• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

2. Uji Heteroskedastisitas

4.4.2 Analisis Regresi Linear

Analisis regresi linear berguna untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen (Country Of Origin) terhadap variabel dependen (Perceived

Value) pada konsumen televisi merek Samsung di Kota Medan. Model persamaan

regresinya adalah : Y = a + bX + e.

Berdasarkan hasil regresi dari data primer yang diolah, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.20 Hasil Regresi Linear

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 28.655 3.228 8.876 .000 COO .478 .097 .426 4.915 .000

a. Dependent Variable: PERVAL

Sumber: Data Primer yang diolah, 2015

Dari Tabel 4.20 diperoleh sebuah model persamaan regresi sebagai berikut: Y = 28,655 + 0,478X + e

Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Konstanta (a)

Konstanta (a) sebesar 28,655 menunjukkan harga konstan, dimana jika nilai variabel X = 0, maka nilai Perceived Value (Y) tetap ada sebesar 28,655 satuan.

2. Koefisien regresi Country Of Origin (b)

Nilai koefisien Country Of Origin untuk variabel X adalah sebesar 0,478. Hal ini bermakna bahwa setiap kenaikkan nilai variabel Country Of Origin

sebesar satu satuan maka nilai variabel Perceived Value (Y) akan meningkat sebesar 0,478.

4.4.3 Uji Statistik F

Uji Statistik F digunakan untuk menganalisis apakah hipotesis diterima atau ditolak yang dapat dilihat pada nilai F, yaitu pada nilai probabilitasnya. Adapun hipotesisnya adalah :

1. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Country of Origin

terhadap Perceived Value pada konsumen produk televisi Samsung di Kota Medan.

2. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Country of Origin terhadap

Perceived Value pada konsumen produk televisi Samsung di Kota Medan.

Kriteria penerimaan/penolakkan hipotesis adalah sebagai berikut:

3. Tolak H0 jika nilai probabilitas (P Value) yang dihitung < probabilitas yang ditetapkan sebesar 0,05 (Sig.< α0.05)

4. Terima H0 jika nilai probabilitas (P Value) yang dihitung > probabilitas yang ditetapkan sebesar 0,05 (Sig.> α0.05).

Tabel 4.21 Hasil Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 568.891 1 568.891 24.159 .000a

Residual 2566.695 109 23.548

Total 3135.586 110

a. Predictors: (Constant), COO

b. Dependent Variable: PERVAL

Sumber: Data Primer yang diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 4.21 diatas dapat dilihat bahwa nilai probabilitas (P Value) yang dihitung Sig. 0,000 < probabilitas yang ditetapkan sebesar Sig. α 0,05. Dengan demikian H0 ditolak, dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara Country of Origin terhadap Perceived

Value pada konsumen produk televisi Samsung di Kota Medan.

Tabel 4.21 juga memperlihatkan nilai F yang positif (24,159), maka dapat disimpulkan juga bahwa pengaruh Country of Origin terhadap Perceived Value

pada konsumen produk televisi Samsung di Kota Medan adalah positif dan signifikan.

Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi nilai variabel dependen yang dipengaruhi oleh variasi nilai variabel bebas. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Berdasarkan hasil pengolahan data primer, maka diperoleh output

sebagai berikut :

Tabel 4.22

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .426a .181 .174 4.853

a. Predictors: (Constant), COO

b. Dependent Variable: PERVAL

Sumber: Data Primer yang diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 4.22 diketahui bahwa nilai koefisien korelasi ( R ) yang menunjukkan keeratan hubungan Country of Origin dengan Perceived Value

adalah sebesar 0,426. Nilai tersebut masih dalam kategori korelasi sedang.

Untuk kemampuan model dalam menerangkan variasi nilai variabel dependen (Perceived Value) dapat dilihat pada R Square, yaitu sebesar 0,181. Hal ini menunjukkan bahwa variasi naik turunnya nilai Perceived Value yang dipengaruhi oleh Country of Origin adalah sebesar 18,1%, sedangkan sisanya sebesar 81,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Nilai ini juga menunjukkan bahwa ternyata persepsi negara asal atau Country of Origin tidak terlalu besar dalam mempengaruhi persepsi nilai atau

yang tidak dimasukkan kedalam penelitian ini, seperti Marketing Mix (4P) dan sebagainya, bisa saja lebih dominan atau kuat dalam mempengaruhinya.

