5 ANALISIS PENGEMBANGAN PELABUHAN BERWAWASAN
5.1.4 Analisis Peraturan Perundang-Undangan dan
Sesuai dengan struktur organisasi kepelabuhanan dalam UU No.17/2008 tentang Pelayaran dan PP No.61/2009 tentang Kepelabuhanan, maka dipandang dari sisi pengusahaan dan pengelolaan kepelabuhanan komersil dilakukan oleh Otoritas Pelabuhan dan dapat bekerjasana dengan Badan Usaha Pelabuhan di mana Otoritas Pelabuhan adalah milik Pemerintah Pusat, yaitu Kementrian Perhubungan. Untuk pelabuhan komersial (pelabuhan utama dan pengumpul) seperti Pelabuhan Tanjung Priok yang jelas-jelas menguntungkan, ijin pembangunan pelabuhan adalah oleh Pemerintah Pusat. Pembangunan pelabuhan, penyiapan lahan, jasa kepelabuhanan dan pengelolaan pengusahaannnya oleh Otoritas Pelabuhan, baik sendiri maupun bekerjasama dengan Badan Usaha Pelabuhan. Ijin mengoperasikan pelabuhan juga oleh Menteri Perhubungan.
Di dalam peraturan perundang-undangan kepelabuhanan baru, menurut hasil analisis yang dilakukan penulis, terdapat kelebihan dan kekurangannya. Adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antara regulator (Otoritas Pelabuhan) dengan operator (PT Pelindo (Persero) baik, akan tetapi di dalam peraturan perundang-undangan tersebut, khususnya pada pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul seperti Pelabuhan Tanjung Priok, kewenangan Pemerintah Daerah tidak jelas. Terkait pengelolaan lingkungan dan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur keluar masuk pelabuhan dengan struktur organisasi kepelabuhanan yang baru sesuai dengan UU No.17/2008 dan PP. No.61/2009 masih belum terbukti di dalam implementasinya menjadi hak dari Perijinan dan pengesahan dokumen-dokumen Pengelolaan Lingkungan baik di kawasan pelabuhan maupun di luarnya oleh Pemerintah Daerah memerlukan koordinasi yang kuat dari konsisten untuk terwujudnya pengembangan pelabuhan berwawasan lingkungan seperti Pelabuhan Tanjung Priok. Analisis terhadap peraturan perundang-undangan dan kelembagaan dalam pelabuhan disajikan pada
Gambar 41 Struktur Organisasi Kepelabuhanan sesuai UU No.17/2008 tentang Pelayaran dan PP No. 61/2009 tentang Kepelabuhanan.
Menteri Perhubungan / Gubernur / Bupati / Walikota UU No.17/2008 Tentang Pelayaran Pelabuhan Laut Pelabuhan Komersial (yang diusahakan) Pelabuhan Belum Komersial Pemerintahan Pengusahaan
Badan Usaha Pelabuhan (BUMN, BUMD dan Badan Hukum di Bidang
Kepelabuhanan) Tanggung Jawab Administrasi Pengusahaan Teknis Operasional Direksi BUP Pemegang Saham Otoritas Pelabuhan / Unit
Gambar 42 Diagram Analisis Tahapan Prosedur Pengembangan, Pengoperasian Pelabuhan dan Pengelolaan Lingkungan Pelabuhan (sesuai UU No.17/2008 tentang Pelayaran)
Tatanan Kepelabuhanan Nasional (disyahkan Menteri Perhubungan)
Pelabuhan Pengumpul Pelabuhan Pengumpan Rencana Induk Pelabuhan Nasional
(Menteri Perhubungan)
Rencana Induk Pelabuhan Ditetapkan
Menteri Perhubungan
