BAB I PENDAHULUAN
G. Analisis Potensi Kegiatan Bisnis
Dalam menganalisis potensi suatu kegiatan bisnis, digunakan aspek-aspek yang ada pada studi kelayakan bisnis. Aspek aspek tersebut antara lain:
1). Aspek Pasar
Forecast penjualan (Adisaputra, 1992: 147) adalah proyek teknis permintaaan langganan potensial untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai asumsi. Forecast penjualan akan mempengaruhi, bahkan menentukan keputusan dan kebijaksanaan yang diambil, antara lain
kebijaksanaan tentang investasi dalam aktiva tetap. Dapat dikatakan pula bahwa forecast penjualan yang merupakan bagian dari perencanaan perusahaan, akan menentukan potensi penjualan dan luas pasar yang dikuasai mendatang.
2).Aspek Finansial a. Pengertian laba
Dalam aspek finansial laba atau profit sangat memegang peranan penting karena pada umumnya setiap kegiatan bisnis bertujuan untuk menghasilkan laba. Penghasilan bersih atau laba seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per share), (Ikatan Akuntan Indonesia, 1994 : 24). Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi.
Untuk mengetahui potensi finansial suatu perusahaan maka digunakan teknik peramalan laba untuk tahun-tahun mendatang berdasarkan data historis laba tahun-tahun yang lalu.
b. Meramalkan laporan rugi- laba
Laporan rugi- laba untuk tahun mendatang diramalkan untuk mendapatkan suatu estimasi atas laba yang dilaporkan dan jumlah laba yang ditahan yang akan dihasilkan perusahaan selama tahun tersebut.
Hal ini memerlukan asumsi-asumsi tentang rasio biaya operasi, tarif pajak, beban bunga, dan rasio pembayaran deviden.
Dalam kasus yang paling sederhana, dibuat asumsi bahwa biaya akan naik dengan laju yang sama sejalan dengan kenaikan penjualan ; dalam situasi yang lebih rumit biaya-biaya tertentu akan diramalkan secara terpisah. Namun, tujuan utama dari peramalan di bagian ini adalah untuk menentukan berapa banyak laba yang akan diperoleh perusahaan dan ditahan untuk diinvastasikan kembali dalam tahun yang diramalkan (Eugene F. Bringham dan Joel F. Houston, 2001:117). 3). Aspek Teknik dan Teknologi
Menurut Husein Umar dalam studi kelayakan bisnis, tujuan studi aspek teknis-teknologi adalah untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan teknologi, rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak, baik pada saat pembangunan proyek atau operasional secara rutin . Sedangkan potensi dalam hal teknik dan teknologi lebih mengarah pada kemungkinan-kemungkinan perubahan proses produksi serta teknologi yang telah digunakan.
a) Standar mutu produk
Standar mutu produk, meliputi daya tahan produk dan daya guna produk. Daya tahan ini dimaksudkan sebagai ketahanan produk tersebut dalam penggunaannya. sedangkan daya guna adalah kegunaan produk tersebut semaki tinggi tingkat kegunaannya akan
semakin besar pula manfaat yang dapat diperoleh oleh pembeliannya, (Ahyari, 1979:246-251)
b) Pengendalian mutu
Definisi untuk pengendalian mutu adalah keseluruhan cara yang digunakan untuk menentukan dan mencapai standar mutu (Mizuno, 1994:18). Ada juga definisi lain, pengendalian mutu adalah mengembangkan, mendesain, memproduksi dan memeriksa jasa produk yang paling ekonomis, yang paling berguna selalu memberikan kepuasan bagi konsumen (Ishikawa, 1990:50)
c) Program pemeliharaan mesin yang efektif
Menurut Direktur Operasi PT. Jhonson & Jhonson Indonesia Tony
Katwojo suatu usaha peningkatan produktivitas dari suatu unit peme liharaan
akan mengarah pada suatu usaha untuk : 1). Mengurangi biaya pemeliharaan
Pembuatan suatu rancana dan prosedur pelaksanaan yang baik akan mencegah investasi dan pembiayaan yang berlebihan
2). Lebih terkendalinya suatu unit pemeliharaan
Pembuatan suatu sistem kerja dimana dalam proses pelaksanaan akan secara otomatis didapatkan masukan untuk dapat memperbaiki sistem pelaksanaan itu sendiri.
