• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII OPTIMALISASI POLA TANAM SAYURAN

7.3 Pola Tanam Optimal

7.3.1 Analisis Primal

Analisis data menunjukkan pola tanam sayuran optimal yang disarankan kepada petani untuk diusahakan. Analisis pola tanam optimal dilakukan sesuai dengan golongan luas lahan petani. Pola tanam optimal golongan petani luas dan petani sempit dapat dilihat dari nilai reduced cost pada pola tanam tersebut bernilai nol. Jenis sayuran yang terpilih dalam skema optimal adalah sayuran yang dapat memberikan pendapatan maksimum dengan keterbatasan sumberdaya yang ada. Pola tanam yang memiliki nilai reduced cost yang tidak sama dengan nol tidak disarankan untuk diterapkan oleh petani. Jika pola tanam tersebut diterapkan, maka pendapatan usahatani akan berkurang sebesar nilai reduced cost

pada masing-masing pola tanam.

Pola tanam optimal petani luas dan petani sempit berbeda pada setiap musim tanamnya, kecuali pada MT II. Adapun pola tanam optimal untuk golongan petani luas adalah kacang panjang+caisin pada MT I, tomat+caisin pada

82 MT II, dan cabai keriting+caisin pada MT III. Sedangkan pola tanam optimal untuk golongan petani sempit adalah buncis+caisin pada MT I, tomat+caisin pada MT II, dan jagung manis+caisin pada MT III. Jumlah petani yang telah menerapkan pola tanam optimal dapat dilihat pada Tabel 39.

Tabel 39. Jumlah Petani yang Menerapkan Pola Tanam Optimal Golongan Petani Luas dan Petani Sempit Agustus 2011-Juli 2012

Petani Luas Petani Sempit

Pola Tanam Jumlah Petani Persentasi Pola Tanam Jumlah Petani Persentasi

KPC 5 38.46 BC 9 52.94

ToC 3 23.08 ToC 10 58.82

CKC 5 38.46 JMC 9 52.94

Berdasarkan Tabel 39, dapat diketahui bahwa sebagian besar petani belum menerapkan pola tanam optimal, khususnya petani luas. Dari 13 petani luas, tidak lebih dari 50 persen petani yang telah menerapkan pola tanam optimal untuk setiap musim tanam. Pada petani sempit, dari 17 petani lebih dari 50 persen sudah menerapkan pola tanam optimal pada setiap musim tanam. Terdapat tujuh petani sempit yang telah menerapkan pola tanam optimal untuk ketiga musim tanam (pola tanam setahun). Namun, tidak satu pun petani luas yang telah menerapkan pola tanam optimal. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan usahatani masih dapat ditingkatkan dengan menerapkan pola tanam optimal yang disarankan.

Hasil analisis optimalisasi golongan petani luas (0,6746 ha) menunjukkan bahwa nilai fungsi tujuan, yakni pendapatan usahatani pada kondisi optimal adalah sebesar Rp 28.891.810 per tahun atau Rp 42.828.061,07 per hektar per tahun. Sedangkan pendapatan usahatani optimal petani sempit (0,1365 ha) adalah sebesar Rp 2.730.083 per tahun atau Rp 20.000.608,06 per hektar per tahun.

Analisis primal menunjukkan besarnya biaya yang dikeluarkan pada setiap aktivitas dalam skema optimal. Penggunaan input usahatani yang dianjurkan sesuai dengan hasil analisis optimalisasi dapat dilihat pada Tabel 40. Berdasarkan Tabel 40 dapat diketahui bahwa total biaya usahatani petani luas lebih besar dibandingkan dengan petani sempit. Penggunaan tenaga kerja petani sempit secara umum sudah optimal, sehingga apabila dilakukan penambahan tenaga kerja akan mengurangi pendapatan sebesar nilai reduces cost-nya. Rincian penggunaan input usahatani petani luas dan petani sempit dapat dilihat pada Lampiran 15.

83

Tabel 40. Penggunaan Input Usahatani Sayuran per Hektar Golongan Petani

Luas dan Petani Sempit di Kelompok Tani Pondok Menteng Agustus 2011-Juli 2012

Uraian Total

Petani Luas Petani Sempit

Total Biaya Pupuk 9,665,251.50 11,451,707.67

Total Biaya Tenaga Kerja 6,804,037.69 -

Total Biaya Saprodi Lain 43,524,057.83 33,589,182.74

Total Biaya 59,993,347.03 45,040,890.41

Penerimaan usahatani petani luas lebih besar daripada petani sempit pada skema optimal karena produktivitas petani luas lebih tinggi dibandingkan dengan petani sempit. Penerimaan terbesar petani luas berasal dari tanaman cabai keriting. Hal ini disebabkan oleh harga jual cabai keriting lebih tinggi daripada harga jual sayuran lainnya. Sedangkan penerimaan tertinggi petani sempit berasal dari penjualan buncis. Penerimaan usahatani per hektar petani luas dan petani sempit pada skema optimal dapat dilihat pada Tabel 41.

