• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Positioning 7-Eleven dalam Industri Retail Consumer Goods di Jakarta Timur

Menyarankan orang lain

4.7. Analisis Positioning 7-Eleven dalam Industri Retail Consumer Goods di Jakarta Timur

Analisis biplot merupakan suatu alat analisis statistika yang menyajikan posisi relatif objek pengamatan (baris) dengan peubah (kolom) secara simultan dalam dua dimensi. Analisis biplot ini meringkas informasi yang terdapat dalam matriks rataan data atibut berdasarkan persepsi responden. Matriks rataan data merupakan matriks yang berisi rataan setiap peubah pada masing-masing objek penelitian. Output analisis biplot ini berupa nilai singular dan keragamannya, rasio skala garis pada biplot, koordinat biplot dan peta dua dimensi biplot yaitu sumbu x (objek) dan sumbu y (peubah). Adapun informasi yang dapat diperoleh dari analisis biplot adalah keragaman peubah, korelasi antar peubah, kemiringan relatif antar objek (kedekatan antar objek) dan nilai peubah pada suatu objek.

Objek pada penelitian kali ini adalah tiga retail consumer goods di Jakarta Timur yaitu 7-Eleven, Circle K dan Alfamart. Sedangkan atribut yang digunakan terdiri dari 18 atribut penting seperti di atas. Matriks rataan dalam analisis biplot kemudian diinput agar dilakukan pengolahan data menggunakan software Minitab 15. Pengolahan data menggunakan analisis biplot akan menghasilkan dua output, di mana output pertama ditampilkan pada Gambar 26.

Analisis biplot dianggap cukup representatif dan informatif karena mampu memberikan informasi sebesar 70 persen dari seluruh informasi, sehingga dapat dikatakan bahwa analisis biplot cukup baik untuk digunakan dalam suatu penelitian. Besarnya informasi yang terkandung dalam analisis

biplot dapat dilihat dari nilai keragamannya. Dua nilai singular pertama pada output analisis biplot menunjukkan keragaman yang diterangkan oleh dimensi satu (sumbu x) dan dimensi dua (sumbu y). Besarnya keragaman yang diterangkan oleh kedua sumbu tersebut dapat dilihat dari persentase keragamannya.

Gambar 26. Biplot persepsi responden terhadap atribut retail consumer goods Keterangan:

Lokasi : Lokasi toko yang mudah dijangkau Luas : Luas toko

Tata letak : Tata letak toko Jarak rak : Jarak anatar rak Kenyamanan : Kenyamanan toko Kebersihan : Kebersihan toko

Harga : Harga produk yang sesuai Variasi : Variasi produk yang dijual Ketersediaan : Ketersediaan produk yang dijual

Kepemilikan : Kepemilikan produk dengan merek sendiri Promosi : Promosi menarik yang dilakukan

Potongan : Potongan harga

Kemudahan : Kemudahan dalam bertransaksi Kecepatan : Kecepatan bertransaksi

Keramahan : Keramahan karyawan

Pengetahuan : Pengetahuan akan produk yang dijual Tanggapan : Tanggapan terhadap keluhan dari konsumen Area makan : Area makan dan bersantai

Berdasarkan grafik biplot yang ditampilkan dalam Gambar 26, keragaman yang diterangkan oleh dimensi satu (sumbu x) adalah sebesar 53,9 persen sedangkan keragaman yang diterangkan oleh dimensi dua (sumbu y) adalah sebesar 38,5 persen. Keragaman total yang diterangkan melalui kedua sumbu ini adalah sebesar 98,4 persen. Hal ini menunjukkan bahwa keragaman yang diterangkan oleh kedua sumbu pembentuk biplot persepsi responden ini telah cukup baik dalam memberikan informasi yang ada.

Berdasarkan Gambar 26, dapat terlihat posisi setiap retail consumer goods yang menempati posisinya masing-masing. Semakin jauh letak dua buah objek maka sifat yang ditunjukkan oleh nilai-nilai peubahnya semakin berbeda. Pada gambar tersebut, terlihat bahwa ketiga posisi retail consumer goods memiliki letak yang cukup berjauhan. Circle K dan Alfamart berada dalam plot dimensi yang sama tetapi berada dalam plot dimensi yang berbeda dengan 7-Eleven. Apabila membandingkan kedekatan letak para pesaing dengan letak 7-Eleven, maka letak Circle K lebih mendekati 7-Eleven dibandingkan dengan letak Alfamart. Hal tersebut menunjukkan bahwa Circle K memiliki sifat yang ditunjukkan oleh masing-masing nilai

peubah mendekati sifat yang ditunjukkan oleh masing-masing nilai peubah 7-Eleven.

Output kedua yang dihasilkan oleh analisis biplot ditampilkan pada Gambar 27. Informasi awal yang didapatkan dari gambar tersebut adalah hubungan (korelasi) antar peubah. Hubungan (korelasi) antar peubah dijelaskan dengan besar sudut yang terbentuk dari dua buah garis atribut. Semakin lancip sudut yang terbentuk dari dua buah garis atribut (< 90o), maka nilai korelasi kedua atribut tersebut semakin besar atau memiliki korelasi positif. Sedangkan semakin tumpul sudut yang terbentuk dari dua buah garis atribut (> 90o), maka nilai korelasi kedua atribut semakin kecil atau memiliki korelasi negatif. Jika dua buah garis atribut membentuk sudut siku-siku (90o), maka tidak ada korelasi yang terbentuk antara kedua atribut tersebut.