4.4.5 Regresi Uji Residual

Analisis residual ingin menguji pengaruh deviasi (penyimpangan) dari suatu model. Fokusnya adalah ketidakcocokan (lack of fit) yang dihasilkan dari deviasi hubungan linier antar variabel independen. Lack of fit ditunjukkan oleh nilai residual di dalam regresi. Meskipun masih ada cara uji interaksi dan uji selisih mutlak, namun uji residual lebih konsisten dengan hasilnya dan mampu meminimalisir dampak multikolinieritas yang sering terjadi pada kedua model uji tersebut. Menurut Ghozali dalam Rusiadi et al (2014:239) syarat agar variabel dikatakan moderating adalah apabila memiliki nilai negatif dan signifikan.

Adapun hipotesisnya adalah :

1. H0 : Consumer Ethnocentrism bukan merupakan variabel moderator yang

memperkuat atau memperlemah hubungan Country of Origin dengan

Perceived Value pada produk televisi Samsung di Kota Medan

2. Ha : Consumer Ethnocentrism merupakan variabel moderator yang memperkuat atau memperlemah hubungan Country of Origin dengan

Perceived Value pada produk televisi Samsung di Kota Medan.

1. Tolak H0 jika nilai regresi adalah negatif dan nilai probabilitas (P Value)

yang dihitung < probabilitas yang ditetapkan sebesar 0,05 (Sig.< α0.05) 2. Terima H0 jika nilai regresi adalah positif dan nilai probabilitas (P Value)

yang dihitung > probabilitas yang ditetapkan sebesar 0,05 (Sig.> α0.05)

Uji residual dapat dilakukan dengan meregresikan variabel dependen (Perceived Value) terhadap nilai absolut residual (AbsRes). Berikut adalah hasil yang diperoleh setelah pengolahan data primer :

Tabel 4.23 Hasil Uji Residual

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.908 2.441 .782 .436 PERVAL .041 .055 .072 .750 .455

a. Dependent Variable: AbsRes_1

Sumber: Data Primer yang diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 4.23 yang merupakan hasil pengujian moderating dengan nilai residual yang diabsolutkan diketahui bahwa nilai regresi yang positif (0,041) dan tidak signifikan (Sig 0,455 > 0,05). Dengan demikian H0 diterima dan

dapat disimpulkan bahwa Consumer Ethnocentrism bukan merupakan variabel moderator yang memperkuat atau memperlemah hubungan Country of Origin

dengan Perceived Value pada produk televisi Samsung di Kota Medan.

Hasil uji ini dapat diartikan bahwa walau didominasi oleh responden dengan tingkat CET yang tinggi (78), ternyata Consumer Ethnocentrism tidak

mampu memoderasi pengaruh Country of Origin dengan Perceived Value pada produk televisi Samsung yang dirasakan konsumen di Kota Medan. Fenomena ini terjadi mungkin disebabkan tidak tersedianya produk televisi buatan dalam negeri yang memiliki standar kualitas yang tinggi, sehingga konsumen masih memilih televisi buatan asing dengan juga memperhatikan negara asal produk yang telah terbukti signifikan dalam penelitian ini.

4.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti dapat mengemukakan beberapa poin penting berikut :

1. Tanggapan responden tentang Country Of Origin (78,38%) dan Perceived

Value (73,91%) secara keseluruhan berada pada kategori indeks yang

tinggi, artinya responden umumnya memberikan penilaian yang positif tentang negara asal televisi merek Samsung (Korea Selatan) yang mereka gunakan dan memberikan penilaian yang positif pula tentang kesan nilai yang dirasakan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa Korea Selatan melalui perusahaan globalnya berhasil meraih persepsi positif masyarakat Indonesia, khususnya konsumen di Kota Medan. Menjadi suatu hal yang jauh lebih bermanfaat jika perusahaan dan pebisnis Indonesia menerapkan apa yang telah dilakukan Samsung sejak awal pembangunannya sampai pencapaian nilai dan persepsi positif tersebut.

2. Setelah dilakukan pengklasifikasian, peneliti menemukan 78 responden dengan CET tinggi dan 33 responden dengan CET rendah. Dengan demikian artinya sebanyak 70,27% konsumen produk televisi Samsung

dalam penelitian ini memiliki kriteria CET tinggi, sedangkan sisanya sebanyak 29,73% dikelompokkan sebagai konsumen CET rendah. Presentase ini menunjukkan bahwa terdapat peluang yang besar bagi produk dalam negeri untuk menarik minat beli sambil mengurangi pembelian masyarakat atas produk asing.

