• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penyebab Keberhasilan / Kegagalan atau Peningkatan / Penurunan Kinerja Serta Alternative Solusi Yang Telah Dilakukan

Dalam dokumen B II P. effectiveness (Halaman 36-43)

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Jumlah promosi yang dilaksanakan 2 paket 2 paket 100%

2. Jumlah kerjasama dan kemitraan yang terlaksana di Kabupaten Gresik

3.1.5 Analisis Penyebab Keberhasilan / Kegagalan atau Peningkatan / Penurunan Kinerja Serta Alternative Solusi Yang Telah Dilakukan

Dalam melaksanakan pencapaian berbagai program dan kegiatan, masih

ditemui beberapa permasalahan dan kendala, antara lain:

a. Pada penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), jumlah permohonan yang masuk mencapai 561 pemohon. Realisasi penerbitan izin sebanyak 495 izin atau sebesar 88,24%. Hal ini disebabkan beberapa hal diantaranya:

- Belum ada validasi BPHTB dari instansi terkait - Kesesuaian status tanah belum jelas

- Klarifikasi lahan tidak sesuai dengan permohonan

- Terdapat revisi gambar setelah dilakukan survey lapangan - Beberapa permohonan masuk register di akhir bulan

Desember 2015

b. Izin Usaha merupakan salah satu izin yang diproses melalui SPIPISE. Di tahun 2015, permohonan Izin Usaha yang masuk mencapai 81 permohonan. Jumlah izin yang diterbitkan sebanyak 73 izin sehingga pencapaian kinerja sebesar 90,12%.

Faktor-faktor yang menjadi kendala adalah:

- Belum adanya realisasi mesin sehingga izin belum dapat diterbitkan

- Kewenagan penerbitan izin (woodpallet) berada di provinsi - Pemohon belum dapat melengkapi kekurangan berkas

- Berkas permohonan izin masuk di akhir Desember 2015 sebanyak 6 (enam) izin

LAKIP Badan Penanaman Modal dan Perizinan 2015 37 c. Pencapaian kinerja penerbitan Izin lokasi mencapai 93,22% dari

jumlah permohonan Izin Lokasi sebanyak 59 (lima puluh sembilan) pemohon. Sedangkan yang diterbitkan sebanyak 55 (lima puluh lima) izin. Hal ini disebabkan beberapa hal diantaranya:

- Pemohon belum melampirkan Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP)

- Status tanah belum jelas

- Izin Pemanfaatan Ruang (IPR) telah habis masa berlakunya.

Dengan terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, beberapa kewenangan penerbitan izin di daerah diubah menjadi kewenangan provinsi. Demikian pula dengan penerbitan Izin Pertambangan dan Izin Air Bawah Tanah yang bukan lagi menjadi kewenangan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Gresik melainkan penerbitannya dilakukan oleh Provinsi Jawa Timur. Termasuk kewenangan penerbitan izin investasi diatas 10 milyar juga menjadi kewenangan dari provinsi

1. Indikator yang tercapai melebihi target kinerja;

Peran strategis Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Gresik Tahun 2010-2015 adalah mewujudkan Kabupaten Gresik sebagai tujuan utama investasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, kebijakan penanaman modal diarahkan melaui perbaikan kepastian hukum, penyederhanaan prosedur dan perbaikan sistem informasi.

Penilaian capaian kinerja Badan penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Gresik tahun 2015 dapat dilihat dari peningkatan realisasi investasi menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 48,53% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan investasi ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap kinerja investasi Badan Penanaman

LAKIP Badan Penanaman Modal dan Perizinan 2015 38 Modal dan Perizinan Kabupaten Gresik sehingga Kabupaten Gresik menjadi daerah tujuan penanaman modal.

