• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda ditujukan untuk menetukan hubungan linear antara beberapa variabel bebas yang terdiri dari Lingkungan Kerja (X1), Kepribadian (X2), dan variabel terikat Kinerja Karyawan (Y). Yang nantinya akan berguna untuk mengetahui pengaruh positif atau negatif dari faktor-faktor tersebut. Dengan model persamaan yang digunakan sebagai berikut:

Y = a + � � + � � + e

Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.11

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 10.702 7.445 1.438 .157 Lingkungan_Kerja .320 .121 .275 2.644 .011 Kepribadian .628 .113 .574 5.531 .000

a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 4.11 kolom (Unstandarized Coefficients) bagian B diperoleh model persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 10.702 + 0.320 X1 + 0.628 X2

Pada persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = 10.702 ini menunjukkan bahwa Lingkungan Kerja dan Kepribadian bernilai konstan. Dimana jika variabel Lingkungan Kerja (X1) dan Kepribadian (X2) = 0, maka kinerja karyawan akan sebesar 10.702

2. Koefisien Regresi b1 (X1) = 0.320 menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Sehingga apabila lingkungan kerja dinaikkan sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0.320

3. Koefisien Regresi b2 (X2) = 0.628 menunjukkan bahwa kepribadian berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Sehingga apabila kepribadian

dinaikkan sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan akan bertambah sebesar 0.628

4.5 Pengujian Hipotesis

4.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F (Uji-F ). Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha

ditolak, sedangkan jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut dengan rumus sebagai berikut:

df (Pembilang) = k-1 df (Penyebut) = n-k Keterangan:

n = Jumlah sampel penelitian

k = Jumlah variabel bebas dan terikat

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 54 dan jumlah keseluruhan variabel (k) 3 sehingga diperoleh:

1. df (pembilang) = k-1 = 3-1 = 2 2. df (penyebut) = n-k = 54-3 = 51

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS for windows, kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5%

(2:51) = 3,18 dengan kriteria uji sebagai berikut: Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

Tabel 4.12

Hasil Uji Simultan (Uji-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1881.910 2 940.955 24.846 .000a

Residual 1931.424 51 37.871

Total 3813.333 53

a. Predictors: (Constant), Kepribadian, Lingkungan_Kerja b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.12 hasil uji Fhitung menunjukkan nilai Fhitung = 24.846 dengan tingkat signifikansi 0.000. Nilai Ftabel = 3.18. Nilai Fhitung > Ftabel (24.846 > 3.18) dan tingkat signifikansi (0.000 < 0.05) dengan hipotesis H0 ditolak dan Ha

diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu lingkungan kerja (X1) dan kepribadian (X2) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) sebagai variabel terikat.

4.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji-t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent yaitu lingkungan kerja (X1) dan kepribadian (X2) terhadap variabel dependent yaitu kinerja karyawan (Y) secara parsial. Uji-t memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,05, jika tingkat signifikansi t berada dibawah 0,05 maka variabel independent secara individu berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. Apabila thitung menunjukkan nilai lebih besar dibandingkan ttabel, maka koefisien regresi variabel independent adalah signifikan.

n = jumlah sampel

k = jumlah variabel yang digunakan df = derajat bebas = n-k = 54-3 = 51

maka nilai ttabel pada α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = 51adalah 1,673 Hasil pengolahan dari Uji-t dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13

Hasil Signifikan Parsial (Uji-t)

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.13 maka model persamaan sub strukturnya sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Y = 10.702 + 0.320X1 + 0.628X2 + e

Dengan demikian pengaruh setiap variabel secara parsial sebagai berikut: a. Variabel lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0.011 < 0.05) dan nilai thitung (2.644) > nilai ttabel (1.673) artinya jika variabel lingkungan kerja meningkat, maka kinerja karyawan akan meningkat.

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 10.702 7.445 1.438 .157 Lingkungan_Kerja .320 .121 .275 2.644 .011 Kepribadian .628 .113 .574 5.531 .000

b. Variabel kepribadian berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0.000 < 0.05) dan nilai thitung (5.531) > nilai ttabel (1.673) artinya jika variabel kepribadian meningkat, maka kinerja karyawan akan meningkat.

4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinan bertujuan untuk mengetahui signifikan variabel. Koefisien determinan melihat seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Koefisien determinan berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), 0 < R2 < 1. Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut ini:

Tabel 4.14

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .703a .494 .474 6.15395

a. Predictors: (Constant), Kepribadian, Lingkungan_Kerja b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2016)

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.703 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan Kinerja Karyawan (variabel dependent) dengan Lingkungan Kerja dan Kepribadian (variabel independent) mempunyai hubungan yang erat yaitu sebesar 58,4%. Besarnya pengaruh Lingkungan Kerja dan Kepribadian terhadap Kinerja Karyawan ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square sebesar 0.474, artinya variabel Lingkungan Kerja dan Kepribadian berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan sebesar 47,4% dan sisanya

sebesar 52,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

4.6 Pembahasan

Berdasarkan pengujian secara simultan diperoleh hasil bahwa variabel Lingkungan Kerja dan Kepribadian secara simultan atau serempak signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan. Dari hasil Fhitung (24.846) > Ftabel (3.18) dan tingkat signifikansi 0.000 < 0.05 . Berdasarkan pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel Lingkungan Kerja dan Kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan.

