• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

6.1 Identifikasi risiko

6.2.2 Analisis Risiko Diversifikasi

Salah satu bentuk strategi penanganan risiko yang sering dilakukan perusahaan adalah diversifikasi usaha. Pinewood Organic Farm dalam menjalankan usahanya juga turut menggunakan teknik strategi diversifikasi ini yaitu dengan mengusahakan berbagai jenis komoditas sayuran yang diusahakan

65 secara organik. Perhitungan risiko tunggal dari masing-masing komoditi yang dilakukan sebelumnya merupakan gambaran besaran risiko yang dihadapi oleh The Pinewood Organic Farm dari tiap-tiap komoditas.

Gambaran itu merupakan nilai risiko yang dihadapi apabila perusahaan hanya mengusahakan satu komoditas saja. Faktanya The Pinewood Organic Farm mengusahakan empat komoditas sayuran organik secara bersamaan. Untuk menilai risiko keempat komoditas sayuran brokoli, tomat, bayam hijau, dan wortel, maka digunakan rumusan risiko diversifikasi yang menghitung nilai risiko sayuran organik secara bersamaan.

Perhitungan risiko portofolio yang dilakukan mencakup gabungan dua komoditas, tiga komoditas dan empat komoditas. Risiko portofolio dari kombinasi dua aset yang dihitung adalah sebanyak enam portofolio antara lain gabungan brokoli dan tomat, brokoli dan bayam hijau, brokoli dan wortel, tomat dan bayam hijau, tomat dan wortel, bayam hijau dan wortel. Risiko portofolio dari kombinasi tiga komoditas yang dihitung adalah sebanyak empat portofolio yaitu gabungam brokoli, tomat, dan bayam hijau; brokoli, tomat, dan wortel; brokoli, bayam hijau, dan wortel; tomat, bayam hijau dan wortel.

Tabel 12. Penilaian risiko Produksi Diversifikasi berdasarkan Penerimaan pada Brokoli, Tomat, Bayam hijau, dan Wortel di The Pinewood Organic Farm Komoditas Expected Return Variance Standard Deviation Coefficient Variation b+t 88,038.20 285,785,374.55 16,905.19 0.19 b+bh 77,606.55 249,316,116.64 15,789.75 0.20 b+w 88,250.13 305,488,066.00 17,478.22 0.20 t+bh 51,625.62 135,821,356.59 11,654.24 0.23 t+w 60,063.10 169,041,657.17 13,001.60 0.22 bh+w 51,928.39 509,239,971.95 22,566.35 0.43 b+t+bh 74,926.79 230,533,522.04 15,183.33 0.20 b+t+w 83,171.03 270,864,473.69 16,457.96 0.20 b+bh+w 75,068.07 243,020,643.70 15,589.12 0.21 t+bh+w 54,121.39 143,131,595.77 11,963.76 0.22 b+t+bh+w 72,986.30 226,994,447.32 15,066.33 0.21

Keterangan : b = Brokoli bh = Bayam hijau t = Tomat w = Wortel

Risiko portofolio dari kombinasi empat komoditas adalah gabungan brokoli, tomat, bayam hijau, dan wortel. Total perhitungan risiko portofolio yang

66 dianalisis adalah sebanyak 11 portofolio, yang perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 12. Hasil perhitungan risiko diversifikasi yang ditampilkan pada Tabel 12 merupakan gambaran risiko yang dihadapi Pinewood Organic Farm dengan melakukan dua, tiga dan empat kombinasi usaha yang dihitung berdasarkan produktivitas dengan besarnya penerimaan. Penjelasan mengenai hasil perhitungan risiko diversifikasi komoditas sayuran organik pada Tabel 12 tersebut dijelaskan sebagai berikut.

A. Analisis Risiko Diversifikasi Dua Komoditas

Berdasarkan koefisien variasi pada diversifikasi dua komoditas, bayam hijau dan wortel memiliki risiko yang paling tinggi 0,43 dengan expected return yang lebih rendah dibandingkan dengan dua kombinasi lainnya. Risiko yang paling rendah adalah gabungan brokoli dan tomat 0,19 dengan nilai expected return yang tinggi.

