• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Laporan Keuangan

2.3.4. Analisis Rasio

Menurut Sawir (2005), untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, diperlukan tolak ukur berupa rasio atau indeks yang menghubungkan antara data yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interpretasi dari bermacam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik mengenai kinerja keuangan dan prestasi perusahaan.

Rasio keuangan dapat membantu dalam mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan (Keown, et al, 2008). Rasio keuangan memberikan dua cara untuk membuat perbandingan dari data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti yakni pertama, dapat meneliti rasio antar waktu untuk mengetahui arah pergerakannya; kedua, dapat memperbandingkan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan lain.

Analisis ini mencakup empat kelompok analisis yang meliputi analisis likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas (Munawir, 2007). Alat analisis rasio ini dapat memberikan gambaran mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka pembanding yang digunakan sebagai standar.

a. Rasio Likuiditas

Menurut Munawir (2007), likuiditas didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban keuangannya yang sudah jatuh tempo. Jadi, analisis likuiditas menunjukkan apakah perusahaan mampu memenuhi kewajiban keuangannya yang akan jatuh tempo. Analisis rasio ini dapat digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, serta membantu manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan.

Suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila mampu memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus dibayar tepat pada waktunya, memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi normal, membayar bunga dan deviden yang dibutuhkan dan memelihara tingkat kredit yang menguntungkan. Analisis likuiditas pada umumnya diukur dengan menggunakan rasio berikut :

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar. Rasio lancar yang rendah menunjukkan bahwa dalam perusahaan terdapat masalah

likuiditas. Namun rasio lancar yang tinggi menunjukkan ketidakmampuan perusahaan dalam mengoptimalkan aktiva yang ada untuk menghasilkan laba (Sawir, 2005).

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan. Menurut Sawir (2005), persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah sehingga sulit untuk direalisasikan menjadi uang kas dalam waktu yang singkat. Jadi rasio ini dinilai lebih baik dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

b. Analisis Solvabilitas

Analisis solvabilitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban finansialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang (Munawir, 2007). Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya. Kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan yang baik juga dalam jangka panjang. Rasio-rasio yang umum digunakan dalam analisis solvabilitas antara lain (Munawir, 2007):

1. Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva (Debt to Total Asset Ratio)

Rasio ini menunjukkan proporsi antara total kewajiban perusahaan dengan total kekayaan perusahaan yang dimiliki. Semakin tinggi nilai persentase rasio utang maka semakin tinggi pula resiko perusahaan yang harus ditanggung perusahaan (Sawir, 2005).

2. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang dan ekuitas (modal) yang digunakan dalam mendanai aktiva dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Sawir, 2005).

3. Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (Long Term Debt to Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan proporsi hutang jangka panjang dan modal sendiri dalam pembiayaan aktiva, dan juga merupakan jaminan terhadap hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001).

4. Rasio Ekuitas terhadap Total Aktiva (Equity to Total Asset Ratio)

Rasio ini menunjukkan besarnya modal sendiri yang digunakan untuk mendanai seluruh aktiva perusahaan. Semakin tinggi nilai rasio maka semakin kecil jumlah pinjaman perusahaan yang digunakan untuk mendanai seluruh aktiva perusahaan (Riyanto, 2001).

c. Analisis Aktivitas

Analisis aktivitas menunjukkan bagaimana tingkat efisiensi dan efektivitas perusahaan didalam mengelola dan menggunakan asset untuk memperoleh keuntungan (profit) dari penjualan. Analisis aktivitas dapat dihitung dengan menggunakan rasio-rasio sebagai berikut :

1. Rasio Perputaran Total Aktiva (total Asset turn Over Ratio)

Rasio ini menunjukkan sejumlah mana tingkat efektivitas penggunaan seluruh aset perubahan dalam rangka menghasilkan penjualan dan memperoleh laba (profit) (Riyanto, 2001). Nilai rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan bersih yang dapat dilakukan untuk setiap rupiah total aktiva yang dimiliki perusahaan.

2. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turn Over Ratio)

Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan aktiva tetap dalam kegiatan yang menghasilkan pendapatan penjualan. Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.

3. Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turn Over Ratio) Rasio perputaran piutang merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam piutang untuk berputar dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi angka rasio ini berarti semakin cepat perputaran piutang dalam satu periode, maka modal kerja yang tertanam dalam piutang

semakin turun karena semakin cepat pencairan piutang menjadi bentuk kas (Riyanto, 2001).