4.6.1 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini sejalan dengan pendapat Siagian (2002) lingkungan kerja yang tidak memadai dapat mengganggu konsentrasi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga menimbulkan kesalahan dalam bekerja dan kinerja karyawan akan menurun. Dengan kata, lain kondisi lingkungan kerja memiliki peran yang cukup besar dalam mempengaruhi karyawan dalam bekerja yang akan berdampak pada kinerja karyawan.

Kondisi lingkungan kerja yang kurang baik mengakibatkan karyawan tidak dapat bekerja secara optimal. Alat penunjang pekerjaan yang kurang baik mengakibatkan responden mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Alat penunjang pekerjaan berperan besar dalam membantu

responden selama bekerja. Pencahayaan yang kurang baik juga sangat mengganggu responden selama bekerja. Mengingat lokasi pekerjaan responden yang berada didalam ruangan, pencahayaan sangat dibutuhkan responden selama bekerja. Suara bising yang dihasilkan dari mesin printer maupun karyawan lain serta temperatur udara yang terlalu dingin ataupun terlalu panas juga dinilai responden sangat menggangu konsentrasi responden selama bekerja. Inilah beberapa kendala yang dimiliki responden yang mana kendala-kendala tersebut sangat mempengaruhi responden selama bekerja.

Lingkungan kerja yang baik akan mempengaruhi konsentrasi karyawan menjadi lebih baik dalam bekerja sehingga kinerja akan baik. Sebaliknya, lingkungan kerja yang buruk akan mempengaruhi konsentrasi karyawan menjadi buruk dalam bekerja sehingga kinerja akan menurun. Maka dari itu lingkungan mempengaruhi karyawan dalam bekerja sehingga akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan itu sendiri.

4.6.2 Pengaruh Kepribadian Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepribadian berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Hal ini sesuai dengan pendapat Robbins (2008:135) tingkat kinerja ditentukan oleh sesuatu yang menjadi bawaan dalam diri seseorang. Definisi ini menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri. Dengan kata lain, kepribadian merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang.

Rasa takut berlebihan yang dimiliki responden atas kekurangan yang dimiliki responden mengakibatkan konsentrasi terganggu sehingga berdampak terhadap kinerja. Ketakutan ini didasari atas ketakutan responden terhadap pimpinan. Tingkat pemahaman responden yang rendah terhadap deskripsi pekerjaannya juga menjadi salah satu faktor kinerja yang buruk. Dengan pemahaman yang rendah, responden tidak akan optimal dalam menyelesaikan pekerjaannya. Ketidakpahaman ini semakin buruk dengan sikap responden yang lebih memilih diam apabila tidak paham akan pekerjaannya. Dengan ketidakramahan responden maka akan semakin memperburuk keadaan ketika responden mengalami kesulitan dalam pekerjaannya.

Kepribadian yang kurang baik yang dimliki karyawan menjadi dasar seseorang dalam melakukan hal-hal yang tidak baik pula dalam melaksanakan pekerjaan. Kepribadian yang positif akan mempengaruhi karyawan dalam berperilaku yang baik dan merespon hal-hal sekitar yang akan berdampak terhadap optimalisasi karyawan dalam bekerja sehingga akan mempengaruhi kinerja karyawan. Sebaliknya, kepribadian yang negatif akan mempengaruhi karyawan dalam berperilaku yang tidak baik dan merespon hal-hal sekitar yang akan berdampak terhadap ketidakoptimalan karyawan dalam bekerja sehingga akan menghasilkan kinerja karyawan yang menurun.

4.6.3 Pembahasan Kinerja

Menurut Mangkunegara (2005:21) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Namun responden masih banyak yang bekerja tidak mencapai target dan tidak mengoptimalkan jam-jam kerja. Hal ini seharusnya menjadi perhatian perusahaan agar lebih ketat dalam mengawasi karyawan selama bekerja agar karyawan lebih optimal dalam bekerja sehingga akan berdampak terhadap peningkatan kinerja. Banyak responden yang melakukan kegiatan yang tidak memiliki kaitannya dengan pekerjaan. Ini merupakan salah satu kegiatan yang tidak mengoptimalkan jam kerja sehingga ketidaktercapaian target akan semakin tinggi.

Tingkat kesalahan yang dilakukan karyawan selama bekerja juga mempengaruhi kinerja karyawan. Semakin sering karyawan melakukan kesalahan selama bekerja maka semakin menurun pula kinerja karyawan tersebut. Perusahaan juga tentunya harus memperhatikan kebutuhan yang dibutuhkan karyawan terkait dengan tingkat kesalahan yaitu adanya pelatihan guna meminimalisisir tingkat kesalahan yang nantinya akan berdampak terhadap meningkatnya kinerja karyawan. Pelatihan juga akan meningkatkan kinerja karyawan sebagai tim sehingga akan meningkatkan partisipasi karyawan terhadap tim didalam perusahaan.

BAB V

Dokumen terkait