1. Brokoli dan Tomat

Kombinasi brokoli dan tomat adalah gabungan dari komoditas yang memiliki nilai expected return paling tinggi diantara diversifikasi dua kombinasi lainnya. Spesialisasi tomat memiliki nilai expected return tinggi sedangkan komoditas tomat memiliki nilai expected return paling rendah. Dilihat dari nilai koefisien variasi, gabungan kedua komoditas ini memiliki risiko yang paling rendah 0,19 yang artinya setiap satu rupiah penerimaan yang diterima akan menghasilkan risiko sebesar 0,19.

Brokoli sebagai komoditas yang mempunyai risiko yang rendah dalam budidayanya, walaupun komoditas ini sangat rentan terhadap perubahan cuaca dan hama penyakit. Selain itu brokoli memiliki harga yang paling tinggi diantara keempat komoditas merupakan faktor yang sedikit mempengaruh besarnya penerimaan yang didapat. Diversifikasi brokoli dengan tomat merupakan kombinasi komoditas yang sangat baik, karena pada usaha spesialisasinya memiliki tingkat risiko yang rendah, sehingga jika dilakukan kombinasi dua komditas ini maka risiko yang dihadapi hampir sama dengan usaha spesialisasinya.

Tujuan penggunaan strategi diversifikasi pada kondisi yang berisiko adalah untuk meminimalisasi besarnya risiko pada satu komoditi atau usaha. Hal ini akan

67 efektif apabila hasil penilaian risiko menunjukkan nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai risiko pada saat mengusahakan satu komoditi. Pada Pinewood Organic Farm nilai risiko kombinasi antara brokoli dan tomat menunjukkan hasil yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan hanya mengusahakan satu komoditas.

Nilai coefficient variation kombinasi antara brokoli dan tomat memiliki nilai risiko lebih rendah dengan nilai coefficient variation brokoli dan tomat dengan penghitungan nilai risiko tunggal yaitu masing-masing bernilai 0,19. Melalui usaha diversifikasi dua komoditas brokoli dengan tomat menghasilkan nilai risiko yang sama dengan nilai risiko tunggal. Sehingga kombinasi dua komoditas brokoli dan tomat sangat dianjurkan untuk diterapkan, dilihat dari nilai expected return yang dihasilkan.

2. Brokoli dan Bayam hijau

Strategi diversifikasi yang kedua adalah kombinasi komoditas brokoli dan bayam hijau. Kombinasi dua komoditas ini merupakan gabungan dari brokoli yang mempunyai nilai expected return paling tinggi dalam usaha spesialisasinya dengan bayam hijau memiliki nilai expected return paling rendah dengan tingkat risiko tertinggi dalam usaha spesialisasinya. Diversifikasi kedua komoditas brokoli dan bayam hijau menghasilkan risiko 0,20, perbedaannya tidak terlalu signifikan dengan nilai risiko diversifikasi dua kombinasi lainnya. Brokoli dapat menutupi tingkat risiko bayam hijau jika diproduksi secara tunggal.

Diversifikasi dua kombinasi brokoli dan bayam hijau mampu untuk mengurangi risiko dibanding dengan usaha spesialisasinya, begitu pun dengan nilai expected return yang dihasilkan meningkat. Kombinasi diversifikasi brokoli dan bayam hijau ini menghasilkan nilai risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan usaha spesialisasi bayam hijau yang memiliki risiko yang paling tinggi diantara tiga komoditas lainnya. Maka diversifikasi dua komoditas ini bisa diaplikasikan dengan melihat nilai expected return yang dihasilkan.

3. Brokoli dan Wortel

Diversifikasi brokoli dan wortel merupakan gabungan dua komoditas dengan nilai expected return yang tidak berbeda signifikan dengan kombinasi brokoli dan bayam hijau. Dari hasil hitungan diversifikasi pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa,

68 diversifikasi antara brokoli dan wortel nilai expected return yang dihasilkan paling tinggi dari pada kombinasi dua komoditas lainnya.

