen kriteria strategi dalam menetapkan strategi pengembangan usaha yang sesuai bagi PT Madu Pramuka, dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Kriteria Strategi

Kriteria Strategi Bobot Gabungan Prioritas

Meningkatkan Profit Perusahaan 0.439 1

Mengatasi Persaingan 0.294 2

SDM dan Manajemen yang Profesional 0.192 3

Pusat Informasi dan Pendidikan Perlebahan 0.074 4

Rasio Inkonsistensi 0.02

Sumber : Data Primer, 2007

Berikut urutan prioritas elemen kriteria strategi beradasarkan keluaran

expert choice 2000, dari urutan teratas sampai yang terendah :

1. Kriteria meningkatkan profit perusahaan memiliki bobot sebesar 43.9%. Hal ini sesuai dengan keinginan perusahaan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan karyawan dan memajukan perusahaan.

2. Kriteria mengatasi persaingan memiliki bobot sebesar 29.4%. Semakin banyaknya produk yang beredar dari perusahaan dalam dan luar negeri, mendorong perusahaan untuk lebih pintar dalam mengatasi persaingan. 3. Kriteria SDM dan m anajemen yang profesional memiliki bobot sebesar

19.2%. Perpindahan bentuk badan hukum perusahaan, dari unit usaha KWARNAS menjadi Perseroan Terbatas pada Bulan Februari 2005, menuntut semua karyawan dan manajemen agar lebih profesional dan terampil dalam menjalankan pekerjaan.

4. Kriteria pusat pendidikan dan informasi perlebahan memiliki bobot sebesar 7.4%. PT Madu Pramuka berupaya untuk mengajarkan cara

beternak lebah yang baik kepada masyarakat yang tertarik dengan perlebahan. Hal ini merupakan bentuk pelaksanaan misi pendidikan perusahaan kepada masyarakat.

7.6.1.2 Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Alternatif Strategi

Hasil pengolahan horisontal elemen alternatif strategi merupakan hasil pengolahan hirarkhi pada tingkat tiga yang bertujuan untuk mengetahui prioritas strategi terhadap masing-masing kriteria strategi. Tingkat tiga hirarkhi keputusan berisi tentang alternatif-alternatif strategi yang dapat diterapkan PT Madu Pramuka dalam melakukan pengembangan usahanya, yang disusun berdasarkan hasil identifikasi matriks IE dan matriks SWOT.

Tabel 20. Hasil Pengolahan Horisontal Elemen Alternatif Strategi

Kriteria Strategi CR

SO1 SO2 SO3 WO1 WO2 ST1 ST2 WT1

Meningkatkan Profit Perusahaan 0.215 0.054 0.154 0.171 0.075 0.136 0.042 0.154 0.03 Mengatasi Persaingan 0.182 0.085 0.177 0.125 0.117 0.135 0.049 0.129 0.03 SDM dan Manajemen yang profesional 0.135 0.109 0.169 0.148 0.148 0.092 0.045 0.155 0.03 Pusat Informasi dan Pendidikan Perlebahan 0.166 0.238 0.110 0.179 0.101 0.068 0.045 0.092 0.04

Sumber : Data Primer, 2007

Hasil pengolahan horisontal terhadap alternatif strategi pada Tabel 20 menunjukkan bahwa :

A. Kriteria meningkatkan profit perusahaan

Prioritas strategi memperluas daerah pemasaran menempati peringkat pertama (skor 0.215). Semakin luas daerah pemasaran, maka akan berdampak

positif pada meningkatnya profit perusahaan. Diikuti oleh, strategi melakukan kegiatan promosi melalui media massa dan internet (0.171).

Strategi mempromosikan jasa diklat dan terapi sengat lebah (skor 0.054) dan strategi melakukan lobi kepada pemerintah (0.042), merupakan dua strategi yang memiliki nilai terendah dalam kriteria strategi meningkatkan profit perusahaan. B. Kriteria mengatasi persaingan

Prioritas strategi memperluas daerah pemasaran menempati peringkat pertama (skor 0.182) dalam kriteria strategi mengatasi persaingan. Semakin luas daerah pemasaran, maka pangsa pasar akan semakin meningkat. Diikuti oleh, strategi meningkatkan mutu pelayanan kepada konsumen (0.177).

