• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum

6) Tingkat Pelayanan F

2.7 Perhitungan Analisa Bangkitan dengan Analisa Regresi Regresi

2.7.1 Model Analisis Regresi

Model analisis regresi – linier terdapat dua model yaitu analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi linier berganda. Memodelkan hubungan antara dua peubah atau lebih. Terdapat peubah tidak bebas (y) yang mempunyai hubungan fungsional dengan satu atau lebih peubah bebas (xi).

Adapun untuk model yang sederhana dinyatakan dalam persamaan :

Y’ = A + BX ……… (2.44) 44

Keterangan :

Y’= Persamaan yang dihasilkan (nilai yang diprediksikan)

X = Tahun yang dicari

A = Konstanta regresi (nilai Y’ apabila X = 0)

B = Koefisien regresi (nilai peningkatan jika bernilai positif ataupun penurunan jika bernilai negatif)

Parameter A dan B bisa diperkirakan menggunakan metode kuadrat terkecil yang meminimumkan total kuadratis residual antara hasil model dan hasil pengamatan.

Adapun persamaannya adalah : B = 𝐧 𝚺𝐢=𝟏𝐧 (𝐱𝐲)− 𝚺𝐢=𝟏𝐧 (𝐱).𝚺𝐢=𝟏𝐧 (𝐲)

𝐧 𝚺𝐢=𝟏𝐧 (𝐱𝟐)−[𝚺𝐢=𝟏𝐧 (𝐱)]𝟐 …… (2.45)45

44 Sudjana, Prof. Dr. Ma, Msc. 2005. Metode Statistika Tarsito: Bandung

r = 𝐧 𝚺𝐢=𝟏𝐧 (𝐱𝐲)− 𝚺𝐢=𝟏𝐧 (𝐱).𝚺𝐢=𝟏𝐧 (𝐲)

√𝐧 𝚺𝐢=𝟏𝐧 (𝐱𝟐)−𝚺𝐢=𝟏𝐧 (𝐱)𝟐.𝐧 𝚺𝐢=𝟏𝐧 (𝐲𝟐)−𝚺𝐢=𝟏𝐧 (𝐲)𝟐 …… (2.46) 46 A = 𝚺𝐢=𝟏𝐧 (𝐲)∗𝚺𝐢=𝟏𝐧 (𝐱𝟐)−𝚺𝐢=𝟏𝐧 (𝐱)∗ 𝚺𝐢=𝟏𝐧 (𝐱𝐲)

𝐧 𝚺𝐢=𝟏𝐧 (𝐱𝟐)−[𝚺𝐢=𝟏𝐧 (𝐱)]𝟐 …… (2.47) 47

Keterangan :

A,B = Koefisien Regresi n = Jumlah data pengamatan x = Variabel bebas

y = Variabel tak bebas

Nilai r yang didapatkan nantinya antara -1 hingga 1, apabila didapat nilai r = 1 atau r = -1 maka hubungan antara x dan y sangat kuat, atau dapat menggunakan persamaan yang ada di atas. Dan apabila harga r = 0 maka persamaan tersebut tidak layak.

Multiple R (R majemuk) merupakan suatu ukuran yang mengatur tentang tingkat (keeratan) hubungan linier antara variable terikat dengan seluruh variabel bebas secara bersamaan. Pada kasus dua variabel (satu variabel dan satu variabel bebas), besaran r (biasa dituliskan dengan huruf kecil untuk dua variabel) dapat bernilai positif maupun negative (antara -1 – 1), dan untuk lebih dari dua variabel, besaran R yang lebih besar (+ atau -) menunjukkan hubungan yang kuat.