Dilihat dari nilai coefficient variation diversifikasi brokoli dan wortel, risiko yang dihadapi setelah adanya diversifikasi dengan nilai pada spesialisasi menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Akan tetapi, nilai risiko dan ekspektasi penerimaan yang dihasilkan dari diversifikasi dua kombinasi lebih rendah dibandingkan dengan usaha spesialisasi untuk komoditas wortel. Untuk perusahaan usaha diversifikasi kombinasi dua komoditas brokoli dan wortel baik untuk dipilih.

4. Tomat dan Bayam hijau

Strategi penggabungan dua komoditas lainnya adalah komoditas tomat dan bayam hijau. Pada usaha spesialisasinya bayam hijau mempunyai nilai risiko yang sangat tinggi dibandingkan dengan komoditas lainnya, dengan nilai expected return yang paling rendah. Diversifikasi tomat yang pada usaha spesialisasinya memiliki risiko yang paling rendah, dengan bayam hijau yang memiliki risiko yang sangat tinggi.

Hasil perhitungannya dapat dilihat bahwa diversifikasi tomat dan bayam hijau menghasilkan risiko tinggi. Nilai expected return yang dihasilkan paling rendah diantara kombinasi dua komoditas lainnya. Selain tingkat risiko yang tinggi, kombinasi ini tidak dapat meningkatkan nilai penerimaan yang diterima oleh perusahaan.

5. Tomat dan Wortel

Diversifikasi dua komoditas tomat dan wortel merupakan gabungan dari dua komoditas yang mempunyai luasan lahan yang sedikit dibandingkan dengan komoditas lainnya. Hasil perhitungan diversifikasi pada Tabel 12, gabungan dua komoditas tomat dan wortel menghasilkan risiko tinggi atau diversifikasi yang dihitung yaitu sebesar 0.22. Artinya, setiap penerimaan satu rupiah, risiko yang dihadapi sebesar 0,22 rupiah. Pengusahaan kedua komoditas ini dengan cara diversifikasi belum mampu menekan risiko, yang mana tingkat risiko yang dihasilkan sama dengan tingkat risiko pada usaha tunggalnya. Nilai expected return yang dihasilkan dari kombinasi ini rendah.

69 6. Bayam hijau dan Wortel

Dalam usaha spesialisasinya, bayam hijau dan wortel memiliki tingkat risiko yang paling tinggi dengan nilai expected return rendah, dari semua kombinasi dua komoditas lainnya. Hasil perhitungan yang didapat dari penggabungan keduanya memiliki tingkat risiko yang paling tinggi yaitu 0,43, dengan nilai expected return paling rendah diantara bentuk diversifikasi dua kombinasi lainnya.

Strategi pengusahaan diversifikasi untuk gabungan dua komoditas bayam hijau dan wortel memiliki nilai risiko yang hampir sama dengan nilai risiko pada usaha spesialisasi masing-masing komoditas. Perusahaan tidak dianjurkan untuk mengkombinasikan komoditas bayam hijau dan wortel, karena risiko yang dihasilkan tinggi dengan nilai penerimaan yang rendah.

B. Analisis Risiko Diversifikasi Tiga Komoditas

Risiko diversifikasi dengan tiga komoditas menghasilkan empat kombinasi atau gabungan. Keempat variasi yang ada pada Tabel 12, rata-rata memiliki nilai risiko yang sama, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Perbedaan dapat dilihat pada nilai expected return masing-masing tiga kombinasi tersebut.

1. Brokoli, Tomat, dan Bayam hijau

Strategi tiga aset atau komoditi yang diusahakan brokoli, tomat dan bayam hijau memiliki risiko yang hampir sama dengan kombinasi tiga aset lainnya. expected return yang dihasilkan juga tidak terlalu berbeda secara signifikan untuk komoditas brokoli tetapi meningkat untuk komoditas tomat dan bayam hijau dibandingkan dengan mengusahakannya secara tunggal.

