• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Analisis Data

2. Analisis Proses Pemanfaatan Sumber Belajar Berbasis Lingkungan

(Setting) di MI Imaduddin Hadiwarno Mejobo Kudus

Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen, yaitu guru, siswa, dan materi pelajaran atau sumber belajar. Interaksi antara ketiga komponen utama inimelibatkan sarana dan prasarana seperti metode, media, dan penataan lingkungan tempat belajar sehingga tercipta suatu proses pembelajaran yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan.51

MI NU Imaduddin Hadiwarno Mejobo Kudus memanfaatkan sumber belajar berbasis lingkungan (setting) meliputi kelas, perpustakaan, dan laboratorium agama (masjid).

a. Kelas

Kelas merupakan tempat sudah umum ada dalam pembelajaran. Agar tercipta suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas meliputi pengelolaan siswa, dan pengelolaan fisik kelas. Salah satu contoh pengelolaan fisik kelas yaitu pengaturan posisi tempat duduk berubah ubah sesuai kebutuhan. Kadang-kadang dibuat diskusi berkelompok dengan tempat duduk dibuat melingkar kadang mengumpul di tengah, kadang di buat seperti huruf U.52 Tempat duduk siswa sebaiknya ukurannya tidak terlalu besar agar diubah-ubah formasinya. Akan tetapi meja di MI NU Imaduddin terlalu besar sehingga guru sedikit kesulitan dalam membentuk formasi dalam pembelajaran.

Pengaturan alat-alat pengajaran juga diperlukan dalam pemanfaatan kelas. Pengaturan alat pengajaran dikelas yang diatur

51

Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 108

52

Hasil wawancara kepada M. Miftahuddin selaku guru SKI kelas IV dan V MI NU Imaduddin Hadiwarno Kudus tanggal 18 Agustus 2016.

antara lain media pengajaran seperti LCD proyektor. MI NU Imaduddin memiliki satu proyektor dan digunakan secara bergilir dan kondisinya masih baik. LCD proyektor dimanfaatkan guru untuk menampilkan gambar-gambar, film, menggunkaan LCD untuk kuis, agar lebih menarik peserta didik.53 Alat peraga atau media pengajaran semestinya diletakkan di kelas dan setiap kelas memilikinya agar memudahkan dalam penggunaan serta dapat mempersingkat waktu sehingga efektif dan efisien.

Kelas dimanfaatkan dalam pembelajaran dengan dilakukan pengelolaan kelas yang baik agar tercipta suasana yang menggairahkan. Sebagaimana dijelaskan oleh Syaiful Bahri Djamarah menjelaskan bahwa agar tercipta suasana belajar yang menggairahkan, perlu diperhatikan penataan ruang kelas/belajar, seperti ukuran dan bentuk kelas, bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa, jumlah siswa dalam kelas, jumlah siswa dalam setiap kelompok, jumlah kelompok dalam kelas, dan komposisi siswa.54

b. Perpustakaan

Perpustakaan di MI NU Imaduddin Hadiwarno Mejobo Kudus sesudah dimanfaatkan untuk menambah pengalaman belajar dalam membantu kelancaran dalam proses pembelajaran PAI, namun dalam segi pendayagunaan masih belum maksimal dikarenakan keterbatasan buku dan kurangnya pengelolaan perpustakaan dan tidak adanya media di dalam perpustakaan.

Menurut Ibrahim Bafadal, perpustakaan bermanfaat untuk menimbulkan kecintaan anak didik terhadap membaca, memperkaya pengalaman belajar anak didik, menanamkan kebiasaan belajar mandiri pada anak didik, mempercepat proses penguasaan teknik membaca,

53

Hasil wawancara kepada M. Miftahuddin selaku guru SKI kelas IV dan V MI NU Imaduddin Hadiwarno Kudus tanggal 18 Agustus 2016.