Rencana Induk Pelabuhan Nasional sesuai dengan RTRW
Prov/Kab/Kota Keserasian dan Keseimbangan dengan Kegiatan di Pelabuhan
Kelayakan teknis, ekonomis dan lingkungan Keamanan dan Keselamatan
Lalulintas Kapal Ditetapkan Gubernur/Bupati/Walikota Izin Pembangunan Pelabuhan Ditetapkan Menteri Perhubungan Ditetapkan Gubernur/Bupati/Walikota Otoritas Pelabuhan Unit Penyelenggara Pelabuhan
Pelabuhan Komersial Pelabuhan Belum
Komersial
Badan Usaha Pelabuhan
Penyiapan Lahan Pelabuhan Penyiapan Fas. Pokok & Penunjang Penyiapan Jasa Kepelabuhanan
Penyiapan Fas. Pokok & Penunjang Penyiapan Jasa Kepelabuhanan
Pelaksanaan Pembangunan Pelabuhan
Izin Mengoperasikan Pelabuhan Ditetapkan
Menteri Perhubungan
Ditetapkan Gubernur/Bupati/Walikota
Pelabuhan Utama & Pengumpul
Pelabuhan Pengumpan
Badan Usaha Pelabuhan Unit Penyelenggara Pelabuhan/BUP
kerjasama sendiri UU No.17/2008 Tentang Pelayaran Pengelolaan Lingkungan Disetujui Gubernur/ Bupati/ Walikota Tatanan Kepelabuhanan Nasional
(disyahkan Menteri Perhubungan)
Pelabuhan Utama Pelabuhan Pengumpul Pelabuhan Pengumpan Rencana Induk Pelabuhan Nasional
(Menteri Perhubungan) Rekomendasi Kesesuaian
RTRW dari Gubernur/Bupati/Walikota
Rencana Induk Pelabuhan Ditetapkan
Menteri Perhubungan
Rencana Induk Pelabuhan Nasional sesuai dengan RTRW
Prov/Kab/Kota Keserasian dan Keseimbangan dengan Kegiatan di Pelabuhan
Kelayakan teknis, ekonomis dan lingkungan Keamanan dan Keselamatan
Lalulintas Kapal Ditetapkan Gubernur/Bupati/Walikota Izin Pembangunan Pelabuhan Ditetapkan Menteri Perhubungan Ditetapkan Gubernur/Bupati/Walikota Otoritas Pelabuhan Unit Penyelenggara Pelabuhan
Pelabuhan Komersial Pelabuhan Belum
Komersial
Badan Usaha Pelabuhan
Penyiapan Lahan Pelabuhan Penyiapan Fas. Pokok & Penunjang Penyiapan Jasa Kepelabuhanan
Penyiapan Fas. Pokok & Penunjang Penyiapan Jasa Kepelabuhanan
Pelaksanaan Pembangunan Pelabuhan
Izin Mengoperasikan Pelabuhan Ditetapkan
Menteri Perhubungan
Ditetapkan Gubernur/Bupati/Walikota
Pelabuhan Utama & Pengumpul
Pelabuhan Pengumpan
Badan Usaha Pelabuhan Unit Penyelenggara Pelabuhan/BUP
kerjasama sendiri UU No.17/2008 Tentang Pelayaran Pengelolaan Lingkungan Disetujui Gubernur/ Bupati/ Walikota
Tabel 32 Matriks Analisis Terhadap Peraturan Perundang-Undangan dan Kelembagaan Kepelabuhanan, khususnya pada Materi Rencana Induk Pelabuhan, DLKR/DLKP dan Perizinan Pembangunan dan Pengoperasioan Pelabuhan. No. Materi/Subjek PP Nomor 61 tahun 2009 Analisis & Saran
1. Dasar Hukum Undang-undang Nomor 17
tahun 2008 tentang Pelayaran -
2. Jumlah Pasal 167 Pasal -
3. Jenis Pelabuhan Laut
Ada 3 jenis Pelabuhan Laut :
1. Pelabuhan Utama
2. Pelabuhan Pengumpul
3. Pelabuhan Pengumpan
(Dibedakan atas hierarkhi)
- Dibedakan atas dasar otoritas & hierarkhis.
- Pelabuhan Pengumpan oleh Pemda menjadi subsidi terus sedang dana APBD terbatas.
4. Rencana
Induk Pelabuhan
1.Rencana Induk Pelabuhan Nasional ditetapkan oleh Menteri untuk jangka waktu 20 tahun.
