• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

E. Analisis Regresi Linier Sederhana

Dalam penelitian ini analisis regresi linier sederhana dilakukan pada setiap merek handphone lokal. Dengan kata lain, dilakukan sendiri-sendiri untuk setiap kelompok sampel.

1. Analisis Regresi Linier Sederhana Merek Beyond

Tabel 5.15

Hasil Regresi Linier Sederhana Merek Beyond

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 25.435 6.247 4.072 .000 X .587 .250 .439 2.346 .028 a. Dependent Variable: Y Persamaan: Ŷ = 25,435 + 0,587 X

Selanjutnya diakukan uji signifikansi (uji t) pengaruh daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen terhadap kuatnya motif konsumen

dalam membeli produk handphone lokal dual on GSM-GSM qwerty

bukan bundling merek Beyond di Kota Yogyakarta adalah sebagai berikut: a. Menyusun hipotesis

H0 : Daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen tidak berpengaruh terhadap kuatnya motif konsumen dalam membeli produk handphone lokal dual on GSM-GSM qwerty bukan

bundling merek Beyond di Kota Yogyakarta.

Ha : Daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen berpengaruh terhadap kuatnya motif konsumen dalam membeli produk handphone lokal dual on GSM-GSM qwerty bukan

bundling merek Beyond di Kota Yogyakarta. b. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 2,346. c. Kesimpulan

Nilai ttabel dapat diketahui dengan derajat kebebasan (df) 25-1=24 pada

α = 5%, maka diperoleh ttabel = 1,711. Nilai thitung = 2,346 > ttabel = (1,711), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Penolakan H0 berarti bahwa daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen berpengaruh terhadap kuatnya motif konsumen dalam membeli produk handphone

lokal dual on GSM-GSM qwerty bukan bundling merek Beyond di Kota Yogyakarta.

Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, maka dapat dibuat penafsiran sebagai berikut:

a. Koefisien konstanta sebesar 25,435 artinya jika daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen (X) bernilai nol (tanpa ada strategi penetapan harga yang menarik menurut konsumen), maka skor kuatnya motif konsumen (Y) dalam membeli handphone lokal dual on

GSM-GSM qwerty bukan bundling merek Beyond di Kota Yogyakarta adalah 25,435 satuan.

b. Pada uji hipotesis untuk Beyond diperoeh thitung = 2,346 > ttabel = 1,711, artinya bahwa daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen (X) berpengaruh terhadap kuatnya motif konsumen (Y)dalam membeli

handphone lokal dual on GSM-GSM qwerty bukan bundling merek Beyond di Kota Yogyakarta. Hal ini dapat terjadi karena kuatnya motif pembelian konsumen tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kebutuhan alat komunikasi yang trendi dan pengaruh dari orang lain. Koefisien regresi variabel daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen (X) bernilai positif sebesar 0,587, artinya jika variabel lain nilainya tetap dan daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen mengalami kenaikan 1 satuan, maka skor kuatnya motif pembelian konsumen (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,587 satuan. Jadi, semakin menarik strategi penetapan harga menurut konsumen semakin kuat motif pembelian konsumen.

2. Analisis Regresi Linier Sederhana Merek IMO

Tabel 5.16

Hasil Regresi Linier Sederhana Merek IMO

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 25.828 5.833 4.428 .000 X .535 .244 .416 2.196 .038 a. Dependent Variable: Y Persamaan: Ŷ = 25,828 + 0,535 X

Selanjutnya dilakukan uji signifikansi (uji t) pengaruh daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen terhadap kuatnya motif konsumen dalam membeli produk handphone lokal dual on GSM-GSM qwerty

bukan bundling merek IMO di Kota Yogyakarta adalah sebagai berikut: a. Menyusun hipotesis

H0 : Daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen tidak berpengaruh terhadap kuatnya motif konsumen dalam membeli produk handphone lokal dual on GSM-GSM qwerty bukan

bundling merek IMO di Kota Yogyakarta.

Ha : Daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen berpengaruh terhadap kuatnya motif konsumen dalam membeli produk handphone lokal dual on GSM-GSM qwerty bukan

bundling merek IMO di Kota Yogyakarta.

c. Kesimpulan

Nilai ttabel dapat diketahui dengan derajat kebebasan (df) 25-1=24 pada

α = 5%, maka diperoleh ttabel = 1,711. Nilai thitung = 2,196 > ttabel = (1,711), berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Penolakan H0 berarti bahwa daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen berpengaruh terhadap kuatnya motif pembelian konsumen.

Berdasarkan hasil iji hipotesis di atas, maka dapat dibuat penafsiran sebagai berikut:

a. Koefisien konstanta sebesar 25,828 artinya jika daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen (X) bernilai nol (tanpa ada strategi penetapan harga yang menarik menurut konsumen), maka skor kuatnya motif konsumen (Y) dalam membeli handphone lokal dual on

GSM-GSM qwerty bukan bundling merek IMO di Kota Yogyakarta adalah 25,828 satuan.

b. Pada uji hipotesis untuk IMO diperoleh thitung = 2,196 > ttabel = 1,711, artinya bahwa daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen (X) berpengaruh terhadap kuatnya motif konsumen (Y)dalam membeli

handphone lokal dual on GSM-GSM qwerty bukan bundling merek IMO di Kota Yogyakarta. Hal ini dapat terjadi karena kuatnya motif pembelian konsumen tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti gaya hidup (lifestyle) dan kebutuhan alat komunikasi yang lengkap fitur-fiturnya. Koefisien regresi variabel daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen (X) bernilai positif sebesar 0,535, artinya

jika variabel lain nilainya tetap dan daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen mengalami kenaikan 1 satuan, maka skor kuatnya motif pembelian konsumen (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,535 satuan. Jadi, semakin menarik strategi penetapan harga menurut konsumen semakin kuat motif pembelian konsumen.