Pelaksanaan pemeliharaan yang tepat, baik dari segi waktu maupun caranya akan mengurangi kerusakan mesin /alat sahingga interupsi terhadap proses produksi yang juga meningkatkan produktivitas produksi.
4). Meningkatnya masa kegunaan dari alat-alat dan mesin- mesin Sehingga dapat menunda keharusan investasi dan mengurangi biaya depresiasi.
d). Pemilihan Tek nologi
Pilihan teknologi untuk berproduksi pada dekade milenium baru saat ini, baik untuk barang maupun jasa, telah dan sedang berkembang terus sesuai dengan kemajuan zaman. Hendaknya pemilihan teknologi membawa efisiensi yang tinggi pada proses produksi sekaligus menghasilkan produktivitas yang tinggi pula. Akan tetapi, selain keuntungan-keuntungan, juga terdapat kelemahan-kelemahan dalam atas perkembangan teknologi ini, misalnya teknologi tersebut belum tentu cocok dengan lingkungan internal perusahaannya ataupun eksternal perusahaannya.
Berkaitan dengan pemilihan teknologi, biasanya suatu produk tertentu dapat diproses lebih dari satu cara, sehingga teknologi yang dipilihpun perlu ditentukan secara jelas. patokan secara umum yang dapat dipakai misalnya adalah dengan mengetahui seberapa jauh derajad mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan.
beberapa kriteria lainnya adalah kesesuaian dengan bahan mentah yang dipakai, keberhasilan pemakaian teknologi di tempat lain, kemampuan tenaga kerja dalam pengoperasian teknologi, dan kemampuan antisipasi terhadap teknologi lanjutan (Husein Umar, 2003: 96)
4). Aspek Manajemen a. Pengertian manajemen
Dalam literatur manajemen, terdapat batasan yang berbeda-beda antara para penulis. menurut Lawrence A. Appley (Manullang, 1977:11), manajemen didefinisikan sebagai:
“The art of getting thing done through people”
Unsur-unsur manajemen atau disebut juga aspek-aspek manajemen adalah: (1) Perencanaan, (2) Pengorganisasian, (3) Penyusunan, (4) Pengarahan (5) Pengontrolan. Kelima hal ini disebut juga sebagai fungsi- fungsi atau tugas manajer (Manullang, 1977:12) .
Untuk merealisasikan sesuatu tujuan, sudah jelas faktor- faktor produksi seperti alam, mesin- mesin, modal dan manusia (tenaga kerja) harus digerakkan. Manajemen beranggapan bahwa faktor manusia atau tenaga kerja harus mendapatkan perhatian yang utama, karena manusia bukanah benda mati. Ia mempunyai akal, perasaan, kehendak, dan sebagainya. Hanya dengan perhatian yang sungguh
kepada faktor produksi tenaga kerja ini, sesuatu tujuan dapat dicapai (Manullang, 1977:12).
b. Definisi manajer
Manajer adalah orang yang mencapai hasil tertentu melalui orang- orang lain. atau dengan kata lain manajer adalah orang yang mempunyai keahlian untuk menggerakkan orang-orang lain untuk melakukan pekerjaan tertentu untuk menghasilkan suatu tujuan tertentu (Manullang, 1977:12).
c. Fungsi manajer dari sudut proses
Fungsi manajer dari sudut proses yaitu terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan (Manullang,1977:18).
1). Perencanaan adalah penetapan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan kemudian, dalam batas waktu tertentu dengan penggunaan faktor- faktor produksi tertentu untuk mendapatkan hasil tertentu.
2). Pengorganisasian adalah menetapkan sistem organisasi yang dianut dan menetapkan pembagian pekerjaan, tugas-tugas dan tanggung jawab dalam sua tu perusahaan untuk mempermudah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan terlebih dahulu.
3). Penyusunan adalah keseluruhan kegiatan untuk memperoleh, memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja yang kompeten
sedemikian rupa sehingga tenaga kerja tersebut dapat menghasilkan tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.