R Square (R2) sering juga disebut juga dengan

koefisiean determinasi, yang merupakan pengukuran 45 Sudjana, Prof. Dr. Ma, Msc. 2005. Metode Statistika Tarsito: Bandung

46 Sudjana, Prof. Dr. Ma, Msc. 2005. Metode Statistika Tarsito: Bandung

47 Sudjana, Prof. Dr. Ma, Msc. 2005. Metode Statistika Tarsito: Bandung

kebaikan yang sesuai dengan persamaan regresi, dimana memberikan proporsi atau prosentase variasi total dalam variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas. Nilai R2 terletak antara 0 – 1, dan kecocokan modelnya dikatakan lebih baik apabila R2 semakin mendekati 1. (Uraian lebih lanjut dapat dilihat pada pembahasan di bawah).

Adjusted R Square, sifat penting dari R2 yaitu

nilainya merupakan fungsi yang tidak pernah menurun dari banyaknya variabel bebas yang ada dalam model. Oleh karena itu, untuk membandingkan dua R2 dari dua model, maka surveyor harus memperhitungkan banyaknya variabel bebas yang ada di dalam model. Dilakukan dengan menggunakan “Adjusted R Square”. Istilah yang ada pada penyesuaian ini diartikan dengan nilai R2 sudah disesuaikan dengan banyaknya variabel (derajat bebas) dalam model. Memang R2 yang disesuaikan ini nantinya akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah variabel, tetapi peningkatannya relatif kecil.

Untuk melihat seberapa kuat hubungan antara kedua variabel dan untuk melihat besar variabel (Y) yang dipengaruhi oleh variabel (X) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.21 Interprestasi nilai R R Interprestasi 0 0.01 – 0.02 0.21 – 0.40 0.41 – 0.60 0.61 – 0.80 0.81 – 0.99 1 Tidak Berkorelasi Sangat Rendah Rendah Agak Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi

BAB III

METODOLOGI

75

BAB III

METODOLOGI

3.1 Tujuan Metodologi

Tujuan dari metodologi adalah untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan Tugas Akhir ini, guna memperoleh pemecahan masalah sesuai dengan maksud dan tujuan yang telah ditetapkan melalui prosedur kerja yang sistematis, teratur, dan tertib. Sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. 3.2 Metodologi yang Digunakan

Adapun metodologi yang digunakan dalam penyusunan Proyek Akhir ini meliputi :

1. Menyiapkan Administrasi

Administrasi tersebut terdiri dari :

a. Mengurus surat – surat yang diperlukan seperti :

Surat pengantar untuk keperluan pengambilan data dari Kaprodi Diploma III Teknik Sipil ITS

b. Mencari, mengumpulkan, dan mempelajari informasi – informasi segala bentuk kegiatan yang dapat mendukung penyusunan Proyek Akhir ini.

2. Mengumpulkan Data

Proses pengumpulan data ini diperoleh dari survey langsung di lapangan dan dari instansi terkait. Terdapat 2 (dua) data yang dimaksud yaitu data primer dan data sekunder.

1) Data Primer

a. Data geometrik lalu lintas

Data geometrik ini meliputi data lebar pendekat dan data bahu jalan dengan survey geometrik.

b. Data arus lalu lintas

 Data arus lalu lintas adalah data arus kendaraan untuk tiap – tiap pendekat yang dibagi dalam 3 (tiga) arus, yaitu :

 Arus kendaraan lurus (ST)

 Arus kendaraan belok kanan (RT)

 Arus kendaraan belok kiri mengikuti traffic light (LT) atau belok kiri langsung (LTOR) Untuk masing – masing pendekat terdapat berbagai jenis kendaraan yang akan disurvey, yaitu :

 Sepeda motor (MC)

 Kendaraan Ringan (LV)

 Kendaraan Berat (HV)

 Kendaraan tak Bermotor (UM)

 Metode survey

Adapun metode survey yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

 Melaksanaan survey volume lalu lintas pada segmen jalan dan simpang bersinyal untuk hari kerja (Weekday) yaitu pada hari rabu tanggal 16 Maret 2016, sedangkan untuk hari libur

(Weekend) pada hari sabtu tanggal 19 Maret 2016

 Survey akan dilakukan selama 3 periode jam puncak simpang bersinyal, untuk puncak pagi adalah jam 06.00 s/d 09.00, puncak siang adalah jam 11.00 s/d 14.00, puncak sore adalah jam 16.00 s/d 19.00

 Jumlah surveyor untuk segmen jalan dan simpang bersinyal sesuai dengan jumlah pergerakan yang ada, dimana untuk satu pergerakan dibutuhkan surveyor sebanyak 3 orang (2 orang counting dan 1 orang sebagai pencatat).