Strategi mempromosikan jasa diklat dan terapi sengat lebah (skor 0.085) dan strategi melakukan lobi kepada pemerintah (0.049), merupakan dua strategi yang memiliki nilai terendah dalam kriteria strategi mengatasi persaingan.

C. SDM dan Manajemen yang profesional

Strategi meningkatkan mutu pelayanan kepada konsumen (skor 0.169) serta strategi memperbaiki dan meningkatkan kinerja kegiatan produksi (0.155) merupakan dua strategi yang berpengaruh signifikan terhadap kriteria strategi SDM dan manajemen yang profesional.

Sedangkan, strategi memperkuat hubungan dengan peterna k dan pengecer (skor 0.092) dan strategi melakukan lobi kepada pemerintah (0.045) merupakan dua strategi yang memiliki skor terendah dalam kriteria strategi SDM dan manajemen yang profesional.

Strategi mempromosikan jasa diklat dan terapi sengat lebah (skor 0.238) dan strategi melakukan kegiatan promosi melalui media massa dan internet memberikan (0.179) akan berdampak semakin dikenalnya perusahaan sebagai pusat informasi dan pendidikan perlebahan.

Strategi memperkuat hubungan dengan peternak dan pengecer (skor 0.068) dan strategi melakukan lobi kepada pemerintah (0.045) merupakan dua strategi yang memiliki skor terendah dalam kriteria strategi pusat informasi dan pendidikan perlebahan.

7.6.1.3 Analisis Pengolahan Vertikal Alternatif Strategi

Pengolahan vertikal dilakukan untuk menyusun dan melihat prioritas menyeluruh setiap elemen pada tingkat tertentu terhadap sasaran utama hirarkhi. Pengolahan vertikal dilakukan setelah matriks pendapat diolah secara horisontal dan telah memenuhi rasio inkonsistensi, yaitu lebih kecil dari 10%.

Tabel 21. Hasil Pengolahan Vertikal Alternatif Strategi.

Alternatif Strategi Bobot Prioritas

Memperluas daerah pemasaran (SO1) 0.164 1

Mempromosikan jasa pendidikan dan pelatihan serta terapi sengat lebah (SO2)

0.067 7

Meningkatkan mutu pelayanan kepada konsumen (SO3) 0.162 2 Melakukan kegiatan promosi melalui media massa dan

internet (WO1)

0.151 3

Mengotimalkan divisi litbang dalam melakukan diversifikasi produk (WO2)

0.106 6

Memperkuat hubungan dengan para peternak binaan dan pengecer. (ST1)

0.122 5

Melakukan lobi kepada pemerintah agar lebih serius dalam memperhatikan industri perlebahan. (ST2)

0.045 8

Memperbaiki dan meningkatkan kinerja kegiatan produksi. (WT1)

0.145 4

Rasio Inkonsistensi 0.03

Dari hasil pengolahan vertikal terhadap alternatif strategi pada Tabel 21 menunjukkan bahwa prioritas utama strategi pengembangan usaha adalah dengan melakukan strategi memperluas daerah pemasaran. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan perusahaan dalam memperluas daerah pemasaran, antara lain mendirikan kedai di daerah-daerah yang potensial serta menambah jumlah pengecer dalam menjangkau konsumen secara luas. Perusahaan harus mulai melakukan promosi secara berkala di media massa dalam memperkenalkan produk secara luas kepada konsumen.

Dari hasil pengolahan vertikal yang telah dilakukan, dihasilkan rasio inkonsistensi sebesar 3%, yang artinya bahwa hasil penilaian responden memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dengan rasio bias sebesar 3%. Nilai rasio inkonsistensi sebesar 3% ini merupakan penyimpangan yang masih diperbolehkan dalam analisis hirarki proses, karena masih memiliki nilai di bawah 10%.

Dokumen terkait