ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
5.2. Analisis Regresi Moderating (MRA)
Analisis regresi moderating digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua. Berikut ini hasil analisis yang telah dilakukan:
Tabel 5.5 Analisis Regresi
Sumber: data diolah, 2012
Dari hasil analisis regresi pada tabel 5.5 di atas maka dapat dibuat suatu model persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -0,167 - 0,957 DAC + 0,217 NBIG4 + 1,162 DAC*NBIG4
Model Summary .611a .373 .284 .21821 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), DAC*NBIG, NBIG, DAC
a. ANOVAb .596 3 .199 4.169 .018a 1.000 21 .048 1.596 24 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), DAC*NBIG, NBIG, DAC a.
Dependent Variable: Return b. Coefficientsa -.167 .078 -2.128 .045 -.957 .279 -.994 -3.425 .003 .217 .119 .366 1.825 .082 1.162 .365 .854 3.181 .005 (Constant) DAC NBIG DAC*NBIG Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.
Dependent Variable: Return a.
1. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil analisis regresi variabel DAC diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,957 dan nilai probabilitas sebesar 0,003. Nilai probabilitas < 0,05 menunjukkan bahwa manajemen laba berpengaruh terhadap return saham.
2. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Hubungan Antara Manajemen Laba dengan Return Saham
Berdasarkan hasil analisis regresi variabel DAC*NBIG4 diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 1,162 dan nilai probabilitas sebesar 0,005. Nilai probabilitas < 0,05 menunjukkan bahwa manajemen laba mempengaruhi hubungan antara manajemen laba dengan return
saham.
5.3. Pembahasan
Hasil analisis menunjukkan bahwa manajemen laba berpengaruh terhadap return saham. Nilai koefisien regresi bertanda negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi manajemen laba maka return saham akan semakin turun. Manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan menyebabkan laporan laba perusahaan tidak sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya menunjukkan rendahnya kualitas laba atau laba yang dilaporkan semu. Rendahnya kualitas laba tersebut berakibat pada kesalahan pembuatan keputusan oleh para pemakai laporan keuangan tersebut sepertipara investor dan kreditor, sehingga harga akan berkurang (Siallagan dan Machfoeds, 2006). Kesalahan pembuatan keputusan
tersebut menyebabkan para investor enggan menanamkan dananya ke perusahaan, akibatnya saham perusahaan kurang diminati. Hal tersebut dapat menyebabkan harga saham perusahaan turun.
Hasil analisis menunjukkan bahwa manajemen laba berpengaruh terhadap return saham. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di pasar modal akan melakukan manajemen laba. Hasil penelitian ini memperkuat pernyataan Teoh et al. (1998) yang menyatakan bahwa ketika prospektus merupakan satu-satunya informasi yang digunaka oleh investor untuk memutuskan berinvestasi pada perusahaan yang sedang Initial Public Offering (IPO) maka akan terjadi asimetri informasi yang tinggi antara manajemen dengan pihak eksternal. Asimetri informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak eksternal mengenai kondisi perusahaan. Hal ini memberikan peluang kepada pihak manajemen untuk melakukan manajemen laba.
Rao (1993) dalam Kusumawardhani dan Siregar (2008) menyatakan bahwa pada periode sebelum terjadinya Initial Public Offering (IPO), hampir tidak ada pemberitaan apapun mengenai perusahaan yang bersangkutan baik di media massa maupun media elektronik. Adanya keterbatasan informasi yang dimiliki para investor mengharuskan mereka untuk mengandalkan laporan keuangan yang ada untuk melakukan penilaian atas kinerja emiten sebelum Initial Public Offering (IPO) dan juga menilai kemungkinan terjadinya manajemen laba. Manajer dapat menyusun laporan keuangan dengan memilih metode akuntansi atau akrual yang akan meningkatkan laba, dan laba yang tinggi diharapkan akan
dihargai tinggi oleh investor berupa harga penawaran yang tinggi (Assih et al., 2005 dalam Kusumawardhani dan Siregar, 2008). Dengan asumsi demikian, diperkirakan bahwa praktik manajemen laba yang dilakukan pada saat IPO dimaksudkan untuk mendongkrak harga saham perdana.
Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa kualitas audit mempengaruhi hubungan antara manajemen laba dengan return saham. Hal ini menunjukkan bahwa ketika seorang auditor sudah memiliki reputasi yang baik maka ia akan berusaha mempertahankan reputasinya itu dan menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa merusak reputasinya tersebut, sehingga mereka selalu obyektif terhadap pekerjaannya (Barnes dan Huan, 1993 dalam Praptitorini dan Januarti, 2007). Hasil penelitian ini memperkuat pernyataan Becker et al. (1998) dalam Ardiati (2003) yang menyatakan bahwa KAP Big 4 lebih baik dalam mendeteksi terjadinya manajemen laba melalui akrual diskresioner dibandingkan KAP non-Big 4, karena tugas auditor tidak mendeteksi terjadinya manajemen laba, tetapi auditing dilakukan untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan.
74
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
manajemen laba berpengaruh terhadap return saham dan mengetahui apakah
kualitas audit mempengaruhi hubungan antara manajemen laba dengan return
saham. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan non keuangan yang melakukan
Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia tahun 2001 – 2010. Setelah dilakukan pemilihan sampel berdasarkan kriteria sampel penelitian diperoleh 29
perusahaan.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, kesimpulan penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Manajemen laba berpengaruh terhadap return saham. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan
menyebabkan laporan laba perusahaan tidak sesuai dengan kondisi yang
sesungguhnya. Hal tersebut berakibat pada kesalahan pembuatan keputusan
oleh para pemakai laporan keuangan, kesalahan pembuatan keputusan
menyebabkan para investor enggan menanamkan dananya ke perusahaan,
saham perusahaan kurang diminati dan harga saham perusahaan akan turun.
2. Kualitas audit mempengaruhi hubungan antara manajemen laba dengan
return saham. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa ketika seorang auditor sudah memiliki reputasi yang baik maka ia akan berusaha mempertahankan
reputasinya itu dan menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa merusak
reputasinya tersebut, sehingga mereka selalu obyektif terhadap
pekerjaannya.
6.2. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari terdapat beberapa keterbatasan yang menjadikan
kelemahan dalam penelitian ini. Keterbatasan penelitian ini yaitu:
1. Penelitian hanya dilakukan pada perusahaan non keuangan.
2. Penelitian dilakukan pada tahun 2001 – 2010.
3. Penelitian tidak membedakan perusahaan berdasarkan jenis industri.
6.3. Saran
Berdasarkan keterbatasan penelitian, saran yang dapat diberikan kepada
peneliti selanjutnya yaitu:
1. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian tidak hanya pada
perusahaan non keuangan yang melakukan Initial Public Offering (IPO).
2. Penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode penelitian sehingga
diperoleh hasil yang lebih baik.
3. Penelitian selanjutnya dapat membedakan perusahaan berdasarkan jenis
industri sehingga dapat diketahui manajemen laba yang dilakukan masing-