2.Jangka waktu perencanaan di dalam Rencana Induk Pelabuhan ditetapkan: a. Jangka Panjang 15 tahun
s/d 20 tahun
b.Jangka Menengah 10
tahun s/d 15 tahun c. Jangka Pendek 5 tahun
s/d 10 tahun
3.Rencana Induk Pelabuhan Utama dan Pengumpul ditetapkan oleh Menteri Perhubungan.
4.Renana Induk Pelabuhan Pengumpan Regional di tetapkan oleh Gubernur 5.Rencana Induk Pelabuhan
Pengumpul Lokal serta pelabuhan sungai dan danau ditetapkan oleh
Bupati/Walikota.
- Pengesahan Rencana Induk
Pelabuhan (RIP) Nasional setuju ditetapkan oleh Menteri
Perhubungan
- Pengesahan RIP untuk Pelabuhan
Utama & Pengumpul oleh Menteri Perhubungan, disusun dan diproses Tim Bersama Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Daerah Propinsi setempat untuk menampung aspirasi dari Pemerintah Daerah dan pedoman serta aturan dari Pemerintah Pusat. (bottom up dan top down planning).
5. Rencana
Lokasi Pelabuhan
Rencana Lokasi dan Hierakhi pelabuhan diatur dalam Pasal 10 s/d Pasal 14.
Rencana Lokasi Pelabuhan ditetapkan oleh Menteri Perhubungan sesuai dengan Rencana Induk Pelabuhan Nasional (Pasal 8 ayat (2) Jo Pasal 10 ayat (1).
- Rencana lokasi Pelabuhan Utama sesuai RIPN, karena penetapan lokasi menjadi lampiran RIPN tersebut. 6. Penetapan Daerah Lingkungan Kerja dan Lingkungan Kepentingan Pelabuhan
1. Yang dimaksud dengan
Daerah Lingkungan Kerja adalah wilayah perairan dan daratan pada pela-buhan atau terminal khusus yang digunakan secara langsung untuk kegiatan pelabuhan.
2. Yang dimaksud dengan
Daerah Lingkungan
- Penetapan Daerah Lingkungan
Kerja dan Lingkungan Kepentingan Pelabuhan termasuk perairan sangat terkait dengan perairan laut sampai 12 mil adalah berada di daerah (Pemda) sesuai Undang-Undang Pmerintah Daerah. Oleh sebab itu baik penetapan dan pengesahan DLKR/DLKP, terkait juga dengan
No. Materi/Subjek PP Nomor 61 tahun 2009 Analisis & Saran
Kepentingan adalah per- airan pelabuhan yang dipergunakan untuk men- jamin keselamatan pelayanan. 3.Penetapan Daerah
Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan ditetapkan oleh: a. Oleh Menteri untuk
pelabuhan Utama dan pelabuhan Pengumpul b. Oleh Gunernur untuk
pelabungan Pengumpan Regional
c. Oleh Bupati / Walikota untuk pelabuhan peng- umpan lokal serta pelabuhan sungai dan danau.