Kombinasi ini sebaiknya dapat dipilih atau tidak oleh perusahaan dalam usaha diversifikasi dengan tiga komoditas. Dilihat dari risiko yang dihadapi hampir sama dengan pengusahaan diversifikasi dua aset yaitu gabungan brokoli dan wortel, brokoli dan bayam hijau. Dilihat dari nilai expected return yang dihasilkan oleh gabungan brokoli dan wortel lebih tinggi dibanding dengan menggabungkan tiga komoditas yang menghasilkan return yang rendah.

2. Brokoli, Tomat, dan Wortel

Diversifikasi tiga komoditas brokoli, tomat dan wortel merupakan gabungan yang menghasilkan return yang paling tinggi jika diusahakan dengan tingkat risiko yang tidak terlalu tinggi. Pengusahaan tiga komoditas ini secara

70 diversifikasi sangat bagus dilakukan oleh perusahaan karena akan meningkatkan penerimaan. Usaha untuk mengurangi risiko dapat dilakukan dengan penanganan risiko yang sudah dijalankan. Jika risiko dapat diminimalisir, maka penerimaan yang didapat dari penggabungan tiga komoditas ini akan meningkat.

3. Brokoli, Bayam hijau, dan Wortel

Kombinasi tiga komoditas ini, dilihat dari hasil perhitungan pada Tabel 12, menghasilkan risiko yang sangat tinggi, walaupun return yang dihasilkan cukup tinggi dibandingkan dengan dua kombinasi lainnya. Hasil perhitungan coefficient variation dari diversifikasi tiga aset pada komoditas brokoli, bayam hijau, dan wortel, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan coefficient variation yang dihasilkan jika memproduksi masing-masing komoditas secara tunggal.

Perusahaan sebaiknya tidak memilih kombinasi ini untuk diterapkan dalam usaha diversifikasi untuk pengurangan risiko. Karena akan lebih banyak biaya yang dikeluarkan untuk ketiga komoditas, dibandingkan dengan hanya memproduksi satu komoditas saja.

4. Tomat, Bayam hijau, dan Wortel

Diversifikasi tiga aset dengan komoditas tomat, bayam hijau, dan wortel memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi tiga aset lainnya. Dilihat dari nilai expected return yang dihasilkan, gabungan dari ketiga komoditas ini sangat rendah. Karena secara spesialisasi ketiga komoditas ini memiliki tingkat risiko yang tinggi.

C. Analisis Risiko Diversifikasi Empat Komoditas

Kombinasi antara empat komoditas brokoli, bayam hijau, tomat, dan wortel merupakan kombinasi portofolio. Kombinasi keempat komoditas ini merupakan kombinasi yang menunjukkan nilai risiko secara keseluruhan. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 12, nilai koefisien variasi pada diversifikasi empat komoditas brokoli, tomat, bayam hijau, dan wortel diperoleh bahwa nila expected return yang dihasilkan berada diantara nilai expected return brokoli, tomat, bayam hijau, dan wortel secara tunggal. Nilai koefisien variasi ini juga berada diantara risiko diversifikasi dua komoditas dan tiga komoditas. Artinya kombinasi keempat komoditas sayuran organik ini mampu meningkatkan penerimaan untuk komoditas tomat, bayam hijau, dan wortel dalam usaha secara tunggal.

71 Berdasarkan nilai koefisien variasi pada divesifikasi pada empat komoditas dapat dilihat bahwa dengan diversifikasi empat komoditas yang dilakukan oleh The Pinewood Organic Farm menghadapi risiko 0.21. Nilai ini lebih berada diantara atau rata-rata risiko yang dihasilkan pada kombinasi lainnya.