Gambar 27. Analisis biplot untuk atribut retail consumer goods Keterangan:

Lokasi : Lokasi toko yang mudah dijangkau Luas : Luas toko

Tata letak : Tata letak toko Jarak rak : Jarak anatar rak Kenyamanan : Kenyamanan toko Kebersihan : Kebersihan toko

Harga : Harga produk yang sesuai Variasi : Variasi produk yang dijual Ketersediaan : Ketersediaan produk yang dijual

Kepemilikan : Kepemilikan produk dengan merek sendiri Promosi : Promosi menarik yang dilakukan

Potongan : Potongan harga

Kemudahan : Kemudahan dalam bertransaksi Kecepatan : Kecepatan bertransaksi

Keramahan : Keramahan karyawan

Pengetahuan : Pengetahuan akan produk yang dijual Tanggapan : Tanggapan terhadap keluhan dari konsumen Area makan : Area makan dan bersantai

Pada Gambar 27, terlihat atribut kemudahan dalam bertransaksi berkorelasi positif dengan atribut pengetahuan akan produk yang dijual. Hal ini bisa diinterpretasikan bahwa semakin luas pengetahuan karyawan akan produk yang dijual, maka semakin mudah konsumen melakukan proses transaksi. Terlihat juga pada gambar bahwa atribut keramahan karyawan

berkorelasi positif dengan kecepatan bertransaksi. Hal ini menginterpretasikan bahwa semakin ramah para karyawan toko, maka akan semakin cepat konsumen melakukan proses transaksi. Selain itu atribut ketersediaan berkorelasi positif dengan lokasi yang mudah dijangkau. Hal ini menginterpretasikan bahwa semakin terjangkau lokasi toko oleh konsumen, maka akan semakin banyak jumlah produk yang disediakan oleh toko.

Informasi lain yang didapat pada analisis biplot ini adalah keragaman peubah (atribut) yang tergambar dari panjang vektor masing-masing atribut. Semakin panjang vektor suatu atribut, maka semakin tinggi keragaman atribut tersebut. Sebaliknya, semakin pendek vektor suatu atribut, maka semakin kecil keragaman atribut tersebut. Pada Gambar 27, terlihat atribut area makan dan atribut kepemilikan produk dengan merek pribadi memiliki vektor yang lebih panjang dibandingkan vektor atribut-atribut lainnya. Hal ini menunjukkan kedua atribut tersebut memiliki keragaman yang lebih besar dibandingkan atribut-atribut lainnya. Nilai keragaman ini menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap kedua atribut tersebut lebih beragam dibandingkan persepsi responden terhadap atribut-atribut yang lainnya. Panjang vektor yang dimiliki atribut ketersediaan, variasi, dan pengetahuan karyawan akan produk yang di jual, tanggapan terhadap keluhan dari konsumen, serta tata letak toko lebih pendek dibandingkan atribut lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kelima atribut tersebut memiliki keragaman yang paling kecil, di mana diinterpretasikan bahwa persepsi konsumen terhadap kelima atribut tersebut tidak beragam.

Hasil terpenting dari analisis biplot pada penelitian ini adalah informasi mengenai nilai peubah pada suatu objek untuk mengetahui suatu objek memiliki keunggulan pada atribut apa saja. Berdasarkan informasi tersebut, maka akan diketahui posisi masing-masing objek penelitian. Suatu objek yang terletak searah atau dekat dengan arah vektor suatu atribut menunjukkan besarnya nilai atribut untuk objek tersebut, sedangkan suatu objek yang terletak berlawanan atau jauh dengan arah vektor suatu atribut menunjukkan rendahnya nilai atribut untuk objek tersebut. Pada Gambar

26, terlihat bahwa 7-Eleven posisinya berdekatan dengan atribut kenyamanan. Hal ini menunjukkan 7-Eleven diposisikan sebagai retail consumer goods yang memiliki lingkungan toko yang nyaman.

Posisi Circle K berdekatan dengan atribut pengetahuan karyawan tentang produk yang dijual, kecepatan dalam bertransaksi, kebersihan toko, dan keramahan karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa Circle K dipersepsikan sebagai retail consumer goods yang memiliki toko yang bersih dengan transaksi yang cepat, serta karyawan yang ramah dan pengetahuannya tentang produk yang dijual.

Posisi Alfamart berdekatan dengan atribut ketersediaan produk yang dijual, variasi produk yang dijual dan atribut lokasi yang mudah dijangkau. Hal ini menunjukkan bahwa responden mempunyai mempersepsikan Alfamart sebagai retail consumer goods yang mudah dijangkau, memiliki variasi produk yang banyak dan produk yang selalu tersedia untuk dijual.

Dokumen terkait