Jasa kamar merupakan jasa yang paling besar memberikan pendapatan hotel. Jasa ini didapatkan dengan membandingkan jumlah kamar yang dihuni tamu dengan jumalh kamar tersedia untuk dijual. Pengertian dijual disini adalah bahwa tamu memiliki hak untuk menggunakan jasa kamar dengan tarif tertentu untuk jangka waktu tertentu. Makin tinggi persentase kamar hotel yang berhasil dijual kepada tamu, makin efektif manajemen hotel menggunakan aset hotel sehingga makin tinggi pula rasio aktivitas hotel.
Jenis kamar yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Transient: regular adalah kamar yang dihuni oleh tamu individual dengan rerata lama tinggal tamu relatif singkat, sampai dengan 7 hari. Formula yang diterapkan untuk menghitung persentase tingkat hunian kamar transient:
regular adalah Transient: regular=
Hasil perhitungan persentase tingkat hunian kamar transient: regular Hotel Sahid Bandar Lampung tahun 2007-2011 disajikan dalam tabel 4.8
Tabel 4.8
Persentase Tingkat Hunian Kamar Transient: Regular Hotel Sahid Bandar Lampung Tahun 2007-2011 Tahun Room Occupied Available Room POP (%)
2007 13675 28548 48
2008 8752 28548 31
2009 3871 28470 14
2010 6982 28470 26
2011 9862 28470 35
Sumber: data kuantitatif yang diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2007, persentase tingkat hunian kamar transient: regular sebesar 48% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 48 kamar yang dihuni oleh tamu individual berhasil terjual. Pada tahun 2008 persentase tingkat hunian kamar transient: regular sebesar 31% menujukkan
bahwa dari 100 kamar yang tersedia 31 kamar yang dihuni oleh tamu individual berhasil terjual. Di tahun 2009, persentase tingkat hunian kamar transient: regular sebesar 14% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 14 kamar yang dihuni oleh tamu individual berhasil terjual. Pada tahun 2010, persentase tingkat hunian kamar transient: regular sebesar 26% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 26 kamar yang dihuni oleh tamu individual berhasil terjual. Pada tahun 2011, persentase tingkat hunian kamar transient: regular sebesar 35%
menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 35 kamar yang dihuni oleh tamu individual berhasil terjual.
b. Transient: group adalah kamar yang dihuni oleh tamu gabungan atau kelompok dengan rerata lama tinggal tamu relatif singkat, sampai dengan 7 hari. Formula yang diterapkan untuk menghitung persentase tingkat hunian kamar transient: groupadalah
Transient: group =
Hasil perhitungan persentase tingkat hunian kamar transient:group Hotel Sahid Bandar Lampung tahun 2007-2011 disajikan dalam tabel 4.9
Tabel 4.9
Persentase Tingkat Hunian Kamar Transient: Group Hotel Sahid Bandar Lampung Tahun 2007-2011 Tahun Room Occupied Available Room POP (%)
2007 3495 28548 12
2008 3355 28548 12
2009 6034 28470 22
2010 4324 28470 15
2011 3277 28470 12
Sumber: data kuantitatif yang diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2007, persentase tingkat hunian kamar transient: group sebesar 12% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 12 kamar yang dihuni oleh tamu individual berhasil terjual. Pada tahun 2008 persentase tingkat hunian kamar transient: group sebesar 12% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 12 kamar yang dihuni oleh tamu individual berhasil terjual. Di tahun 2009, persentase tingkat hunian kamar transient:
groupsebesar 22% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 22 kamar
yang dihuni oleh tamu individual berhasil terjual. Pada tahun 2010, persentase tingkat hunian kamar transient: group sebesar 15% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 15 kamar yang dihuni oleh tamu individual berhasil terjual.
Pada tahun 2011, persentase tingkat hunian kamar transient: groupsebesar 12%
menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 12 kamar yang dihuni oleh tamu individual berhasil terjual.
c. Paid Occupancy adalah kamar terhuni oleh tamu yang membayar. Kamar dihuni oleh tamu yang membayar untuk setiap segmen pasar, transient regular, transient group. Formula yang diterapkan untuk menghitung persentase tingkat hunian kamar yang terjual adalah
Paid Occupancy =
Hasil perhitungan Paid Occupancy Percentage (POP) Hotel Sahid Bandar Lampung tahun 2007-2011 disajikan dalam tabel 4.10
Tabel 4.10
Paid Occupancy Percentage
Hotel Sahid Bandar Lampung Tahun 2007-2011 Tahun Room Occupied Available Room POP (%)
2007 17620 28548 62
2008 12087 28548 42
2009 9905 28470 35
2010 11306 28470 39
2011 13139 28470 46
Sumber: data kuantitatif yang diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2007, paid occupancy percentage perusahaan sebesar 62% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 62 kamar berhasil terjual. Pada tahun 2008, paid occupancy perusahaan sebesar 42%
menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 42 kamar berhasil terjual. Di tahun 2009, paid occupancy percentage perusahaan sebesar 35% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 35 kamar berhasil terjual. Pada tahun 2010, perusahaan sebesar 39% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 39 kamar berhasil terjual. Pada tahun 2011, paid occupancy percentage perusahaan sebesar 46% menujukkan bahwa dari 100 kamar yang tersedia 46 kamar berhasil terjual.
Untuk lebih memberikan arti dilakukan pembandingan persentase tingkat hunian kamar hotel berbintang lainnya.
Di bawah ini adalah jumlah kamar hotel yang ada di Bandar Lampung tahun 2011 Tabel 4.11
Jumlah Kamar Hotel Di Bandar Lampung Tahun 2011
Hotel Jumlah Kamar
Sahid Bandar Lampung 78
Marcopolo 104
Sumber: Hotel Sahid Bandar Lampung Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah kamar hotel Sahid dapat dikategorikan sedikit dibanding dengan hotel lain yang sejenis.
Berikut ini adalah tabel perbandingan tingkat hunian kamar dengan hotel pesaing.
Tabel 4.12
Perbandingan Tingkat Hunian Kamar dengan Hotel Pesaing
Hotel 2007 2008 2009 2010 2011
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat hunian Hotel Sahid Bandar Lampung cenderung naik turun, tetapi jika dibandingkan dengan hotel sejenis tingkat hunian Hotel Sahid masih tergolong rendah. Hal ini dikarenakan kondisi Hotel Sahid yang sudah kuno, kurang terawat, dan fasilitasnya yang tidak memenuhi standar sehingga pelanggan merasa harga yang ditawarkan serta standar bintang tiga tidak sesuai dengan yang ada di lapangan. Untuk itu agar dapat tetap bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat ini sebaiknya Hotel Sahid merenovasi baik dari gedung maupun interior design agar pelanggan tertarik menginap di Hotel Sahid.
Selain merenovasi tentu pelayanan harus lebih ditingkatkan agar pelanggan
merasa puas dan dapat merekomendasikan Hotel Sahid sebagai pilihan menginap bila berkunjung ke Bandar Lampung. Hal ini sekaligus dapat menjadi promosi yang dapat membantu naiknya tingkat hunian kamar.
4.5 Perbandingan Fasilitas dan Pelayanan dengan Hotel Pesaing