Tabel 13. Penilaian risiko Produksi Spesialisasi dan Diversifikasi berdasarkan Penerimaan pada Brokoli, Tomat, Bayam hijau, dan Wortel di The Pinewood Organic Farm

Komoditas Expected Return Variance Standard Deviation Coefficient Variation Risiko Tunggal b 95,611.44 335,357,728.96 18,312.78 0.19 t 59,548.40 134,791,274.05 11,609.96 0.19 bh 48,230.14 136,264,151.04 11,673.22 0.24 w 60,557.62 205,597,496.54 14,338.67 0.23 Risiko Portofolio b+t 88,038.20 285,785,374.55 16,905.19 0.19 b+bh 77,606.55 249,316,116.64 15,789.75 0.20 b+w 88,250.13 305,488,066.00 17,478.22 0.20 t+bh 51,625.62 135,821,356.59 11,654.24 0.23 t+w 60,063.10 169,041,657.17 13,001.60 0.22 bh+w 51,928.39 509,239,971.95 22,566.35 0.43 b+T+bh 74,926.79 230,533,522.04 15,183.33 0.20 b+T+w 83,171.03 270,864,473.69 16,457.96 0.20 b+bh+w 75,068.07 243,020,643.70 15,589.12 0.21 t+bh+w 54,121.39 143,131,595.77 11,963.76 0.22 b+t+bh+w 72,986.30 226,994,447.32 15,066.33 0.21

Keterangan : b = Brokoli bh = Bayam hijau t = Tomat w = Wortel Nilai risiko yang cenderung lebih tinggi pada usaha diversifikasi yang mengandung komoditas bayam hijau dan wortel. Hal itu disebabkan oleh luasan lahan yang digunakan untuk kedua komoditas tersebut lebih besar dibandingkan dengan komoditas sayuran tomat dan wortel. Selain itu, budidaya bayam hijau yang sangat rentan terhadap kondisi alam juga mempengaruhi tingkat risiko yang dihadapi, apalagi dibudidayakan secara organik. Harga brokoli yang lebih tinggi dari komoditas yang lainnya juga berpengaruh terhadap penerimaan yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil perbandingan risiko pada keempat komoditas sayuran organik brokoli, tomat, bayam hijau, dan wortel yang dilakukan Pinewood Organic Farm disimpulkan bahwa diversifikasi dapat mengurangi risiko yang ada.

72 Pada diversifikasi tiga komoditas brokoli, tomat dan wortel memiliki risiko paling rendah dengan nilai expected return-nya yang tinggi. Akan tetapi, dengan melakukan diversifikasi tidak serta-merta berarti menghilangkan risiko atau membuat risiko menjadi nol.

Artinya meskipun perusahaan telah melakukan diversifikasi, perusahaan tetap menghadapi risiko. Hal ini dapat dilihat pada hasil perbandingan risiko produksi yang diperoleh yakni nilai variance, standard deviation, coefficient variation tidak sama dengan nol. Adanya diversifikasi maka kegagalan pada salah satu usaha diharapkan bisa dikompensasi dari usaha yang lainnya. Oleh karena itu diversifikasi merupakan alternatif yang tepat untuk meminimalkan risiko.

6.3 Strategi Penanganan Risiko

Analisis risiko diversifikasi yang merupakan rangkaian usaha penanganan dan pengendalian tingginya nilai risiko yang dihadapi sebuah perusahaan menempatkan kegiatan penyusunan strategi penanganan risiko ini sebagai langkah final atau tahapan terakhir. Artinya tahapan strategi penanganan risiko ini merupakan kajian aplikatif yang harus diterapkan apabila perusahaan hendak mengurangi dan mengendalikan risiko yang sedang dihadapi. Strategi penanganan risiko yang disusun merupakan bentuk kajian yang diambil berdasarkan kondisi sebenarnya yang terjadi pada perusahaan. Usaha produksi sayuran organik brokoli, tomat, bayam hijau, dan wortel mempunyai risiko yang cukup tinggi dan membutuhkan strategi penanganan risiko yang tepat.