Tabel 41. Penerimaan Usahatani Sayuran per Hektar Menurut Golongan Petani

Luas dan Petani Sempit di Kelompok Tani Pondok Menteng Agustus 2011-Juli 2012

Uraian Penerimaan

Petani Luas Petani Sempit

Kacang Panjang MT I 23,660,762.43 -

Caisin MT I 5,248,078.84 6,286,287.48

Buncis MT I - 19,063,644.73

Tomat MT II 7,687,088.22 12,270,551.62

Caisin MT II 3,376,345.54 12,762,614.42

Cabai Keriting MT III 52,557,547.76 -

Caisin MT III 8,783,479.74 8,200,062.42

Jagung Manis MT III - 6,458,337.80

Total Penerimaan 101,313,302.53 65,041,498.46

Pendapatan usahatani optimal dapat diperoleh melalui pengurangan penerimaan usahatani dengan total biaya usahatani. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diketahui bahwa usahatani petani luas mampu memberikan pendapatan yang lebih tinggi daripada petani sempit. Pendapatan usahatani sayuran golongan petani luas adalah sebesar Rp 42.828.061,07 dengan nilai R/C ratio sebesar 1,73.

84

Nilai tersebut lebih besar dibandingkan dengan pendapatan usahatani golongan petani sempit, yaitu sebesar Rp 20.000.608,06 dengan nilai R/C ratio sebesar 1,44. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani sayuran golongan petani luas lebih efisien sehingga mampu memberikan pendapatan yang lebih besar, seperti diuraikan pada Tabel 42.

Tabel 42. Pendapatan Usahatani Sayuran per Hektar Menurut Golongan Petani

Luas dan Petani Sempit di Kelompok Tani Pondok Menteng Agustus 2011-Juli 2012

Uraian Petani Luas Petani Sempit

Penerimaan 101,313,302.53 65,041,498.46

Total Biaya 59,993,347.03 45,040,890.41

Pendapatan 42,828,061.07 20,000,608.06

R/C Ratio 1.73 1.44

Nilai reduced cost dari masing-masing tanaman yang tidak masuk dalam skema optimal menunjukkan bahwa penguasaan satu hektar lahan pada tanaman tersebut akan mengurangi pendapatan sebesar nilai reduced cost-nya. Adapun nilai reduced cost pada tanaman yang tidak termasuk dalam pola tanam optimal golongan petani luas dan petani sempit dapat dilihat pada tabel 43.

Tabel 43. Nilai Reduced Cost Pola Tanam Golongan Petani Luas dan petani

Sempit Agustus 2011-Juli 2012

No Musim Tanam Jenis Tanaman Petani Luas Petani Sempit

1 1 Caisin 10,107,505.00

2 1 Jagung Manis + Caisin 17,794,504.00

3 1 Tomat + Caisin 17,428,898.00

4 2 Caisin 2,538,521.50

5 2 Jagung Manis + Caisin 434,119.63 29,838,968.00

6 2 Timun + Caisin 5,906,535.00

7 3 Jagung Manis + Caisin 1,413,415.75

8 3 Timun + Caisin 9,120,198.00

9 3 Buncis + Tomat 12,716,521.00

10 3 Buncis + Caisin 12,565,137.00

Berdasarkan Tabel 43, dapat diihat bahwa terdapat beberapa jenis tanaman yang tidak dianjurkan untuk diusahakan petani. Jenis tanaman yang tidak dianjurkan pada petani luas adalah caisin pada MT I, caisin pada MT II, jagung

85 manis+caisin pada MT II, timun+caisin pada MT II, dan jagung manis+caisin pada MT III. Pada petani sempit, pola tanam yang tidak dianjurkan terdiri dari jagung manis+caisin pada MT I, tomat+caisin pada MT I, jagung manis+caisin pada MT II, timun+caisin pada MT III, buncis+tomat pada MT III, dan buncis+caisin pada MT III. Nilai reduced cost pada tanaman tersebut menunjukkan bahwa keuntungan petani akan berkurang sebesar nilai reduced cost-nya apabila tanaman tersebut tetap diusahakan.

Dokumen terkait