4). Pengarahan adalah pemberian instruksi- instruksi resmi kepada bawahan agar bawahan melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tujuan semula perusahaan.
5). Pengawasan adalah penilaian akan pekerjaan bawahan baik yang sedang dikerjakan maupun yang sudah selesei dengan maksud mengadakan tindakan perbaikan bila perlu agar benar-benar sesuai dengan tujuan semula perusahaan
d. Kegagalan manajemen
Sebuah kegagalan usaha bukan hanya disebabkan oleh faktor produktivitas saja, melainkan juga pada kemampuan seni berusaha dan manajemen. Para ahli yang menyelidiki cenderung mengemukakan lima faktor utama kegagalan wirausaha yaitu: (1) Manajemen yang buruk, (2) Kelalaian, (3) Ketidakjujuran, (4) Kemalangan, (5) Bencana alam.
The Small Business Administration Amerika serikat mengestimasikan bahwa antara faktor-faktor tersabut masalah manajemen yang buruk merupakan penyebab dari sebagian besar kegagalan wirausaha. Di sisi lain kemampuan manajemen tidak bisa begitu saja dapat diperoleh dalam waktu singkat. Manajemen adalah ilmu pengetahuan dimana di dalam penerapannya memerlukan seni dan seni ini hanya mungkin
dikuasai melalui pengalaman, ketekunan dan disiplin (J Ravianto, 1989:19-18).
e. Manajemen tradisional dan manajemen modern
Menurut Prof. Selo Soemardjan dalam seminar Manajemen Pembangunan menurut budaya Indonesia di Bali tahun 1985, Manajemen tradisional lebih mementingkan kebahagiaan manusia dan keutuhan masyarakat daripada tujuan lain. Sedangkan manajemen modern lebih mementingkan efisiensi, evfektivitas dan produktivitas daripada tujuan lain. Berikut adalah perbandingan unsur tradisional dan modern dalam manajemen:
Tabel II. 1
Perbandingan unsur manajemen tradisional - modern menurut Prof. Selo Sumardjan
Sumber : J. Ravianto, 1998
TRADISIONAL MODERN
Kesetiaan karyawan ditunjukkan kepada pemimpin sebagai panutan.
Kesetiaan karyawan ditunjukkan kepada profesi (USA) atau perusahaan (Jepang).
Keterampilan dikembangkan hanya dalam praktek dan pengalaman kerja
Keterampilan dikembangkan dalam praktek dan kerja, ditambah training formal yang terorganisir. Disiplin kerja berkembang dalam hubungan antar
individu, terutama dengan pimpinan
Disiplin kerja diatur dalam peraturan formal. Kritik dan saran yang bersifat korektif dari bawah
terhadap atasan tidak dibenarkan secara terbuka. cara mengajukannya lebih penting daripada isinya.
Kritik dan saran dapat dilemparlkan secara terbuka.
Kepentingan pribadi dan kepentingan dinas cenderung tercampur
Kepentintingan pribadi dan kepentingan dinas dipisahkan dengan tegas
Pekerjaan adalah unsur menciptakan kebahagiaan Bekerja adalah untuk berproduksi.
Baik buruknya karyawan diukur lebih banyak dengan ukuran moral dan etik, daripada ukuran prestasi kerja. Dalam penerimaan karyawan
acceptability lebih penting daripada capabillity.
Baik buruknya karyawan diukur lebih banyak dengan ukuran prestasi kerja, daripada ukuran moral dan etik. Dalam penerimaan karyawan
capabillity lebih penting daripada acceptabillity.
Suatu kontrak dianggap sebagai sarana untuk memulai pekerjaan, karena itu dapat disimpangi menurut situasi yang nyata.
Suatu kontrak berlaku mutlak (contract is sacred). Perubahan harus dengan persetujuan baru kedua belah pihak.
Penghargaan non-materialterhadap karyawan lebih dihargai daripada penghargaan dengan uang
Penghargaan dengan uang dan material dianggap lebih berharga daripada penghargaan non material.
Suatu kantor atau perusahaan adlah tempat berkumpulnya orang-orang yang berhubungan atas dasar perasaan dan kekeluargaan
Suatu kantor atau perusahaan adalah tempat untuk bekerja dengan maksud berproduksi.