BAB V KESIMPULAN
4.2 Analisis
Dari grafik hasil pengukuran dan perhitungan nilai kekerasan dari material AISI 1045 yang telah mengalami proses perlakuan panas dapat dilihat nilai kekerasan tertinggi terdapat pada ujing terdekat pada media quench ( semburan air) hal tersebut menunjukan nilai kekerasan dipengaruhi oleh laju perambatan panas dan waktu pelepasan panas oleh karena itu semakin jauh dari jarak quench maka nilai kekerasan semakin rendah .
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. Kekerasan baja yang terbesar terdapat pada bagian ujung yang lebihdulu didinginkan dengan kran.Kekerasan menurun seiring jauhnya jarak dari ujung baja.
2. Baja memiliki sifat mampu keras yang baik,karena memiliki kriteria yang baik untuk ditingkatkan kekerasannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Modul Panduan Praktikum Metalurgi Fisik, 2014, Bandung : Laboratorium Material Teknik UNJANI.
2. Surdia Tata dan Saito Shinroku. 1984. Pengetahuan Bahan Teknik. Pradnya Paramitha: Bandung.
3. Modul Praktikum Kimia Dsar. 2012. Viskositas Cairan. Laboratorium Kimia Dasar Universitas Jenderal Achmad Yani: Cimahi.
4. Sarimin, Dina Restia Ningrum. 2013. Pengaruh Proses Pemanasan dengan Variasi Media Pendingin. Jurnal.
LAMPIRAN
Tugas :1. Mengapa sangat di perlukan melakukan pengujian hardenability ? karena untuk mengetahui kekerasan logam (bahan) sebagai ukuran ketahanan logam tersebut terhadap deformasi plastis.
2. Perbandingan kedua jenis metoda hardenability antara lain : Untuk menetukan hardenability yaitu ada 2 metoda dengan : 1) Pengujian Jominy
2) Pengujian Grossman
Pada kedua metoda ini perbedaanya terletak pada proses pendinginannya, pada uji jominy spesimen didinginkan dengan cara disemprotkan pada salah satu ujungn logamnya, sedangkan pada uji grossman logam di quenching kedalam media pendingin dengan kondisi tertentu.
Metoda jominy
Benda uji dengan diameter kurang lebih 25 mm dan panjang kurang lebih 100 mm dipanaskan dalam tungku sampai suhu austenit selama kurang lebih 30 menit. Selanjutnya setelah selesai pemanasan, benda uji didinginkan dengan cara salah satu ujung benda uji disemprot dengan air sehingga diperoleh kecepatan pendinginan yang berbeda untuk sepanjang batang tersebut.
Metode Grossman
Hardenabilitysuatu baja di ukur oleh diameter suatu baja yang strukturmikro tepat di intinya adalah 50% martensit setelah dilakukan proses hardening dengan pendinginan tertentu. Baja berbentuk silinder (panjang min 5xD) dengan variasi diameter dilakukan pengerasan dengan media pendingin tertentu. Hasil pengerasan diuji metalografi dan kekerasan, diameter baja tersebut yang intinya tepat 50% martensit
dinyatakan sebagai diameter kritis (D0), pada suatu laju pendinginan tertentu laju pendinginan dinyatakan dengan koefisien of severity(H).
Karena harga Do masih tergantung dengan laju pendinginan tertentu maka dirumuskan harga diameter baja tersebut (50% martensite) dengan pendinginan ideal (H=tak hingga) yang disebut sebagai diameter ideal (Di).
Hasil akhir
Maka didapatkan asumsi dari hasil akhir kedua percobaan Metoda grossman
- Semakin banyak batas butir austenit maka semakin mudah pearlit untuk terbentuk
- Lebih kecil ukuran austenit bahan maka lebih rendah hardenability bahan
- Semakin besar ukuran austenitmaka semakin besar hardenability. Metoda Jominy
- Kandungan komposit bahan logam sangat menentukan - Semakin cepat pendinginan maka semakin keras spesimen - Makin tinggi kandungan karbon maka semakin keras material\ - Makin kecil ukuran butir semakin besar tingkat kekerasannya
PERHITUNGAN JOMINY TEST
Material : AISI 4140
Jenis : Baja Carbon
Komposisi Kimia : % C = 0.37 – 0.44 % Mn = 0.65 – 1.1 % SI % C min = 0.37 -> D min =0,206 % C max = 0,44 -> D max = 0,228
% Mn min = 0,65 -> D min = 3,167 % Mn max = 1,1 -> D max = 4,5 % Si min = 0,15 -> D min = 1,105 Si max = 0,3 -> D max = 1,210 % cr min = 0,75 -> D min = 2,62 Cr max = 1,2 -> D max = 3,5 % Mo min = 0,15 -> D min = 1,45 Mo max = 0,25 -> D max = 1,75 Temperature Austenisasi : 900ºC Holding Time : 30 Menit
Media quench : Air
MENCARI HARGA KRITIS
Jadi Dc min = C x Mn x SI x Cr x Mo
= 0,206 x 3,167 x 1,105 x 2,62 x 1,45
= 2,7387
Dc max = C x Mn x Si x Cr x Mo
= 7,6039
3. Faktor – factor yang memengaruhi sifat mampu keras (hardenability) dari suatu material adalah
Kandungan Karbon
Semakin besar kandungan karbon semakin tinggi kekerasannya sehingga menjadi getas.