3.

Pengolahan data melalui analisis regresi linear sederhana menunjukkan bahwa Country Of Origin berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Perceived Value pada konsumen produk televisi Samsung di Kota Medan

dengan tanpa melakukan pembedaan perlakuan tingkat etnosentris (CET) tinggi atau rendahnya. Namun kemampuan Country of Origin dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap Perceived Value hanyalah sebesar 18,1%, sedangkan sisanya sebesar 81,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam penelitian. Artinya, masih perlu ditinjau lebih mendalam lagi faktor mana yang lebih besar pengaruhnya terhadap

Perceived Value.

4.

Pengujian regresi residual menghasilkan nilai regresi yang positif (0,041) dan tidak signifikan (Sig 0,455 > 0,05) sehingga disimpulkan bahwa ternyata Consumer Ethnocentrism bukan merupakan variabel moderator yang mempengaruhi hubungan Country of Origin dengan Perceived Value

pada produk televisi Samsung di Kota Medan. Temuan ini mungkin disebabkan oleh ketidaktersediaan produk televisi buatan dalam negeri yang mampu menyaingi standar kualitas produk asing, sehingga konsumen tidak memiliki banyak pilihan dalam merasakan dan membandingkan kesan nilai (Perceived Value) tersebut.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada umumnya konsumen di Kota Medan memiliki persepsi Country Of Origin yang baik atas produk buatan negara Korea Selatan. Persepsi yang baik juga ditemukan pada kesan nilai (Perceived Value) yang mereka rasakan pada saat menggunakan produk televisi Samsung, yang merupakan produk dari negara tersebut.

2. Country of Origin memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap Perceived Value pada konsumen produk televisi Samsung di Kota Medan. Mengingat pengujian dilakukan hanya pada satu produk elektronik saja, maka kesimpulan ini hanya dapat digeneralisasikan pada sebatas konsumen televisi merek Samsung tersebut, dan belum tentu berlaku pada produk dari merek dan negara lain.

3. Kemampuan Country of Origin dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap Perceived Value hanyalah sebesar 18,1%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam penelitian. Peneliti menduga bahwa ada faktor lain yang lebih kuat mempengaruhi kesan nilai yang dimiliki konsumen televisi merek Samsung di Kota Medan.

4. Terdapat besarnya jumlah konsumen di Kota Medan dengan tingkat CET (Consumer Ethnocentrism) yang tinggi, namun hanya ada sedikit jumlah konsumen dengan tingkat CET yang rendah. Hal ini seharusnya menguntungkan bagi tingkat pembelian barang-barang dalam negeri.

5. Consumer Ethnocentrism bukan merupakan variabel moderator yang

mempengaruhi hubungan Country of Origin dengan Perceived Value

pada produk televisi Samsung di Kota Medan. Hal ini mungkin disebabkan oleh ketidaktersediaan produk televisi buatan dalam negeri yang mampu menyaingi standar kualitas produk asing, sehingga konsumen tidak memiliki banyak pilihan dalam merasakan dan membandingkan kesan nilai (Perceived Value) tersebut.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan sebelumnya, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Mengingat Country of Origin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Perceived Value, maka suatu negara dan perusahaan asing yang ingin memasarkan produknya di Kota Medan perlu meningkatkan reputasi dan citra positif negaranya sehingga mampu menghasilkan kesan nilai yang baik konsumen pada produk dari negara tersebut.

2. Mengingat tingginya tingkat Consumer Ethnocentrism yang dimiliki konsumen di Kota Medan namun tidak dilengkapi dengan ketersedian produk lokal yang berkualitas tinggi khususnya televisi, maka hal ini membuka peluang pasar yang besar bagi pebisnis lokal. Pebisnis harus berani memasok produk dengan memperkuat pesan atas kesan nilai

(Perceived Value), dan mendesain strategi pemasaran yang inklusif

serta menekankan kecintaan pada barang dalam negeri.

3. Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh Country of Origin

terhadap Perceived Value dengan menambahkan variabel yang variatif, sampel yang lebih luas, dan atau melakukan pengujian pada produk lain yang memiliki tingkat persaingan yang ketat antara produk lokal dan asing.

Dokumen terkait