Sedangkan Periode Pengumpulan Piutang (Collection Periode)

merupakanrasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menagih atau mengumpulkan piutangnya. Semakin lama waktu pengumpulan piutang (penagihan), maka semakin besar resiko piutang tersebut menjadi tak tertagih (Riyanto, 2001).

d. Analisis Profitabilitas

Analisis profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit) dalam periode tertentu. Profitabilitas perusahaan diukur dari kemampuannya dalam menggunakan aktiva secara produktif.dengan demikian profitabilitas perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal yang dimiliki perusahaan dalam periode yang sama (Munawir, 2007). Rasio-rasio yang umumnya digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah :

1. Rasio Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Rasio marjin laba kotor merupakan rasio antara laba kotor yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama. Rasio ini mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari setiap rupiah penjualan. Semakin besar nilai rasio maka semakin besar pula perusahaan memperoleh laba kotor (Munawir, 2007).

2. Rasio Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Rasio marjin laba bersih merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan besarnya laba bersih yang dapat dihasilkan perusahaan dari setiap rupiah penjualan. Selain itu rasio ini digunakan untuk menghitung tingkat keuntungan bersih yang diperoleh (Munawir, 2007).

3. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return of Investment)

Rasio ini menunjukkan hasil yang dicapai dari investasi-investasi yang ditanam dalam perusahaan oleh para investor. Selain itu rasio juga

mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan dari operasi tersebut (Munawir, 2007). Manajemen dapat menggunakan ROI sebagai peringatan dini atas tindakan yang perlu diambil agar perusahaan dapat tetap berjalan lancar dan terus menghasilkan keuntungan (profit).

4. Rasio Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return of Equity)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba atas modal yang ditanam oleh pemilik modal. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan keberhasilan dari manajemen perusahaan dalam mengelola modal yang ditanam oleh pemilik perusahaan, dimana laba yang diperoleh tinggi (Munawir, 2007).

2.3.5.Analisis Du Pont

Analisis ini merupakan pendekatan terpadu terhadap analisis rasio keuangan dimana analisis ini dirancang untuk mengevaluasi profitabilitas dan mencari tingkatpengembalian ekuitas. Analisis ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi pemegang saham biasa. Semakin tinggi nilai ROE suatu perusahaan maka semakin baik perusahaan dalam pengelolaan manajemen keuangannya (Keown, et al, 2008).

Manfaat lain dari analisis Du Pont adalah (Keown, et al, 2008) : 1. Untuk menganalisis cara meningkatkan prestasi perusahaan

2. Untuk melihat efektivitas pengelolaan sumber daya guna memaksimalkan tingkat pengembalian para pemilik saham.

Analisis Du Pont menggabungkan rasio-rasio aktivitas dan profit marjin dan menunjukkan bagaimana rasio-rasio tersebut berinteraksi untuk menentukan profitabilitasnya aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan serta tingkat pengembalian ekuitas (ROE) yang dihasilkan. Analisis ini memfokuskan pada ROE perusahaan karena dalam analisis Du Pont menganggap bahwa keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari perkembangan ROE yang dimiliki, semakin tinggi ROE suatu perusahaan

maka semakin baik perusahaan dalam mengelola manajemennya (Sawir, 2005).

2.4. Penelitian Terdahulu

Setiati (2004) melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan PT. Jaya Teknik Indonesia periode 1999-2003 dengan menggunakan analisa trend, analisa persentase per komponen, analisa rasio dan analisa Du pont. Analisa trend terhadap neraca menunjukkan bahwa jumlah aktiva lancar mengalami penurunan pada tahun 2000 dan peningkatan pada tahun 2001-2003. Peningkatan terbesar dicapai pada tahun 2003 berkaitan dengan meningkatnya jumlah kas dan bank serta uang muka. Analisa trend terhadap laporan rugi laba menunjukkan adanya trend yang meningkat pada pendapatan kontrak selama lima tahun pengamatan. Peningkatan terbesar dicapai pada tahun 2003, berkaitan dengan adanya kenaikan alat-alat listrik dan mekanik sehingga mengakibatkan naiknya harga jual dari jasa konstruksi dan perdagangan. Peningkatan pendapatan juga diikuti dengan trend yang meningkat pada biaya kontrak. Laba bersih perusahaan meningkat jika dibandingkan tahun dasar, kecuali tahun 2000, karena pada tahun tersebut kenaikan beban usaha melebihi kenaikan pendapatan kontrak.