The Pinewood Organic Farm dalam melakukan kegiatan usahanya, telah melakukan beberapa tindakan untuk menghadapi adanya risiko produksi. Risiko produksi yang dihadapi perusahaan masih dipengaruhi oleh faktor cuaca, hama dan penyakit, dan sumber daya manusia serta manajemen. Untuk itu perlu dilakukan manajemen risiko produksi yang baik agar risiko yang ada dapat diminimalkan. Adapun strategi yang sudah dijalankan dan alternatif strategi yag dapat dilakukam oleh perusahaan untuk meminimalisir risiko produksi sayuran organik diantaranya :

1. Diversifikasi Usaha

Diversifikasi usaha merupakan salah satu strategi dalam penanganan risiko, yang mana diharapkan dengan adanya diversifikasi akan dapat

73 meminimalkan risiko yang dihadapi. Diversifikasi usaha merupakan bentuk strategi penanganan risiko yang didasarkan pada ide bahwa hasil dari bermacam-macam usaha tidak meningkat atau turun pada suatu saat bersamaan.

The Pinewood Organic Farm telah mengusahakan beragam jenis sayuran organik, dengan harapan jika terjadi kegagalan di usaha satu atau memiliki hasil yang rendah maka usaha-usaha yang lain mungkin akan memiliki hasil yang lebih tinggi. Hal tersebut dapat terus dijalankan, dengan memproduksi jenis komoditas yang memiliki permintaan yang lebih banyak, atau dengan memperluas luasan lahan produksi sayuran organik.

Hasil dari usaha diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan telah mampu untuk mengurangi risiko, dibanding hanya memproduksi satu komoditas saja. Beragamnya jenis sayuran yang diproduksi akan dapat menekan risiko dan penerimaan yang di terima oleh perusahaan juga ikut meningkat.

2. Pengendalian Hama dan Penyakit

Sayuran organik merupakan tanaman yang sangat rentan terhadapa hama dan penyakit, yang merupakan sumber risiko dalam kegiatan produksinya. Perusahaan dalam penanganan hama dan penyakit ini dapat melakukan sanitasi lingkungan atau areal pertanaman yang harus dilakukan secara rutin. Rotasi tanaman dengan yang berbeda family pada lahan yang sama serta pemberaan lahan yang optimal harus lebih efektif lagi dilakukan. 3. Memperbaiki dan Merawat Fasilitas Fisik

Fasilitas fisik yang dimiliki oleh perusahaan harus mendapatkan perawatan yang baik, seperti green house yang sudah rusak atau berlubang, dapat segera diperbaiki agar hama dari luar tidak dapat masuk ke dalam. Perawatan yang intensif di lapang terhadap tanaman sayuran organik juga harus ditingkatkan.

4. Kontrak Produksi

Selama ini The Pinewood Organic Farm sering tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen dari hasil produksi sendiri, maka dari itu perusahaan selalu mencari supplai dari pemasok lain terutama untuk komoditas brokoli.

74 Perusahaan tidak melakukan mitra dengan para penyuplai lain. Sistem yang diterapkan adalah sistem beli putus, dengan harga yang telah disepakati, sehingga tidak ada keterkaitan anatara perusahaan dengan pihak penyuplai atau petani lainnya.

Hal yang sebaiknya pihak The Pinewood Organic Farm melakukan kegiatan mitra dengan petani-petani yang memproduksi sayuran organik untuk komoditas-komoditas tertentu dengan harga jual yang disepakati oleh kedua belah pihak, sehingga nantinya perusahaan dapat memenuhi kebutuhan konsumen setiap minggunya. Kemitraan juga dapat dilakukan dengan pihak penyuplai input produksi seperti benih dan pupuk organik.

Pola kemitraan yang dapat diterapkan adalah kemitraan inti plasma, dimana perusahaan bertindak sebagai inti dengan petani-petani yang bermitra dengan perusahaan sebagai plasma. Adanya kegiatan kemitraan ini dapat meningkatkan hasil produksi sayuran organik, dimana area produksi lebih luas, dan petani lebih optimal dalam kegiatan produksinya. Sehingga risiko produksi yang dihadapi oleh perusahaan dapat dikurangi.

The Pinewood Organic Farm juga harus melakukan pengontrolan terhadap petani mitra, agar sayuran organik yang dihasilkan petani mitra sesuai dengan standar prosedur yang mengacu pada sertifikasi organik yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Perusahaan dapat memperluas areal pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan.