 Pada simpang bersinyal Jl. Dr. Ir. H. Soekarno – Jl. Kertajaya Indah – Jl. Kertajaya Indah Timur terdapat 12 pergerakan, sehingga didapatkan total surveyor yang dibutuhkan sebanyak 36 orang.

 Jumlah surveyor yang dibutuhkan untuk setiap lampu lalu – lintas yaitu 1 orang. Pada simpang bersinyal Jl. Dr. Ir. H. Soekarno – Jl. Kertajaya Indah – Jl. Kertajaya Indah Timur terdapat 4 lampu lalu - lintas, sehingga didapatkan total surveyor yang dibutuhkan sebanyak 4 orang.

c. Data volume masuk dan keluar kendaraan pada apartemen pembanding Data ini didapatkan dengan survey counting volume kendaraan yang masuk keluar pada apartemen pembanding. Yang mana dari hasil survey tersebut digunakan untuk menghitung analisa regresi bangkitan apartemen One

Galaxy.

2) Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah BAPPEKO Surabaya, adapun data yang bisa didapatkan :

a. Data jumlah pertumbuhan kendaraan di kota Surabaya

b. Data jumlah pertumbuhan kendaraan di kota Surabaya

c. Data tata guna lahan : Data ini meninjau tata guna lahan pada persimpangan Jl. Dr. Ir. H. Soekarno – Jl. Kertajaya Indah – Jl. Kertajaya Indah Timur (Komersial, Pemukiman, dan Akses Terbatas). d. Data apartemen pembanding

3. Perhitungan Segmen Jalan dan Simpang Bersinyal

Berdasarkan perolehan data – data tersebut, maka dapat dilakukan perhitungan – perhitungan seperti berikut :  Segmen Jalan : a. Kapasitas (C) b. Derajat Kejenuhan c. Kecepatan  Simpang Bersinyal :

a. Kapasitas (C) b. Tundaan (D)

c. Derajat Kejenuhan (DS) d. Panjang Antrian

e. Faktor perilaku yang berpengaruh terhadap kondisi lalu lintas simpang dan ruas jalan, apakah masih layak atau tidak untuk dipertahankan.

4. Analisa dan Evaluasi Kinerja Simpang

Setelah dilakukan pengolahan data, apabila diperoleh DS < 0,75 maka simpang bersinyal dan segmen jalan yang ditinjau pada kondisi eksisting saat ini (tahun 2016) dapat langsung dievaluasi mulai saat beroperasinya One Galaxy

(2018) sampai 5 tahun ke depan (2023).

Namun apabila diperoleh DS > 0,75 maka segmen jalan dan simpang bersinyal yang ditinjau dievaluasi kembali dengan melakukan beberapa alternatif evaluasi.

Pada evaluasi kinerja simpang dapat dilakukan beberapa alternatif evaluasi seperti :

a. Mengubah fase pergerakan arus lalu lintas b. Memperbaiki waktu sinyal traffic light c. Memperbaiki rambu lalu lintas

d. Memperbaiki manajemen lalu – lintas e. Mengubah kondisi geometric

f. Mengkombinasikan beberapa alternatif di atas.

5. Dari hasil analisa kinerja segmen dan simpang bersinyal Jl. Dr. Ir. H. Soekarno – Jl. Kertajaya Indah – Jl. Kertajaya Indah Timur, maka dapat disimpulkan pengerjaan proyek akhir ini dianggap telah selesai.

Start 3.3 Diagram Alir

Dokumen terkait