Analisa persentase per komponen terhadap neraca menunjukkan bahwa aktiva lancar memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan aktiva tetap dan hutang lancar cenderung menurun. Proporsi hutang lancar lebih besar dari hutang jangka panjangnya. Analisa persentase per komponen terhadap laporan rugi laba menunjukkan bahwa nilai proporsi faktor pengurang yang terbesar terhadap total pendapatan kontrak adalah biaya kontrak. Proporsi beban usaha berfluktuasi yang menyebabkan komponen laba usaha maupun laba bersih berfluktuasi. Berdasarkan analisa rasio menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan yang cukup likuid, kurang solvabel dan kurang aman posisi kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajiban keuangannya, aktivitas perusahaan yang sudah baik namun kebijakan kredit yang diberikan terlalu lunak, dan profitabilitas perusahaan yang

mampu menghasilkan keuntungan yang cukup baik. Sedangkan analisa Du Pont menunjukkan bahwa kinerja perusahaan selama lima tahun cenderung berfluktuasi. Nilai ROE tertinggi terjadi pada tahun 2001 sebesar 49,25 persen, hal ini menunjukkan produktivitas modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan meningkat.

Suseno (2010) melakukan penelitian kinerja keuangan PT. Bimatama Indonesia Estetika, Jakarta periode 2004-2008 dengan menggunakan analisa trend, analisa persentase per komponen, analisa rasio dan analisa Du pont. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perkembangan keuangan perusahaan selama lima tahun menunjukkan bahwa keuangan jangka pendek dilihat dari komponen yang digunakan untuk menilai likuiditas perusahaan yaitu hutang lancar dan aktiva lancar mengalami peningkatan secara fluktuatif. Sementara kondisi keuangan jangka panjang dilihat dari komponen yang digunakan untuk menilai solvabilitas perusahaan menunjukkan kecenderungan yang meningkat dalam dua tahun terakhir dengan laju peningkatan terbesar terjadi dalam komponen total hutang dan diikuti oleh total aktiva dan modal sendiri. Sedangkan pada laporan rugi laba dapat dilihat bahwa komponen pendapatan usaha, harga pokok penjualan, beban usaha, dan laba bersih cenderung meningkat setiap tahunnya.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang tercermin dari laporan keuangannya dari tahun ke tahun. Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan seberapa berhasil suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Gambaran mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diperoleh dengan cara melakukan analisis terhadap laporan keuangannya, sehingga laporan keuangan tersebut bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.

Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dapat dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan untuk periode 2006-2010. Laporan keuangan yang digunakan adalah neraca dan rugi laba. Laporan neraca menunjukkan posisi finansial suatu perusahaan pada suatu saat, sedangkan laporan rugi laba menunjukkan hasil operasi selama periode tertentu. Melalui analisis laporan keuangan biasa diantaranya analisis Trend ,analisis peramalan,

analisis per komponen, analisis rasio (likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas) serta analisis Du Pont dapat diketahui informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara ringkas kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di mulai dengan pengumpulan data sekunder mengenai PT. Goodyear Indonesia Tbk. Data tersebut diolah dan dianalisis untuk memperoleh gambaran mengenai kinerja keuangan yang dapat menghasilkan suatu kesimpulan dan saran bagi kinerja keuangan

Aktivitas PT. Goodyear Indonesia Tbk

Laporan Keuangan Neraca Rugi/Laba Analisis Kinerja Keuangan Analisis Rasio -Likuiditas -Solvabilitas -Profitabilitas -Aktivitas Analisis Trend Analisis Per Komponen Analisis Du Pont

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Keuangan perusahaan Proyeksi (Analisis Peramalan)

