• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTABILITAS KINERJA

3.2 Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan Dan Solusi

Secara umum dapat dijelaskan dari 3 sasaran strategis dengan 5 indikator kinerja utama di tingkat OPD, menunjukkan hasil capaian sangat baik. Dari uraian tersebut diatas dapat diukur capaian kinerja sesuai 3 (tiga) sasaran sebagai berikut :

a. Sasaran “ Meningkatnya Persentase Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Yang Baik “

Uraian capaian indikator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Persentase penyelenggaraan pemerintahan desa yang baik

Peranan pemerintah desa dalam melaksanakan Good Governance adalah pelaksanaan dari tugas, fungsi, kewenangan, hak, dan kewajiban yang dimiliki pemerintah desa dalam hal perencanaan,pelaksanaan pembangunan di desa, khususnya yang berkaitan dengan tata kelola kepemerintahan desa. Pengukuran kinerja dihitung berdasarkan seberapa tertib dan tepatnya desa dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan dana desa dimulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penyampaian laporan pertanggungjawaban.

Untuk mendukung pengukuran capaian kinerja sasaran 1 maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut :

Tabel 3.5 Pengukuran Kinerja

Sasaran strategis Indikator Target Realisasi % Capaian

Meningkatnya persentase penyelenggaraan pemerintahan desa yang baik Posyantek aktif 1 posyantek 1 posyantek 100 Pameran alat TTG 1 kali 0 0 Jumlah Pelaksanaan

kegiatan BBGRM 3 kali 0 0 Pelaksanaan

musrenbang desa 11 kec 11 kec 100 Terlaksananya gerakan pemberdayaan perempuan dan kesejahteraan keluarga 11 kec 11 kec 100 Lomba

Desa/Kelurahan 1 kali 1 kali 100 Jumlah pelatihan

Jumlah pelaksanaan pembinaan, monitoring, dan evaluasi APBDesa 73 desa 73 desa 100 Laporan penyelenggaraan pemerintah desa 1 dok 1 dok 100

Membina desa dalam menyusun RPJM dan RKP Desa

73 Desa 73 Desa 100

Verifikasi APBDesa 73 Desa 73 Desa 100

Secara umum capaian sebagian besar indikator pada sasaran “Meningkatnya Persentase Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

Yang Baik” dapat dicapai sesuai dengan

target (100%). Setiap capaian kinerja pada sasaran tersebut dapat terlaksana dengan baik sehingga target dapat tercapai 100 %. Capaian kinerja pada Sasaran Strategis ini yang terdiri dari 10 indikator sebagai tolak ukurnya, dapat dilihat bahwa seluruh kegiatan dapat mencapai 100 % dari target yang telah direncanakan. Dapat dilihat juga bahwa pencapaian tahun lalu juga mencapai 100 % secara keseluruhan. Hal ini jelas pencapaian sasaran tahun ini dengan tahun lalu dapat dipertahankan. Hanya saja terdapat beberapa indikator dalam mendukung sasaran tersebut yang tidak dapat dilaksanakan atau dapat dikatakan capaiannya 0%, ini dikarenakan karena pada tahun 2020 telah terjadi bencana covid 19 yang mengakibatkan seluruh rangkaian kegiatan yang melibatkan orang banyak harus ditiadakan.

Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran “Meningkatnya Persentase Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Yang Baik” , adalah sebesar Rp.1.034.886.295,- atau 98,80 % dari

total pagu sebesar Rp. 1.047.444.696,-. Hal ini berarti terdapat efissiensi penggunaan sumber daya sebesar 1,2 % dari Pagu yang

ditentukan. .

Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja. Keberhasilan pencapaian sasaran “Meningkatkan Kinerja Pemerintahan Desa” sebenarnya tidak terlepas dari dilaksanakan Program dan kegiatan antara lain adalah :

1.

Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa a. Pembentukan, Pembinaan dan Monitoring Posyantek

b. Pekan Inovasi Perkembangan

c. Pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat d. Pembinaan dan Penilaian Perlombaan Desa/Kelurahan e. Pelaksanaan Musyawarah Pembangunan Desa

f. Gerakan Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga g. Pelatihan Aparatur Pemerintah Desa Dalam Bidang Pengelolaan

Keuangan Desa

h. Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi APBDesa

b. Sasaran “ Meningkatnya BUMDesa Yang Aktif “ Uraian capaian indikator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Presentase BUMDesa yang aktif

BUMDes sebagai suatu lembaga ekonomi modal usahanya dibangun atas inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri. Ini berarti pemenuhan modal usaha BUMDes harus bersumber dari masyarakat. BUMDes merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga

sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan social. Keberadaan BUMDes mampu mendorong dinamisasi kehidupan ekonomi di pedesaan. Peran pemerintah desa adalah membangun relasi dengan masyarakat untuk mewujudkan pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM), sebagai bagian dari upaya pengembangan komunitas (development based community) desa yang lebih berdaya. Sampai dengan tahun 2020 BUMDesa yang telah terbentuk sebanyak 73. Akan tetapi dengan berbagai permasalahan yang ada BUMDesa yang benar-benar aktif hanya 49 BUMDesa.

Untuk mendukung pengukuran capaian kinerja sasaran 1 maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut :

Tabel 3.6 Pegukuran Kinerja

Sasaran strategis Indikator Target Realisasi % Capaian

Meningkatnya

BUMDesa yang aktif Jumlah pembentukan BUMDesa 70 BUMDesa 73 BUMDesa 104 Jumlah pelaksanaan

monitoring BUMDesa 70 BUMDesa 73 BUMDesa 104 Pengadaan alat TTG 1 unit 1 unit 100

Secara umum capaian sebagian besar indikator pada sasaran “Meningkatnya BUMDesa Yang Aktif” dapat dicapai sesuai dengan target (100%). Setiap capaian kinerja pada sasaran tersebut dapat terlaksana dengan baik sehingga target dapat tercapai 100 %. Capaian kinerja pada Sasaran Strategis ini yang terdiri dari 3 indikator sebagai tolak ukurnya, dapat dilihat bahwa seluruh kegiatan dapat mencapai 100 % dari target yang telah direncanakan. Dapat dilihat juga

bahwa pencapaian tahun lalu juga mencapai 100 % secara keseluruhan. Hal ini jelas pencapaian sasaran tahun ini dengan tahun lalu dapat dipertahankan. Berikut adalah data BUMDesa yang aktif pada tahun 2020.

Tabel 3.7

Data BUMDesa Kabupaten Tanjung Jabung Timur

A n a l i s i

Untuk pengadaan alat teknologi tepat guna, pada tahun 2020 terdapat 2 inovasi yang dihasilkan yaitu Alat multifungsi dari Desa Sidomukti Kecamatan Dendang dan Alat Pengupas Sabut Kelapa dari Desa Sungai Jambat Kecamatan Sadu.

Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya

Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian Sasaran

“Meningkatnya BUMDesa Yang Aktif” , adalah sebesar Rp. 136.540.000,- atau 99,73 % dari total pagu sebesar Rp. 136.904.000,-. Hal ini berarti terdapat efissiensi penggunaan

sumber daya sebesar 0,27 % dari Pagu yang ditentukan. . Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja. Keberhasilan pencapaian sasaran “Meningkatnya BUMDesa yang aktif” sebenarnya tidak terlepas dari dilaksanakan Program dan kegiatan antara lain adalah :

1. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan

a. Fasilitasi Kelembagaan dan Pengelolaan Teknologi Tepat Guna b. Pelatihan Keterampilan Manajemen Badan Usaha Milik Desa c. Pembentukan, Pembinaan dan Monitoring Badan Usaha Milik Desa

c. Sasaran “ Meningkatnya Pelayanan Publik, Akuntabilitas Kinerja dan Laporan Keuangan “

Uraian capaian indikator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Skor IKM

2. Nilai AKIP

1. Skor IKM

Pemerintah telah mengeluarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Umum Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, dalam rangka mengevaluasi kinerja pelayanan publik. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa telah melakukan pengukuran Survei Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan pada unit pelayanan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Skor nilai IKM menunjukan nilai 76,75. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan pada Dinas Lingkungan Hidup Jambi dalam kategori baik atau memuaskan

.

2. Skor Nilai Akip

Nilai akuntabilitas Kabupaten Tanjung Jabung Timur masuk dalam kategori predikat CC. Predikat ini belum ada mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.. Predikat akuntabilitas kinerja untuk Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Tanjung Jabung Timur belum ada pemberitahuan hasil dari reviunya.

3. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah organisasi. Laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) merupakan dokumen pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. namun seperti halnya sektor swasta, sektor publik juga dituntut untuk dapat membuat laporan keuangan formal seperti laporan realisasi anggaran (LRA), laporan operasional, laporan saldo anggaran lebih, neraca, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan.

TABEL 3.8

Dokumen terkait