54

Syaiful Bahri Dzamarah dan Anwar Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 228

membantu perkembangan percakapan berbahasa, melatih mental tanggung jawab pada anak didik, memperlancar anak didik dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah, membantu guru untuk menemukan sumber-sumber pengajaran, serta menolong anak didik, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan serta kemajuan pengetahuan dan teknologi.55Sayangnya banyak perpustakaan yang hanya menjadi simbol tanpa fungsi. Perpustakaan sekolah kebanyakan sepi pengunjung, sedikit koleksi bukunya, serta tidak ada kegiatan-kegiatan, seprti bedah buku, diskusi, lomba menulis, latihan jurnalistik, dan sejenisnya. Sehingga tidak akan menarik minat anak didik. Selain itu, dorongan guru juga kurang maksimal.56

Kenyataan yang ada di MI NU Imaduddin Hadiwarno Mejobo Kudus tentang peranan perpustakaan sebagai sumber belajar berbasis lingkungan (setting) dalam menunjang pembelajaran PAI akan lebih maksimal jika pihak pengelola dalam hal ini kepala madrasah, wakamad sarpras, serta pustakawan, terus berusaha untuk lebih meningkatkan dalam hal pendayagunaan perpustakaan. Pada awalnya tujuan pendirian perpustakaan ini adalah untuk menambah nilai akreditasi madrasah. Sehingga penggunaan serta pengelolaannya terkesan kurang diprioritaskan dan hanya setengah-setengah. Kepala madrasah MI NU Imaduddin Hadiwarno Mejobo Kudus sebagai penanggung jawab harus merubah tujuan pendirian perpustakaan agar dapat dimaksimalkan sepenuhnya untuk menunjang pembelajaran PAI dan pembelajaran umum demi meningkatkan mutu pemebaljaran yang berujung pada hasil belajar peserta didik pada semua mapel khususnya mapel PAI juga memperoleh hasil yang maksimal.

55

Ibid, hlm. 5-6 56

Jamal Ma’mur Asmani, Tips Membangun Komunitas Belajar di Sekolah, DIVA Press, Jogjakarta, 2014, hlm. 186-187

c. Laboratorium Agama

Laboratorium agama di MI NU Imaduddin Hadiwarno Mejobo Kudus sudah dimanfaatkan dan digunakan sebagai sumber belajar berbasis lingkungan (setting) dalam membantu kelancaran dalam proses pembelajaran PAI, namun dalam segi pendayagunaan masih belum maksimal juga dikarenakan keterbatasan waktu dan tidak adanya ruangan khusus laboratorium agama.

Pembelajaran PAI di laboratorium agama memberikan konstribusi positif terhadap proses pembelajaran PAI. Pembelajaran PAI di laboratorium dapat mengurangi tingkat kejenuhan siswa sehingga siswa lebih tertarik dengan materi. Selain itu, belajar dengan melakukan sendiri (praktik) juga dapat meningkatkan tingkat pemahaman siswa. Walaupun di MI NU Imaduddin Hadiwarno Mejobo Kudus tidak memiliki ruang khusus sebagai laboratorium PAI, tetapi mampu menunjang pembelajaran PAI dan telah meraih berbagai prestasi sepanjang tahunnya.

Sebagai bukti masjid telah dimanfaatkan adalah dengan diraihnya prestasi-prestasi oleh para peserta didik dibidang keagamaan. Prestasi-prestasi tersebut antara lain:

1. Lomba Qiro’ putra juara 2 tingkat kabupaten dan Qiro” putri juara 1 tingkat kabupaten.

2. Ke NU-an olimpiade Aswaja juara 2 tingkat provinsi.

3. Tilawah al-Qur’an putra juara 2 tingkat kabupaten dan putri juara 2 tingkat kabupaten.

4. Rebana juara 3 tingkat kabupaten.57

Jadi, MI NU Imaduddin Hadiwarno Mejobo Kudus sudah memenuhi kriteria yang baik dalam pemanfaatan sumber belajar berbasis lingkungan (setting). Akan tetapi perlu ditingkatkan lagi dan perlu di bangun ruang khusus laboratorium agama, tidak lagi menggunakan masjid sebagai laboratorium agama.

57

3. Analisis Problem-problem dalam Proses Pemanfaatan Sumber

Dokumen terkait