Peningkatan realisasi investasi berdasarkan penerbitan izin usaha pada Badan penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Gresik dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

REALISASI

INVESTASI TARGET REALISASI

2011 73.550.000.000 87.680.000.000

2012 772.300.000.000 898.950.000.000

2013 810.900.000.000 942.530.000.000

2014 851.500.000.000 7.606.330.000.000 2015 894.000.000.000 4.601.530.000.000

Realisasi investasi pada kurun waktu lima tahun menunjukkan hasil yang melebihi target. Keberhasilan pencapaian ini ekuivalen dengan jumlah penerbitan izin yang meliputi :

JENIS IZIN 2011 2012 2013 2014 2015

IPPM 76 172 200 332 322

Izin Usaha 50 77 58 52 73

IPR 99 190 206 212 278

Izin Lokasi 47 54 40 62 55

Izin Blockplan 120 357 300 19 60

IMB 791 404 439 420 495

Izin Gangguan 146 170 123 83 275

Izin Kepelabuhanan 0 4 14 1 8

Izin reklame 727 115 228 197 213

Izin Pertambangan* 21 13 15 18 -

LAKIP Badan Penanaman Modal dan Perizinan 2015 39

ABT* 7 58 58 71 -

TDP 1054 1315 1704 1750 1981

T O T A L 3131 2929 3385 3199 3760

*Kewenangan penerbitan izin menjadi kewenangan provinsi sesuai UU 23 Tahun 2014

2. Permasalahan dan solusi dalam rangka pelaksanaan Tupoksi SKPD Penanaman Modal merupakan bagian pembangunan ekonomi yang ditempatkan sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan, meningkatkan kapasitas dan kemajuan teknologi, mendukung pembangunan ekonomi kerakyatan serta dalam rangka mewujudkan masyarakat di Kabupaten Gresik yang semakin sejahtera.

Tujuan penyelenggaraan penanaman modal dapat tercapai apabila faktor penunjang yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi antara lain melalui koordinasi antar instansi, birokrasi yang efisien, kepastian hukum di bidang penanaman modal, kebijakan pemerintah di bidang pelayanan perizinan serta iklim usaha yang kondusif.

Faktor yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi antara lain melalui kebijakan regulasi di bidang penanaman modal, mendorong birokrasi yang efisien dan efektif, kepastian hukum di bidang penanaman modal serta biaya ekonomi yang berdaya saing.

Dengan perbaikan di berbagai faktor penunjang tersebut diharapkan tingkat realisasi penanaman modal akan semakin meningkat dan menggiatkan investasi di Kabupaten Gresik.

Peraturan dan kebijakan penanaman modal mencakup semua kegiatan penanaman modal termasuk hak, kewajiban dan tanggung jawab penanaman modal yang diatur secara khusus guna memberikan kepastian hukum, mempertegas kewajiban investor

LAKIP Badan Penanaman Modal dan Perizinan 2015 40 terhadap penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan serta memberikan penghormatan atas tradisi budaya masyarakat. Pengaturan tanggung jawab investor diperlukan untuk mendorong iklim persaingan usaha yang sehat, memperbesar tanggung jawab lingkungan dan pemenuhan hak serta kewajiban tenaga kerja serta upaya mendorong ketaatan penanam modal terhadap peraturan perundang-undangan.

Berkaitan dengan bidang pelayanan penanaman modal, serta untuk mewujudkan Kabupaten Gresik sebagai daerah tujuan investasi, perlu ditingkatkan daya saing daerah melalui penerapan pelayanan perizinan yang terpadu sehingga dapat menciptakan penyederhanaan perizinan dan percepatan penyelesaiannya.

3. Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

Bahwa untuk mendekatkan dan meningkatkan pelayanan perizinan kepada masyarakat serta memperpendek proses pelayanan guna mewujudkan pelayanan yang cepat, mudah, murah, transparan, pasti dan terjangkau, daerah membentuk Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dalam memberikan pelayanan perizinan. Oleh karenanya untuk segera dapat melaksanakan fungsi dan tugas penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah maka maka penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu di bidang penanaman modal oleh Pemerintah Kabupaten Gresik dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Gresik. Dasar hukum yang melandasinya adalah:

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, diundangkan tanggal 2 Oktober 2014;

LAKIP Badan Penanaman Modal dan Perizinan 2015 41 b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014

tentang Administrasi Pemerintahan, diundangkan tanggal 17 Oktober 2014;

c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, diundangkan tanggal 18 September 2014;

d. Surat Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 291/A.1/2014 tanggal 3 Oktober 2014 perihal Pembentukan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kabupaten/Kota;

e. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 100/6310/SJ tanggal 6 November 2014 perihal Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Daerah;

f. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penanaman Modal di Kabupaten Gresik.

Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku maka terbitlah Peraturan Bupati Gresik Nomor 36 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan di Kabupaten Gresik yang mengatur tentang rincian jenis perizinan dan non perizinan yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Gresik. Izin-izin dimaksud terbagi menjadi 13 (tiga belas) bidang dengan jumlah 86 (delapan puluh enam) izin.

Ketentuan pelaksanaan pelayanan izin diatur dengan Peraturan Bupati Gresik Nomor 45 Tahun 2015 tentang Standar Operasional Prosedur Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan pada Badan Penanaman Modal dan Perizinan Kabupaten Gresik yang dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan mekanisme pelayanan kepada masyarakat.

LAKIP Badan Penanaman Modal dan Perizinan 2015 42 3.1.6 Analisis Program / Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan

Ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja

1. Hasil analisis program-program yang menunjang keberhasilan dalam pencapaian kinerja yaitu :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan capaian kinerja 119,13% dan capaian penyerapan anggaran 97,31%

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan capaian kinerja 100% dan capaian penyerapan anggaran 96,95%

3. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur dengan capaian kinerja 97,23% dan capaian penyerapan anggaran 92,77%

Keberhasilan dalam pencapaian kinerja program dan penyerapan anggaran diklat dikarenakan adanya komitmen dari seluruh jajaran Badan Diklat Provinsi Jawa Timur untuk berkewajiban turut menjaga konsistensi pelaksanaan serta keberlanjutan pembangunan SDM Aparatur di Jawa Timur sesuai kaidah-kaidah pelaksanaan Rencana Kerja (RENJA) yang mengacu pada Rencana Strategis (RENSTRA) yakni :

1. Untuk melaksanakan program-program dalam Rencana Strategis Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 secara murni dan konsekuen;

2. Untuk menjaga keterkaitan program dan kegiatan yang dilaksanakan dengan visi, misi dan prioritas pembangunan Provinsi JawaTimur;

3. Untuk menggunakan sumber daya organisasi secara efektif, efisien dan ekonomis melalui manajemen yang berkualitas.

2. Hasil analisis program-program yang belum mencapai target yang ditetapkan dalam pencapaian kinerja yaitu :

1. Program Penilaian dan Sertifikasi Aparatur dengan capaian kinerja 71,37% dan capaian penyerapan anggaran 68,85%

LAKIP Badan Penanaman Modal dan Perizinan 2015 43

Ketidakberberhasilan dalam pencapaian kinerja program dan penyerapan anggaran diklat dikarenakan tidak tercapainya target peserta Pemetaan Kompetensi Aparatur dan Assesment Complex (Job Target) disebabkan dengan terbitnya Undang - Undang Nomor : 8 Tahun 2015 sebagai pengganti Undang - Undang Nomor : 1 Tahun 2015 tentang Pilkada, utamanya pada pasal 72, Bupati yang akan habis masa jabatannya enam bulan sebelum habis masa jabatannya dilarang melakukan mutasi atau promosi jabatan, hal ini sangat berpengaruh terhadap rencana pelaksanaan assesment kompetensi yang sudah direncanakan.

3.1.7 Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumberdaya (Cost Per Outcome)

Dalam dokumen B II P. effectiveness (Halaman 36-43)

Dokumen terkait