PT. Goodyear. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 3 bulan dari bulan Mei hingga bulan Juli 2011.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang meliputi laporan neraca dan rugi laba kurun waktu lima tahun terakhir (2006- 2010), profil perusahaan serta literatur-literatur perusahaan yang terkait dalam kebutuhan data penelitian.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian kinerja keuangan ini terdiri dari teknik pengumpulan data sekunder. Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan melalui penelusuran literatur- literatur dan teknik kepustakaan dengan mencari data laporan keuangan PT. Goodyear Tbk. Penelusuran literatur dilakukan melalui pencarian data di Internet dan laporan. Adapun data-data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

a) Profil Perusahaan : Sejarah pendirian PT. Goodyear, tujuan penirian, visi misi PT. Goodyear dan perkembangan PT. Goodyear hingga sekarang

b) Kondisi Keuangan : Perkembangan laporan keuangan 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian diolah secara manual maupun dengan menggunakan komputer berdasarkan kerangka pemikiran yang telah disusun. Selanjutnya data yang telah diolah akan ditampilkan dalam bentuk tabel agar mudah dibaca.

Metode analisis data yang digunakan adalah : 1. Analisis Trend

Metode analisis ini digunakan untuk melihat gambaran mengenai perkembangan kondisi keuangan perusahaan dari tahun ke tahun. Dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat diketahui kecenderungan atau trend dari hasil-hasil yang

telah di capai perusahaan, apakah tetap, meningkat atau menurun (Munawir, 2007). Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan perusahaan melalui rentang perjalanan waktu yang telah lau dan memproyeksikan situasi di masa yang akan datang. Analisis ini merupakan pelengkap dari analisis rasio, dimana hasil dari analisis trend akan dijadikan dasar dalam melakukan interpretasi hasil analisis rasio. Dalam analisis trend dibutuhkan satu tahun dasar. Dalam penelitian ini yang dijadikan tahun dasar adalah tahun 2006 karena merupakan tahun yang paling awal dari periode yang dianalisis. Setiap pos yang terdapat dalam laporan keuanganyang dipilih sebagai tahun dasar diberikan angka indeks 100, sedangkan pos-pos yang sama dari periode yang dianalisis dihubungkan dengan pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar dengan cara membagi jumlah rupiah tiap-tiap pos dalam periode yang dianalisis dengan jumlah rupiah dari pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar, sehingga dapat dilihat kenaikan atau penurunan nilai persentase tiap pos. Analisis ini merupakan pelengkap dari analisis rasio karena hasil dari analisis ini akan membantu didalam menginterpretasikan hasil analisis rasio. Analisis trend dapat dirumuskan sebagai berikut :

% 100 × = o t t Px Px Rx ...(1) Dimana : Rxt Px

= nilai presentase untuk tahun ke-t t

Px

= pos x dalam laporan keuangan yang akan dianalisis

o 2. Analisis Peramalan

= pos x dalam laporan keuangan sebagai tahun dasar

Pada penelitian model peramalan yang dipakai adalah model peramalan Double Exponential Smoothing menggunakan data historis dalam bentuk time series tahunan dengan menggunakan Software Minitab 15. Metode ini dipakai karena data yang akan diramalkan berbentuk trend (tidak stasioner) yang ditandai adanya kecenderungan arah data bergerak menaik (growth) atau menurun (decline) pada

jkangka panjang. Menurut Santoso (2009), metode Forecasting yang tepat pada data non stasioner adalah metode double exponential smoothing. Metode ini akan menyesuaikan faktor trend yang ada pada pola data, dengan rumus sebagai berikut :

Untuk komponen level estimate

(

)(

t-1 t-1

)

t

t Y 1- L T

L = α + α + ...(2) Untuk komponen trend estimate

(

t t-1

) (

)

t-1

t L -L 1- T

T = β + β ...(3) Sehingga untuk forecast periode ke p dengan rumus :

t t p t ^ pT L = + + Y ...(4) Dimana : L= level estimate

T = trend estimate

^

Y= nilai forecast untuk periode mendatang α =Parameter pertama perataan antara 0 dan 1 β =Parameter kedua untuk pemulusan trend p =Periode ke depan yang akan diramalkan

3. Analisis Persentase Per Komponen (Common Size Statement)

Metode analisis ini digunakan untuk melihat gambaran mengenai perubahan-perubahan dalam masing-masing pos dari tahun ke tahun dalam hubungannya dengan total aktiva atau dengan total penjualan (Munawir, 2007). Analisis ini dilakukan dengan menghitung persentase dari setiap pos dalam aktiva dengan total aktivanya, dan setiap pos dalam pasiva dengan total pasivanya, serta setiap pos dalam laba-rugi dengan total penjualannya. Analisis persentase per komponen dapat dirumuskan sebagai berikut :