3. Analisis Regresi Linier Sederhana Merek K-Touch

Tabel 5.17

Hasil Regresi Linier Sederhana Merek K-Touch

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 22.592 8.410 2.686 .013 X .794 .377 .402 2.108 .046 a. Dependent Variable: Y Persamaan: Ŷ = 22,592 + 0,794 X

Selanjutnya dilakukan uji signifikansi (uji t) pengaruh daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen terhadap kuatnya motif konsumen dalam membeli produk handphone lokal dual on GSM-GSM qwerty

bukan bundling merek K-Touch di Kota Yogyakarta adalah sebagai berikut:

a. Menyusun hipotesis

H0 : Daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen tidak berpengaruh terhadap kuatnya motif konsumen dalam membeli produk handphone lokal dual on GSM-GSM qwerty bukan

Ha: Daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen berpengaruh terhadap kuatnya motif konsumen dalam membeli produk handphone lokal dual on GSM-GSM qwerty bukan

bundling merek K-Touch di Kota Yogyakarta. b. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 2,108. c. Kesimpulan

Nilai ttabel dapat diketahui dengan derajat kebebasan (df) 25-1=24 pada

α = 5%, maka diperoleh ttabel = 1,711. Nilai thitung = 2,108 > ttabel = (1,711), berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Penolakan H0 berarti bahwa daya tarik strategi penetapan harga berpengaruh menurut konsumen terhadap kuatnya motif pembelian konsumen.

Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, maka dapat dibuat penafsiran sebagai berikut:

a. Koefisien konstanta sebesar 22,592 artinya jika daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen (X) bernilai nol (tanpa ada strategi penetapan harga yang menarik menurut konsumen), maka skor kuatnya motif konsumen (Y) dalam membeli handphone lokal dual on

GSM-GSM qwerty bukan bundling merek K-Touch di Kota Yogyakarta adalah 22,592 satuan.

b. Pada uji hipotesis untuk K-Touch diperoleh thitung = 2,108 > ttabel = 1,711, artinya bahwa daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen (X) berpengaruh terhadap kuatnya motif konsumen (Y) dalam membeli handphone lokal dual on GSM-GSM qwerty bukan

bundling merek K-Touch di Kota Yogyakarta. Hal ini dapat terjadi karena kuatnya motif pembelian konsumen tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perasaan kurang gaul tanpa handphone yang trendi dan saran keuarga atau sahabat. Koefisien regresi variabel daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen (X) bernilai positif sebesar 0,794, artinya jika variabel lain nilainya tetap dan daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen mengalami kenaikan 1 satuan, maka skor kuatnya motif pembelian konsumen (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,794 satuan. Jadi, semakin menarik strategi penetapan harga menurut konsumen, semakin kuat motif pembelian konsumen

4. Analisis Regresi Linier Sederhana Merek HT

Tabel 5.18

Hasil Regresi Linier Sederhana Merek HT

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 22.487 5.545 4.055 .000 X .701 .238 .524 2.947 .007 a. Dependent Variable: Y Persamaan: Ŷ = 22,487 + 0,701 X

Selanjutnya dilakukan uji signifikansi (uji t) pengaruh daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen terhadap kuatnya motif konsumen dalam membeli produk handphone lokal dual on GSM-GSM qwerty

bukan bundling merek HT di Kota Yogyakarta adalah sebagai berikut: a. Menyusun hipotesis

H0 : Daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen tidak berpengaruh terhadap kuatnya motif konsumen dalam membeli produk handphone lokal dual on GSM-GSM qwerty bukan

bundling merek HT di Kota Yogyakarta.

Ha : Daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen berpengaruh terhadap kuatnya motif konsumen dalam membeli produk handphone lokal dual on GSM-GSM qwerty bukan

bundling merek HT di Kota Yogyakarta.

b. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 2,947. c. Kesimpulan

Nilai ttabel dapat diketahui dengan derajat kebebasan (df) 25-1=24 pada

α = 5%, maka diperoleh ttabel = 1,711. Nilai thitung = 2,947 > ttabel = 1,711, berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Penolakan H0 berarti bahwa daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen berpengaruh terhadap kuatnya motif pembelian konsumen.

Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, maka dapat dibuat penafsiran sebagai berikut:

a. Koefisien konstanta sebesar 22,487 artinya jika daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen (X) bernilai nol (tanpa ada strategi penetapan harga yang menarik menurut konsumen), maka skor kuatnya motif konsumen (Y) dalam membeli handphone lokal dual on

GSM-GSM qwerty bukan bundling merek HT di Kota Yogyakarta adalah 22,487 satuan.

c. Pada uji hipotesis untuk HT diperoleh thitung = 2,947 > ttabel = 1,711, artinya bahwa daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen (X) berpengaruh terhadap kuatnya motif konsumen (Y)dalam membeli

handphone lokal dual on GSM-GSM qwerty bukan bundling merek HT di Kota Yogyakarta. Hal ini dapat terjadi karena kuatnya motif tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor karena tidak ingin ketinggalan mode dan referensi dari iklan. Koefisien regresi variabel daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen (X) bernilai positif sebesar 0,701, artinya jika variabel lain nilainya tetap dan daya tarik strategi penetapan harga menurut konsumen mengalami kenaikan 1 satuan, maka skor kuatnya motif pembelian konsumen (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,701 satuan. Jadi, semakin menarik strategi penetapan harga menurut konsumen semakin kuat motif pembelian konsumen.

Dokumen terkait