5. Pengolahan hasil produksi

Hasil produksi mempengaruhi pendapatan yang akan diterima oleh perusahaan. Jadi apabila hasil produksi melebihi dari permintaan yang ada, dan tidak dapat dipasarkan, maka akan terjadi penumpukan hasil panen, dan bila tidak segera didistribusikan atau dipasarkan, maka hasil panen tersebut akan membusuk. Hal itu dapat menyebabkan kerugian. Risiko-risiko tersebut dapat diatasi dengan melakukan perlakuan lebih lanjut dengan cara pengolahan hasil panen.

Perusahaan memanfaatkan hasil-hasil produksi terutama untuk komoditas hasil produksi sisa, untuk diolah dalam bentuk lain. Seperti tomat yang sering mengalami kelebihan panen sehingga sering menumpuk di

75 gudang sampai membusuk dan dibuang, atau buah tomat yang masih bisa dikonsumsi dapat dibawa pulang oleh pekerja. Padahal tomat tersebut dapat diolah sebagai pupuk, atau bisa di produksi menjadi saus.

76

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Diversifikasi yang dilakukan oleh The Pinewood Organic Farm dapat menekan risiko usaha produksi sayuran organik yang diusahakan. Usaha diversifikasi kombinasi empat komoditas brokoli, tomat, bayam hijau, dan wortel menghasilkan tingkat risiko yang tidak terlalu berbeda secara signifikan dengan usaha spesialisasi untuk masing-masing komoditas. Tetapi dilihat dari nilai expected return yang dihasilkan, diversifikasi dapat meningkatkan nilai penerimaan yang diterima oleh perusahaan.

Hasil perhitungan diversifikasi risiko yang diperoleh dapat dilihat bahwa bayam hijau dan wortel memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan brokoli dan tomat. Sehingga kombinasi yang digabungkan dengan komoditas terutama bayam hijau, akan meningkatkan risiko pada kombinasi deversifikasi tersebut.Diversifikasi untuk empat komoditas dilakukan perusahaan untuk dapat mengurangi risiko pada usaha spesialisasinya. Karena jika salah satu komoditas mengalami risiko, maka komoditas yang lain diharapkan memiliki hasil yang tinggi. Kombinasi ini menghasilkan tingkat risiko yang tidak terlalu tinggi diantara yang lainnya, dengan nilai expected return yang tinggi.

The Pinewood Organic Farm telah melakukan strategi pengurangan risiko dengan cara diversifikasi yaitu mengusahakan banyak jenis komoditas. Untuk mengatasi kekurangan dalam memenuhi permintaan konsumen, perusahaan menyuplai dari petani lain dengan sistem beli putus tanpa adanya ikatan kerjasama.

7.2 Saran

Usaha diversifikasi yang dilakukan oleh The Pinewood Organic Farm untuk keempat komoditas yang diteliti dapat mengurangi risiko. Dengan memproduksi banyak jenis komoditas sayuran organik lainnya dapat lebih meningkatkan penerimaan yang didapat oleh perusahaan disamping risiko yang dihadapi. Perbaikan manajemen internal perusahaan yang baik, dengan pembagian

77 tugas yang jelas perlu dilakukan agar kegiatan produksi di lapang dapat berjalan dengan baik.

Adanya perbaikan teknologi yang dilakukan oleh perusahaan khususnya untuk produksi komoditas bayam organik di lahan terbuka, perbaikan green house yang sudah rusak, pengairan yang sudah otomatis untuk keseluruhan areal produksi. Hal yang paling penting dilakukan oleh perusahaan adalah membina hubungan mitra dengan petani yang dapat menyuplai sayuran organik, guna mencukupi permintaan konsumen untuk komoditas tertentu yang belum dapat dipenuhi oleh konsumen. Sehingga dapat lebih meningkatkan penerimaan perusahaan.

78

DAFTAR PUSTAKA

Dokumen terkait