% 100 × = o t t Py Py Ry ...(5) Dimana : Ryt Py

= nilai persentase pos yang dibandingkan t

Py

= pos y dalam laporan keuangan tahun ke-t o = pos dasar sebagai pembanding

4. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik mengenai kondisi keuangan perusahaan dan prestasi perusahaan dibandingkan analisis yang hanya didasarkan pada data keuangan yang tidak berbentuk rasio (Sawir, 2005). Analisis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis likuiditas, analisis aktivitas, analisis leverage, analisis profitabilitas dan analisis nilai pasar.

a) Analisis Likuiditas, rasio ini mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya yang akan segera jatuh tempo dan juga mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian yang mungkin terjadi yang terdiri dari :

• Rasio Lancar (Current Ratio) adalah rasio yang dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Lancar Hutang Lancar Aktiva Lancar Rasio = ...(6)

• Rasio Cepat (Quick Ratio) adalah rasio yang dihitung dengan menggunakan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan dibagi dengan kewajiban lancar. Rasio cepat merupakan ukuran penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan penjualan persediaan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

Lancar Hutang Persediaan - Lancar Aktiva Cepat Rasio = ...(7)

b) Rasio solvabilitas, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang serta

untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang, yang terdiri dari :

• Rasio Hutang (Debt to Total Asset Ratio) mengukur sejauh mana kewajiban perusahaan digunakan untuk mendanai pembelian atau investasi atas aktiva perusahaan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

Aktiva Total Hutang Total Hutang Rasio = ...(8)

• Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio) adalah

rasio yang menunjukkan perbandingan antara hutang dan ekuitas (modal) yang digunakan dalam mendanai aktiva dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio hutang terhadap ekuitas dapat dirumuskan sebagai berikut :

Ekuitas Total Hutang Total Ekuitas terhadap Hutang Rasio = ...(9)

• Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Ekuitas (Long Term Debt to Equity Ratio) adalah rasio yang menunjukkan proporsi hutang jangka panjang dan modal sendiri dalam pembiayaan aktiva, dan juga merupakan jaminan terhadap hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Ekuitas Total Panjang Jk Hutang Ekuitas thp Panjang Jk Hutang Rasio = ..(10)

• Rasio Ekuitas terhadap Total Aktiva (Equity to Total Asset Ratio) adalah rasio yang menunjukkan besarnya modal sendiri yang digunakan untuk mendanai seluruh aktiva perusahaan. Rasio ekuitas terhadap total aktiva dirumuskan sebagai berikut :

Aktiva Total Ekuitas Aktiva Total thp Ekuitas Rasio = ...(11)

c) Rasio profitabilitas, yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan perusahaan, yang terdiri dari:

• Rasio Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin) adalah rasio keuntungan yang menunjukkan kemampuan dari penjualan untuk mendapatkan laba kotor dan berguna untuk memberikan indikasi mengenai efisiensi operasi perusahaan dan penetapan harga jual. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

Penjualan Kotor Laba Kotor Laba Marjin Rasio = ...(12)

• Rasio Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin) adalah rasio keuntungan yang menunjukkan kesanggupan perusahaan dalam melakukan penjualan untuk memperoleh laba bersih dan memberikan gambaran relatif mengenai efisiensi perusahaan setelah memperhatikan semua pengeluaran biaya maupun pajak. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

Penjualan Bersih Laba Bersih Laba Marjin Rasio = ...(13)

• Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return of Investment)

adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dari seluruh dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih pada tahun berjalan, yaitu laba bersih setelah dikurangi bunga dan pajak. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : Aktiva Total Bersih Laba (ROI) Investasi an Pengembali Tingkat Rasio = ….(14)

• Rasio Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return of Equity) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba atas modal yang ditanam oleh para pemiliknya. Angka rasio yang tinggi menunjukkan keberhasilan dari manajemen perusahaan dalam mengelola modal yang ditanamkan oleh

pemilik perusahaan, dimana laba yang diperoleh tinggi. Rumus ini dirumuskan sebagai berikut :

Ekuitas Bersih Laba Ekuitas an Pengembali Tingkat Rasio = …………...…..(15)

d) Rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa besar efektifitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya, yang terdiri dari :

• Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)

memberikan gambaran relatif mengenai efisiensi perusahaan

Dokumen terkait