RTRW bagian perairan sampai 12 mil laut, sehingga tetap diperlukan Tim Bersama antara Pemerintah Pusat, Kantor Otoritas Pelabuhan dan Pemda Setempat untuk menetapkan DKLR/DLKP
7. Penyelenggar
a Pelabuhan
Penyelenggara Pelabuhan terdiri dari:
1.Otoritas Pelabuhan pada Pelabuhan yang diusaha-kan secara komersial
2.Unit Penyelenggara Pela- buhan pada pelabuhan yang belum diusahakan secara komersial
- Otoritas Pelabuhan (Pempus) menyelenggarakan pelabuhan komersial sedang UPP / Pemda menyelenggarakan pelabuhan non komersial bisa dipersepsikan tidak sinkron dengan prinsip otonomi darat. 8. Tugas dan tanggung jawab Penyelenggar a Pelabuhan
1. Tugas dan tanggung jawab
Otoritas Pelabuhan selaku penyelenggara pelabuhan adalah:
a. Menyediakan lahan di daratan dan di perairan pelabuhan;
b. Menyediakan dan
memelihara penahan gelombang, kolam pelabuhan, alur-pelayar- an, dan jaringan jalan;
c. Menyediakan dan
memelihara Sarana Bantu Navigasi-Pelayar-an (SBNP);
d. Menjamin keamanan dan
ketertiban di pelabuhan;
e. Menjamin dan memlihara
kelestarian lingkungan di pelabuhan;
f. Menyusun Rencana
Induk Pelabuhan serta Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah
- Kewenangan Otoritas Pelabuhan menurut analisis penelitian ini terlalu luas, termasuk penyediaan lahan di daratan dan di perairan (reklamasi)
- Menurut peraturan perundang- undangan, apabila Otoritas Pelabuhan mengadakan lahan reklamasi, karena dana terbatas harus melakukan tender terhadap para investor, selanjutnya apabila hasil reklamasi berupa lahan diserahkan ke investor harus melalui persetujuan Pemerintah (Menkeu) dan DPR, karena asetnya merupakan asset pemerintah yang belum dipisahkan.
- Oleh sebab itu prosedurnya sangat birokratis dan lama sehingga percepatan
pembangunan pelabuh-an baru akan terkendala oleh birokrasi.
No. Materi/Subjek PP Nomor 61 tahun 2009 Analisis & Saran
Lingkungan Kepentingan pelabuhan;
g.Mengusulkan tariff untuk ditetapkan Menteri, atas penggunaan perairan dan/atau daratan, dan fasilitas pelabuhan yang disediakan oleh
Pemerintah serta jasa kepelabuhanan yang diselenggarakan oleh Otoritas Pelabuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; dan h.Menjamin kelancaran
arus barang; i. Selain tugas dan
tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada huruf a s/d huruf h di atas, Otoritas
Pelabuhan melaksanakan kegiatan penyediaan dan atau pelayanan jasa kepela-buhanan yang diperlukan oleh pengguna jasa yang belum
disediakan oleh Badan Usaha Pelabuhan.
9. Badan Usaha
Pelabuhan
1. Badan Usaha Pelabuhan
adalah badan usaha yang kegiatan usahanya khusus dibidang pengusahaan terminal dan fasilitas pelabuhan lainnya, yang dapat berbentuk BUMN, BUMD atau PT yang khusus didirikan di bidang pelabuhan.
2. Badan Usaha Pelabuhan
berperan sebagai operator yang mengoperasikan terminal dan fasilitas pelabuhan lainnya.
- Badan Usaha Pelabuhan
seyogyanya terlibat juga di dalam pengadaan lahan (daratan & reklamasi), pembangunan infrastruktur pela-buhan, karena Pemerintah butuh dana besar untuk perluasan pelabuhan lama atau pengembangan pelabuhan baru sehingga perlu untuk mengundang investor besar dengan melalui proses tender.
10. Izin pembangunan pelabuhan dan pengoperasian pelabuhan (termasuk pembangunan fisik dan pengendalian lingkungan).
1. Oleh Menteri Perhubungan untuk pelabuhan utama dan pelabhan pengumpul. 2. Oleh Gubernur untuk pelabuhan pengumpan regional.
3. Oleh Bupati / Walikota untuk pelabuhan pengumpan lokal.
- Terkait dengan hasil analisis di atas maka izin pembangunan dan pengoperasian pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul ke Menteri Perhubungan perlu pendelegasian kewenangan ke tingkat yang lebih bawah.
- Perlu disusun SK Bersama antara Menteri Perhubungan dengan Gubernur Pemda Propinsi setempat seperti Gubernur Propinsi DKI
No. Materi/Subjek PP Nomor 61 tahun 2009 Analisis & Saran
Jakarta untuk perizinan
pembangunan dan pengoperasian Pelabuhan Tanjung Priok, termasuk pengawasan pembangunan fisik dan pengendalian lingkungan di dalam kawasan pelabuhan dan di luar pelabuhan tetapi memiliki keterkaitan. 1 1. Hak atas tanah dan