Jarak Pendinginan
Jarak pendinginan pada speciment setelah mengalami perlakuan panas pada tiap titik akan berbeda- beda, semakin jauh jarak pendinginan maka kekerasannya akan semakin kecil.
Heat Treatment
Pada prinsipnya, perlakuan panas pada baja untuk membuat homogen unsur – unsur paduan yang terdapat pada dalam logam sehingga didapat komposisi yang seragam ( uniform ) dan mempunyai kekerasan tertentu dengan mengukur laju pendinginan.
METALOGRAFI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekerasan merupakan salah satu sifat mekanik dari logam. Pengujian kekerasan secara luas digunakan dalam proses inspeksi dan control. Salah saru proses yang mempengaruhi kekerasan suatu material adalah proses heat treatment. Kekerasan sulit untuk didefinisikan karena memiliki arti yang berbeda sesuai dengan bidang pemakaiannya. Pada pengujian logam kekerasan didefinisikan sebagai ketahanan suatu logam terhadap indentasi (penekanan) sedangkan didalam mineralogi kekerasan merupakan ketahan suatu mineral terhadap goresan dengan menggunakan standar kekerasan mohs.
Pemilihan logam yang akan digunakan untuk aplikasi ketahanan gesekan (wear resistence) harus mempertimbangkan sifat kekerasan logam tersebut. Hubungan kekerasan sebanding dengan kekuatan logam dimana kekerasan suatu logam akan meningkat maka kekutan logam tersebut juga cendrung meningkat, namun nilai kekerasan ini berbanding terbalik dengan keuletan dari logam. Meskipun logam keras dipandang lebih kuat daripada logam lunak, namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa tingkat kekerasan bahan yang tinggi belum menjamin bahwa komponen mesin memiliki kekuatan (ketahanan) untuk menerima beban.
Berkaitan dengan penggunaan logam keras dan lunak ini, kita memaklumi bahwa teknologi yang berkembang saat ini di negara kita masih dalam tahap pengembangan teknologi tepat guna dan rekayasa industri yang tingkat resikonya tidak terlalu tinggi, sehingga ketelitian dalam perancangan pun menjadi rendah, sebab perancangan konstruksi mesin berteknologi sederhana tentunya jauh berbeda dengan perancangan konstruksi mesin berteknologi tinggi, dan yang pasti
perancangan konstruksi mesin berteknologi tinggi memerlukan pengolahan logam yang berkualitas pula.
Dengan demikian, bahan benda kerja yang baik dan berkualitas tidak hanya ditentukan oleh keras atau lunaknya bahan tersebut, tetapi sangat banyak ditentukan oleh ketepatan memilih bahan sesuai besarnya pembebanan yang diberikan. Dengan pemilihan bahan yang tepat, akan diperoleh tingkat efisiensi yang tinggi dan dijamin kuat untuk menerima beban.
Pentingnya sifat kekerasan dalam pemilihan material logam untuk peralatan teknik seperti untuk komponen mesin yang mengalami gesekan contohnya piston dan lain sebagainya. Maka penting untuk melakukan praktikum ini untuk memahami seta mempelajari lebih lanjut bagaimana proses pengukuran kekerasan logam khususnya material baja dengan menggunakan mesin uji kekerasan Rockwell.
1.2 Tujuan
1. Menjelaskan tujuan dari proses metalografi.
2. Menjelaskan langkah-langkah pengujian metalografi. 3. Mengetahui ukuran fasa dari logam.
4. Mengetahui bahan dan alat yang digunakan dalam pengujian metalografi