• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.6 Analisis Regresi Linier Berganda

Setelah uji asumsi klasik dilakukan dan hasilnya secara keseluruhan menunjukkan bahwa model regresi memenuhi unsur asumsi klasik, maka data yang dimiliki dapat dilanjutkan ke pengujian regresi linier berganda. Berikut ini disajikan hasil analisis regresi linier berganda dengan menggunakan aplikasi SPSS 20.0.0. dalam bentuk output model summary, Uji Parsial (Uji t) dan Uji Simultan (Uji F).

4.6.1 Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan tampilan output model summary pada tabel dibawah ini besarnya R Square (koefisien determinasi yang telah disesuaikan) adalah 0.415, nilai ini menunjukkan bahwa 41,5% variasi kinerja auditor eksternal pemerintah dalam hal ini auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen yaitu kompetensi (X1), stres kerja (X2) dan sistem reward (X3), sedangkan sisanya 58,5% dijelaskan oleh faktor lain diluar model. Demikian juga jika dilihat dari nilai adjust R2 yang bernilai 0.367 (36,7%) yang artinya R2 yang disesuaikan terhadap variabel independen yang ada. Berarti 36,7% variabel independen dapat menjelaskan variabel terikatnya sedangkan sisanya 63.3% dijelaskan oleh faktor lain diluar model.

Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .644a .415 .367 4.26372

a. Predictors: (Constant), KOMPETENSI_X1, STRES_X2, SISTEM_REWARD_X3, b. Dependent Variable: KINERJA_Y

4.6.2 Uji Parsial ( Uji t )

Uji t digunakan untuk menguji secara sendiri-sendiri hubungan antara variabel bebas (Variabel X) dan variabel terikat (Variabel Y) (Sugiyono, 2013:235). Uji t dilakukan dengan memerhatikan signifikansi nilai t pada output perhitungan dengan tingkat alpha 5%. Jika nilai signifikansi uji t lebih kecil dari 5% maka terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara individu (parsial).

Pada penelitian ini, uji t digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau tidak dengan mengetahui apakah variabel independen secara individual memengaruhi variabel dependen. Adapun metode dalam penentuan t tabel menggunakan ketentuan tingkat signifikan 5% dengan df=n-k-1 (pada penelitian ini df=41-4-1=36), sehingga didapat nilai t tabel sebesar 1.688. Hasil pengujian uji t pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.14 Hasil Pengujian Uji Parsial (uji t) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. ttabel B Std. Error Beta 1 (Constant) 10.666 10.463 1.019 .315 KOMPETENSI_ X1 1.117 .308 .471 3.630 .001 1.688 STRES_X2 -.434 .177 -.326 -2.450 .019 -1.688 SISTEM_REWA RD_X3 .347 .098 .457 3.526 .001 1.688

a. Dependent Variable: KINERJA_Y1

Berdasarkan tabel uji parsial tersebut diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan hasil uji hipotesis. Kesimpulan pertama bahwa hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa kompetensi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan di terima. Hal ini dibuktikan dari nilai t hitung

variabel kompetensi (X1) sebesar 3.630 yang lebih besar dari t tabel yakni sebesar 1.688 atau t hitung 3.630 > 1.688 t tabel. Sementara untuk nilai koefisien regresi ini dapat dinyatakan signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,001 (0,001 < 0,05). Hasil ini menjelaskan bahwa nilai koefisien regresi variabel kompetensi (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor BPK RI Perwakilan Sulawesi Selatan.

Kesimpulan kedua, bahwa hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan juga diterima. Hal ini dibuktikan dari nilai t

hitung variabel stres kerja (X2) sebesar -2.450 yang lebih kecil dari t tabel yakni sebesar -1.688 atau t hitung -2.450 < -1.688 t tabel. Sementara untuk nilai koefisien

regresi ini dapat dinyatakan signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,019 (0,019 < 0,05). Hasil ini menjelaskan bahwa nilai koefisien regresi variabel stres kerja (X2) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan.

Kesimpulan ketiga, bahwa hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa sistem reward (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan juga diterima. Hal ini dibuktikan dari nilai t hitung variabel sistem reward (X3) sebesar 3.526yang lebih besar dari t

tabel yakni sebesar 1.688 atau t hitung 3.526 > 1.688 t tabel. Sementara untuk nilai koefisien regresi ini dapat dinyatakan signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,001 (0,001 < 0,05). Hasil ini menjelaskan bahwa nilai koefisien regresi variabel sistem reward (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan.

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan uji parsial atau uji t maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama, kedua dan ketiga terbukti atau diterima dan pengaruhnya secara signifikan. Sementara untuk melihat variabel mana yang paling dominan atau kuat berpengaruh terhadap kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan dapat diketahui dengan melihat kolom Standardized Coefficients Beta. Dalam kolom Standardized Coefficients Beta dapat dilihat bahwa nilai variabel kompetensi (X1) sebesar 0.471, nilai variabel stres kerja (X2) sebesar -.326 dan nilai variabel sistem reward sebesar 0.457. Variabel yang paling kuat adalah variabel kompetensi (X1) karena variabel ini memilik nilai Beta lebih besar dari stres kerja (X2) dan sistem reward (0.471 > 0.457 > -.326).

4.6.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

simultan terhadap variabel dependen dianalisis dengan menggunakan uji F, yaitu dengan memerhatikan signifikansi nilai F pada output perhitungan dengan tingkat alpha 5%. Uji F ini dilakukan untuk membuktikan hipotesis keempat (H4) yakni kompetensi, stres kerja dan sistem reward secara simultan berpengaruh terhadap kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan. Jika nilai signifikansi uji F lebih kecil dari 5% maka terdapat pengaruh antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.15 Uji Signifikansi Simultan ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 476.975 3 158.992 8.746 .000b

Residual 672.635 37 18.179

Total 1149.610 40

a. Dependent Variable: KINERJA_Y1

b. Predictors: (Constant), SISTEM_REWARD_X3, KOMPETENSI_X1, STRES_X2

Dari hasil pengujian terhadap uji simultan ANOVA atau F test seperti yang ditampilkan pada tabel diatas, diperoleh nilai F hitung sebesar 8.746 dengan probabilitas 0,000. Nilai probabilitas 0.000 jauh lebih kecil dari nilai signifikan 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja auditor eksternal pemerintah dalam hal ini kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan atau dapat pula dikatakan bahwa kompetensi, stres kerja dan sistem reward secara simultan berpengaruh terhadap kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan.

Secara lebih tepat, nilai F hitung harus dibandingkan dengan nilai F tabel, jika F hitung > F tabel maka secara simultan variabel-variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sesuai hasil uji simultan,

pada taraf α = 0,05 dengan derajat kebebasan pembilang/df1 (k) = 4 (jumlah variabel dan derajat kebebasan penyebut/df2 (n-k-1) = (41-4-1)= 36 diperoleh nilai F tabel 2,63. Dengan demikian, maka dapat dilihat bahwa nilai Fhitung 8.746 >

Ftabel 2.63. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat diinterpretasikan bahwa

variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen pada taraf signifikansi 5%. Secara lebih jelas dapat dikatakan bahwa jika kompetensi dan sistem reward bersama-sama mengalami kenaikan maka akan berdampak pada peningkatan kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan, sementara jika stres meningkat maka akan berpengaruh negatif terhadap kinerja auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini juga menandakan bahwa hipotesis keempat diterima.

Dokumen terkait